BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), merupakan kewajiban bagi semua perusahaan yang go public. Sesuai dengan Peraturan Bapepam No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, Bapepam mewajibkan setiap perusahaan go public yang terdaftar di Pasar Modal untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen kepada Bapepam selambat-lambatuya akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham (Subekti dan Widiyanti, 2004). Chambers and Penman (1984) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang terlambat menyebabkan 1
2 abnormal returns negatif sedangkan pengumurnan laba yang lebih cepat menyebabkan hal yang sebaliknya. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan. Menurut Hilmi dan Ali (2008), ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan disaj ikan tepat waktu. Sebagai sebuah informasi, laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disajikan tepat waktu bagi pembuat keputusan. Selain itu Laporan keuangan pada dasarnya harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas dari laporan keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan (IAI, 2013). Laksono dan Mu'id (2014) menyatakan, supaya informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut memiliki tingkat relevansi yang baik maka informasi yang disajikan harus tepat waktu guna mendukung pengambilan keputusan. Informasi tersebut akan kehilangan relevansinya apabila terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan. Timelines dari penyampaian laporan keuangan ini berhubungan dengan waktu yang diperlukan oleh auditor dalam memberikan opini dari laporan keuangan perusahaan. Adanya peraturan Bapepam, dan juga pentingnya ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan, dua hal tersebut seakan menuntut para auditor untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik- baiknya, sesuai dengan Standar Auditing yang merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Auditor harus memenuhi Standar auditing yang telah
3 ditetapkan dan disajikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang terdiri dari, standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdarnpak larnanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak peningkatan kualitas hasil audit. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin lama. Auditor juga dituntut untuk mampu menyikapi keadaan perusahaan, sehingga tetap bisa segera menyelesaikan pekeljaan lapangan dan memberikan opininya. Hal ini supaya perusahaan tidak terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan auditannya ke Bapepam. Semakin cepat auditor dalam menilai laporan keuangan perusahaan, maka semakin cepat pula perusahaan bisa mempublikasikan laporan keuangan auditannya. Sehingga bisa digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan ekonominya. Setiap perusahaan yang go public, berharap agar banyak investor yang menanarnkan modalnya di perusahaannya. Namun demikian investor juga selalu memilih perusahaan mana yang paling menguntungkan. Perusahan property dan real estate, mulai tahun 2013 menurut survey konsultan property Colliers International mengalami perkembangan yang cukup besar. Bahkan Price Waterhouse Coopers (PWC) serta Urban Land Institute yang berbasis di AS menguraikan bahwa Indonesia terutama Jakarta diperkirakan dapat menjadi pasar real estate paling atas di Asia pada 2013 hingga lima tahun ke depan. (https://id id.facebook.com!harian Neraca). Diliriknya perusahaan property dan real estate oleh investor ini, membuat perusahaan di bidang jasa terse but harus berbenah diri, salah satunya dengan mempublikasikan laporan keuangan auditannya dengan
4 tepat waktu. Hal ini menjadi tuntutan bagi auditor untuk menghindari keterlambatan penilaian laporan keuangan perusahaan. Subekti dan Widiyanti (2014), menyatakan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering dinamai dengan audit delay atau audit report lag. Semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin panjang pula audit delay atau audit report lag nya ( Iskandar dan Trisnawati, 2010). Lamanya rentang audit report lag ini dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi audit report lag, yang telah banyak dilakukan dalam beberapa penelitian sebelumnya, diantaranya ukuran perusahaan, total revenue, tingkat profitabilitas, lamanya menjadi klien KAP, tahun buku perusahaan. Arah hubungan faktor tersebut adalah berhubungan positif dengan audit report lag. Pada penelitian Saleh (2004) menganalisa ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur, dengan menggunakan variabel penelitian rasio gearing, projitabilitas, ukuran perusahaan (size), umur perusahaan (age), item-item luar biasa dan!atau kontigensi (extra) dan struktur kepemlikan (own). Hasil penelitian ini hanya menemukan satu bukti empiris yaitu variable extra secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, namun hal ini relatif cukup dapat memberikan implikasi pertimbangan untuk mematuhi peraturan (compliance theory perspektif normatif) dalam
5 mengungkapkan informasi bagi pihak-pihak pengguna atau pemakai sehingga tidak terjadi asimetri informasi (agency theory). Sedangkan Respati (2004) mene!iti faktor-faktor seperti debt to equity ratio, ukuran perusahaan, profitability, konsentrasi kepemilikan pihak luar, dan konsentrasi perusahaan oleh pihak dalam yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan menggunakan sampel sebanyak dua ratus enam puluh enam (266) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 1999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership) secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan, debt to equity rasio dan kepemilikan perusahaan oleh pihak dalam tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Masalah tentang Audit report lag telah banyak diteliti, demikian juga tentang ketepatan waktu publikasi laporan keuangan. Akan tetapi dengan adanya hasil yang tidak sama atau tidak konsisten pada penelitian terdahulu membuat masalah tersebut menjadi objek yang signifikan untuk diteliti lebih lanjut. Salah satunya adalah dalam penelitian Oktorina dan Suharli (2005) mengenai faktorfaktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Sedangkan debt to equity ratio dan profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Givaly dan Palmon (1984) menunjukkan bahwa tingginya debt to equity ratio mencerminkan
6 tingginya resiko yang dialarni perusahaan, oleh karena itu perusahaan akan cenderung tidak tepat waktu dalarn menyarnpaikan laporan keuangannya karena perusahaan membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk menekan debt to equity ratio yang dialarni perusahaan. Pentingnya publikasi laporan keuangan auditan dan ketepatan waktu dalarn penyarnpaiannya sebagai informasi yang bermanfaat bagi setiap pelaku bisnis di pasar sekuritas, adanya Audit Report Lag yang dapat mempengaruhi manfaat informasi laporan keuangan auditan yang dipublikasikan, dan beberapa penelitian yang hasilnya tidak sarna atau tidak konsisten, merupakan motifasi penulis untuk meneliti kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag. Penelitian ini menguji apakah ukuran KAP, umur listing, ukuran perusahaan, debt equity ratio (DER), jumlah dewan komisaris, dan kornisaris independen berpengaruh terhadap Audit Report Lag. 1.2 Rumusan Masalab Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut : I. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap Audit Report Lag? 2. Apakah umur listing berpengaruh terhadap Audit Report Lag? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Audit Report Lag? 4. Apakah debt equity ratio (DER) berpengaruh terhadap Audit Report Lag? 5. Apakah jumlah dewan komisaris berpengaruh terhadap Audit Report Lag? 6. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap Audit Report Lag?
7 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : I. Menguji pengaruh ukuran KAP terhadapaudit Report Lag. 2. Menguji pengaruh umur listing terhadap Audit Report Lag. 3. Menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadapaudit Report Lag. 4. Menguji pengaruh debt equity ratio (DER) terhadap Audit Report Lag. 5. Menguji pengaruhjumlah dewan komisaris terhadap Audit Report Lag. 6. Menguji pengaruh komisaris independen terhadap Audit Report Lag. 1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini bermanfaat antara lain : l. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai : a. Sumbangan dalam khasanah ilimu pengetahuan terutama di bidang akuntansi. b. Referensi untuk penelitian selanjutnya, dan sebagai bahan kajian dalam penelitian sejenis di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi para praktisi, yaitu : a. Bagi Investor, analis laporan keuangan, kreditur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang laporan keuangan dan gambaran perusahaan yang sebenarnya juga sebagai bahan pertimbangan sebeium mengambil keputusan investasi di pasar modal Indonesia.
8 b. Bagi Perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan untuk membuat laporan keuangan yang benar dan lengkap, sehingga akan memperlancar penilaian audit dan berusaha menyampaikan tepat waktu sehingga laporan tersebut tidak kehilangan relevansinya serta dapat menarik perhatian para investor sehingga mau berinvestasi di perusahaan tersebut. c. Bagi auditor Diharapkan penelitian ini juga lebih membuka wawasan bagi para auditor tentang faktor yang membuat pekeljaannya tidak lancar yang menimbulkan delay dalam penilainnya, sehingga bisa mengantisipasi sebelumnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingk.up penelitian dimaksudkan untuk memberikan batasan dari segala hal yang akan diteliti, supaya penelitian terfokus hanya pada masalahmasalah yang sesuai dengan judul saja. Penelitian ini dibatasi pada pengujian pengaruh faktor ukuran KAP, umur listing, ukuran perusahaan, debt equity ratio (DER), jumlah dewan komisaris, dan komisaris independen terhadap Audit Report Lag. Sebagai sampelnya adalah perusahaan property dan real estate yang listing di Bursa Efek Indonesia. Tahun pengamatan dibatasi hanya untuk tahun 2011, 2012, dan 2013.