BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN. Analisa Rasio Keuangan Analisa Dupont Analisa MNA & EVA. 3Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Aktivitas, Likuiditas, dan Leverage Keuangan terhadap Earnings Per Share (EPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Hasil penelititan hipotesis ini membuktikan bahwa tingkat aktivitas (Total Assets Turnover) secara parsial dan simultan berpengaruh (positif dan signifikan) terhadap Earnings Per Share (EPS), sedangkan tingkat likuiditas (Current Ratio) dan leverage keuangan (Debt to Equity Ratio) tidak berpengaruh terhadap Earnings Per Share (EPS). Tessa Silvia Maryatika Tobing pada tahun 2006 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Struktur Modal terhadap profitabilitas pada industri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen dalam penelitian bepengaruh signifikan secara serempak terhadap Profitabilitas (ROE). Sementara pengujian secara parsial membuktikan variabel DAR dan LDER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROE), sedangkan variabel DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROE) Dari hasil pengujian secara parsial ditemukan bahwa variabel DER sebagai variabel yang dominan mempengaruhi Profitabilitas perusahaan.

B. Hutang Kebutuhan akan sumber dana perusahaan diperoleh dari internal dana eksternal. Sumber intern adalah dana yang berasal dari dalam perusahaan, yakni laba ditahan, dan depresiasi. Laba ditahan ialah bagian dari laba bersih setelah pajak yang tidak dibagikan pada pemegang saham dan ditanamkan kembali ke perusahaan. Dana eksternal sebagai alternatif pilihan, ketika perusahaan menggunakan dana eksternal, berarti perusahaan menutuskan untuk menggunakan leverage dalam stuktur modalnya. Leverage ini digunakan untuk meningkat pengembalian bagi pemegang saham (Van Horne 2005:447) Menurut Umar (2000:25) sumber dana eksternal ialah: 1. Pinjaman jangka pendek, seperti kredit rekening koran dan Promes 2. Pinjaman jangka menengah, seperti Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) dan Leasing 3. Pinjaman jangka panjang seperti Kredit Hipotek dan Kredit Obligasi. Jumlah hutang dalam neraca menunjukkan besar modal pinjaman yang digunakan dalam operasi perusahaan. Modal pinjaman ini dapat berupa utang jangka panjang dan hutang jangka pendek, tetapi karena pada umumnya pinjaman jangka panjang jauh lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka pendek maka perhatian analisis keuangan biasanya kebih menekankan pada jenis hutang jangka panjang (Syamsuddin, 2007:53) Penggunaan hutang merupakan penggunaan dana eksternal untuk membiayai operasi. Besarnya penggunaan hutang akan mempengaruhi pendapatan yang akan diterima perusahaan dimana dengan menggunakan hutang dalam pendanaan, maka akan menambah beban bunga pinjaman akan hutang tersebut.

Keputusan mengenai penggunaan hutang merupakan salah suatu tanggung jawab yang besar dari manajemen. Selalu ada trade off antara resiko dan pengembalian. Tingkat pengembalian yang diinginkan selalu dikendalikan oleh profil resiko perusahaan. Manajemen harus hati-hati dalam mempertahankan sebagian likuiditas cadangannya untuk berjaga-jaga dalam menghadapi situasi semacam itu (Walsh, 2003:125). Hutang yang digunakan dalam pendanaan operasional perusahaan akan memunculkan beban tetap yang sebelumnya tidak ada apabila perusahan tidak menggunakan hutang, yakni berupa bunga pinjaman. Untuk memperoleh keuntungan dalam penggunaan leverage maka diharapkan perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari pada beban bunganya Frequently financial analysist are more concern with the firm s long term debt than its short term debt, because the short term debt will constantly chancing and also accounts payable maybe more of a reflection trade practice than debt management policy (Ross,2000:61). Biasanya para pengamat keuangan lebih memperhatikan pada hutang jangka panjang dari pada hutang jangka pendek perusahaan, karena hutang jangka pendek akan selalu berubah dan lebih merupakan gambaran dari praktek perdagangan dari pada pada kebijakan manajemen perusahaan. Penggunaan hutang jangka panjang akan memberikan perlindungan pajak bagi perusahaan, karena dalam perhitungan pajak, bunga hutang akan dikurangi terlebih dahulu, berarti pengunaan hutang akan meringankan pajak perusahaan. Akan tetapi perusahaan juga harus mempertimbangkan resiko yang akan dialami perusahaan apabila menggunakan hutang dalam pendanaannya (financial leverage).

Resiko akibat penggunaan hutang dalam pendanaan perusahaan ialah resiko finansial. Perubahan dalam penggunaan hutang akan mempengaruhi tingkat EPS dan juga mengakibatkan perubahan harga saham. Semakin tinggi tingkat hutang yang digunakan, maka semakin tinggi tingkat resikonya dan semakin tinggi juga tingkat suku bunga pinjaman yang dibebankan pada perusahaan. Penambahan biaya tetap yang lebih besar akan mengurangi keuntungan bersih para pemegang saham biasa dan penggunaan keuntungan ini berarti resiko bagi mereka. Walaupun penggunaan hutang memiliki tingkat resiko yang tinggi, perusahaan tetap cenderung menggunakan penggunaan hutang yang tinggi dalam pendanaannya. Capital structure is the mix of long term sources of funds used by firm. The relationship between financial and capital structur can be expressed in the equation form: Financial structure current liabilities = capital structure. Struktur modal adalah penggunaan dari sumber-sumber pembiayaan yang digunakan perusahaan dalam persediaan, maka hubungan antara struktur pembiayaan dan stuktur modal adalah struktur pembiayaan dikurangi hutang jangka pendek sama dengam struktur modal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur modal adalah penimbangan dari seluruh pembiayaan jangka panjang yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan (Keown,2001:514). Perusahaan tetap menggunakan hutang karena adanya biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang dalam neracanya maka perusahaan meningkatikan profitabilitas perusahaannya, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar (Walsh, 2003:122).

Penggunaan hutang itu sendiri bagi perusahaan memiliki dua dimensi (1) pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit (2) dengan menggunakan hutang maka apabila perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya meningkat dan (3) dengan menggunakan hutang maka pemillik memperoleh dana dan tidak kehilangan kendali perusahaan (Sartono 2001:121). Seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang atau pengungkit keuangan (financial Leverage), untuk selanjutanya digunakan istilah leverage, akan memiliki tiga implikasi penting: (1) Dengan memperoleh dana melalui utang para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. (kreditor akan melihat ada ekuitas, sebagai suatu batas keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal maka semakin kecil resiko yang harus dihadapi kreditor. (3) Jika perusahaan mendapat hasil dari investasi yan didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atau diungkit (leverage) (Brigham, 2006:101).

C. Analisis Kinerja Keuangan Analisis kinerja keuangan digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan dilihat dari posisi masing-masing akun dalam laporan keuangan. Analisis ini ilakukan dengan alat bantu analisis berupa rasio yang disebut dengan analisis rasio. Analisis kinerja keuangan tidak hanya dapat dilakukan oleh pihak internal perusahaan tetapi juga pihak eksternal perusahaan, yakni para investor, kreditor, dan para pengamat keuangan lainnya yang ingin memperoleh informasi mengenai kondisi dan posisi keuangan perusahaan tersebut 1. Laporan keuangan Laporan keuangan merupakan media untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan. Yang termasuk dalam laporan keuangan ialah neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan perusahaan. 2. Analisis rasio keuangan Analisis rasio keuangan menggunakan tolak ukur berupa rasio dan indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Analisis rasio menggunakan perhitungan kualitatif yang ditunjukkan dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi. Ada beberapa jenis rasio dasar yang biasa digunakan dalam menganalisis kondisi keuangan perusahaan, rasio-rasio dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar yakni: 1) Rasio Likuiditas, mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Acid Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital Ratio

2) Rasio Aktivitas, mengukur sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio ini terbagi menjadi Inventory Turnover, Average Age Of Inventory, Average Collateral Period, Average Payment Period, Average Purchase Day Total Asset Turnover dan Fixed Asset Turnover. 3) Rasio leverage keuangan, mengukur kapasitas keuangan untuk memenuhi kewajibannya. Rasio ini terbagi menjadi Debt to Total Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earning, Cash Flow Interest Coverage, dan Cash Return on Sales. 4) Rasio Profitabilitas, mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjuanlan, asset maupun laba bagi modal sendiri.rasio ini terbagi menjadi rasio: Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Total Asset Turn Over, Return On Asset, Return On Equity, Return On Investment, dan Return On Common Stock. 5) Rasio Penilaian Pasar, mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio ini merupakan pengukuran paling lengkap dalam prestasi perusahaan, karena mencerminkan kombinasi rasio-rasio yang terbagi menjadi Earning Per Share, Devidend Per Share, Devident Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value Per Share Dan Price To Book Value.

D. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER). DER menggambarkan perbandingan hutang (hutang jangka panjang dengan jangka pendek) dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahan (pemegang saham) untuk memenuhi kewajibannya. Semakin besar nilai DER menunjukkan semakin besar kewajibannya yang ditanggung perusahaan dan nilai DER yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2001:66). E. Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) merupakan rasio yang mencerminkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap kewajiban jangka panjang. Semikin rendah rasionya maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Struktur modal yang merupakan kombinasi dari sumber-sumber pembiayaan jangka panjang yakni modal sendiri dan hutang, lebih menyoroti hutang jangka panjangnya karena hutang jangka panjang ini mengakibatkan perusahaan harus membayar kewajiban tetap (berupa bunga) untuk jangka waktu yang panjang. Dalam Syamsuddin (2007:53), hal tersebutlah yang menyebabkan mengapa para analis

keuangan lebih menekankan hutang jangka panjang dari pada hutang jangka pendek dalam struktur modal. E. Long Term Debt to Capitalization Ratio (LDCR) LDCR merupakan rasio yang mengukur berapa besar modal jangka panjang (total capitalization) yang dibiayai oleh kreditur jangka panjang (Syamsuddin, 2007:55) Besarnya hutang (hutang jangka panjang) yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang didapat. Hutang membawa risiko karena setiap hutang pada umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam bentuk kewajiban membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik F. Earning Per Share (EPS) Earning per Share adalah laba bersih per lembar saham, dengan tujuan untuk mengukur besarnya kemampuan perusahaan dalam mendistribusikan pendapatannya kepada pemegang saham yang dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. EPS menunjukkan pertumbuhan laba absolut perusahaan memberikan informasi yang lebih banyak tentang perkembangan suatu perusahaan dan juga meupakan ukuran untuk melihat kesejahteraan pemegang saham, oleh sebab itu para investor lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan dengan nilai EPS yang

tinggi karena EPS mempengaruhi harga saham perusahaan. (Brigham dan Weston, 2001:613). Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan keuntungan perusahaan dan juga meningkatkan resiko finansialnya, oleh sebab itu kreditur akan membebankan tingkat bunga yang juga tinggi. Beban bunga ini akan mempengaruhi laba kotor perusahaan dan juga EPS dalam setiap lembar sahamnya.