BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KEGIATAN BERMAIN DALAM KELOMPOK PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI 02 NGADILUWIH MATESIH TAHUN AJARAN

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan periode awal yang paling mendasar dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia Taman Kanak-kanak (TK) secara psikologis berada pada rentang usia

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan bersaing dengan orang lain dan bangsa lain. Dengan kita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya cipta yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra-sekolah, tugas utama taman

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ( Depdiknas, 2009 : 1 ) fisik, emosi, sosial, bahasa, dan koqnitif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

PERSEPSI IBU TENTANG MASA GOLDEN AGE DI RT 04 RW 08 KELURAHAN MRICAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

KURIKULUM ANAK USIA DINI /PRA SEKOLAH/TK. Oleh : Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Deteksi Dini Dan Stimulasi Kecerdasan Jamak Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Mubiar Agustin

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah, dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga dapat berkembang secara wajar sebagai anak. Artinya pada pendidikan usia dini anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual, sosial dan emosional sesuai dengan tingkat usianya (Ismail, 2009:32). Pentingnya mendidik anak sejak usia dini dikarenakan masa anak-anak merupakan the golden age (masa emas) yang tidak boleh disia-siakan. Sebab, ini merupakan kesempatan luar biasa untuk mengembangkan semua potensi anak. Penelitian di bidang neurologi menyebutkan bahwa selama tahun-tahun pertama, otak bayi berkembang pesat dan menghasilkan neuron yang jumlahnya melebihi kebutuhan. Sambungan tersebut harus diperkuat dengan berbagai rangsangan. Sebab, kalau tidak, sambungan itu akan mengalami atrohy (menyusut dan musnah). Banyaknya sambungan inilah yang mempengaruhi kecerdasan anak. Dosis rangsangan yang seimbang dan tepat akan mampu melipatgandakan kemampuan otak sebanyak 5 10 kali lipat (Musfiroh, 2004: 3). Masa inilah masa yang paling peka terhadap pengaruh dari luar individu anak. Anak ibarat kertas putih bersih, tinggal lingkungannya yang akan 1

2 menggores kepribadian anak tersebut akan menjadi apa. Dengan kata lain, pada masa ini pula menjadi masa yang strategis dan kritis. Dikatakan strategis karena pada masa ini anak memperoleh stimulan dan pembelajaran yang memungkinkan anak dikondisikan untuk memperoleh keberhasilan dalam kehidupannya. Namun, dikatakan masa kritis karena jika terjadi salah dalam pola asuhnya, maka anak tidak memperoleh stimulan dan perlakuan yang tepat sehingga perkembangan anak pada masa selanjutnya akan mengalami gangguan. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting baik bagi orang tua maupun anak itu sendiri. Anak dilahirkan ke dunia sebagai seseorang yang dianugerahi Tuhan dengan berbagai potensi dan kecerdasan yang dimilikinya. Hal ini juga sebagaimana dijelaskan oleh Gardner dalam teori kecerdasan jamak (multiple intelligence), bahwa sekurang-kurangnya terdapat tujuh kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh, salah satunya adalah kecerdasan interpersonal (Armstrong, 2002: 3). N. K Humprey (Muslihuddin & Agustin, 2008: 85-86), menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan bentuk yang paling penting dalam kecerdasan manusia, karena dengan kecerdasan ini manusia mampu memelihara hubungan dengan manusia lainnya secara efektif, sehingga seringkali keberhasilan hidup seseorang sangat bergantung pada kecerdasan interpersonalnya. Kecerdasan interpersonal ini menjadi penting karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang mana manusia tidaklah bisa menyendiri, karena banyak kegiatan dalam hidup ini yang terkait

3 dengan orang lain. Oleh karena itu, kecerdasan interpersonal penting juga bagi anak, karena anak perlu membekali dirinya dengan kecerdasan interpersonal ini untuk dapat hidup berdampingan dengan orang lain. Yusuf & Nurihsan (Muslihuddin & Agustin, 2008: 85) menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, mampu membedakan suasana hati, temperamen, motivasi, dan keterampilan-keterampilan dalam memahami orang lain, termasuk juga kemampuan untuk membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain, serta memahami berbagai peran dalam kelompok. Kecerdasan interpersonal ini bersifat bisa berubah dan bisa ditingkatkan, karena lebih merupakan sebuah proses belajar dari pengalaman anak sehari-hari, bukan merupakan faktor hereditas, sehingga semua anak bisa memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi (Safaria, 2005: 24). Isenberg & Jalongo (Agustin, 2006: 156) mengutarakan bahwa kecerdasan interpersonal anak dapat distimulasi melalui kegiatan bermain, karena saat bermain anak berinteraksi dengan guru dan teman sebaya. Menurut Isenberg & Jalongo (Muslihuddin & Agustin, 2008: 86), stimulasi tersebut dapat terjadi karena pada saat bermain anak-anak melakukan kegiatan, seperti: (a) mempraktekkan keterampilan berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal dengan cara menegosiasikan peran, mencoba memperoleh keuntungan saat bermain atau mengapresiasi perasaan teman lain; (b) merespon perasaan teman sepermainan di samping menunggu giliran dan berbagai materi serta pengalaman; (c) bereksperimen dengan peran-peran di

4 rumah, sekolah, dan komunitas dengan menjalin kontak dengan kebutuhan dan kehendak orang lain; dan (d) mencoba melihat sudut pandang orang lain. Salah satu karakteristik utama belajar anak menurut Masitoh dkk (2009: 6.9 6.12) adalah bahwa anak belajar melalui bermain. Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai utama dan hakiki pada masa pra sekolah. Kegiatan bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan kepibadiannya. Fakta yang harus penulis hadapi pada saat pembelajaran di kelompok B TK Pertiwi 02 Ngadiluwih adalah adanya anak-anak yang sering kali tidak mau melanjutkan kegiatan mainnya dengan alasan bahwa mereka tidak bisa menyelesaikan kegiatan itu. Sebagian mau dan mampu menyelesaikan tetapi harus dengan stimulasi, motivasi dan pancingan gagasan bahkan dukungan bantuan sepenuhnya dari guru. Bahkan ada beberapa anak yang tidak mau melakukan kegiatan main sama sekali setelah mengeluh bahwa mereka tidak bisa. Dalam melaksanakan kegiatan tampak anak-anak kurang berkomunikasi dengan teman. Mereka bermain sendiri tanpa berusaha mengkomunikasikan kesulitan dengan temannya walaupun sebenarnya telah dibentuk kelompok di antara mereka. Tapi kelompok tersebut tampak hanya merupakan kumpulan anak yang bermain bersama tanpa adanya interaksi yang kooperatif di antara mereka. Ada juga beberapa anak didik yang terlihat belum bergabung untuk bermain bersama teman-temannya. Mereka cenderung lebih suka menyendiri, bahkan ada yang tidak mau keluar kelas saat istirahat untuk bermain dengan teman-temannya.

5 Pada observasi awal diketahui bahwa rata-rata prosentase kecerdasan anak kelompok B TK Pertiwi 02 Ngadiluwih hanya sebesar 46,04%. Prosentase ini menunjukkan kecerdasan interpersonal anak kelompok B TK Pertiwi 02 Ngadiluwih termasuk kategori Mulai Berkembang. Dari 15 anak kelompok B TK Pertiwi 02 Ngadiluwih hanya 2 anak (16,67%) yang kecerdasan interpersonalnya mampu mencapai prosentase keberhasilan sebesar 80%. Berdasarkan pertimbangan tersebut penulis merasa perlu melakukan perbaikan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran tersebut dituangkan dalam sebuah penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) dengan fokus penelitian Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal dengan Kegiatan Bermain dalam Kelompok pada Anak Kelompok B TK Pertiwi 02 Ngadiluwih Matesih Tahun Ajaran 2012-2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Banyaknya jumlah anak yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan alasan tidak bisa yang akhirnya mereka akan diam, membuat keramaian atau mengganggu teman yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran maupun saat di luar pembelajaran 2. Anak tidak mau berinteraksi dengan teman atau guru untuk mencari jalan penyelesaian tugas serta tidak mau mendengarkan orang lain

6 3. Terdapat anak didik yang tidak mau berinteraksi sama sekali dengan teman C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien dan terarah maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: Masalah yang diteliti terbatas pada upaya peningkatan Kecerdasan Interpersonal anak kelompok B TK Pertiwi 02 Ngadiluwih, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar dalam pembelajaran melalui kegiatan bermain dalam kelompok. D. Perumusan Masalah Dari berbagai masalah yang ada dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : "Apakah kegiatan bermain dalam kelompok dapat meningkatkan Kecerdasan Interpersonal anak kelompok B TK Pertiwi 02 Ngadiluwih Matesih Semester 1 Tahun Ajaran 2012-2013?" E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kecerdasan Interpersonal pada anak Taman Kanak-kanak, serta bagaimana penerapan bermain dalam kelompok dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru Taman Kanak-kanak agar hasil pembelajaran dapat

7 meningkat. Kemampuan Kecerdasan Interpersonal anak akan semakin meningkat dengan diterapkannya metode pembelajaran yang menarik minat anak 2. Tujuan Khusus a. Untuk meningkatkan Kecerdasan Interpersonal pada anak di Taman Kanak-kanak Pertiwi 02 Ngadiluwih, Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012-/2013 melalui kegiatan bermain dalam kelompok. b. Untuk menerapkan kegiatan bermain dalam kelompok dalam upaya meningkatkan Kecerdasan Interpersonal dalam pembelajaran pada anak Taman Kanak-kanak Pertiwi 02 Ngadiluwih, Matesih, Karanganyar Tahun Ajaran 2012-2013. F. Manfaat Penelitian Dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat yaitu : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Melalui PTK ini guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan Kecerdasan Interpersonal anak TK b. Bagi Siswa

8 Hasil PTK ini dapat bermanfaat untuk memotivasi anak didik agar seluruh aspek perkembangan khususnya Kecerdasan Interpersonalnya dapat meningkat c. Bagi Sekolah Hasil PTK ini dapat membantu memperbaiki pelayanan terhadap siswa dalam proses pembelajaran di sekolah 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti Lain Mendapatkan teori baru tentang peningkatan Kecerdasan Interpersonal anak TK, sehingga dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya. b. Bagi Pengambil Kebijakan Memberi landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan diambil guna peningkatan mutu pendidikan.