BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sikap dan perbuatan dengan menggunakan bahasa. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK HURUF TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat sehingga masa ini disebut golden age (masa emas). Masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam perkembangan kehidupan anak. Ini artinya masa/periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kecerdasan, kemampuan fisiologis, kognitif, bahasa, sosio emosional dan spritual. Untuk itu perlu dukungan belajar yang kondusif bagi perkembangan potensi anak dan berbagai permainan sebenarnya dirancang secara sengaja (intentionally) dengan maksud agar anak meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajar. Guru/pendidik dan orangtua harus mengetahui perkembangan anak untuk mengidentifikasi ketepatan cara atau metode, aktivitas dan materi-materi yang diperlukan untuk merancang strategi dan lingkungan pembelajaran yang sesuai supaya pengetahuan yang disampaikan dapat mendorong anak sampai pada tujuan yang diharapkan. Ada beberapa aspek perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan pelaksanaan program di Taman Kanak-kanak, aspek-aspek tersebut yaitu perkembangan fisik/motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional, perkembangan moral dan nilai agama, dan perkembangan seni. Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan anak selanjutnya. Secara umum, tujuan

2 program pendidikan anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui program pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya baik dari segi fisik, motorik, bahasa, emosional dan agama. Perkembangan bahasa merupakan salah satu perkembangan anak yang sangat penting dan harus diperhatikan sejak dini, karena dengan bahasa sebagai dasar kemampuan seorang anak akan dapat meningkatkan kemampuankemampuan yang lain. Bahasa merupakan segala bentuk atau setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain, termasuk di dalamnya tulisan, bicara, bahasa simbol, ekspresi muka, isyarat, pantonum dan seni. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan, gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun waktu sesuai dengan perkembangan umur. Sehingga dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak, pendidik perlu menerapkan ide-ide yang dimilikinya dengan menggunakan berbagai strategi atau metode dan penggunaan media-media yang beragam yang mendukung pembelajaran kemampuan berbahasa dan anak. Ditinjau dari perkembangan bahasa, anak usia dini berada pada tahap linguistik yaitu pada fase pengembangan tata bahasa. Pada tahap ini anak sudah mempunyai keterampilan dalam berbicara yang berkembang sangat pesat karena memiliki perbendaharaan kata yang sudah meningkat. Anak sudah mampu bercakap-cakap dengan lingkungan sekitarnya, sehingga anak dapat mempelajari kata-kata baru dengan mudah dan cepat. Anak usia dini juga sudah mampu

3 bermain dengan kata-kata, mengetahui arti kata dan sudah mampu mengajukan dan menjawab pertanyaan. Menurut Jamaris (Susanto, 2006:78), anak usia 4-5 tahun sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata; lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak dan permukaan (kasar-halus); sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik; dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan dimana anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut; serta percakapannya telah menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya dan juga sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca dan bahkan berpuisi. Dalam pengembangan kemampuan berbahasa, banyak sekali metodemetode yang dapat dilakukan guru diantaranya adalah melalui kegitan bercerita, bermain peran, demonstrasi, bercakap-cakap, tanya jawab, bernyanyi dan masih banyak lagi yang lainnya. Dari berbagai macam metode tersebut kegiatan bernyanyi merupakan salah satu metode yang dapat mendukung perkembangan dalam kemampuan berbahasa anak. Bernyanyi merupakan sarana pengungkapan pikiran dan perasaan dengan kegiatan yang menyenangkan yang memberi kepuasan kepada anak-anak, sehingga kegiatan bernyanyi ini penting bagi pendidikan anak usia dini. Dengan bernyanyi akan menambah wawasan mengenal hal-hal yang anak belum ketahui, memperoleh kata-kata baru sehingga dapat memperkaya perbendaharaan kata mereka dan lebih terampil dalam menggunakannya serta pada saat bernyanyi anak dikenalkan kata demi kata lebih dahulu sehingga anak mengerti apa kata yang diucapkan anak tersebut dan lebih mudah mengingatnya. Anak usia TK pada umumnya senang bernyanyi atau diajak bernyanyi, bahkan kegiatan awal masuk dan keluar anak TK pun banyak dilakukan menyanyi

4 bersama-sama, maka akan sangat tepat bila dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak dengan menggunakan metode bernyanyi. Bernyanyi berpengaruh sangat besar bagi seorang anak. Anak-anak tidak perduli apakah lagu itu indah melodinya, bagus harmoninya, cocok kata-katanya, semuanya mereka lahap. Oleh karena itu, peran gurulah untuk mengarahkan anak-anak untuk memperkenalkan lagu-lagu yang baik, cocok untuk anak-anak, mudah dipahami dan memilih lagu yang semangat, disukai anak-anak yang berhubungan dengan sifat pengalaman anak. Setelah selesai melaksanakan kegiatan bernyanyi, sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya jawab di depan kelas atau di depan teman-temannya tentang makna atau hal-hal yang tersirat dari nyanyian tersebut. Dengan meminta anak bercerita tentang nyanyian tersebut, anak akan semakin terlatih untuk berbicara dengan baik dan benar (berkomunikasi), terlatih mengungkapkan pikiran, terlatih mengungkapkan kalimat sederhana, akan menambah perbendaharaan kosakata anak, anak terbiasa menjawab dan mengajukan pertanyaan. Melalui nyanyian yang sesuai, perbendaharaan bahasa, kreativitas serta kemampuan anak berimajinasi dapat mengembangkan daya pikir anak sehingga perkembangan inteligensinya dapat berlangsung dengan baik. Kegiatan bernyanyi tersebut berperan penting dalam pengembangan bahasa anak karena melalui bernyanyi anak bisa secara langsung mengucapkan kata demi kata sehingga anak lebih mudah mengungkapkan apa yang dirasakannya daripada anak diajarkan mengeja kata perkata dan melalui bernyanyi anak akan di ajak mengetahui kata kata sukar pada nyanyian tersebut serta makna dari nyanyian tersebut.

5 Berdasarkan penjelasan di atas dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK Siloam, ada beberapa permasalahan dalam kegiatan bernyanyi yang mempengaruhi kemampuan berbahasa anak. Peneliti melihat perkembangan kemampuan berbahasa anak masih kurang. Dapat dilihat antaralain; yang pertama, ada anak yang belum jelas dan benar dalam berbicara dan bernyanyi, hal ini terlihat ketika peneliti sedang berbicara atau ketika anak diminta menceritakan tentang pengalaman sehari-harinya mereka belum lancar berbicara dan masih terbata-bata. Kedua, ada anak yang hanya menyanyikannya akan tetapi tidak tahu maknanya sehingga pesan atau pelajaran yang disampaikan melalui lagu tersebut tidak dapat dipahami, hal ini terlihat ketika peneliti mengamati ada anak sewaktu bernyanyi dengan saling mendorong dan mencubit temannya padahal isi atau pesan dari lagu tersebut adalah agar saling menyayangi sesama teman. Hal ini juga terlihat ketika anak diminta untuk mengucapkan atau mengulang kembali dan menerangkan kata-kata dalam nyanyian tersebut anak tidak bisa. Ketiga, ada anak yang tidak mau atau masih malu-malu ketika diajak berbicara atau bernyanyi karena susah mengungkapkan pikiran atau pendapatnya. Keempat, anak masih kurang mampu menyambung pembicaraan karena keterbatasan kosakata. Selain berdasarkan dari pengamatan peneliti, peneliti juga melakukan wawancara kepada pendidk di TK Siloam tentang kemampuan berbahasa anak. Pendidik juga menyatakan bahwa kemampuan berbahasa anak di TK Siloam masih kurang, dimana dalam kegiatan pembelajaran sehari-harinya anak-anak masih kurang jelas dalam berbicara atau masih terbata-bata, anak-anak kurang terampil dalam mengungkapkan pendapat maupun menjawab pertanyaan guru, anak-anak belum tepat dalam melafalkan dan menyebutkan kata-kata dan anak-

6 anak juga tidak dapat mengulang atau menyanyikan kembali apa yang dinyanyikan guru dengan sendiri. Dimana seharusnya kemampuan berbahasa anak usia 4-5 tahun itu, anak sudah dapat mengulang kata dengan empat suku kata; suka mengulang kata, frasa, suku kata dan bunyi; bicara dengan jelas kecuali jika ada masalah pengucapan, dapat mengikuti tiga intruksi sekaligus (Susanto, 2011). Di TK Siloam memang sudah menerapkan metode bernyanyi, tetapi hanya pada saat kegiatan awal (di barisan) dan akhir (pulang). Pada saat proses pembelajaran kegiatan bernyanyi memang diterapkan tetapi cenderung hanya sebatas untuk menghibur anak saja, yaitu ketika anak merasa bosan/jenuh dalam proses pembelajaran tanpa merangsang atau menekankan pada kemampuan bahasa anak seperti mengeja atau mengulang kata-kata yang sukar/sulit diungkapkan pada nyanyian, menjelaskan kata-kata sukar pada nyanyian dan mengabaikan makna dari kata kata tersebut kepada anak. Kegiatan bernyanyi yang diberikan oleh guru/pendidik kurang memperhatikan dan mengarahkan anak pada kemampuan anak, seperti kemampuan berbahasa. Selain itu, dalam proses pembelajaran peranan guru lebih mendominasi, masih berpusat pada guru. Keterlibatan anak dalam pembelajaran khususnya dalam kegiatan bernyanyi masih kurang. Anak-anak hanya mendengarkan dan mengikuti apa yang dinyanyikan oleh guru tanpa memperhatikan anak, sehingga peranan aktif anak terbatas yang mengakibatkan kemampuan berbahasa anak kurang. Dengan melihat pentingnya metode bernyanyi pada pembelajaran anak usia dini khususnya dalam kemampuan berbahasa maka peneliti berkeinginan

7 melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Usia 4-5 Tahun melalui Metode Bernyanyi di TK Siloam, Medan. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah adanya kenyataan bahwa: 1. Pendidik belum maksimal dalam menerapkan kegiatan bernyanyi dalam proses pembelajaran anak usia dini. 2. Kegiatan bernyanyi belum dapat merangsang kemampuan berbahasa anak secara keseluruhan. 3. Anak bernyanyi akan tetapi tidak tahu maknanya sehingga pesan atau pelajaran yang disampaikan melalui lagu tersebut belum terserap oleh anak. 4. Anak cenderung tidak mau atau merasa malu dan takut ketika gurunya menyuruh untuk bernyanyi padahal nyanyian dapat menyalurkan, mengendalikan, dan menimbulkan rasa senang. 5. Kemampuan anak dalam melafalkan dan mengulang kembali kata-kata masih kurang sempurna 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan pertimbangan keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti yang merupakan pemula dalam melaksanakan penelitian yang tidak memungkinkan untuk meneliti semua permasalahan di atas dan agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan mudah dilaksanakan maka peneliti membatasi

8 masalah penelitian ini mengenai Pengaruh metode bernyanyi terhadap kemampuan berbahasa anak usia 4-5 tahun di TK Siloam, Medan. 1.4 Rumusan Masalah Dari uraian di atas maka rumusan masalahnya adalah apakah terdapat pengaruh metode bernyanyi terhadap kemampuan berbahasa anak usia 4-5 tahun melalui metode bernyanyi di TK Siloam, Medan? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode bernyanyi terhadap kemampuan berbahasa anak usia 4-5 tahun di TK Siloam, Medan. 1.6 Manfaat Hasil Penelitian 1.6.1 Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi Anak Memberikan motivasi kepada anak agar lebih berani untuk tampil bernyanyi dan mengungkapkan perasaan atau pendapatnya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak. 2. Manfaat bagi Guru Sebagai bahan masukan pada guru supaya kegiatan bernyanyi diperhatikan dan diterapkan dengan sungguh-sungguh bukan hanya sebatas menghibur anak pada saat jenuh dalam proses pembelajaran. Dan memberi wawasan

9 pada guru bahwa metode bernyanyi berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa anak. 1.6.2 Manfaat Teoritis 1. Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan tentang metode bernyanyi bagi anak usia dini. 2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian berikutnya terutama mengenai pengaruh metode bernyanyi terhadap kemampuan berbahasa anak usia dini.