l. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI.

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 43 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PAMEKASAN, Pembentukan Daerah-daerah I(abupaten Dalam

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 104 TAHUN 2016

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

DENGAN RATIMAT TUHAN YANG MATIA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PAMEKASAN, 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL BAB I KETENTUAN UMUM.

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang. 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang. 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN SOSIAL

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG

Perda No.31 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Sosial Kab. Magelang PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2004

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN SRAGEN

B U P A T I T A S I K M A L A Y A

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pasal 152. Bagian Kedua. Bagian Tata Usaha. Pasal 153

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Uraian T\rgas dan Fungsi serta Tata Kerja Organisasi. Kediri (Lembaran Daerah Kabupaten Kediri Tahun 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KTDIIDITKAII, SUSItnAt ORGAIUSASI, TUGAS DAf, FlIltIGiSI, SERfA TATA KER.'A DIITAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang Mengingat bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Peranglcat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, T\rgas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Sosial; l. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan lembaran Negara Nomor O9), sgfoagairnana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun f965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan kmbaran Negara Rapublik Indonesia Nomor 273O1; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2Al1 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OlI Nomor 82, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 523a1; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang Pemerintahan Daerah (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2Of 5 fl,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 56791; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2OO5 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggar ran Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor l65,tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a593h

5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2A16 Nomor ll4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8O tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah @erita Negara Republik lndonesia Tahun 2Ol5 Nomor 20361; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 6 Tahun 2U-16 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2A16 Nomor 1O); MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KER"IA DINAS SOSIAL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Pamekasan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pamekasan. 3. Bupati adalah Bupati Pamekasan. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Pamekasan. 5. Dinas adalah Dinas Sosial Kabupaten Pamekasan Tipe A. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pamekasan. 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana teknis Dinas yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. 8. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjuld<an tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagran Kesatu Kedudukan Pasal 2 (U Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang Sosial. (21 Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (U dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Baglan Kedua Susunan Organisasi Pasal 3 (u t2t (31 {41 (s) Susunan Organisasi Dinas terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahi: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 3. Sub Bagian Keuangan dan Aset; c. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, membawahi: 1. Seksi Perlindungan Sosial Bencana Alam; 2. Seksi Perlindungan Sosial Bencana Sosial; 3. Seksi Jaminan Sosial Keluarga; d. Bidang Rehabilitasi Sosial, membawahi: 1. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia; 2. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas; 3. Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang, dan NAIZA; e. Bidang Pemberdayaan Sosial, membawahi: l. Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, dan Kelembagaan; 2. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial; 3. Seksi Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial; f. Bidang Penanganan Fakir membawahi: 1. Seksi Penanganan Fakir Perdesaan; Korban Korban Miskin, Miskin 2. Seksi Penanganan Fakir Miskin Perkotaan; 3. Seksi Penanganan Fakir Miskin Pesisir; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Masing-masing Bidang dipimpin oleh seor rng Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas- Masing-masing Sub Bagran dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. 3

Pasal 4 Bagan Struktur Organisasi Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam lampiran dan merupakan bagran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB III TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 5 Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat {1) huruf a mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang Sosial dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten. Pasal 6 Unhrk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Kepala Dinas menyelen fungsi: a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Sosial; b. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sosial; c. pengendalian dalam rangka peng rm rn rn dan perlindungan serta pelaksanaan rehabilitasi di bidang Sosial; d. pelaksanaan administrasi Dinas; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang dib rikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Bagran Kedua Sekretariat Pasal 7 Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat tl) huruf b mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, pen5rusu.n rn program, perlenglapan dan aset, keuangan, hubungan masyarakat dan keprotokolan, pe{pustakaan dan kearsipan, serta monitoring, evaluasi, dan pelaporan kinerja dan keuangan Dinas. Pasal 8 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dafam Pasal 7, Selcretariat menyelenggarakan fungsi: a. pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan/aset, serta kearsipan dan perpustakaan Dinas; 4

c. pengelolaan urusan rumah tangga, hubungan masyarakat dan keprotokolan; d- pelaksanaan koordinasi penjrusun rn perencan an program, anggaran, dan perundang-undangan; e. pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan ta:ta laksana, serta program dan Dinas; f. pelaporan kinerja dan keuangan Dinas; g, pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas antar Bidang; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Paragraf I Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 9 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b angka 1 mempunyai tugas: a. melaksanakan tata usaha umum, ta:ta usaha pimpinan, dan administrasi perjalanan dinas; b. melaksanakan urusan administrasi surat men5rurat, pendistribusian surat, dan tata kearsipan; c. melaksanakan urusan rumah tangga, perlengkapan, dan inventaris Dinas; d. memelihara peralatan, keamanan, dan kebersihan kantor; e. melaksanakan tugas bidang hubungan masyarakat dan keprotokolan; f. melaksanakan analisa kebutuhan dan pengadaan barang kebutuhan Dinas; g. men5rusun bahan pembinaan kepegawaian, kelembagaan, dan ketatalaksanaan Dinas; h. melaksanakan tata usaha kepegawaian, pengembangan karier pegawai, peningkatan mutu pengetahuan, disiplin, dan kesejahteraan pegawai, serta pengelolaan dokumen kepegawaian; dan i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 2 Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Pasal 1O Sub Bagian Perencanaarr dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat {1} huruf b angl<a 2 mempunyai tugas: a. men5rusun bahan pengoordinasian kegiatan perencanaan, monitoring, dan evaluasi, serta pelaporan kinerja, program, dan kegiatan Dinas; b. men5msun tr)erenc rnaan kinerja, prograrn, dan kegiatan Dinas; c. men5rusun hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja, progriam, dan kegiatan Dinas; 5

d. menyusun laporan kinerja, program, dan kegiatan Dinas; dan e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 3 Sub Bagian Keuangan dan Aset Pasal 11 Sub Bagtan Keuangan dan Aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b angka 3 mempunyai tugas: a. melaksanakan verifikasi dan akuntansi pengelolaan keuangan Dinas; b. melaksanakan pengelolaan dan pembayaran g4ii dan tunjangan pegawai; c. melaksanakan pendataan dan pengelolaan aset Dinas; d. men)rusun }aporan pertanggungiawaban pengelolaan keuangan dan aset Dinas; dan e. melaksanat<an tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya- Bagian Ketiga Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Pasal 12 Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (U huruf c mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksana rn kebijakan perlindungan dan jaminan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan- Pasal 13 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bidang Perlindungan dan Jarninan Sosial menyelenggarakan fungsi: a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan perlindungan sosial kepada seseorang, keluarga, dan masyarakat yang berada dalam keadaan tidak stabil atau rentan, serta bidang jaminan sosial kepada anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang disabilitas fisik, mental, dan fisik dan mental yang derajat kedisabilitasnya tergolong berat, serta eks penderita penyakit kronis yartg tergolong berat yang mengalami ketidakmampuan sosial, ekonomi, dan penghargaan kepada pejuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga pahlawan; 6

b. pelaksanaan nonna, standar, prosedur, dan kriteria perlindungan sosial kepada seseorang, keluarga, dan masyarakat yang berada dalam keadaan tidak stabil atau rentan, serta jaminan sosial kepada anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang disabilitas fisik, mental, dan fisik dan mental yang tergolong berat, serta eks penderita penyakit kronis yang tergolong berat yang mengalami ketidakmampuan sosial dan ekonomi, dan penghargaan kepada pejuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga pahlawan; c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi perlindungan sosial kepada seseorang, keluarga, dan masyarakat yang berada dalam keadaan tidak stabil atau rentan, serta jaminan sosial kepada anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang disabilitas fisik, mental, dan fisik dan mental ya:,ry tergolong berat, serta eks penderita penyakit kronis yang tergolong berat yang mengalami ketidakrrrampu rn sosial dan ekonomi, dan penghargaan kepada pejuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga pahlawan; d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan perlindungan sosial kepada seseorang, keluarga, dan masyarakat yang berada dalam keadaan tidak stabil atau rentan, serta jaminan sosial kepada anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang disabilitas fisik, mental, dan fisik dan mental yang tergolong berat, serta eks penderita penyakit kronis yang tergolong berat yang mengalami ketidalrrnampuan sosial dan ekonomi, dan penghargaan kepada pejuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga pahlawan; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Paragraf I Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Pasal 14 Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c angka 1 mempunyai tugas: a. men5rusun bahan kebiiakan kesiapsiagaan dan mitigasi, penanganan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial, serta kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; b. menyiapkan pelaksanaan kebijakan kesiapsiagaan dan mitigasi, penang rnan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial, serta kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; c. menyiapkan bahan pelaksanaan norrna, standar, prosedur, dan kriteria kesiapsiagaan dan mitigasi, penanganan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial, serta kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; 7

d. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi kesiapsiagaan dan mitigasi, pen rngirnan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial, serta kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; e. men5rusun bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan kesiapsiagaan dan mitigasi, penanganan korban bencana alam, pemulihan dan penguatan sosial, serta kemitraan dan pengelolaan logistik bencana; dan f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 2 Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Pasal 15 Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huntf c angka 2 mempunyai tugas: a. men5rusun bahan kebijakan pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik, dan ekonomi, serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; b. menyiapkan pelaksanaan kebijakan pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik, dan ekonomi, serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; c. menyiapkan bahan pelaksanaan norrna, standar, prosedur, dan kriteria trrencegahan, pen rnganan korban bencana sosial, politik, dan ekonomi, serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; d. menyiapkan pemberian bimbingan telcnis dan supervisi pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik, dan ekonomi, serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; e. men5rusun bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pencegahan, penanganan korban bencana sosial, politik, dan ekonomi, serta pemulihan sosial dan reintegrasi sosial; dan f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 3 Seksi Jaminan Sosial Keluarga Pasal 16 Seksi Jaminan Sosial Keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c angka 3 mempunyai tugas: a. men5rusun bahan kebdakan validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan, dan sumber daya jaminan sosial keluarga;

b. menyiapkan pelaksanaan kebijakan seleksi dan verifikasi, kemitraan, penyaluran bantuan, serta pendampingan jaminan sosial keluarga; c. menyiapkan pelaksanaan norrna, standar, prosedur, dan kriteria validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan, serta sumber daya jaminan sosial keluarga; d. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan, dan sumber daya jaminan sosial keluarga; e. men5rusun bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan, dan sumber daya jaminan sosial keluarga; dan f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. Bagran Keempat Bidang Rehabilitasi Sosial Pasal 17 Bidang Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebiiakan rehabilitasi sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 18 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi: a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas Iisik, mental, fisik dan mental, tuna susila, gelandangan, pengemis, eks penderita penyakit kronis, eks narapidana, eks psikotik, eks pecandu narkotika, pengguna psikotropika sindroma ketergantungan, or rng dengan HIV/AIDS (ODHA), korban tindak kekerasan, korban bencana, korban perdagangan orang, anak terlantar, dan anak dengan kebutuhan khusus; b. pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, fisik dan mental, tuna susila, gelandangan, pengemis, eks penderita penyakit kronis, eks narapidana, eks psikotik, eks pecandu narkotika, pengguna psikotropika sindroma ketergantungan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), korban tindak kekerasan, korban bencana, korban perdagangan orang, anak terlantar, dan anak dengan kebutuhan khusus; 9

c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, Iisik dan mental, tuna susila, gelandangan, pengemis, eks penderita penyakit kronis, eks narapidana, eks psikotik, eks pecandu narkotika, pengguna psikotropika sindroma ketergantungan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), korban tindak kekerasan, korban bencana, korban perdagangan orang, anak terlantar, dan anak dengan kebutuhan khusus; d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, Iisik dan mental, tuna susila, gelandangan, pengemis, eks penderita penyakit kronis, eks narapidana, eks psikotik, eks pecandu narko'ika, pengguna psikotropika sindroma ketergantungan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), korban tindak kekerasan, korban bencana, korban perdagangan orang, anak terlantar, dan anak dengan kebutuhan khusus; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Paragraf I Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia Pasal 19 Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat {1} huruf d angka 1 mempunyai tugas: a. men5rusun bahan kebijakan pelayanan sosial anak balita dan pengangkatan anak, rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus, dan pengembangan kelembagaan ; b. menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan pelayanan sosial anak balita dan pengangkatan anak, rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus, dan pengembangan kelembagaan; c. menyiapkan bahan pelaksanaan nonna, standar, prosedur dan kriteria pelay rnan sosial anak balita dan pengangkatan anak, rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khustts, dan pengembangan kelembagaan; 10

d. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pelayanan sosial anak balita dan pengangkatan anak, rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus, dan pengembangan kelembagaan; e. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan pelayanan sosial anak balita dan pengangkatan anak, rehabilitasi sosial anak terlantar, rehabilitasi sosial anak berhadapan dengan hukum, rehabilitasi sosial anak yang memerlukan perlindungan khusus, dan pengembangan kelembagaan; f. men1rusun bahan kebijakan identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, serta sumber daya; g. menyiapkan pelaksanaan kebijaksanaan identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, serta sumber daya; h. menyiapkan bahan pelaksanaan norrna, standar, prosedur, dan kriteria identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, serta sumber daya; i. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supenrise identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, serta sumber daya; j. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan identifrkasi dan rencana intervensi, pengembangankemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, serta sumber daya; dan k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 2 Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Pasal 2O Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d angka 2 mempunyai tugas: a. men5rusun bahan kebiiakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas frsik, mental, sensorik, intelektual dan disabilitas ganda; b. menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, sensorik, dan intelektual dan disabilitas ganda; 11

c. menyiapkan bahan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, sensorik, dan intelektual dan disabilitas ganda; d. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan penyandang supervisi rehabilitasi sosial disabilitas fisik, mental, sensorik, dan intelekhral dan disabilitas ganda; e. menyiapkan bahan lrmantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas fisik, mental, sensorik, serta intelektual dan disabilitas ganda; dan f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf3 Seksi Rehabilitasi Sosial T\rna Sosial, Korban Perdagangan Orang, dan NAIZA Pasal 21 Seksi Rehabilitasi Sosial Ttrna Sosial, Korban Perdagangan Orang, dan NAIZA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d angka 3 mempunyai tugas: a. men5rusun bahan kebijakan rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA); b. menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban perdagangan or rng, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan Hrv/ArDS (ODHA); c. menyiapkan bahan pelaksanaan norrrul, standar, prosedur, dan kriteria rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA); d. men5napkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan Hrv/ArDS (ODHA); e. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA); t2

f. men5rusun bahan kebiiakan identifrkasi dan rencana intervensi, pemulihan, reintegrasi dan pembinaan lanjut korban penyalahgunaan NAIZA, serta kelembagaan dan sumber daya; g. menyiapkan bahan pelaksanaan kebiiakan identifrkasi dan rencana intervensi, pemulihan, reintegrasi dan pembinaan lanjut korban penyalahgunaan NAIZA, serta kelembagaan dan sumber daya; h. men5napkan bahan pelaksanaan norrna, standar, prosedur, dan kriteria identifikasi dan rencana intervensi, pemulihan, reintegrasi dan pembinaan lanjut korban penyalahgunaan NAPZA, serta kelembagaan dan sumber daya; i. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi identilikasi dan rencana intervensi, pemulihan, reintegrasi dan pembinaan lanjut korban penyalahgunaan NA%A, serta kelembagaan dan sumber daya; j. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan identifikasi dan rencana intervensi, pemulihan, reintegrasi dan pembinaan lanjut korban penyalahgunaan NAUA, serta kelembagaan dan sumber daya; dan k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Kelima Bidang Pemberdayaan Sosial Pasal 22 Bidang Pemberdayaan Sosialsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan sosial sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pasal 23 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Bidang Pemberdayaan Sosial menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan pemberdayaan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan lembaga dan/atau perseor rng ur sebagai potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat terpencil; b. pelaksanaan kebirjakan pemberdayaan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat terpencil; l3

c. pelaksanaan norrna, standar, prosedur, dan kriteria pemberday un sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat terpencil; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi pemberdayaan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan lembaga danlatau perseorang ul sebagai potensi dan sumber daya kesejahter ran sosial, serta komunitas adat terpencil; e. pelaksanaan evaluasi dan pemberdayaan sosial seseorang, pelaporan keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraatr sosial, dan lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat terpencil; dan t. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Paragraf I Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, dan Kelembagaan Pasal 24 Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e angka I mempunyai tugas: a. menjrusun bahan kebijakan pekerja sosial dan pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, karang taruna, lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan peduli keluarga, lembaga kesejahteraan sosial dan wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat, serta potensi dunia usaha; b. menyiapkan pelaksanaan kebijakan pekerja sosial dan pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, karang taruna, lembaga konsultasi kesejahter an keluarga dan peduli keluarga, lembaga kesejahteraarl sosial dan wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat, serta potensi dunia usaha; c. menyiapkan bahan pelaksanaan norrna, standar, prosedur, dan kriteria pekerja sosial dan pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, karang tanttna, lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan peduli keluarga, lembaga kesejahteraan sosial dan wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat, serta ptensi dunia usaha; l4

d. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pekerja sosial dan pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, karang taruna, lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan peduli keluarga, lembaga kesejahteraan sosial dan wahana kesejahteraatt sosial berbasis masyarakat, serta potensi dunia usaha; e. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pekerja sosial dan pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, karang taruna, lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan peduli keluarga, lembaga kesejahteraan sosial dan wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat, serta potensi dunia usaha; dan f. melaksanakan tugas lain yang yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 2 Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial Pasal 25 Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (U huruf e angka 2 mempunyai tugas: a. menjrusun bahan keb{iakan pemberian penghargaan dan tunjangan kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan, pelestarian nilai kepahlawanan dan keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial serta pengelolaan taman makam pahlawan nasional; b. men5napkan pelaksanaan kebijakan pemberian penghargaan dan tunjangan kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan, pelestarian nilai kepahlawanan dan keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial, serta pengelolaan taman makam pahlawan nasional; c. menyiapkan bahan pelaksanaan nonna, standar, prosedur, dan kriteria pemberian penghargaan dan tunjangan kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan, pelestarian nilai kepahlawanan dan keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosia, serta pengelolaan taman makam pahlawan nasional; d. men5napkan pemberian bimbingan teknis dalam rangka pemberian penghargaan dan tunjangan kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan, pelestarian nilai kepahlawanan dan keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial, serta pengelolaan taman makam pahlawan nasional; 15

e. menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemberian penghargaan dan tunj rngnn kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan, pelestarian nilai kepahlawanan dan keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial, serta pengelolaan taman makam pahlawan nasional; dan f. melaksanakan tugas lain yang yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 3 Seksi Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial Pasal 26 Seksi Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosialsebagaisrana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e angka 3 mempunyai tugas: a. men5rusun bahan kebijakan identifikasi dan analisa kebutuhan, perizinan, pengumpulan, dan pemanfaatan sumber dana bantuan sosial, serta pemantauan dan penyidikan; b. menyiapkan pelaksanaan kebijakan idenl'fikasi dan analisa kebutuhan, trrcrizirtan, pengrrmpulan, dan pemanfiaatan sumber dana bantuan sosial, serta pemantauan dan penyidikan; c. menyiapkan bahan pelaksan ran norrna, standar, prosedur, dan kriteria identilikasi dan analisa kebututran, pruri/,tnana, pengumpulan, dan pemanfaatan sumber dana bantuan sosial, serta pemantauan dan penyidikan; d. menyiapkan pmberian bimbingan teknis identifikasi dan analisa kebutuhan, Wrizittart, pengumpulan, dan pemanfaatan sumber dana bantuan sosial, serta pemantauan dan penyidikan; e. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan identilikasi dan analisa kebutuhan, perizinan, pengumpulan, dan pemanfaatan sumber dana bantuan sosial, serta pemantauan dan penyrdikan; dan f. melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaa.n Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. Bagan Keenarn Bidang Penanganan Fakir Miskin Pasal2T Bidang Penanganan Fakir Miskin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (U huruf f mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penanganan fakir miskin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 16

Pasal 28 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Bidang Penanganan Fakir Miskin menyelen fungsi: a. perumusan dan pelaksanan kebijakan penanganern fakir miskin pedesaan, perkotaan, dan pesisir; b. p..tyusunan kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu; c. pelaksanaan nonna, standar, prosedur, dan kiteria penang uran fakir miskin perdesaan, perkotaan, dan pesisir; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi pen rnganan fakir miskin perdesaan, perkotaan, dan pesisir; e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penanganan fakir miskin perdesaan, perkotaan, dan pesisir; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Paragraf I Seksi Penanganan Fakir Miskin Pedesaan Pasal 29 Seksi Penanganan Fakir Miskin Pedesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (l) huruf e ang!<a I mempunyai hrgas: a. men5rusun bahan kebijakan identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; b. menyiapkan pelaksanaan kebiiakan identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; c. menyiapkan bahan pelaksanaan nonna, standar, prosedur, dan kriteria identilikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; d. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi identilikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; e. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; dan t melaksanakan tugas lain yang yarug diberikan oleh Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin sesuai dengan bidang tugasnya. t7

Paragraf 2 Seksi Penanganan Fakir Miskin Perkotaan Pasal 3O Seksi Penanganan Fakir Miskin Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e angka 2 mempunyai tugas: a. men5rusun bahan kebijakan identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; b. menyiapkan pelaksan ran kebijakan identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaart, serta pemberian banftran stimulan dan penataan lingkungan sosial; c. menyiapkan bahan pelaksanaan nonna, standar, prosedur, dan kriteria identilikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; d. men5napkan pemberian bimbingan teknis dan supenrisi identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; e. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebiiakan identilikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penata.an lingkungan sosial; dan f. melaksanakan tugas lain yang yang diberikan oleh Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 3 Seksi Penanganan Fakir Miskin Pesisir Pasal 31 Seksi Penanganan Fakir Miskin Pesisir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e angka 3 mempun5rai tugas: a. men5rusun bahan kebijakan identilikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaatt., serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; b. menyiapkan pelaksanaan kebifakan identilikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pernberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; c. menyiapkan bahan pelaksanaan nonna, standar, prosedur, dan kriteria identilikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; 18

d. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supenrisi identifrkasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan ling!<ungan sosial; e. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan identifikasi dan penguatan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan, serta pemberian bantuan stimulan dan penataan lingkungan sosial; dan f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Ketujuh Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 32 Kedudukan, Susunan Organisasi, Jenis dan Nama, Ttrgas dan Fungsi, Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas diatur dengan Peraturan Bupati tersendiri. Bagian Kedelapan Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 33 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebaglan tugas Dinas berkaitan dengan pelayanan fungsional sesuai bidang keahlian dan keterampilan. Pasal 34 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dan jenjang pendidikan terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang tugasnya. (21 Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Dinas. (3) Jumlah tenaga fungsional ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis, jenjang, dan pembinaan jabatan fungsional diatur sesuai dengan ketentuan peraturan pemndang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 35 (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, setiap pimpinan unit organisasi di lingkungan Dinas dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsrp koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing, lingkungan Pemerintah Daerah, serta dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah. 19

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya dan mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan apabila terjadi penyimpangan. (3) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dari bawahannya serta memberikan bimbingan dan petunjuk yang diperlukan. (4) Setiap pimpinan serta organisasi wajib mengikuti dan memattrhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasannya dan menyiapkan laporan berkala tepat pada wakhrrrya. (5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah untuk digunalen sebagai bahan dalam pen5rusunan laporan lebih lanjut dan sebagai bahan pembinaan kepada bawahannya. (6) Tembusan atas laporan kepada atasan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. (7) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengadakan rapat secara hrkala dalam rangka memberikan bimbingan kepada satuan organisasi bawahannya. BAB V KETENruAN PERALIHAN Pasal 36 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Unit Pelaksana Teknis Dinas yang ada tetap melaksanal n tugas dan fungsinya sampai dengan ditetapkannya Peraturan Bupati tentang Unit Pelaksana Telcris Dinas yang baru. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Perahrran Bupati Pamekasan Nomor 6O Tahun 2OO8 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 20

Pasal 38 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pamekasan. Ditetapkan di Pamekasan pada tanggal 27 Desember 2016 BUPATI PAMEKASAN, Diundangkan di Pamekasan pada tanggal 27 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN, v\' ALF BERITA DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2016 NOMOR 53 2L

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL BAGAI{ STRUKTUR ORGAI ISASI DIITAS SOSIAL BUPATI WAKIL BUPATI KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN EVALUASI BIDANG PERLTNDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL BIDANG REHABILITASI BIDANG PENANGANAN FAKIR MISKIN SEKSI JAMINAN SO$TAL KELUARGA SEKSI REHAIIILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL, KORBAN PERDAGANGAN. ORANG DAN NAPZA SEKSI PENGELOLAAN SUMBER DANA BANTUAN SOSIAI SEK$I PENANGANAN FAKIR MISKIN PESISIR BUPATI PAMEKASAN, ACHMAD SYAFII 22