DEVELOPMENT OF INDUSTRY PRACTICE MODEL IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL BASED ENTREPRENEURSHIP

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) YANG BERORIENTASI PADA PENYIAPAN SISWA UNTUK MENJADI TECHNOPRENEUR

Journal of Mechanical Engineering Learning

EVALUASI KERJASAMA SMK TELKOM JAKARTA DENGAN DUNIA KERJA

STRATEGI KEMITRAAN SMK DENGAN STAKEHOLDERS DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN LULUSAN

RELEVANSI PENERAPAN KURIKULUM KOMPETENSI KEAHLIAN AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF SMK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER KEWIRAUSAHAAN LULUSAN

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI PADA BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK SWASTA SE-KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN INFORMASI KERJA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK JURUSAN TEKNIK MESIN DI KABUPATEN SLEMAN

Kata Kunci: Pendidikan kewirausahaan, praktik kerja industri, minat berwirausaha

PENGARUH PERSEPSI, MINAT WIRAUSAHA DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

PERAN DUDI DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SISTEM GANDA DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam memasuki era globalisasi. Oleh karena itu, diperlukan

KONTRIBUSI PRESTASI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 WONOSARI JURNAL

ABSTRAK. Kata Kunci: nilai hasil belajar mata pelajaran produktif, efikasi diri, nilai Praktik Kerja Lapangan, kesiapan kerja

RELEVANSI PEKERJAAN LULUSAN SMK DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK PELITA SALATIGA) Thesis

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB II KERANGKA TEORITIS

FORTECH 1 (1) 2016 FORTECH.

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI SMKN 2 PEKANBARU

Implementasi Program On The Job Training (OJT) Dalam Mempersiapkan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang

Evaluasi Program Prakerin Pada Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Dan Jaringan Di SMKN 2 Lubuk Basung

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

PENGELOLAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI SMK NEGERI I TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN PENGUASAAN MATA DIKLAT TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK DI KABUPATEN KENDAL. Margunani 1 Asna Nila 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR MAHASISWA TUNANETRA PRODI PLB FKIP UNINUS

BAB I PENDAHULUAN. lain. Perubahan merupakan proses sosial dimana orang dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu upaya dalam menyelaraskan kegiatan pendidikan adalah

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

KONTRIBUSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP SIKAP WIRAUSAHA

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KERJASAMA CHEVROLET DENGAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU DALAM PROGRAM C-STEP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK NEGERI 2 SUNGAI PENUH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA.

MANAJEMEN KURIKULUM PRAKTIK KERJA LAPANGAN BERORIENTASI DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI DI SMK NEGERI 2 PURWODADI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan di masa sekarang dan masa mendatang adalah

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

The Review of Entrepreneurship Interest for Student at Class XII SMKN 1 Padang Based on Parents Occupation Background

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: ARIF ANGGA SAPUTRA A

DAFTAR ISI Ajeng Aulia Asyifa, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

HUBUNGAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGELASAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK N 1 SEDAYU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN KEGIATAN PRAKTIK UNIT PRODUKSI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN SE- KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI PENGENALAN DUNIA KERJA PADA SISWA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Oleh: Vica Aji Ayu Wardani

HUBUNGAN KEMANDIRIAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SEWON BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

Transkripsi:

DEVELOPMENT OF INDUSTRY PRACTICE MODEL IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL BASED ENTREPRENEURSHIP Department of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, Semarang State University, Indonesia Email: sonyoto@yahoo.com, mkhumaedi19@yahoo.co.id Abstract. The main objective of this research is to find models of Industry Practice (Prakerin) based entrepreneurship that oriented to the preparation of students and / or vocational school graduates to become entrepreneurs. This Research is designed in two years using the approach to Research and Development (R & D). Subjects were two vocational high school (SMK) in Semarang, study program of Mechanical Engineering. Data were collected through interviews, questionnaires, observation, and documentation. Analysis of data through qualitative and quantitative approaches, including the stages of data reduction, data presentation, data verification, and conclusion are carried out simultaneously. While the research results show that the implementation of the Industry Practices (Prakerin) at vocational high school (SMK), both in public or private vocational high school is not specifically designed to prepare students to become entrepreneurs. It is therefore important to develop a Industry Practice Model based entrepreneurship. Keywords: industry practice, entrepreneurship, vocational high school PENDAHULUAN Salah satu upaya pemerintah yang bertujuan agar lulusan SMK cepat bekerja adalah program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang diberlakukan sejak tahun ajaran 1994/1995. Melalui program PSG, pendidikan diselenggarakan di sekolah dan di dunia usaha dan industri (DUDI) sehingga terjadi link and match antara sekolah dan dunia kerja (Depdikbud, 1994). Setelah lebih dari lima belas tahun berjalan, dampak dari program PSG terhadap pengurangan angka pengangguran hampir tidak ada. Sebagai gambaran, angka pengangguran lulusan SMK pada tahun 2004 sebesar 12,23% (BPS, 2004), tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun-tahun berikutnya, misalnya tahun 2013 angka pengangguran lulusan SMK sebanyak 11,8% (BPS, 2013). Alasan klasik yang sering dikemukakan adalah, pengangguran terjadi karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja lebih banyak daripada lapangan kerja yang ada. Paradigma 67

ini sebetulnya berlaku ketika angkatan kerja adalah mereka yang hanya mencari pekerjaan (job seeker) dan tidak berlaku bagi pencipta lapangan kerja, yaitu para wirausahawan (entrepreneur) atau pekerja mandiri (independent worker). Bagi seorang wirausahawan, tidak ada istilah jumlah lapangan kerja terbatas, karena lapangan kerja tidak untuk dicari tetapi diciptakan. Apabila paradigma kewirausahaan ini dipahami dan diterapkan di SMK, diharapkan akan lebih banyak lulusan SMK yang menjadi wirausahawan atau wirausahawan yang pada gilirannya akan mengurangi jumlah pengangguran lulusan SMK. Tidak menutup kemungkinan masih tingginya angka pengangguran lulusan SMK justru karena dampak dari program PSG. Sebagai bentuk pelaksanaan PSG di SMK adalah siswa melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Pelaksanaan Prakerin yang berlangsung selama ini, khususnya di SMK bidang keahlian Teknik Mesin, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) sebagai institusi pasangan (DUDI) umumnya industri/usaha berskala menengah atau besar; 2) sebagai pembimbing lapangan adalah pekerja/karyawan/operator; 3) tujuan utamanya agar siswa menguasai keterampilan aspek teknis/operator; 4) menitikberatkan pada penyiapan siswa untuk mengisi lowongan pekerjaan di industri. Dengan pola seperti ini, maka siswa lebih cenderung untuk bermental pekerja daripada sebagai wirausahawan. Pelaksanaan Prakerin dengan pola seperti di atas mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: 1) Karena sebagai mitra/institusi pasangan dalam Prakerin adalah DUDI bersklala menengah/besar, siswa tidak memungkinkan untuk belajar langsung pada pemilik usaha/industri yang notabene sebagai wirausahawan (wirausahawan); 2) siswa hanya menguasai aspek teknis, dan kurang menguasai aspek manajemen usaha, padahal untuk menjadi wirausahawan tidak cukup berbekal kemampuan teknis; 3) Sebagai dampak lebih lanjut, ketika lulus siswa kurang berani untuk berwirausaha, siswa lebih tertarik untuk menjadi karyawan, padahal lowongan pekerjaan juga terbatas. Apabila pelaksanaan Prakerin masih dengan model atau pola seperti yang berlangsung selama ini, maka upaya untuk menyiapkan wirausahawan sulit terwujud. Hal ini bertentangan dengan prinsip kewirausahaan, dimana untuk menjadi wirausaha harus mengusai dua aspek sekaligus, yaitu kompetensi teknis dan keahlian manajemen bisnis (Pearce II, 2013:435). Kerjasama antara SMK-DUDI dalam bentuk penyelenggaraan PSG selama ini walaupun ada yang menilai cukup berhasil, namun banyak menghadapi kendala terutama dalam hal manajemen penyelenggaraan praktik industri (Sonhaji, 2013:164). Salah satu kendala adalah sekolah masih mengalami kesulitan mencari mitra DUDI sebagai institusi pasangan dalam penyelenggaraan PSG atau Prakerin. Apabila pelaksanaan Prakerin masih dengan pola seperti yang berlangsung selama ini, maka upaya untuk menyiapkan wirausahawan sulit terwujud. Hal ini bertentangan dengan prinsip kewirausahaan, dimana untuk menjadi wirausaha harus mengusai dua aspek sekaligus, yaitu 68 Vol. 14 No.1 Juli 2016

kompetensi teknis dan keahlian manajemen bisnis (Pearce II, 2013:435). Untuk mengatasi kelemahan penyelenggaraan Prakerin yang ada selama ini, maka perlu dikembangkan model Prakerin yang lebih berorientasi pada penyiapan siswa/lulusan untuk menjadi wirausahawan. Model ini dapat dianggap sebagai model alternatif, karena SMK juga tetap bisa melakukan Prakerin dengan pola lama sepanjang memang untuk menyiapkan siswa/ lulusan untuk menjadi karyawan/buruh/pekerja atau bukan wirausahawan. Namun sekolah juga mempunyai tanggung jawab untuk menyiapkan peserta didik yang berminat menjadi wirausahawan dan/atau mengatasi masalah banyaknya pengangguran lulusan SMK. Akhirnya dapat dikemukakan bahwa model Prakerin Berbasis Kewirausahaan (PBK) yang akan dikembangkan nanti diduga kuat efektif untuk menyiapkan siswa atau lulusan SMK menjadi wirausahawan. METODE Penelitian ini dirancang untuk dilaksanakan selama dua tahun dengan menggunakan pendekatan Research and Development (Borg dan Gall, 1983). Menurut Sugiyono (2013:528), penelitian R & D termasuk dalam penelutian kombinasi (Mixed Method) model Sequental. Hal ini mengandung pengertian bahwa ada dua tahap kegiatan yang dialakukan secara berkelanjutan, yaitu meneliti fenomena yang terjadi (Research) dan dilanjutkan dengan pengembangan (Development) agar diperoleh hasil yang lebih baik. Dalam tulisan ini akan disajikan hasil penelitian pada tahun pertama yang bersifat sebagai studi pendahuluan. Subjek penelitian ini dipilih dua SMK di Semarang masing-masing dengan status negeri dan swasta, program studi Teknik Mesin. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, dilakukan berbagai teknik pengumpulan data yang bersifat komprehensif dan disesuaikan dengan jenis data yang akan diperoleh, antara lain metode angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sesuai dengan karakteristik data penelitian, analisis dilakukan secara terpadu dan saling mendukung baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan teknik analisis deskriptif (statitistik deskriptif). Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara kualitatif model interaktif Miles & Huberman (Sugiyono, 2008: 246-247). HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagai subjek penelitian adalah SMK Negeri 5 Semarang dan SMK IPT Karang Panas Semarang. Sumber data dalam penelitian ini adalah pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan Prakerin di sekolah, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang hubungan industri, ketua program studi, huruf kewirausahaan, guru mata pelajaran produktif, dan ketua unit produksi. Jumlah responden sebanyak 17 orang. 69

Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa pihak sekolah sudah mengetahui dasar hukum pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMK, walaupun kadar pemahaman berbeda-beda. Baik di SMK negeri maupun swasta tidak ada perbedaan pemahaman. Hal ini perlu ditanyakan mengingat pada jenjang sekolah menengah umum (SMA) tidak ada kewajiban melaksanakan Prakerin. Selain itu teknis pelaksanaan di lapangan berbeda-beda antar sekolah, antara lain terkait syarat peserta, mitra DUDI, waktu, lama, monitoring, dan evaluasi prakerin. Prakerin yang dilaksanakan selama ini, baik di SMK Negeri maupun SMK Swasta mempunyai tujuan yang sama, yaitu lebih berorientasi pada penyiapan siswa untuk menjadi karyawan (kategori sangat baik). Pihak sekolah menyadari bahwa Prakerin yang dilaksanakan selama ini tidak dirancang secara khusus untuk menyiapkan siswa sebagai wirausahawan. Pihak sekolah juga mendukung apabila dikembangkan model Prakerin yang lebih berorientasi pada penyiapan siswa untuk menjadi wirausahawan. Hal ini terlihat dari respons pernyataan dalam angket yang saling menguatkan. Selama ini semua siswa dianggap sama bakat dan kemampuannya dan tidak ada seleksi khusus untuk pelaksanaan Prakerin. Jika nanti akan dilaksanakan Prakerin berbasis kewirausahaan dan dilakukan seleksi bagi calon peserta, pihak sekolah sangat mendukung. Demikian juga mitra dunia usaha dan industri (DUDI) dalam pelaksanaan selama ini tidak ada persyaratan khusus. Untuk mendukung Prakerin berbasis kewirausahaan perlu adanya persyaratan tertentu bagi DUDI yang memungkinkan tujuan Prakerin tercapai. Dalam hal organisasi sebagai wadah pengelola Prakerin, kedua SMK sudah mempunyai. Namun dalam hal pembagian tugas dan tanggung jawab, di SMKN 5 Semarang lebih baik daripada di SMK IPT Karang Panas. Dalam hal koordinasi dengan pimpinan, guru, tenaga kependidikan, dan DUDI, kedua sekolah menunjukkan variasi yang berbeda sebagaimana tampak pada. Yang perlu mendapatkan perhatian adalah, dalam pelaksanaan Prakerin selama ini kurang atau belum ada koordinasi dengan guru Kewirausahaan. Sebelum terjun ke lapangan dalam pelaksanaan Prakerin, kedua sekolah sudah melakukan pembekalan bagi siswa. Namun demikian materi pembekalan tidak secara khusus terkait dengan penyiapan siswa untuk menjadi wirausahawan. Sebagai nara sumber juga belum melibatkan DUDI. Selama pelaksanaan Prakerin di DUDI, siswa juga belum atau tidak secara khusus diberikan materi terkait dengan pengembangan karakter kewirausahaaan. Walaupun disadari bahwa sebetulnya siswa dapat belajar atau praktik kewirausahaan melalui Prakerin. Kesempatan belajar berwirausaha lebih memungkinkan apabila sebagai tempat Prakerin adalah perusahaan/industri kecil daripada perusahaan/industri besar. Hal ini cukup realistis karena pimpinan usaha/industri kecil umumnya juga sebagai pemilik usaha (wirausahawan) dan terlibat langsung dalam usaha dan mudah untuk ditemui daripada di perusahaan/industri besar. 70 Vol. 14 No.1 Juli 2016

Mengenai persepi DUDI terhadap siswa Prakerin, masih ada anggapan oleh pihak DUDI bahwa siswa Prakerin mengganggu perusahaan/industri, hal ini terjadi pada SMKN 5 Semarang. Namun untuk SMK IPT Karang panas, persepsi DUDI terhadap pelaksanaan prakerin lebih baik. Dalam hal monitoring maupun pembimbingan siswa Prakerin, secara umum pada kedua sekolah sudah berjalan dengan baik. Ada sedikit perbedaan yaitu dalam hal frekuensi monitoring, pembuatan laporan Prakerin oleh siswa serta panduan pembuatan laporan prakerin, di SMK IPT Karang Panas berjalan lebih baik daripada di SMKN 5 Semarang. Namun dalam hal materi laporan, kedua SMK belum mengaitkannya dengan aspek kewirausahaan. Evaluasi terhadap pelaksanaan Prakerin, terutama terkait relevansi atau dampaknya terhadap peluang mendapatkan pekerjaan, pada SMK IPT Karang Panas berjalan lebih baik daripada di SMKN 5 Semarang. Namun evaluasi pelaksanaan Prakerin kaitannya dengan peningkatan kemampuan berwirausaha siswa/lulusan, pada kedua sekolah belum berjalan dengan baik. Tujuan utama pendidikan menengah kejuruan (SMK) sebetulnya adalah untuk menyiapkan siswa untuk bekerja, hal ini berbeda dengan tujuan utama sekolah menengah umum (SMA). Pekerjaan perlu diartikan secara luas, tidak hanya menjadi karyawan, tetapi dapat juga sebagai wirausahawan. Untuk menyiapkan siswa/lulusan SMK menjadi wirausahawan sebenarnya sudah ditunjang dengan adanya mata pelajaran Kewirausahaan yang diberikan sejak kelas X sampai XII. Namun berdasarkan hasil penelitian sementara dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan Prakerin kurang atau tidak melibatkan guru Kewirausahaan. Dengan kata lain kurang adanya integrasi atau keterpaduan materi dan proses pembelajaran dalam rangka menyiapkan siswa untuk menjadi wirausahawan. Agar apa yang menjadi tujuan penyelenggaran pendidikan menengah kejuruan, khususnya dalam menyiapkan lulusan menjadi wirausahawan tercapai, maka perlu disusun model Prakerin Berbasis Kewirausahaan yang mencakup aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan tahapan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Pemahaman guru terhadap peraturan perundangan yang dijadikan dasar dalam melaksanakan Prakerin pada SMK dalam kategori sangat baik. Perencanaan yang dibuat oleh SMK dalam menjalankan fungsi Prakerin dalam kategori sangat baik dalam arti untuk menyiapkan siswa memiliki skill dan etos kerja sebagai karyawan, dan bukan dirancang untuk menyiapkan siswa menjadi wirausahawan. Guru sangat mendukung apabila terdapat model Prakerin yang berbasis kewirausahaan. Organisasian atau kepengurusan Prakerin di SMK selama ini sudah ada, namun belum berjalan sesuai harapan. Koordinasi pelaksana Prakerin dengan guru produktif dan 71

bagian administrasi (Tata Usaha-TU) dalam kategori sangat baik, namun koordinasi dengan guru Kewirausahaan dan mitra DUDI belum berjalan dengan baik. Prakerin sudah berjalan dengan baik dalam arti dilaksanakan sesuai rencana, namun tidak secara khusus memuat materi kewirausahaan, baik dalam pembekalan, pelaksanaan di lapangan, maupun laporan Prakerin oleh siswa. Pelaksanaaan monitoring dan evaluasi terhadap Prakerin di SMK. selama ini sudah berjalan dengan baik namun perlu ditingkatkan kualitasnya. Selama ini pihak SMK belum pernah meneliti secara khusus bagaimanakah dampak Prakerin terhadap minat siswa untuk menjadi wirausahawan. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: Beberapa hal yang sudah berjalan dengan baik terkait pelaksanaan Prakerin di SMK selama ini supaya tetap dipertahankan, seperti adanya pembekalan sebelum siswa terjun ke lapangan, adanya monitoring, koordinasi dengan guru Produktif dan bagian administrasi. Terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi antara lain terkait koordinasi dengan pimpinan sekolah, guru Kewirausahaan, DUDI, serta orientasi pelaksanaan Prakerin. Perlu dirancang model Prakerin berbasis kewirausahaan, yang dirancang khusus untuk menyiapkan siswa/lulusan SMK menjadi wirausahawan tanpa harus menghilangkan model Prakerin yang berjalan selama ini, namun model baru ini bersifat komplementer/melengkapi yang sudah ada. Perlu adanya kajian tentang dampak Prakerin terhadap minat siswa untuk menjadi wirausahawan. DAFTAR PUSTAKA Borg, Walter R dan Meredith Damien Gal. 1983. Eduacational Research An Introduction, 4 th edision, New York: Longman. BPS.2013. Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Depdikbud. 1994. Konsep Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Depdikbud. Pearce II, John A dan Richardo B. Robinson Jr. 2013. Manajemen Strategis. (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. -----------. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 72 Vol. 14 No.1 Juli 2016