I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara lebih rinci ditunjuk pada bagian-bagian berikut ini. A. Latar Belakang Masalah Zaman sekarang mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Banyak perusahaan-perusahaan yang memberhentikan karyawannya atau bahkan gulung tikar yang dapat menyebabkan angka pengangguran semakin meningkat setiap tahunnya. Perusahaan yang melakukan hal itu karena banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan dalam menjalankan suatu proyek bisnis mereka. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka pengangguran yang tinggi. Sebagai suatu bangsa yang berkembang, pemerintah mengharapkan sumber daya yang berkualitas yang dapat membawa bangsa ini bersaing dengan bangsa lain, walaupun pada kenyataannya sumber daya manusia di Indonesia masih kurang berkualitas, yang salah satu faktornya disebabkan oleh rendahnya kreativitas masyarakat. Setiap tahunnya banyak mahasiswa universitas di Indonesia yang lulus. Artinya, pada setiap tahunnya semakin meningkat angka pengangguran di Indonesia. Namun, banyak mahasiswa ini yang tidak mempunyai kreativitas untuk
2 mendirikan sebuah wirausaha. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman mereka tentang pentingnya berwirausaha. Selain menurunkan angka penganguran, berwirausaha juga dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka. Di Indonesia, pengangguran ada dua macam yaitu pengangguran terdidik dan tidak terdidik. Pengangguran tidak terdidik adalah pengangguran yang disebabkan kurangnya biaya mereka untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan, pengangguran yang terdidik adalah para mahasiswa baik yang masih menempuh pendidikan di universitas maupun yang baru saja menyelesaikan studinya namun belum memiliki pekerjaan tetap. Menurut Ketua Dewan Komisioner Diplomat Success Challenge (DSC) Surjanto Yasaputera menyatakan bahwa jumlah kewirausahaan Indonesia di Asia Tenggara hingga saat ini masih tertinggal. Hal ini didasarkan pada jumlah wirausahawan yang baru mencapai 1,56 persen dari total jumlah penduduk. Dibandingkan negara tetangga, Indonesia masih tertinggal jauh. Jumlah wirausahawan Malaysia mencapai 4 persen, Thailand 4,1 persen, dan Singapura 7,2 persen. Agar bisa menggerakkan ekonomi nasional, jumlah wirausahawan minimal 2 persen. Sumber:http://ekbis.sindonews.com/read/2013/09/19/34/785269/jumlahpengusaha-di-indonesia-hanya-1-25. Kecilnya jumlah pengusaha Indonesia itu karena kurikulum di sekolah tidak didesain untuk menciptakan wirausaha. Mereka belum dididik untuk menjadi pengusaha yang andal, ulet, kuat dan gigih dalam memperjuangkan usahanya.
3 Kewirausahaan di Indonesia harus terus didorong agar lebih banyak lagi melahirkan seorang wirausaha baru. Masalah yang kita hadapi utamanya adalah minimnya yang memiliki mental wirausaha atau mental juara untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain itu besarnya jumlah penduduk, kondisi geografis, akses modal dan penguasaan atas teknologi yang terbatas dan soal pemasaran masih jadi hambatan pengembangan entrepreneurship di tanah air. Sumber:http://ekbis.sindonews.com/read/2013/09/19/34/785269/jumlahpengusaha-di-indonesia-hanya-1-25. Rendahnya semangat entrepreneur di kalangan generasi muda, menjadi salah satu faktor pemicu tingginya angka pengangguran di Indonesia. Oleh karena itu, tidak heran bila memasuki Tahun 2000-an, pemerintah mulai memasukan pendidikan kewirausahaan ke perguruan tinggi agar belajar wirausaha sejak kuliah agar dapat dipelajari sejak Tahun Ajaran 2010/2011 silam, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan kurikulum berbasis kewirausahaan di semua tingkat pendidikan. Bagi sumber daya manusia yang terdidik khususnya bagi yang masih menempuh bangku pendidikan seperti halnya mahasiswa diharapkan akan menjadi pelaku wirausaha, yang dalam kenyataannya jika mahasiswa tersebut lulus dari universitas maka akan lebih memilih untuk menjadi pekerja. Hal ini diperkuat dalam penelitian Hidayat (Widodo dan Rusmawati 2006: 61) bahwa sebagian besar mahasiswa tidak mempunyai rencana untuk berwirausaha, dan lebih cenderung untuk bekerja disebuah perusahaan besar. Hal ini masih
4 mengindikasikan bahwa mahasiswa masih kurang berminat dalam membuka wirausaha. Masalah kurangnya minat mahasiswa untuk berwirausaha harus segera diatasi agar dapat berkurangnya angka pengangguran di Indonesia. Menumbuhkan minat berwirausaha merupakan suatu tindakan penting karena hal tersebut akan menciptakan suatu penilaian pada individu bahwa berwirausaha merupakan suatu kebutuhan untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Mahasiswa yang berwirausaha merupakan pribadi yang mandiri, yang mampu mengelola bisnis demi mendapatkan keuntungan. Karena itu dia lebih memilih menjadi pemimpin daripada pengikut, untuk itu mahasiswa harus memiliki rasa percaya diri untuk mengambil resiko berwirausaha. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, mahasiswa dituntut untuk dapat berfikir kreatif. Mereka mengetahui cara mencapai tujuan yang direncanakan dan mampu berkonsentrasi serta berinisiatif memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengatur langkah sesuai dengan rencana yang dibuat untuk mencapai target. Kewirausahaan telah dikenal sebagai kekuatan utama dalam mendukung kemajuan ekonomi, perkembangan dan penyebaran teknologi menciptakan lapangan kerja, perkembangan pasar, dan dinamika inisiatif manajemen. Pengusaha menemukan dan mengejar kesempatan-kesempatan yang ada dengan inovasi yang kreatif untuk diubah menjadi produk dan jasa yang ditawarkan pada masyarakat. Proses penemuan kesempatan dan inovasi yang kreatif adalah suatu proses awal yang sangat sulit, biasanya diperlukan modal nekat dan
5 keberuntungan agar tercipta produk dan jasa tersebut dapat diterima oleh masyarakat. Mahasiswa lebih bangga bila menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS) maupun tenaga kerja profesional di perusahaan-perusahaan besar, dibandingkan memilih terjun di dunia usaha dan menjadi seorang entrepreneur muda. Ada beberapa pilihan yaitu pertama, seseorang yang tidak mempunyai waktu tetapi mempunyai uang adalah pengusaha. Kedua, seseorang yang mempunyai waktu tetapi tidak mempunyai uang adalah penggangguran. Ketiga, seseorang yang tidak mempunyai waktu dan tidak mempunyai uang adalah pekerja. Keempat, seseorang yang mempunyai waktu dan mempunyai uang adalah pengusaha yang sukses. Salah satu situasi yang dialami oleh mahasiswa yaitu pilihan yang pertama, sebab mahasiswa mempunyai banyak waktu luang di sela-sela kegiatannya dalam melakukan perkuliahan. Banyak dari mereka yang mulai mencoba usaha baru seperti berbisnis kecil-kecilan. Mahasiswa yang mempunyai usaha sendiri sangat membutuhkan kreativitas dalam berwirausaha. Seperti yang dikemukakan oleh Schiunpeter yaitu yang dapat digolongkan menjadi wirausaha adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat materi sedemikian rupa dan kemudian terbukti benar mempunyai semangat, kemampuan, dan pikiran untuk menaklukan cara berfikir dan malas. Menanamkan jiwa kewirausahaan sejak masih kuliah atau belajar wirausaha sejak kuliah adalah target perguruan tinggi masa kini, sudah banyak perguruan tinggi
6 mulai mengajarkan mata kuliah kewirausahaan untuk mencetak entrepreneur muda yang siap berkarya dan mau belajar dalam membuka lapangan kerja sendiri. Jumlah lulusan sarjana yang terus bertambah, ternyata masih belum dibarengi dengan banyaknya lapangan kerja yang terbuka di negara kita. Kondisi ini tentunya menimbulkan sebuah kekhawatiran baru. Sebab, dipastikan angka pengangguran di Indonesia semakin hari kian meningkat pesat apabila masyarakatnya kurang berinisiatif untuk menciptakan peluang usaha atau lapangan kerja baru sedini mungkin. Strategi belajar wirausaha sejak kuliah sengaja dijalankan pemerintah untuk meningkatkan semangat entrepreneurship dikalangan pelajar dan mahasiswa, sehingga kedepannya diharapkan lulusan sarjana di Indonesia tidak hanya mengandalkan kesempatan kerja yang datang kepada dirinya, namun juga mulai tergerak untuk berkarya dan belajar menciptakan lapangan kerja atau peluang usaha baru guna mengurangi angka pengangguran yang masih sangat tinggi di Indonesia. Universitas Lampung, Bandar Lampung belakangan ini mulai mewajibkan mahasiswanya mengambil mata kuliah kewirausahaan, hal ini bertujuan untuk dapat menanamkan minat berwirausaha terhadap mahasiswa. Selain membuka program kelas Kewirausahaan, saat ini perguruan tinggi di Indonesia mulai mendirikan pusat kewirausahaan kampus seperti organisasi koperasi mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk memompa semangat wirausaha di kalangan mahasiswa dan dapat belajar wirausaha sejak kuliah. Melalui pusat kewirausahaan tersebut,
7 setidaknya banyak kegiatan positif yang kini mulai dijalankan untuk mengubah mindset para calon sarjana tersebut. Hal ini dikarenakan masih berstatus sebagai mahasiswa, sangat banyak mahasiswa yang minder atau takut untuk terjun di dunia usaha. Sebab, pada dasarnya semua bidang bisa dipelajari dari nol, termasuk ketika belajar berwirausaha sejak duduk di bangku perkuliahan. Tentunya sebagian besar waktu seorang mahasiswa akan tersita di bangku perkuliahan dan sibuk dengan mengerjakan tugas-tugas kuliah. Meski demikian tidak menutup kemungkinan dapat merintis usaha kecil-kecilan di sela-sela jadwal kuliah mahasiswa setiap hari. Dengan cara membagi waktu, mahasiswa dapat melakukan wirausaha yang optimal. Namun, sekarang ini banyak mahasiswa yang menganggap remeh terhadap hal itu. Karena mereka beranggapan bahwa mengelola usaha sendiri dapat menyita waktu mereka sedangkan dengan adanya usaha sendiri mereka dapat membantu orang tua untuk meringankan biaya kuliah mereka. Padahal, jika mahasiswa menyadari betapa pentingnya wirausaha sendiri maka mereka dapat melihat bahwa banyak sekali peluang usaha untuk mereka. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 13 April 2013 pada beberapa mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2010, diketahui bahwa telah banyak mahasiswa yang membuka usaha sendiri ketika sedang menjalani perkuliahan. Mahasiswa tersebut banyak yang memiliki kreativitas dalam usaha sehingga dapat mengakibatkan naik atau turunnya usaha mereka. Namun, mahasiswa Pendidikan Ekonomi banyak juga yang kurang berminat untuk membuka wirausaha. Hal ini disebabkan banyaknya mahasiswa yang lebih
memilih untuk menjadi pegawai kantoran. Akan tetapi ada beberapa mahasiswa yang berani membuka wirausaha sendiri mulai dari menduduki bangku kuliah. 8 Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, di Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung khususnya angkatan 2010 terdapat 15 orang mahasiswa yang memiliki wirausaha sendiri. Jenis usaha yang dilakukan mahasiswa tersebut mulai dari menjual pulsa, menjual makanan ringan, membuka toko online, membuka butik, membuka usaha laundry, hingga membuka usaha warung internet. Sebagai mahasiswa, tentu saja menjadi wirausaha memiliki hambatan tersendiri. Hambatan tersebut seperti terbenturnya jadwal kuliah dengan pengelolaan bisnis, kurangnya modal usaha, masih kurangnya lahan yang bisa digunakan untuk membuka usaha, kurangnya dorongan dari pihak internal maupun eksternal, kurang percaya diri dan kurangnya keberanian mahasiswa untuk mengambil resiko. Kreativitas dalam berwirausaha berperan penting untuk meningkatnya suatu usaha. Munculnya kreativitas dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi keterbukaan terhadap pengalaman evaluasi bersifat internal dan kemampuan untuk bereksperimen maupun beraktivitas dengan konsep konsep. Sedangkan faktor eksternal meliputi keamanan psikologis dan kebebasan psikologis (Munandar, 1999: 38). Faktor faktor kreativitas dapat dirasakan oleh mahasiswa mahasiswa yang dididik dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan kreativitas. Mereka telah diajari untuk berpikir dan bertindak
9 secara kreatif. Kreativitas mahasiswa akan berkembang jika mahasiswa mempunyai kebiasaan berperilaku kreatif. Misalnya kebiasaan mempertanyakan apa yang dilihat, mempunyai pandangan baru, menemukan cara lain untuk melakukan sesuatu, dan melakukan kegiatan secara kreatif sebanyak mungkin. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Minat Berwirausaha dan Kreativitas Wirausaha dengan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Kurangnya minat berwirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung. 2. Masih banyak mahasiswa yang bergantung pada fasilitas orang tua. 3. Kurangnya kreativitas mahasiswa untuk mengelola modal usaha. 4. Kurangnya keberanian mahasiswa untuk mengambil resiko untuk berwirausaha. 5. Terbatasnya waktu bagi mahasiswa untuk dapat membuka usaha sendiri. 6. Kurangnya perencanaan yang matang untuk berwirausaha. C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka terlihat banyaknya masalah yang terjadi pada lokasi penelitian. Untuk
10 memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan pembatasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada aspek yaitu Minat Berwirausaha (X 1 ), Kreativitas Wirausaha (X 2 ), dan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi (Y). D. Rumusan Masalah Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah ada hubungan antara minat berwirausaha dengan pelaku wirausaha? 2. Apakah ada hubungan antara kreativitas berwirausaha dengan pelaku wirausaha? 3. Apakah ada hubungan antara minat berwirausaha dan kreativitas wirausaha dengan pelaku wirausaha? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalis tiga hal pokok yang berupa sebagai berikut. 1. Mengetahui hubungan antara minat berwirausaha dengan pelaku wirausaha. 2. Mengetahui hubungan antara kreativitas berwirausaha dengan pelaku wirausaha. 3. Mengetahui hubungan antara minat berwirausaha dan kreativitas wirausaha dengan pelaku wirausaha.
11 F. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara Teoritis a. Menyajikan suatu wawasan tentang keterampilan berwirausaha dengan menanamkan ilmu pengetahuan kewirausahaan terhadap mahasiswa. b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti. 2. Secara Praktis a. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan sumbangan pemikiran kepada pihak universitas agar dapat membantu mahasiswa dalam berwirausaha. b. Bagi dosen, sebagai bahan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan terhadap mahasiswa yang akan berkarya. c. Bagi mahasiswa, sebagai informasi tentang keterampilan mahasiswa untuk berwirausaha. d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian di bidang ini. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah minat wirausaha (X 1 ), kreativitas berwirausaha (X 2 ), dan pelaku wirausaha (Y).
12 2. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung. 3. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2013/2014.