BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tidak ada manusia yang tidak berkomunikasi. Komunikasi diperlukan dalam segala aspek kehidupan kita. Entah di rumah, di sekolah, di kantor. Artinya, hampir seluruh kegiatan manusia, di manapun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi. Oleh karena itu komunikasi merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam hidup kita dengan orang lain. Komunikasi memiliki banyak definisi, oleh Prof. Drs. Onong U. Effendy 1 memberikan definisi komunikasi, komunikasi merupakan proses pernyataan antara manusia. Yang menyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalur. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi. Bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi dengan kata lain tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau memberi kuliah tanpa bicara. Sebagai tenaga pendidik dan pengajar, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan. Setiap adanya inovasi pendidikan, 1 Onong U. Effendy. Ilmu Teori Komunikasi. PT. Citra Adiya Bakti. Bandung.1993 hal 28 1
2 khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia, selalau bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan sehingga disini begitu jelas sekali bahwa guru telah menjalankan fungsi public relations. Bila fungsi humas dikaitkan dengan guru sebagai tenaga pengajar, yaitu guru menyampaikan informasi kepada siswanya sesuai dengan tingkat kebutuhan siswa yang tinggi di dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Kemudian juga guru berperan didalam membentuk sikap dan perilaku anak didiknya menjadi orang yang memiliki sikap santun dan disiplin dalam segala hal. Guru memberikan motivasi kepada siswanya agar dapat berperan aktif di dalam kegiatan sekolah. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas pengetahuannya yang seiring meningkatnya inovasi pendidikan. Peranan seorang guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal, salah satunya peranan guru sebagai mediator. Sebagai mediator guru menjadi perantara dalam hubungan antar manusia, dalam hal ini hubungan antara guru dan siswa. Untuk itu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan agar dalam berinteraksi dengan siswa dapat berjalan dengan baik. Jika komunikasi antar pribadi sudah berjalan dengan baik, maka tidak ada lagi kesulitan dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan motivasi belajar siswanya. Hal ini semua tidak terlepas dari kompetensi guru didalam menciptakan komunikasi antar pribadi yang efektif.
3 Biasanya didalam menciptakan suatu komunikasi yang efektif ini, guru melakukan komunikasinya secara formal yakni melakukan komunikasinya di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Komunikasi formal disini maksudnya adalah selama jam pelajaran sekolah berlangsung. Sedangakan komunikasi informalnya, ketika sudah di luar jam sekolah, dimana biasanya komunikasi yang terjadi ketika waktu santai, siswa dapat menanyakan pelajaran ataupun di luar pelajaran sama sekali. Komunikasi formal dan informal ini termasuk ke dalam komunikasi antar pribadi. Guru cukup sering melakukan komunikasi antar pribadi semacam ini. Karena efeknya dapat berlangsung diketahui oleh pelakunya, dalam arti dapat merubah pikiran dan perilaku komunikannya. Lalu sifatnya yang dialogis umpan baliknya (feedback) dapat diketahui saat itu juga. Dengan menerapkan komunikasi antar pribadi yang baik dalam proses belajar mengajar, diharapkan dapat menciptakan kondisi belajarmengajar yang aktif. Hal ini berarti adanya minat, perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan komunikasi secara tepat dan jelas akan membantu didalam proses penyampaian materi pelajaran yang efektif. Penggunaan komunikasi yang efektif dalam metode pembelajaran merupakan salah satu hal yang terpenting dalam proses pendidikan, karena dengan menggunakan komunikasi yang efektif, tepat dan berhasil dalam metode pembelajaran dapat menghasilkan siswa-siswi yang berhasil pula.
4 Persoalannya, setelah peneliti melakukan pengamatan tidak semua guru dapat memilih cara berkomunikasi yang efektif untuk semua anak didiknya dalam menyampaikan metode dan model yang tepat dalam sebuah pembelajaran, tidak semua guru dapat mengenali karakteristik siswa sejak awal belajar, gaya dan sikap siswa sebelum pembelajaran dilakukan, tidak semua guru mempunyai keterampilan dalam mengembangkan cara berkomunikasi yang efektif untuk sebuah pelajaran. Hal ini disebabkan, guru-guru tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Penyebabnya dalah guru menerapkan metode pengajaran di kelas berdasarkan kepercayaan yang dirasakan paling masuk akal. Guru sering menganggap apa yang telah diajarkannya itu sudah tepat dan paling benar, justru sebaliknya, siswa yang masih kurang memahami materi yang diajarkan, merasa apa yang telah diajarkan gurunya tersebut masih kurang jelas untuk dipahami. Siswa yang kurang dapat menerima cara guru mengajar, terkadang akhirnya menjadi frustasi karena materi pelajarannya kurang dapat dicerna dengan baik, dan hal ini tentunya dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa siswi lembaga kursus bahasa International Languange Programs (ILP) Bintaro menjadi menurun. Hal ini disebabkan dari guru yang sudah kurang perhatian lagi kepada siswa yang prestasi belajarnya menurun. Kemudian, siswa siswi yang sudah mulai frustasi dan akhirnya sedikit demi sedikit siswa-siswi lembaga kursus tersebut menjadi kurang disiplin dalam belajar, baik itu datang ke lembaga kursus sering terlambat, bahkan malas masuk kelas ditambah lagi mata pelajaran bahasa Inggris sudah didapat didalam sekolah, sehingga para siswa menganggap kursus bahasa inggris merupakan pelajaran tambahan yang tidak menjadi prioritas siswa.
5 Akibat dari dampak guru yang kurang memperhatikan siswa-siswinya, maka motivasi belajar bahasa inggris semakin berkurang sehingga terjadinya jumlah siswa yang belajar pada lembaga kursus bahasa Iggris menjadi menurun karena tidak melanjutkan ke level berikutnya. Disamping itu pula, salah satu penyebab serius yang menjadikan siswa siswi tidak melanjutkan kursus bahasa Inggris dikarenakan prestasi mereka yang rendah dan kurangnya perhatian dari guru untuk memberikan motivasi. Ditambah lagi, guru yang kurang menunjukkan keterbukaan didalam menyampaikan materi pelajaran dengan jelas dan mendetail sehingga siswa kurang dapat mengerti dan memahami dengan baik. guru kurang memahami perasaaan dan keinginan siswanya yang ingin meningkatkan prestasi belajar. Disamping itu pula, guru juga masih kurang memberikan dukungan moril dan memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi, kemudian terkadang guru menunjukkan sikap yang kurang positif jika siswanya berfikir kritis karena banyak bertanya guru tersebut bersikap sinis dikarenakan tidak ingin disejajarkan denga muridnya. Tak jarang sering timbul kejenuhan belajar dari siswa atau siswi yang mengikuti kursus tersebut. Kejenuhan dalam belajar itu bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti kesulitan dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris yang cukup sulit atau ada masalah di sekolah atau di rumah. Karena kursus bahasa Inggris merupakan pendidikan yang bersifat tambahan, seringkali para siswa atau siswi menyepelekan pendidikan tersebut. Hasilnya, terjadilah penyimpangan seperti mengobrol, tidak memperhatikan pelajaran di kelas atau membolos.
6 Penyimpangan-penyimpangan tersebut juga sering kali terjadi akibat kurangnya motivasi belajar dari siswa atau siswi itu sendiri. Pada akhirnya, penyimpangan itu malah merugikan siswa atau siswi tersebut. Proses belajar mengajar menjadi tidak maksimal dan siswa pun menyerap pelajaran dengan tidak optimal. Jika permasahalan komunikasi antar pribadi guru dengan siswanya tidak cepat mendapat perhatian kepala sekolah lembaga kursus, maka tidak tertutup kemungkinan motivasi belajar siswa akan mengalami penurunan dan akan mengakibatkan jumlah murid lembaga kursus mengalami penurunan karena banyaknya murid yang tidak melanjutkan kursusnya. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam proses pendidikan seorang siswa atau siswi. Apabila seorang siswa memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi, maka siswa tersebut akan memiliki kemauan untuk menyimak dan belajar dengan lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh kondisi psikologis yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Bila motivasi belajar pada siswa meningkat maka hasil belajar juga akan meningkat. Menurut Utami Munandar dalam bukunya, Psikologi Belajar, ciri-ciri motivasi belajar adalah sebagai berikut: Tekun menghadapi tugas atau dapat bekerja keras terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai, ulet menghadapai kesulitam atau tidak cepat putus asa, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin atau tidak cepat puas dengan prestasi yang dimiliki, senang dan rajin belajar, penuh semangat, dapat mempertahankan pendapat-
7 pendapatnya, melepas hal yang telah diyakininya tersebut, mengejar tujuan jangka panjang serta senang mencari dan memecahkan soal-soal. 2 Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian pada Lembaga Kursus Bahasa International Language Programs (ILP) Bintaro: Pertama, tidak terjadinya komunikasi informil antara guru dan siswa. Kedua, banyaknya murid datang terlambat dalam mengikuti kegiatan belajar bahasa Inggris dikarenakan belajar pada lembaga kursus merupakan belajar tambahan, bukan sebagai kewajiban. Ketiga, tidak datangnya siswa pada jam kursus berlangsung karena tidak suka dengan cara mengajar guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Keempat, banyaknya siswa yang tidak melanjutkan kursus ke level selanjutnya pada lembaga kursus bahasa International Languange Programs (ILP) Bintaro. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik meneliti dengan judul yaitu Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Siswa terhadap Motivasi Belajar Siswa-Siswi Lembaga Kursus Bahasa International Language Program (ILP) Bintaro. 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyataan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. 2 Munandar, S.C. Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1992 hal 34
8 Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dikemukakan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : Seberapa Besar Pengaruh Komunikasi Antar pribadi Guru dan Siswa atau Siswi terhadap Motivasi Belajar Siswa-Siswi Lembaga Kursus Bahasa International Language Program (ILP) Bintaro? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan : 1. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan guru dengan siswa-siswi lembaga kursus Bahasa International Language Program (ILP) Bintaro. 2. Hubungan antara komunikasi antar pribadi guru dan siswa dengan motivasi belajar siswa-siswi Lembaga Kursus Bahasa International Language Program (ILP) Bintaro. 3. Pengaruh komunikasi antar pribadi guru dan siswa terhadap motivasi belajar siswa-siswi Lembaga Kursus Bahasa International Language Program (ILP) Bintaro. 1.4. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah : 1.4.1. Manfaat Teoritis / Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu komunikasi, khususnya terkait dalam komunikasi antar pribadi.
9 1.4.2. Kegunaan Praktis. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk pihak internal serta eksternal lembaga kursus untuk dapat lebih memahami bagaimana menyikapi siswa dan kegiatan yang terjadi di dalamnya. Serta dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa agar lebih giat belajar.