tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat. Kesalahan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Menurut UU No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Efektivitas erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sebagai pendidik yang profesional sesungguhnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. dalam belajar matematika. Kesulitan siswa tersebut antara lain: kesulitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru matematika, kesulitan siswa dalam menalar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

belajar matematika karena penalaran matematika sebagai kompetensi dasar matematika. Berdasarkan Peraturan Dirjen Dikdasmen No.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan dalam bidang matematika. Melalui pembelajaran matematika, siswa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Lian Yulianti, 2014

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut memiliki daya nalar kreatif dan keterampilan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. penting: (1) sebagai kekuatan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep, (2)

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh : NUGRAHAENI GAMASTUTI NIM A

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan kita ditandai pencapaian academic standard dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dunia hampir di semua aspek kehidupan manusia, berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN. secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosional.

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat komunikasi sangat dibutuhkan untuk beraktivitas. Seseorang

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat, dan canggih yang ditunjang oleh kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang. kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Setiap orang berhak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan alat untuk mengkomunikasikan berbagai ide, gagasan, dan pendapat secara jelas (Sutama, 2014: 142). Matematika tidak hanya sebagai ilmu, tetapi juga sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif yang dipergunakan dalam ilmu lain (Trisnawati, 2013). Matematika memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga penguasaan matematika sejak dini diperlukan siswa untuk menguasai dan menciptakan teknologi masa depan. Menyadari akan peranan penting matematika dalam kehidupan, matematika merupakan kebutuhan dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Sebagaimana tujuan pembelajaran matematika yaitu melatih siswa berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, penemuan, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan atau ide melalui tulisan, pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta atau diagram (Rohaeti, 2013). Oleh karena itu, matematika perlu diajarkan dalam proses pembelajaran di sekolah untuk mengembangkan kemampuan siswa. Siswa merupakan fokus utama dalam proses pembelajaran matematika. Menurut Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT), pembelajaran (instructional) merupakan bagian dari pendidikan (Majid, 2014: 283). Pembelajaran merupakan upaya membuat siswa belajar secara aktif dengan berbagai strategi, metode, atau pendekatan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan pembelajaran matematika dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah siswa mampu mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media yang memperjelas keadaan atau masalah (Rahmalia, 2012). Siswa di 1

2 tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik ke peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku (Majid, 2014: 284). Proses komunikasi dalam pembelajaran adalah proses penyampaian message (pesan) dari resources (sumber) kepada receiver (penerima) melalui channel (saluran atau media) tertentu (Majid, 2014: 285). Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektivitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Komunikasi merupakan proses menuangkan permasalahan secara lisan maupun tertulis dalam pembelajaran di kelas sehingga siswa mampu bersifat responsif, aktif bertanya dan menanggapi persoalan yang ada (Trisnawati, 2013). Ketika proses komunikasi berlangsung, terdapat persoalan dalam skala kecil dan skala besar (Trisnawati, 2013). Dalam skala kecil, persoalan yang timbul adalah penggunaan simbol yang tepat, sedang dalam skala besar yaitu penyusunan argumen terhadap suatu pernyataan secara logis (Trisnawati, 2013). Kedua persoalan ini merupakan kemampuan yang harus dikuasai agar pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Kemampuan komunikasi matematika merupakan suatu hal yang sangat mendukung untuk seorang guru dalam memahami kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika (Rahmalia, 2012). Guru dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran secara langsung. Pengembangan tersebut dapat dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung secara aktif dan menarik, serta difasilitasi dan di bimbing menggunakan berbagai cara dan bentuk komunikasi. Sutama, Narimo, dan Haryoto (2013: 179) menyebutkan indikator yang menunjukkan komunikasi matematika yaitu: (1) menyatakan ide matematika melalui berbicara atau lisan, (2) mendeskripsikan ide ke dalam model

3 matematika, (3) menulis ide matematika ke dalam bentuk visual, (4) menjelaskan konsep matematika. Berdasarkan observasi di kelas VIII D SMP N 1 Tulung dengan jumlah 30 siswa, kemampuan komunikasi matematika pada siswa sangat bervariasi diperoleh siswa yang mampu menyatakan ide matematika melalui berbicara atau lisan sebanyak 2 siswa (6,67%), siswa yang mampu mendeskripsikan ide ke dalam model matematika sebanyak 3 siswa (10%), siswa mampu menulis ide matematika ke dalam bentuk visual sebanyak 4 siswa (13,33%), dan siswa mampu menjelaskan konsep sebanyak 3 siswa (10%). Rendahnya komunikasi matematika siswa disebabkan siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran, kurangnya rasa tanggung jawab dalam diri siswa. Selain permasalahan rendahnya komunikasi matematika, permasalahan lain dalam pembelajaran matematika yang ditemukan adalah kecenderungan pembelajaran yang berpusat pada guru. Strategi mengajar yang digunakan masih konvensional. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran sehingga terkesan monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Sebagai alternatif dari permasalahan tersebut, guru diharapkan dapat menerapkan berbagai strategi yang bervariasi agar siswa aktif dan bersemangat dalam belajar matematika. Salah satunya dengan menerapkan Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning (PBL) yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks sehingga peserta didik dapat belajar berpikir kritis dalam melakukan pemecahan masalah yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan atau konsep yang esensial dari bahan pelajaran (Hanafiah, 2009: 71). Di dalam strategi pembelajaran PBL, tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa sehingga dapat menekankan keterlibatan siswa secara aktif, kemudian guru berperan sebagai fasilitator. Dalam penelitian ini, akan di buat variasi pembelajaran di mana strategi Problem Based Learning (PBL) dipadukan dengan Number Head Together(NHT).

4 Tipe kooperatif Number Heads Together (NHT) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menuntut siswa menjadi aktif. Kartikasasmi dalam Adesty (2014) menuturkan penerapan NHT dalam pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas siswa, membuat siswa aktif dalam menyampaikan ide atau pendapat, melibatkan seluruh siswa dalam usaha menyelesaikan tugas, serta meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kelompoknya. Pembelajaran NHT menuntut siswa untuk berpikir dan belajar lebih aktif (Adesty, 2014). Siswa tidak hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru, namun juga berdiskusi, bertanya, dan berpendapat. Selain itu, ketika diskusi berlangsung siswa juga harus yakin bahwa mereka dapat menyelesaikan semua permasalahan yang diberikan oleh guru dengan baik. Siswa belajar menjelaskan dan ketika mereka di tantang untuk berpikir dan memberikan alasan tentang matematika serta mengkomunikasikan hasil pemikiran mereka kepada orang lain. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan sebuah strategi pembelajaran yang diperkirakan mampu mendukung upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa. Peneliti memperkirakan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Number Head Together (NHT) menjadi sebuah alternatif model pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan komunikasi matematika. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan lingkaran melalui strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Number Head Together (NHT). 2. Apakah dengan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan komunikasi matematika siswa yang di lihat dari indikator yaitu (1) menyatakan ide matematika melalui berbicara atau lisan, (2) mendeskripsikan ide ke dalam model matematika, (3) menuliskan ide matematika ke dalam bentuk visual, (4) menjelaskan konsep matematika.

5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Number Head Together (NHT) pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Tulung. 2. Untuk mengukur peningkatan komunikasi matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Tulung dengan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Number Head Together (NHT), yaitu: (a) menyatakan ide matematika melalui berbicara atau lisan, (b) mendeskripsikan ide ke dalam model matematika, (c) menuliskan ide matematika ke dalam bentuk visual, (d) menjelaskan konsep matematika. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, terutama untuk meningkatkan komunikasi belajar matematika siswa dengan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Number Head Together (NHT) dalam pembelajaran matematika. Strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Number Head Together (NHT) dalam pembelajaran matematika di anggap penting dan perannya yang cukup besar dalam hal meningkatkan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu guru dapat menerapkan pada pembelajaran matematika. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini memberikan masukan kepada guru agar dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran khususnya bagi guru SMP dengan alternatif pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Problem Based Learning(PBL) berbasis Number Head Together (NHT). Bagi siswa yang menjadi objek penelitian diharapkan dapat meningkatkan

6 komunikasi matematika mengenai pembelajaran dengan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Number Head Together (NHT).