BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seperti kita ketahui, perdagangan bebas telah menjadi topik kebijakan publik yang paling hangat diperdebatkan menjelang penerapan perdagangan bebas dunia. Salah satu debat yang paling hangat adalah debat antara pendukung perdagangan bebas dan pendukung proteksionisme. Debat mengenai subjek ini selalu melahirkan pandangan yang saling bertentangan. Kita tentu tidak bisa mengabaikan pelajaran penting dari sejarah mengenai perdagangan bebas. Utamanya dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Namun penting pula diingat, perdagangan bebas juga tak menutup kemungkinan terhambatnya pengembangan industri dalam negeri. Apalagi di negara-negara berkembang, di mana SDM-nya masih kalah dibandingkan negara maju. Maka dikhawatirkan negara berkembang akan semakin menjadi negara konsumtif dan mengeksploitasi alamnya secara besar-besaran untuk mengimbangi neraca perdagangannya. Pengambil kebijakan (pemerintah) sering tarik-menarik antara percaya perdagangan bebas membawa manfaat bagi masyarakat dengan kekhawatiran hancurnya industri dalam negeri karena kalah bersaing. Perhitungan ekonomi politik pastilah penyebab tarikmenarik ini. Harus diakui pembuatan kebijakan memang perlu perencanaan dan perhitungan yang matang. Seiring dengan munculnya perdagangan bebas itu, nasionalisme dan proteksionisme menjadi lebih terlihat. Apalagi Indonesia juga akan memasuki era perdagangan bebas wilayah ASEAN atau ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2015 1
Jadi, isu nasionalisme dalam konteks perdagangan pun semakin penting. Hal ini bertujuan agar produk Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Memang kesepakatan Indonesia dalam perjanjian organisasi perdagangan bebas yang biasa disebut World Trade Organization (WTO) masih menuai kontroversi. Karena sebagian kalangan menilai Indonesia belum layak turut serta dalam perdagangan bebas. Namun, karena Indonesia telanjur menyetujui perjanjian WTO, maka mau tidak mau Indonesia harus menyiapkan diri menyongsong perdagangan bebas. Inilah harga yang harus dibayar akibat menganut sistem ekonomi terbuka. Meskipun dalam praktiknya justru produk-produk asing terutama produk Cina yang membanjiri pasar Indonesia. Era globalisasi yang telah dimulai bukan saja berpengaruh pada hubungan luar negeri bangsa ini, namun lebih dari itu, asumsi dasar perekonomian nasional juga sebenarnya telah semakin bergeser. Indonesia yang memiliki basis perekonomian kerakyatan, tentunya mengalami tantangan terhadap paham ekonomi liberal yang berasaskan kompetisi bebas dan bersifat individu maupun kelompok. Era perdagangan bebas yang menjadi salah satu senjata dari ekonomi liberal, saat ini telah ada didepan mata, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang meratifikasinya. Harapan kita sekarang hanyalah adanya kesiapan dan kemampuan secara mental, sistem sosial budaya, politik, serta ekonomi bangsa kita dalam menghadapi ancaman globalisme-kapitalistik ini. Sehingga tidak memudahkan pengintegrasian perekonomian Negara Indonesia ke dalam genggaman para pemodal negara-negara kaya. Dengan perdagangan bebas ini, maka dunia ketiga khususnya Indonesia, akan kebanjiran barang impor karena mudahnya barang luar negeri masuk ke pasar dalam negeri serta adanya peralihan impor dari yang tadinya ilegal menjadi legal. Maka 2
dengan ini agenda pemberdayaan ekonomi rakyat akan semakin terpuruk akibat desakan kuat dari komoditas-komoditas asing. Akibatnya semakin banyaknya angka pengangguran dan akhirnya melumpuhkan perekonomiannasional.(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?mo dule=detailrubrik&kid=3&id=8185). Untuk menghadapi perdaganagn bebas salah satu cara yang harus di tempuh adalah dengan meningkatkan kualitas, kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia. Dalam hal ini adalah generasi muda, yang mana mereka sangat berperan penting dalam kemajuan suatu bangsa dan negara. Universitas Mercu Buana sebagai lembaga pendidikan yang menaungi banyak generasi muda telah berkomitmen untuk meningkatkan kulitas, kemampuan dan keterampilan generasi muda bangsa Indonesia yaitu dengan memberikan mata kuliah kerja praktik sebagai mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa Desain Produk untuk memberikan gambaran nyata mengenai situasi dan kondisi dunia kerja secara konkrit sehingga mahasiswa tidak asing lagi dengan dunia kerja serta dapat memupuk kedisiplinan kerja dan profesionalisme dalam bekerja agar dapat mengenal dunia atau lingkungan kerja yang akan bermanfaat bagi mahasiswa/i setelah dia lulus. Sebagai mahasiswa desain produk garfish dan multimedia pasti tahu bahwa company profile merupakan media komunikasi yang sangat penting bagi suatu perusahaan, dimana melalui company profile perusahaan dapat menuangkan visi dan misinya, pengalamannya, serta hal-hal lainya yang dapat menarik audience untuk membeli atau menggunakan jasa dari produk-produk yang ditawarkanya. 3
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis akan menguraikan rumusan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja, yakni sebagai berikut : Bagaimana membuat desain company profile yang komunikatif dan menarik? Bagaimana mengefektifkan fungsi company profile sebagai media untuk memperkenalkan jasa /produk? C. LINGKUP KERJA PRAKTIK Ruang lingkup kerja praktik pada PUKESMIGAS-USAKTI adalah merancang booklet company profile perusahaan untuk kepentingan promosi, publikasi serta mengenalkan perusahaan kepada target audience. D. MAKSUD DAN TUJUAN 1. MAKSUD KERJA PRAKTIK Kerja Praktik ini bermaksud untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam mengahadapi dunia kerja sehingga mahasiswa dapat mengambil pelajaran yang akan berguna nantinya setelah ia memasuki dunia kerja. Selain itu kerja praktik ini juga bermaksud agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu serta teori teori yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan. 2. TUJUAN KERJA PRAKTIK 1. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum mengenai dunia kerja. 4
2. Untuk melatih kedisiplinan, menambah pengalaman, wawasan serta ilmu pengetahuan yang didapat dalam perusahaan. 3. Memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktik Program Strata satu pada jurusan Desain Produk Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Universitas Mercu Buana Jakarta. E. WAKTU DAN TEMPAT KERJA PRAKTIK Kerja praktek berlangsung selama 2 (dua) bulan, dimulai dari tanggal 23 September 2013 sampai 8 November 2013 di PUKESMIGAS-USAKTI Office Syarief Tayeb Bulding Lt 4 Jl Kyai Tapa no. 1 Grogol Jakarta Barat 11440 dan PUKESMIGAS- USAKTI Workshop, Jl. Dr. Nurdin I No. 21 Grogol Jakarta Barat 11450. F. METODE PENGUMPULAN DATA Dalam penyusunan laporan Kerja Praktik ini metode pengumpulan data yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pengamatan langsung di lapangan. 2. Wawancara langsung dengan pihak terkait di Perusahaan. 3. Dokumentasi lapangan selama Kerja Praktik. 4. Riset Kepustakaan. Kegiatan yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur baik dari perpustakaan maupun riset buku-buku yang berkaitan dengan desain. 5. Riset Internet. Untuk mendapatkan data tambahan yang berkaitan dengan desain. 5
G. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang Kerja Praktik serta maksud dan tujuankerja Praktik dilaksanakan. Metode pengumpulan data, sistematika penulisan serta pelaksanaan Kerja Praktik yang dilakukan oleh penulis. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Berisikan data serta informasi mengenai perusahaan seperti sejarah, visi misi dan gambaran umum perusahaan tempat penulis melakukan Kerja Praktik. BAB III TEORI PENUNJANG Berisikan data atau materi penunjang dalam penyusunan laporan Kerja Praktik. BAB IV MATERI KERJA PRAKTIK Berisi materi, proses serta pelaksanaan Kerja Praktik dikerjakan penulis di perusahaan. yang Praktik. BAB V PENUTUP Berisikan kesimpulan dan saran dari penulis terhadap laporan Kerja 6