BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut pada telinga bagian tengah yang berlangsung dalam 3 minggu atau bahkan bisa lebih. (Donaldson, 2010).Penyakit ini merupakan masalah kesehatan khususnya pada anak-anak. Diperkirakan 70% anak mengalami Otitis Media Akut (OMA) menjelang usia 3 tahun, 20% pada usia 6-11 tahun, namun pada usia dewasa insidennya mulai berkurang sekitar 10%. Faktor-faktor risiko terjadinya OMA adalah variasi musim dimana OMA lebih sering terjadi pada musim gugur atau musim dingin, predisposisi genetik, gangguan anatomi, alergi, lingkungan, sosial ekonomi yang rendah maupun posisi tidur yang salah. Terjadinya penyakit OMA dijabarkan menjadi beberapa tahap yaitu efusi pada telinga tengah yang akan berkembang menjadi pus yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, disertai tanda-tanda inflamasi akut, demam, otalgia, dan iritabilitas. (WHO, 2010). Otitis Media Akut (OMA) seringkali terjadi pada anak-anak. Statistik dari beberapa negara maju menjelaskan bahwa OMA merupakan infeksi yang umum pada usia dini dan merupakan alasan umum untuk berobat. Prevalensi OMA disetiap negara berbeda-beda, namun biasanya berada pada kisaran 2,3% 20%. Otitis Media Akut bisa terjadi karena infeksi yang bisa disebabkan dari pola hygiene yang kurang baik dan bisa
menyebabkan komplikasi yang berbahaya seperti meningitis maupun tuli seumur hidup. Tenaga medis dari Quebec, Kanada menghabiskan waktu kira-kira 4,9 jam untuk keseluruhan penanganan OMA dan lebih dari sepuluh juta dolar setiap tahunnya dihabiskan untuk biaya penanganan OMA. (Dube dkk, 2011).Pada tahun 2008, program Active Bacterial Core Surveilans (ABCS) dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukan kasus OMA terjadi sebanyak enam juta kasus per tahun. Otitis Media Akut (OMA) menyebabkan 45-62% indikasi pemberian antibiotik pada anak di Amerika Serikat. Beban negara tersebut yang digunakan untuk kasus OMA tergolong signifikan, melebihi 3,8 triliyun dolar setiap tahunnya disebabkan oleh karena pemakaian antibiotik yang tinggi. (Meropol, dkk, 2008). Studi epidemiologi OMA di negara-negara berkembang sangat jarang. Di Thailand, melaporkan bahwa prevalensi OMA pada anak-anak berumur kurang dari 16 tahun pada tahun 2006-2009 sebesar 0,8%. Prevalensi OMA di negara-negara maju rata-rata hampir sama dengan di USA. Di Indonesia sendiri belum ada data baku tentang prevalensi OMA. Berdasarkan survey kesehatan indera pendengaran tahun 1944-1996 pada tiap provinsi di Indonesia didapatkan prevalensi penyakit telinga tengah populasi segala umur di Indonesia sebesar 3,9%, hingga saat ini belum ada lagi survey khusus untuk indera pendengaran.
Pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi), dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Tercapaianya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindungnya masyarakat dari berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan terjadinya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata. Asuhan keperawatan diberikan kepada mereka yang sehat maupun yang sakit, terutama pada klien dengan masalah gangguan dengan Otitis Media Akut (OMA), karena penyakit Otitis Media Akut (OMA) merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi dan apabila tidak segera mendapat penanganan akan menyebabkan muncul banyak masalah. (Kemenkes,2015). Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Purbalingga tahun 2016, prevalensi gangguan pendengaran khususnya kasus OMA/OMSK pada usia 1-4 tahun sebanyak 0,005 %, usia 2-4 tahun sebanyak 0,03 %, usia 5-15 tahun sebanyak 0,069%, usia 16-44 tahun sebanyak 0,08 %, usia 45-64 tahun sebanyak 0,04 %, dan usia diatas usia 65 tahun sebanyak 0,02%. Data dari Puskesmas Kutawis jumlah gangguan pendengaran khususnya kasus OMA/OMSK pada usia 1-4 tahun sebanyak 0,15 %, usia 2-4 tahun sebanyak 0,35 %, usia 5-15 tahun sebanyak 0,53 %, usia 16-44 tahun sebanyak 0,7 %, usia 45-64 tahun sebanyak 0,34 %, dan usia diatas usia 65 tahun sebanyak 0,39 %. Berdasarkan data diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah Otitis Media Akut. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Melaporkan penerapan/aplikasi asuhan keperawatan pada keluarga dengan Otitis Media Akut (OMA) secara komprehensif. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk menggambarkan : a. Pengkajian pada keluarga dengan masalah Otitis Media Akut (OMA). b. Analisa data hasil pengkajian dan menetapkan diagnosa keperawatan pada klien dengan Otitis Media Akut (OMA). c. Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan Otitis Media Akut (OMA). d. Tindakan keperawatan kepada keluarga dengan Otitis Media Akut (OMA). e. Evaluasi atas tindakan keperawatan keluarga yang telah dilakukan pada keluarga dengan Otitis Media Akut (OMA). f. Membahas kesenjangan antara teori dan kondisi riil yang dilakukan pada pengelola keperawatan keluarga Bp. M dengan masalah Otitis Media Akut (OMA).
C. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data untuk penyusunan laporan kasus ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut : 1. Observasi Partisipasi Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap keluarga dengan melakukan asuhan keperawatan secara langsung. 2. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis atau tanya jawab kepada klien, keluarga/orang terdekat klien atau dengan tenaga kesehatan lainnya yang berkaitan dengan klien. 3. Pemeriksaan fisik Pengumpulan data dilakukan dengan memeriksa keadaan fisik klien dan keluarga dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. 4. Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat data yang ada seperti family folder, dan data tentang penyakit Otitis Media Akut (OMA) di Puskesmas Kutawis maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga. D. Tempat dan Waktu Kegiatan dilakukan dirumah keluarga Bp. M di Desa Karanggedang Rt 06/ Rw 03, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga. Pada tanggal 26-27 Maret 2017.
E. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Praktek Keperawatan Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi kegiatan asuhan keperawatan, yang berkaitan dengan masalah penyakit Otitis Media Akut (OMA). 2. Tenaga Kesehatan Laporan ini diharapkan bisa menjadi bermanfaat bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam menangani suatu kasus yang lain. 3. Keluarga dan masyarakat Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat terutama dalam pemahaman tentang penyakit Otitis Media Akut (OMA). 4. Mahasiswa Laporan ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa terutama dalam memberikan pengalaman asuhan keperawatan keluarga dengan fokus masalah utama Otitis Media Akut (OMA).
F. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode pengumpulan data, tempat dan waktu, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka yang terdiri dari konsep keluarga, konsep Otitis Media Akut dan konsep asuhan keperawatan secara teori. BAB III : Tinjauan Kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB IV : Pembahasan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB V : Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.