BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja didalamnya. Orang-orang yang bekerja di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidik di dalam kelas, namun juga sebagai teladan di luar kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual. 1 Sedangkan pembelajaran

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SIKAP DAN PANDANGAN GURU MATEMATIKA TERHADAP EFEKTIVITAS PENINGKATAN KOMPETENSINYA MELALUI PENDIDIKAN LATIHAN PROFESI GUR U (PLPG)

BAB I PENDAHULUAN. semua telah sepakat bahwa pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia sangat membutuhkannya dan tidak bisa dilepaskan darinya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GURU HONORER ANTARA TANTANGAN DAN HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

No pembelajaran; (iii) peningkatan manajemen Guru, pendidikan keguruan, dan reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK); (iv) peningka

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti bautan, sifat, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sebuah keharusan, untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tujuan kegiatan pembelajaran, diperlukannya aktivitas organisasi sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun hakikat, fungsi, latar tugas, dan kedudukan sosiologinya telah banyak mengalami perubahan. 1 Pada saat ini profesi guru sangat diminati oleh masyarakat, apa lagi setelah adanya kebijakan pemerintah tentang sertifikasi yang memberikan tunjangan jabatan sebesar satu kali gaji pokok dan tunjangan-tunjangan lain yang cukup menjanjikan. 2 Posisi guru bermakna strategis karena penyandangnya mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan membangun karakter bangsa, makna strategis guru sekaligus meniscayakan pengakuan guru sebagai profesi. Lahirnyaundang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bentuk nyata pengakuan atas profesi Guru dengan segala dimensinya. 3 Guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan- 1 Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h.1 2 Mulyasa, Uji kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013) h. 1 3 Hanik Norma, Buku Pintar Materi dan Soal PLPG Sertifikasi Guru ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2014). h. ix 1

2 keterampilan pada siswa. 4 Untuk itulah maka keberhasilan sebuah pembelajaran setidaknya dipengaruhi oleh lima komponen kunci, yaitu, (1) Guru, (2) Sumber dan Media Belajar. (3) Lingkungan, (4) Siswa dan (5) proses pembelajaran guru dalam pembelajaran memiliki peran yang sangat strategis. Bahkan dalam konsep tentang sumber belajar yang ditulis oleh Sudjarwo guru dapat di kategorikan sebagai sumber belajar. 5 Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah adalah kinerja guru yang memiliki kesungguhan tinggi atau semangat yang tinggi serta konsisten terhadap apa yang ingin dicapainya. Sesuai firman Allah Ta ala dalam surat Ali Imran:159:!"# %&'( )*+, - './'( 0 Artinya : Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-nya. 6 Guru yang memiliki kesungguhan tinggi itu merasa percaya diri, kuat, dan berani ketika ia berangkat menuju tujuan yang telah ditetapkannya, dengan berbekal ilmu dan hujjah yang nyata. Sehingga, ia pun bisa melalaui berbagai hal yang menakutkan, dan memandang ringan berbagai kesulitan. 4 Moh. User Usman, Menjadi Guru Profesional edisi ke dua (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001). h. 6-7 5 Sudjarwo. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar (Jakarta: Medyatama Sarana Perkasa, 1989), h. 54

3 Dalam mengatasi kesulitan pembelajaran di perlukan Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Tanpa memperbaiki kinerja guru, semua upaya untuk membenahi pendidikan akan kandas. Kurikulum yang baik, perpustakaan yang lengkap, laboratorium canggih, ketersediaan komputer dan internet nyaris tidak ada artinya untuk memperbaiki mutu pendidikan bila guru-gurunya tidak bermutu dan tidak mencintai profesinya. Guru bermutu adalah guru yang menguasai ilmu yang diajarkan sekaligus menguasai keterampilan mengajar. Guru berkualitas hampir tidak mungkin dilahirkan apabila lembaga pendidikan gurunya tidak berkualitas. Masalah itu kait-mengait, dan pada akhirnya bermuara pada sejauh mana bangsa ini menghargai profesi guru. 7 Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. 7 Siswoyo agus (Susahnya Benahi Profesi Guru. http://64.203.71. 11/kompascetak/0602/21/humaniora/2455732.htm) di akses tanggal 05 Maret 2015

4 Upaya peningkatan kinerja guru baik menyangkut kompetensi paedagogik, profesional, personal (kepribadian) dan sosial. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius guna mencapai tujuan pendidikan. Karena berdasarkan hasil penelitian pendidikan, guru dianggap sebagai salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), menanamkan nilai (value), membangun karakter (Character building), dan teknologi serta internalisasi nilai-nilai moral dan akhlak/etika. 8 Guru memegang peranan signifikan dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia, profesionalisme guru menjadi keharusan sejarah. Tanpa adanya profesionalitas, guru terancam tidak mampu mencapai tujuan mulia yang diembannya dalam menciptakan perubahan masa depan. Kompetensi menjadi syarat mutlak menuju profesionalitas di atas. Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku seseorang. 9 Kompetensi sebagaimana yang di maksud dalam pasal 8 UU RI No 14 tahun 2005, meliputi (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, (4) kompetensi profesional yang di peroleh melalui pendidikan profesi. 10 Kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Guru harus 8 Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (Jakarta, Media Grafika, 2003), h. 118. 9 Ma mur Asmani Jamal, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profisional (Jogjakarta: power boks, 2009). h. 37 10 Ibid. h. 42.

5 belajar secara maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogik ini secara teoritis dan praktik. Kompetensi pedagogik dalam Standar Nasional pendidikan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 11 Keberhasilan suatu proses pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang. Perencanaan yang dilakukan dengan baik, maka setengah keberhasilan sudah dapat tercapai, setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan, Pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: Pre tes, proses, dan post tes, sedangkan Penilaian pembelajaran dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003, pasal 8 dan 9 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam pasal 8 dinyatakan, Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Demikian pula dalam pasal 9 ditegaskan, Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. 12 Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru dituntut untuk mampu dan terampil mengelolanya, karena keberhasilan suatu pelaksanaan pendidikan 11 Ibid. h.59. 12 UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.20 Tahun 2003), Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008, h. 10.

6 banyak tergantung pada guru, meskipun begitu tidak semua dapat memotivasi belajar siswa. Hal ini memang disadari, karena setiap guru memiliki kompetensi yang berbeda, tidak jarang semua guru yang ingin membangkitkan minat belajar siswa tetapi sebaliknya siswa tidak berminat untuk belajar, bahkan guru tersebut tidak di sukai siswa, karena itulah kompetensi guru tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh fakor-faktor lain. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah MAN Model Palangka Raya bahwa komitmen guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru di MAN Model belum maksimal seperti masih kurang disiplin dalam masuk kelas 13, sehingga belum bisa memaksimalkan potensi siswa-siswi di MAN Model Palangka Raya. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh madrasah adalah Nilai Ujian Nasional yang masih ada nilai yang minimal, lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi belum mencapai 80%. 14 Dengan kenyataan itu kiranya ada yang perlu diperhatikan dari segi kemampuan guru dalam mengembangkan karakteristik. Mengembangkan potensi, dan berkomunikasi dengan peserta didik supaya mutu pembelajarannya baik, hasil out putnya juga baik, sehingga bisa membangkitkan semangat peserta didik untuk belajar lebih giat lagi dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian kepada Guru MAN Model Palangka Raya yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta telah tersertifikasi mau pun yang belum sertifikasi yang berjumlah 13 Wawancara dengan Hj Susilawaty, M.Pd. Pada tanggal 22 Juli 2015. 14 Susilawaty Profil Madrasah Aliyah Negeri Model (Palangka Raya: 2013). h. 8

7 54 orang. Penulis akan melakukan penelitian kepada Guru MAN Model tentang kinerja guru di sekolahan tersebut. dengan judul penelitian Kinerja Guru MAN Model Pangka Raya. B. Fokus dan Subfokus Penelitian Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, maka penelitian ini di batasi pada : Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya dalam Proses pembelajaran di MAN Model Palangka Raya. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah utama penelitian adalah Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja guru MAN Model Palangka Raya? 2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat kinerja guru dan usaha apa yang dilakukan Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MAN Model Palangka Raya? D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diperhatikan dari dua sisi pandang yakni secara teoritis dan secara praktis, untuk lebihnya dapat dilhat sebagai berikut : 1. Kegunaan secara teoritis.

8 Sebagai suatu Karya Ilmiah maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat luas pada umumnya mengenai Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya. 2. Kegunaan secara praktis a. Bagi Kepala Kantor Kementerian Agama, agar memperhatikan dan meningkatkan kualitas guru agar menjadi lebih baik melalui penataran, pelatihan, seminar, MGMP, KKG, ataupun pendekatan lain yang dapat meningkatkan kualitas kinerja guru. b. Bagi Kepala Madrasah dan Pengawas diharapkan mampu meningkatkan Kinerja Guru dan tenaga kependidikan di Madrasah melalui masukan-masukan yang positif dan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Kepala Madrasah dan pengawas dalam meningkatkan mutu kinerja guru dan mutu Madrasah. c. Bagi guru-guru, menjadi sumber inspirasi yang positif untuk lebih meningkatkan kualitas kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar sesuai yang diharapkan. d. Bagi penulis, akan semakin menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal kinerja guru di MAN Model Palangka raya. e. Menambah khasanah ilmiah bagi pengembangan keilmuan dan sumbangan pemikiran untuk peneliti berikutnya.

9