BAB I PENDAHULUAN. makhluk yang lain. Tubuhnya tersusun sedemikian rupa sehingga dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah penting bagi manusia setelah keimanan. Tanpa

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan pemberian ekstak biji klabet (Trigonella foenum-graecum L) secara oral

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI KLABET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (2005) antara lain diabetes mellitus

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

Tradisional Bagian Daun dan Buah

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

1 Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang. mengakibatkan gangguan pada metabolisme. Hasil penelitian Sam (2007)

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan efektif, sehingga menyebabkan kondisi hiperglikemia (World. Health Organization (WHO), 2009). Insulin adalah hormon yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

PENGARUH EKSTRAK BIJI KLABET

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga sebagai bentuk rasa syukur kepada-nya. sehat dan seimbang. Kebiasaan makan yang berlebih dan tidak seimbang dapat

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2,3% pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan pada tahun

Tanaman Obat Diabetes Ini Belum Banyak Dikenal Namun Jangan Tanya Khasiatnya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

UJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO. Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

Transkripsi:

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dari makhluk yang lain. Tubuhnya tersusun sedemikian rupa sehingga dapat melakukan berbagai proses metabolisme didalamnya. Oleh karena itu, manusia hendaknya selalu menjaga keseimbangan tubuhnya agar selalu dalam keadaan sehat dan homeostatis. Menurut Campbell (2004), homeostatis adalah suatu keadaan dinamis, suatu keterkaitan antara gaya luar yang cenderung mengubah lingkungan internal dan mekanisme kontrol internal yang melawan perubahan tersebut. Apabila terdapat ketidakseimbangan, maka akan terjadi suatu kelainan yang disebut dengan penyakit. Dalam Islam juga telah dijelaskan bagaimana seharusnya manusia hidup menjaga keseimbangan pola makan dan minum, seperti firman Allah dalam surat Al-A raf ayat 31: t ÏùÎô ßϑø9$# =Ïtä Ÿω çµ ΡÎ) (#þθèùîô è@ Ÿωuρ (#θç/uõ $#uρ (#θè=à2uρ Artinya: Makan dan minumlah tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (QS. Al-A raf:31). Menurut Al-Jauziah (2008), Rasulullah juga memberi petunjuk kepada ummatnya mengenai makanan dan minuman yang meliputi pencegahan over dosis (Ÿ (#þθèùîô è@ωuρ), menghindari makanan berlebihan, dan aturan-aturan lain yang

harus diperhatikan karena sepertiga perut digunakan untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga lagi untuk udara. Ini adalah cara makan terbaik, baik untuk tubuh maupun untuk hati. Makanan dapat menyerang, merugikan, dan merubah fungsi normal tubuh jika jumlahnya berlebihan. Sebagian besar penyakit terjadi karena konsumsi makanan yang berlebihan atau melebihi kebutuhan tubuh. Saat ini, banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda. Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000 lalu, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap penyakit diabetes (Maulana, 2008). Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia. Penyakit ini dapat terjadi sekunder akibat respon abnormal jaringan perifer terhadap insulin. Insulin merupakan salah satu hormon dalam tubuh manusia yang dihasilkan oleh sel β pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans (islets of Langehans) adalah suatu kumpulan sel-sel endokrin yang terdiri dari beberapa tipe sel, yang terbanyak adalah sel beta penghasil insulin membentuk 70% populasi sel. Sel-sel alfa mensekresikan glukagon, sel-sel delta yang mensekresikan somatostatin dan polipeptida usus vasoaktif (vasoactive intestinal polypeptide, VIP); dan sel-sel PP mensekresikan polipeptida pankreas (Damjanov, 2000).

Dalam keadaan normal bila kadar glukosa darah naik maka insulin akan dikeluarkan dari kelenjar pankreas dan masuk ke dalam aliran darah. Didalam aliran darah insulin akan menuju ke tempat kerjanya (reseptor) yaitu 50% ke hati; 10-20% ke ginjal; dan 30-40% bekerja pada sel darah, otot, dan jaringan lemak (Dalimartha, 2007). Jika tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau insulin yang tersedia tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka sel-sel jaringan tubuh tidak dapat terbuka dan ini akan menyebabkan glukosa terkumpul dalam darah sehingga terjadilah diabetes mellitus (Maulana, 2008). Streptozotocin merupakan derivat nitrosuria yang diisolasi dari Streptomyces achromogenes yang mempunyai aktivitas anti-neoplasma dan antibiotik spektrum luas. Streptozotosin dapat secara langsung merusak masa kritis sel β Langerhans atau menimbulkan proses autoimun terhadap sel β sehingga lebih banyak digunakan dalam pembuatan hewan uji diabetes mellitus. DM tipe 1 juga dapat dirancang pada hewan uji melalui pankreatektomi total ataupun secara genetik sehingga mengakibatkan disfungsi pankreas dalam mensekresi insulin (Rowland dan Bellush; 1989; Rees dan Alcolado, 2005 dalam Nugroho, 2006). Menurut Radji (2005), tanaman telah lama kita ketahui merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam upaya pengobatan dan upaya mempertahankan kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan badan kesehatan dunia (WHO), 80% penduduk dunia masih menggantungkan pada pengobatan tradisional termasuk penggunaan obat yang berasal dari tanaman. Sampai saat ini, satu per-empat dari obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan

aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari tanaman. Indonesia yang dikenal sebagai salah satu dari 7 negara yang keanekaragaman hayatinya terbesar ke-2, sangat potensial dalam mengembangkan obat herbal yang berbasis pada tanaman obat kita sendiri. Tumbuhan tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktivitas biologik yang beraneka ragam, memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi obat berbagai penyakit. Pada zaman Rasulullah telah direkomendasikan yang dikenal sebagai Thibbunnabawi (kedokteran nabi), telah ditulis buku terkenal oleh Ibnul Qoyyim Al Jauzi tentang semua jenis obat dan pengobatan berbasis sunnah Rasulullah diantaranya Habbah Sauda, Fanugreek, Madu, Zaitun. Dari Abu Qasim bin Abdurrahman, Rasulallah SAW bersabda: "Berobatlah dengan hulba". Para tabib mengatakan: kalau saja manusia mengetahui khasiat hulbah, niscaya mereka akan membelinya sekalipun seharga emas (Mahmud, 2007). Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari hadist Abu Zubair yang meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa nabi bersabda, yang artinya sebagai berikut: Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat yang tepat diberikan, dengan izin Allah, penyakit itu akan sembuh. (HR. Ahmad dan Hakim). Hadist shahih tersebut mengandung makna bahwa segala hal yang terjadi di dunia ada sebab dan cara untuk menghilangkannya. Rasulullah menyatakan bahwa ketika penyakit bertemu obat yang tepat, maka penyakit dapat disembuhkan. Sebaliknya, obat yang diberikan melebihi dosis atau tidak sesuai dengan penyakitnya dapat menimbulkan jenis penyakit lain (Al-Juziah, 2008).

Trigonella foenum-graecum L (fenugreek, hulbah) di Indonesia dikenal dengan nama klabet, banyak digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman ini pertama kali ditemukan di wilayah Mediteran dan banyak dikultivasi di Afrika Utara dan India. Di India, varietas kerdil ditanam untuk bumbu dapur, dan yang tumbuh tinggi digunakan sebagai makanan. Bijinya berwarna kuning dan rasanya pahit (Widowati, 1989). Biji klabet mempunyai kandungan kimia antara lain alkoloid trigonelina, steroida, saponin, diogenin, gitogenin, trigogenin, yamomogenin, trilin diosin, flavonoid vitexin, enzim (Utami, 2008). Kegunaannya selain untuk meringankan sakit ginjal, gangguan usus, aprodisiaka, demam dan rematik juga digunakan sebagai anti diabetes, hipokolesterolemik, hipoglikemik, dan hipolipidemik. Aktivitas menurunkan glukosa darah (hipoglikemik) adalah bijinya daripada daunnya, karena getahnya masih terdapat dalam biji yang tidak hilang waktu proses pemasakan. Diduga kandungan alkaloid dan flavonoid dalam biji klabet yang mempunyai aktivitas hipoglikemik (Widowati, 1989). Biji klabet mudah didapat dan harganya relatif terjangkau oleh semua masyarakat, yang telah dipercaya kaya akan manfaat. Kandungan alkoloid dan flavonoid dalam biji klabet diduga berfungsi sebagai alternatif pengobatan bagi penderita diabetes mellitus. Atas dasar tersebut, dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak biji klabet menggunakan tiga dosis berbeda terhadap kadar glukosa darah dan gambaran histologi pankreas mencit yang terpapar streptozotocin.

1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: apakah pemberian ekstrak biji klabet (Trigonella foenumgraecum L.) berpengaruh terhadap kadar glukosa darah dan gambaran histologi pankreas mencit (Mus musculus) yang terpapar streptozotocin? 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji klabet (Trigonella foenum graecum L.) terhadap kadar glukosa darah dan gambaran histologi pankreas mencit (Mus musculus) yang terpapar streptozotocin. 1.4 Hipotesis Ada pengaruh pemberian ekstrak biji klabet (Trigonella foenum graecum L.) terhadap kadar glukosa darah dan gambaran histologi pankreas mencit (Mus musculus) diabetes yang terpapar steptozotocin. 1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang ekstrak biji klabet (Trigonella foenum graecum L) dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan diabetes melitus dan memperbaiki histologi sel-sel beta pankreas.

1.6 Batasan Masalah a. Pengamatan pada penelitian ini meliputi pengukuran kadar glukosa darah dan gambaran histologi pankreas mencit b. Hewan coba yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) galur Balb/c jenis kelamin jantan, umur 2 bulan dengan berat badan rata-rata 20 g c. Dosis ekstrak biji klabet (Trigonella foenum graecum L.) yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,88 mg/ekor/hari, 1,76 mg/ekor/hari dan 3,52 mg/ekor/hari.