BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEBERADAAN PASANGAN HIDUP DENGAN HARGA DIRI PADA LANSIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

HUBUNGAN KEBERADAAN PASANGAN HIDUP DENGAN HARGA DIRI PADA LANSIA Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti mengalami fase fase perkembangan sejak. menjelaskan bahwa perkembangan bergerak secara berangsur angsur tapi

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN DI POSYANDU LANSIA DESA KLASEMAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) - manusia lahir. Manusia secara perlahan-lahan mengalami penurunan

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial (Santrock, 2006). Menurut Stanley, Blair, & Beare (2005) bahwa menua adalah kondisi normal yang terjadi dan dapat diprediksi secara fisik dan perubahan sikap yang terjadi pada pada diri akibat dari tahapan hidup sebelumnya. Sedangkan lanjut usia menurut Martono & Pranarka (2009) adalah suatu proses dimana seseorang mengalami penurunan perlahan kemampuan jaringan untuk meperbaiki diri atau mengganti diri, mempertahankan fungsi atau struktur. Lanjut usia menurut Yuliarti dkk (2014) merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam proses fase kehidupan. Lansia diharapkan mampu menghadapi kehilangan fisik, psikis dan sosial lansia agar memiliki kualitas hidup yang baik dan mampu untuk mandiri. Beberapa masalah yang di hadapi oleh lanjut usia adalah dalam hal ekonomi, sosial budaya, fisik dan psikologis. Secara fisiologis lansia akan mengalami penurunan kondisi fisik dan psikologis, serta perubahan sosial. Salah satu ciri fase ini, biasanya lanjut usia akan merenungkan hidup dan hakikatnya yaitu mencoba mendekatkan diri pada Tuhan, perubahan ini akan berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan dan kesehatan (Tamher & Noorkasiani, 2009). 1

2 Perubahan perubahan pada lanjut usia menurut Prawitasari (1994 dalam Wulandari 2003) meliputi perubahan fisik, psikososial, perubahan fisik pada lansia yaitu perubahan sistem respirasi, sistem kardiovaskuler, sistem pengaturan suhu tubuh, sistem gastrointestinal, sistem genitourinaria, sistem endokrin, sistem muskuloskeletal, sistem pernafasan, sistem perubahan sel dan sistem pendengaran. Sedangkan perubahan psikososial pada lansia yaitu gangguan pendengaran, bronkhitis kronis, gangguan pada tungkai atau sikap berjalan, gangguan pada sendi, gangguan pada defekasi, anemia, demensia, gangguan penglihatan, dekompensasi kordis, kesepian, ansietas dan depresi. Lanjut usia menurut WHO (2009) membagi lanjut usia menurut tingkatan usia yakni usia pertengahan (45-59 tahun), usia lanjut (60-70 tahun), usia sangat tua (>84tahun) (Notoatmodjo, 2007). Badan kesehatan dunia WHO (2009) menyatakan bahwa penduduk lansia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2009 dimana jumlah lansia terbanyak berada pada rentang 60-74 tahun U.S. Cencus Bereau, International Data Base (2009, dalam Putri, Zulfitri & Karim, 2012). Data sensus badan pusat statistik tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia sebanyak 15.054.877 jiwa dengan jumlah lansia wanita 52,42% dan pria 47,58% (Badan Pusat Statistik, 2010) dengan rasio perbandingan wanita dan pria adalah 8,2% : 6,2% (Susenas, 2012). Hasil Susenas 2012 memperlihatkan

3 pendidikan penduduk lansia yang relatif masih rendah yang tamat SD sebesar 23,49% (Susenas, 2012). Sedangkan menurut Maryam dkk (2008) klasifikasi lansia yaitu berusia pralansia yaitu seseorang yang berumur 45-59 tahun, lansia yang berusia 60 tahun atau lebih,lansia resiko tinggi yaitu berusia 70 tahun ke atas. Jumlah lansia di Indonesia jumlah lansia meningkat menjadi 20,5 juta pada tahun 2009 jumlah ini merupakan termasuk terbesar ke empat (Sigalingging, 2011). Lansia yang sehat dan produktif menurut Stanley, Blair, dan Beare (2005) adalah lansia yang mempunyai kemampuan untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam menyeimbangkan perubahan dalam fisik dan psikososial akibat proses menua. Lansia secara umum akan menghadapi perubahan yang berpengaruh terhadap kehidupan secara signifikan yaitu putus hubungan kerja, kehilangan status dan peran, perubahan peran diri terhadap keluarga dan hubungan dengan pasangan hidup. Lansia juga akan mengalami kehilangan yaitu kehilangan fisik, psikis dan sosial - ekonomi. McGilton (2007) menyatakan lanjut usia memerlukan beberapa bantuan untuk melakukan beberapa aktivitas yang semula mereka mampu untuk melakukannya sendiri. Kehilangan menurut Potter & Perry (2005) adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.

4 Harapan lansia menurut Depkes (2008) yaitu berupa adanya pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, tersedianya wadah untuk melakukan aktivitas sosial bersama, kebutuhan hidup sehari-hari dan adanya jaminan di hari tua, perhatian dan kasih sayang dari anggota keluarga, teman akrab, penghargaan dari orang yang lebih muda dan yang paling penting adalah kebutuhan untuk menikmati hidup. Hal ini dapat diperoleh dengan menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing masing secara nyaman dan tenang. Penelitian yang dilakukan oleh Nauli (2014) hubungan pasangan hidup dengan harga diri lansia menunjukan bahwa sebagian besar harga diri lanjut usia yang memiliki pasangan hidup 61 orang (92,4%) mempunyai harga diri tinggi dan yang tidak memiliki pasangan hidup 54 orang (81,8%) mempunyai harga diri yang tinggi. Dari studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 November 2015 dengan kader posyandu di Kelurahan Pasir Kidul terdapat satu Posyandu Lansia Puspa Indah yang terdapat di RW 01 Desa Kebanaran, Pasir Kidul. Diperoleh informasi dengan jumlah keseluruhan lansia di posyandu lansia Pasir Kidul adalah 68 lansia, dengan laki laki sejumlah 27 dan perempuan sejumlah 41. Dengan status perkawinan duda / janda berjumlah 31 lansia, sakit atau susah berjalan berjumlah 9 lansia, lansia yang masih bekerja berjumlah 25 lansia, tidak bekerja berjumlah 25 lansia, pensiunan berjumlah 4 lansia. Informasi lansia yang mengeluhkan terkait kondisi kesehatan yang menurun antara

5 lain penyakit hipertensi sejumlah 15 lansia, asam urat sejumlah 17 lansia. Lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia sekitar 50 lansia. Dari rata rata lansia yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia diketahui karena rumah yang jauh dari tempat posyandu dan kondisi yang menurun yang susah untuk datang ke posyandu lansia, tidak ada yang mengantar ke posyandu lansia. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Kehilangan dan Harapan Pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia di Kelurahan Pasir Kidul Purwokerto Barat. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan agama pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia di Kelurahan Pasir Kidul Purwokerto Barat Tahun 2016. b. Mendeskripsikan Gambaran Kehilangan pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia di Kelurahan Pasir Kidul Purwokerto Barat Tahun 2016. c. Mendeskripsikan Gambaran Harapan pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia di Kelurahan Pasir Kidul Purwokerto Barat Tahun 2016.

6 C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktisi dan teoritis sebagai berikut : a. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam melakukan riset sehingga mampu memberikan pelayanan pada lansia,dan mengetahui gambaran kehilangan dan harapan pada lanjut usia. b. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan informasi dalam penelitian lanjut dengan penelitian tentang gambaran kehilangan dan harapan pada lanjut usia. c. Bagi petugas dan pengurus posyandu lansia Dapat memberikan informasi dan masukan dalam memberikan perawatan pada lansia terutama untuk mengetahui gambaran kehilangan dan harapan pada lanjut usia. d. Bagi lansia Membantu lansia dalam mengalami masalah gambaran kehilangan dan harapan pada lanjut usia.

7 D. Penelitian Terkait 1. Arie Agus Pambudiarto (2012) Dengan Judul Gambaran Konsep Diri : Harga Diri dengan Amputasi di Wilayah Karesidenan Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana gambaran konsep diri : harga diri pada klien amputasi di Wilayah Karisiden Surakarta.Jenis penelitian ini menggunakan penelitian mixed (kuantitatif dan kualitatif) desain sequential exploratory. Populasi dalam penelitian ini adalah klien dengan amputasi di wilayah Karisidenan Surakarta, jumlah populasi adalah 36 orang. Teknik pengambilan sampel adalah dengan purposive random sampling, jumlah sampel adalah 5 responden. Instrumen penelitian ini harga diri menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan kisi-kisi teori. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa (1) Gambaran konsep diri : harga diri pada klien dengan amputasi secara keseluruhan, sampel berjumlah 5 responden dengan berbagai rincian sebagai berikut (a) Klien dengan harga diri positif berjumlah 2 orang (b) Klien dengan harga diri negatif bejumlah 3 orang (2) Kejadian harga diri negatif lebih banyak di jumpai pada klien berusia 20-30 tahun, berpendidikan SMA berjumlah 3 orang, tidak bekerja berjumlah 2 orang, berstatus belum menikah berjumlah 2 orang. Persamaan dari penelitian ini adalah sama meneliti tentang kehilangan. Perbedaan dari penelitian ini adalah dalam penelitian saya

8 memakai jenis penelitian kuantitatif, menggunakan klien lanjut usia, meneliti tentang gambaran kehilangan dan harapan pada lanjut usia. 2. Fathra Anis Nauli (2014) Dengan judul Hubungan Keberadaan Pasangan Hidup dengan Harga Diri Lanjut Usia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberadaan pasangan hidup dengan harga diri pada lansia. Desain penelitian ini adalah menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel dengan penelitian ini diambil dengan cara cluster sampling dengan total sampel 121 orang lansia yang berada di kelurahan Tangkerang Selatan kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru, alat ukur yang digunakan adalah kuesioner harga diri yang di kembangkan oleh Ronsenberg (1995) yaitu Rosenberg Self Esteem Scale. Analisa yang dilakukan adalah analisa bivariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Chisquare. Hasil penelitian ini adalah penelitian tentang harga diri menunjukan bahwa sebagian besar lansia yang mempunyai pasangan hidup 61 orang (92,4%) mempunyai harga diri tinggi dan yang tidak mempunyai pasangan hidup 54 orang (81,8%) sama-sama mempunyai harga diri tinggi. Dari hasil uji statistik Chi-square dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat hubungan keberadaan pasangan hidup dengan harga diri pada lansia (p 0,137 > a 0,05 ). Berdasarkan penelitian ini disarankan kepada keluarga lansia agar dapat memberikan dukungan

9 agar lansia dapat meningkatkan harga dirinya untuk tercapai integritas diri pada lansia. Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang lansia. Perbedaan pada penelitian ini adalah dalam penelitian saya meneliti tentang gambaran kehilangan dan harapan pada lansia. 3. Agus Santoso, (2008) Dengan judul Peran Serta Keluarga Pada Lansia yang Mengalami Post Power Syndrom. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologis.populasi lansia antara 60-65 tahun yang sudah menjalani masa pensiun. Sampel dilakukan secara purposive dengan informan berjumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Dengan hasil Lansia setelah pensiun merasakan kesehatan pada dirinya menurun dan persepsi lansia terhadap peran keluarga dan masyarakat yang dirasakan oleh lansia dalam kehidupan sosialnya didapatkan bahwa tidak semua lansia menikmati masa tua di lingkunganya dengan baik. Lansia memiliki waktu yang banyak untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dimintai untuk mengisi waktu luang mereka. Kegiatan yang umum diikuti oleh lansia dalah arisan, pengajian masjid, posyandu lansia, pengajian yasinan.

10 Persamaan dalam penelitian ini adalah sama sama meneliti lansia. Perbedaan dalam penelitian ini adalah penelitian saya memakai jenis penelitian kuantitatif, dan penelitian saya meneliti tentang gambaran kehilangan dan harapan pada lanjut usia.