2016, No d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidika

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Repub

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

2017, No Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional pada Lembaga Administrasi Negara tidak sesuai lagi

2016, No Hidup dan Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan; Mengingat : 1.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2010

2017, No masing-masing Kementerian/Lembaga mempunyai kewajiban untuk menyusun peraturan perundang-undangan yang mengatur pedoman penyusunan for

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

2017, No Tahun 2017 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional melalui Penyesuaian (inpassing), masing-masing Kementer

2017, No Meningat : 1. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No f. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, sudah tidak sesuai

2016, No Kepemimpinan Tingkat I, Tingkat II, Tingkat III, Tingkat IV, Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Serta Prajabatan Calon

2016, No Kehutanan tentang Penyuluh Kehutanan Swasta dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 199

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

-2-3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republi

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 t

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkun

2016, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 127); 3. Pera

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Kelas Jabatan di Lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.21/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indon

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Pe

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.24/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 yang dilimpahkan kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 246); 4

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2018, No pelatihan profesi, uji kompetensi dan sertifikasi profesi yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; c. bahwa berdas

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tamb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Perekonomian selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Kompetensi. Kelembagaan. Audit Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014Nomor 6, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini; e. bahwa berdasarkan pertimbangan s

2016, No Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indones

BERITA NEGARA. No.1842, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Pengelolaan BMN. Wewenang dan Tanggung Jawab. Pelimpahan.

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2018, No Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Instruktur; 3. Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 t

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

2016, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur S

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

2015, No Nomor P.13/Menhut-II/2013 tentang Standar Biaya Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu; Men

2016, No Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup sudah tidak sesuai dengan perkembangan yang ada; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Neg

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 334,2016 KEMEN-LHK. Akreditasi.Lembaga Diklat. Perolehan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.53/MENLHK-SETJEN/2015 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH AKREDITASI LEMBAGA PELAKSANA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 63 ayat (1) huruf w, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintah bertugas dan berwenang memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan, dan penghargaan; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 65 ayat (2) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; c. bahwa ketentuan Pasal 50 sampai dengan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, mengatur tentang pengakuan penyelenggaraan diklat, sertifikat, lembaga diklat;

2016, No. 334-2- d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan mengamanatkan Menteri untuk mengatur tata cara memperoleh akreditasi dan sertifikat diklat kehutanan; e. bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan harus dilaksanakan oleh lembaga pelaksana pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf e perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Tata Cara Memperoleh Akreditasi Lembaga Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang... (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

-3-2016, No. 334 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan serta Diklat Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5099); 5. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah; 6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Tahun 2014-2019, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015; 7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; 8. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17); 9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH AKREDITASI LEMBAGA PELAKSANA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN.

2016, No. 334-4- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan dan pelatihan yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil. 2. Pendidikan dan pelatihan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan yang selanjutnya disebut Diklat LHK adalah proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. 3. Akreditasi adalah penilaian kelayakan lembaga bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam menyelenggarakan program Diklat LHK yang ditetapkan dalam surat Keputusan berupa Sertifikat Akreditasi Lembaga Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan oleh Instansi Pembina. 4. Lembaga Pelaksana Diklat LHK adalah lembaga yang memiliki program untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. 5. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang selanjutnya disingkat Pusat Diklat adalah unit organisasi pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menangani urusan pendidikan dan pelatihan lingkungan hidup dan kehutanan bagi aparatur dan non aparatur sumber daya manusia lingkungan hidup dan kehutanan. 6. Instansi Pembina Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang selanjutnya disebut Instansi Pembina adalah Pusat Diklat LHK yang secara fungsional bertanggung jawab atas penyelenggaraan diklat yang

-5-2016, No. 334 meliputi perencanaan, pengaturan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi Diklat LHK. 7. Penyelenggara Diklat LHK Pemerintah adalah lembaga pelaksana Diklat LHK yang berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 8. Penyelenggara Diklat LHK Pemerintah Daerah adalah lembaga pelaksana Diklat LHK yang berada di bawah Pemerintah Daerah. 9. Penyelenggara Diklat LHK Dunia usaha adalah lembaga pelaksana Diklat LHK milik badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan badan usaha milik swasta. 10. Penyelenggara Diklat LHK Masyarakat adalah lembaga pelaksana Diklat LHK yang dikelola oleh kelompok atau lembaga masyarakat. 11. Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil pada Lembaga Diklat LHK Pemerintah atau Pemerintah Daerah. 12. Pengajar adalah tenaga pengajar/widyaiswara yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi pengajar atau pendidikan lain yang sejenis dan memiliki kompetensi untuk mengampu materi pembelajaran dan menguasai metodologi pembelajaran. 13. Pengelola adalah tenaga kediklatan yang telah memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan bagi pengelola lembaga pendidikan dan pelatihan. 14. Program Diklat LHK adalah seperangkat Informasi mengenai pelaksanaan Diklat LHK, jenis dan jenjang Diklat LHK, serta ruang lingkup materi Diklat LHK. 15. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil dan non Pegawai Negeri Sipil di bidang lingkungan hidup dan kehutanan berupa wawasan, pengetahuan, keterampilan,

2016, No. 334-6- dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan. 16. Alat bantu pembelajaran adalah peralatan yang digunakan untuk membantu proses belajar. 17. Tim Akreditasi adalah tim yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan kompeten untuk melaksanakan penilaian pemenuhan persyaratan akreditasi Lembaga Pelaksana Diklat LHK. 18. Kepala Pusat adalah Kepala Pusat yang mengurusi bidang Diklat LHK. 19. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang mengurusi bidang penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia lingkungan hidup dan kehutanan. 20. Menteri adalah Menteri yang mengurusi bidang lingkungan hidup dan kehutanan. BAB II AKREDITASI Pasal 2 (1) Penyelenggaraan Diklat LHK oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat wajib memperoleh pengakuan atau akreditasi dari Menteri. (2) Pengakuan atau akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pusat Diklat. Pasal 3 Untuk dapat memperoleh akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), Lembaga Pelaksana Diklat LHK Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat harus memenuhi : a. unsur persyaratan; b. bobot unsur; dan c. komponen akreditasi.

-7-2016, No. 334 Pasal 4 Unsur persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi : a. status hukum Lembaga Pelaksana Diklat LHK; b. tenaga kediklatan; c. program diklat LHK; d. sarana; dan e. prasarana. Pasal 5 Status hukum sebagai Lembaga Pelaksana Diklat LHK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dapat berupa, antara lain : a. lembaga pendidikan dan pelatihan Pemerintah atau Pemerintah Daerah; b. lembaga pendidikan dan pelatihan swasta atau masyarakat, yang dibentuk berdasarkan akta pendiriannya untuk Diklat yang bersifat terbuka; atau c. lembaga pendidikan dan pelatihan perguruan tinggi, yang dibentuk berdasarkan keputusan Rektor sebagai penetapan bahwa lembaga tersebut mempunyai fungsi melaksanakan Diklat. Pasal 6 (1) Tenaga kediklatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b terdiri dari : a. pengelola; dan b. pengajar. (2) Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memiliki : a. sertifikat pengelola Diklat atau setara dengan sertifikat MOT (management of training) untuk jajaran pimpinan Lembaga Pelaksana Diklat LHK; dan b. sertifikat pelaksana Diklat atau setara dengan sertifikat TOC (training officer course) untuk staf Lembaga Pelaksana Diklat LHK

2016, No. 334-8- (3) Pengajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus memiliki antara lain : a. sertifikat pelatihan untuk pengajar sesuai materi Diklat yang diajarkan; b. pengalaman paling sedikit 5 (lima) tahun di bidang yang sesuai dengan materi Diklat yang diajarkan; dan c. sertifikat kompetensi sesuai dengan materi Diklat yang diajarkan. Pasal 7 Program Diklat LHK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c terdiri atas : a. kurikulum Diklat; b. bahan Diklat; c. metode Diklat; d. jangka waktu pelaksanaan Diklat; e. peserta Diklat; dan f. panduan Diklat. Pasal 8 (1) Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d paling sedikit harus memiliki alat bantu pembelajaran. (2) Alat bantu pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain berupa : a. media auditif, antara lain berupa : radio, pengeras suara, recorder; b. media visual, antara lain berupa : papan tulis, alat peraga, computer, infocus; dan c. media audio visual, antara lain berupa : film dan/atau video. (3) Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e, paling sedikit harus memiliki : a. ruang kelas; b. ruang perpustakaan; c. ruang makan; d. ruang ibadah; dan e. ruang kantor.

-9-2016, No. 334 (4) Dalam hal Diklat LHK memerlukan laboratorium, Lembaga Pelaksana Diklat LHK harus menyediakan atau memiliki akses laboratorium sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam kurikulum Diklat. Pasal 9 Ketentuan lebih lanjut mengenai bobot unsur dan komponen akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dan huruf c, diatur dengan Peraturan Kepala Badan. BAB III TIM AKREDITASI Pasal 10 (1) Tim Akreditasi ditetapkan oleh Menteri. (2) Tim Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Sekretariat; b. Tim verifikasi; dan c. Tim penilai. Pasal 11 Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a mempunyai tugas: a. melaksanakan tugas administratif terhadap lembaga pelaksana Diklat LHK yang mengajukan permohonan akreditasi; dan b. memeriksa kelengkapan dokumen dan menyampaikan kepada lembaga pelaksana Diklat LHK apabila masih terdapat kekurangan. Pasal 12 Tim verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b mempunyai tugas : a. melakukan verifikasi terhadap pemenuhan persyaratan yang diajukan oleh lembaga pelaksana Diklat LHK; b. menyusun laporan hasil verifikasi; dan

2016, No. 334-10- c. menyampaikan laporan hasil verifikasi kepada Tim penilai. Pasal 13 Tim penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf c mempunyai tugas: a. menilai laporan hasil verifikasi; dan b. menyampaikan hasil penilaian kepada Kepala Badan untuk menetapkan kelayakan Lembaga Pelaksana Diklat LHK dalam menyelenggarakan program Diklat LHK. BAB IV TATA LAKSANA AKREDITASI Pasal 14 (1) Setiap Lembaga Pelaksana Diklat LHK yang memenuhi unsur persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh akreditasi sebagai Lembaga Pelaksana Diklat LHK. (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui tahapan : a. permohonan Akreditasi; b. verifikasi; c. penilaian Akreditasi; dan d. penerbitan surat keputusan dan sertifikat Akreditasi. Pasal 15 (1) Lembaga Pelaksana Diklat LHK mengajukan permohonan Akreditasi secara tertulis kepada Pusat Diklat dengan mengisi formulir permohonan akreditasi/re-akreditasi lembaga pelaksana Diklat LHK dan menyertakan dokumen dalam unsur persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. (2) Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

-11-2016, No. 334 (3) Kepala Pusat Diklat menugaskan Tim Akreditasi untuk memproses berkas permohonan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Sekretariat Tim Akreditasi melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan permohonan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (5) Sekretariat Tim Akreditasi memberikan tanda terima untuk permohonan yang dinyatakan lengkap secara administrasi. (6) Dalam hal permohonan Akreditasi tidak lengkap, Sekretariat Tim Akreditasi mengembalikan permohonan kepada pemohon untuk dilengkapi dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan dikembalikan. (7) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) pemohon tidak melengkapi dokumen unsur persyaratan, maka permohonan dinyatakan batal dan dapat mengajukan permohonan baru. Pasal 16 (1) Permohonan Akreditasi yang dinyatakan lengkap secara administrasi selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim verifikasi. (2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. verifikasi administrasi; dan b. verifikasi teknis. (3) Verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan terhadap pemenuhan unsur persyaratan Akreditasi melalui pemeriksaan dokumen permohonan dengan menggunakan komponen penilaian Akreditasi Lembaga Pelaksana Diklat LHK sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini. (4) Verifikasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan terhadap pemenuhan unsur persyaratan akreditasi melalui peninjauan lokasi untuk

2016, No. 334-12- memastikan kesesuaian dokumen dengan kondisi di lapangan. Pasal 17 (1) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Tim penilai melakukan penilaian terhadap hasil verifikasi. (2) Hasil penilaian Tim penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk dijadikan pertimbangan dalam pemberian peringkat akreditasi. (3) Penilaian unsur persyaratan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. (4) Berdasarkan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diberikan peringkat Akreditasi yang terdiri atas : a. peringkat A, untuk nilai 91,00 100; b. peringkat B, untuk nilai 81,00 90,99; dan c. peringkat C, untuk nilai 71,00 80,99. Pasal 18 (1) Sertifikat Akreditasi diterbitkan berdasarkan peringkat Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4). (2) Apabila hasil penilaian Akreditasi bernilai di bawah 71,00, Lembaga Pelaksana Diklat LHK tidak mendapatkan sertifikat akreditasi. (3) Masa berlaku sertifikat akreditasi Lembaga Pelaksana Diklat LHK untuk: a. peringkat A selama 5 (lima) tahun; b. peringkat B selama 3 (tiga) tahun; c. peringkat C selama 2 (dua) tahun. Pasal 19 (1) Pemegang sertifikat Akreditasi wajib : a. membuat laporan pelaksanaan Diklat LHK yang terdiri dari :

-13-2016, No. 334 1. laporan pelaksanaan Diklat paling lambat 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan Diklat LHK; dan 2. laporan berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. b. menyediakan informasi mengenai pelaksanaan Diklat LHK sesuai program Diklat LHK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 yang dapat diakses oleh masyarakat. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada Pusat Diklat. Pasal 20 (1) Tahapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dilaksanakan dengan jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak dokumen permohonan akreditasi dinyatakan lengkap. (2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk waktu yang diperlukan oleh pemohon Akreditasi untuk melengkapi dokumen permohonan Akreditasi. Pasal 21 Tahapan akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan skema sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini. Pasal 22 (1) Lembaga Pelaksana Diklat LHK yang akan segera berakhir masa berlaku sertifikat akreditasinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3), dapat melakukan pengajuan re-akreditasi. (2) Pengajuan re-akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku sertifikat akreditasi berakhir. (3) Re-akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan tahapan akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2).

2016, No. 334-14- BAB V KERJA SAMA Pasal 23 Lembaga Pelaksana Diklat LHK yang terakreditasi dapat bekerjasama dengan : a. Lembaga Pelaksana Diklat LHK terakreditasi lainnya; atau b. Lembaga Pelaksana Diklat LHK yang belum terakreditasi dalam rangka permohonan akreditasi Lembaga Diklat LHK. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 24 Pusat Diklat melakukan pembinaan terhadap Lembaga Pelaksana Diklat LHK melalui : a. penyediaan pedoman, peraturan, dan kurikulum terkait dengan pelaksanaan Diklat LHK; b. pelatihan untuk pengajar, seminar, workshop terkait dengan pelaksanaan Diklat LHK; c. pemberian informasi dalam rangka pemenuhan persyaratan dan kewajiban Akreditasi; dan/atau d. penerapan sistem manajemen mutu dalam pelaksanaan Diklat LHK untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan Diklat LHK. Pasal 25 (1) Pusat Diklat melakukan pengawasan terhadap : a. pemenuhan unsur persyaratan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; dan b. pemenuhan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dengan cara :

-15-2016, No. 334 a. kunjungan lapangan; b. melakukan pemeriksaan terhadap laporan hasil pelaksanaan Diklat LHK; dan/atau c. asesmen kinerja pelaksanaan Diklat LHK. Pasal 26 (1) Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pusat Diklat : a. memberikan teguran; b. membekukan sertifikat akreditasi; atau c. mencabut sertifikat akreditasi. (2) Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan apabila berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2), lembaga pelaksana Diklat LHK melakukan pelanggaran. (3) Teguran Pertama diberikan, agar lembaga pelaksana Diklat LHK segera memperbaiki kesalahannya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender. (4) Teguran Kedua, apabila teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, sertifikat Akreditasi akan dibekukan. (5) Teguran Ketiga, apabila selama pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak ada perbaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, sertifikat Akreditasi dicabut. (6) Kepala Pusat Diklat LHK mengumumkan Lembaga Pelaksana Diklat LHK yang dibekukan dan/atau dicabut sertifikat akreditasinya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) kepada masyarakat.

2016, No. 334-16- BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 27 (1) Pembiayaan proses akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan re-akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (2) Biaya pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 (1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Lembaga Pelaksana Diklat LH yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup, dinyatakan telah terakreditasi sampai berakhir masa berlakunya. (2) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Lembaga Pelaksana Diklat LHK yang telah diregistrasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dinyatakan telah terakreditasi sampai berakhir masa berlakunya. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 21 Tahun 2012 tentang Akreditasi Lembaga Pelaksana Pendidikan dan/atau Pelatihan di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

-17-2016, No. 334 Pasal 30 Ketentuan Lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh akreditasi lembaga pelaksana Diklat bidang lingkungan hidup dan kehutanan akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan. Pasal 31 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 2015 MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SITI NURBAYA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

2016, No. 334-18-

-19-2016, No. 334

2016, No. 334-20-

-21-2016, No. 334

2016, No. 334-22-