PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun November 22. Perangkat Desa

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2010 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649);

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 T E N T A N G

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 6 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, DAN/ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 9/E 2006 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 6 TAHUN 2006

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN DAN ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 26 TAHUN 2004 T E N T A N G

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 7 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 21 SERI E

BUPATI LOMBOK TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH KECAMATAN PRAYA DESA MEKAR DAMAI Alamat : Jln. Taruna Jaya 01 Km Tlpn/Hp Kode Pos 8351I

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Transkripsi:

Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Pengangkatan Perangkat Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3904) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3970); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 1

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 9. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 1 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2005 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 9 Tahun 2007 (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2007 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 10); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LANDAK dan BUPATI LANDAK MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Landak. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Landak dan Perangkat Daerah Kabupaten Landak sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Landak. 4. Kabupaten adalah Kabupaten Landak. 5. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan 2

Republik Indonesia. 6. Pemerintah Desa atau disebut nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasar asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Kepala Desa adalah Pimpinan Pemerintah Desa. 10. Perangkat Desa adalah Unsur Pembantu Kepala Desa yang terdiri dari Unsur Staf, Unsur Pelaksana dan Unsur Wilayah Bagian Desa yang ada di Kabupaten Landak. 11. Dusun atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Dusun adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa. 12. Panitia Penerimaan Calon Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Panitia adalah kelompok orang yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk mengurus hal-hal yang ditugaskan kepadanya. 13. Bakal Calon Perangkat Desa adalah warga masyarakat desa setempat yang oleh panitia telah didaftar sebagai bakal calon Perangkat Desa. 14. Calon Perangkat Desa adalah Calon Perangkat Desa yang ditetapkan oleh Panitia. 15. Calon terpilih adalah Calon Perangkat Desa yang ditetapkan oleh Panitia dan diajukan kepada Kepala Desa untuk diangkat sebagai Perangkat Desa. 16. Penjabat Perangkat Desa adalah seorang Pejabat yang diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban Perangkat Desa dalam kurun waktu tertentu. 17. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan baik dari segi administrasi maupun kemampuan dan kepemimpinan para calon Perangkat Desa. BAB II PERSYARATAN SEBAGAI PERANGKAT DESA Pasal 2 (1) Yang dapat diangkat menjadi Perangkat Desa adalah Penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan-persyaratan : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945; c. tidak terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang menghianati Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; d. berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau 3

berpendidikan yang sederajat; e. berumur serendah-rendahnya 20 (dua puluh) tahun dan setinggi-tingginya 60 (enam puluh) tahun; f. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di desa yang bersangkutan yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP); g. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana; h. berkelakuan baik, jujur dan adil; i. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat desa setempat. (2) Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Republik Indonesia yang mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa, selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus mendapatkan ijin tertulis dari Pimpinan Instansi induknya. BAB III KEPANITIAAN Pasal 3 (1) Panitia dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Sekretaris Desa dengan susunan keanggotaan terdiri dari unsur Pemerintah Desa dan BPD. (3) Anggota Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berjumlah sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak- banyaknya 5 (lima) orang. (4) Pembentukan Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selambatlambatnya 3 (tiga) bulan setelah dilantiknya Kepala Desa definitif. Pasal 4 Panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 mempunyai tugas : a. mengumumkan tentang lowongan penerimaan calon Perangkat Desa; b. melaksanakan penyaringan Bakal Calon Perangkat Desa; c. menerima pendaftaran, meneliti dan memeriksa identitas Bakal Calon Perangkat Desa berdasarkan persyaratan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2; d. mengajukan dan atau menyampaikan nama-nama Calon yang telah memenuhi persyaratan kepada Kepala Desa ; e. tugas panitia berakhir pada saat Perangkat Desa dilantik. Pasal 5 Apabila diantara anggota Panitia ada yang ditetapkan sebagai Bakal Calon Perangkat Desa atau berhalangan, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagai anggota panitia, keanggotaannya digantikan oleh para anggota BPD, Perangkat Desa maupun unsur masyarakat lainnya berdasarkan Keputusan Kepala Desa atas usul Ketua Panitia. 4

BAB IV PENGANGKATAN DAN PELANTIKAN PERANGKAT DESA Bagian Pertama Pengangkatan Perangkat Desa Pasal 6 (1) Calon Perangkat Desa terpilih disahkan dan diangkat dengan Keputusan Kepala Desa. (2) Dalam menetapkan calon terpilih sebagai Kepala-kepala Urusan, Kepala Desa terlebih dahulu meminta pertimbangan BPD. (3) Dalam menetapkan calon terpilih sebagai Kepala Dusun, juga harus memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyarakat Dusun yang bersangkutan. (4) Apabila BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) belum terbentuk, pertimbangan dapat diminta kepada Lembaga Masyarakat yang tugas dan fungsinya sama dengan BPD. Bagian Kedua Pelantikan Perangkat Desa Pasal 7 (1) Perangkat Desa dilantik oleh Kepala Desa. (2) Kepada Perangkat Desa yang telah dilantik, diberikan Petikan Keputusan Kepala Desa Tentang Pengesahan Pengangkatan Perangkat Desa. (3) Pada saat akan dilantik atau sebelum memangku jabatan, Perangkat Desa mengucapkan sumpah /janji. (4) Susunan dan kata-kata sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, sebagai berikut: Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Perangkat Desa dengan sebaik-baiknya, sejujurnya dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; bahwa saya akan menegakan kehidupan demokrasi dan Undang Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara serta segala Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 8 Dalam rangka untuk pembinaan dan pengawasan, Petikan Keputusan Kepala Desa mengenai Pengangkatan Perangkat Desa juga disampaikan kepada Camat dan Bupati. Pasal 9 (1) Masa jabatan Perangkat Desa 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan. (2) Apabila masa jabatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini telah berkahir, yang bersangkutan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya setelah melalui pemilihan Perangkat Desa. (3) Apabila masa jabatan kedua telah berakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka 5

yang bersangkutan tidak boleh dicalonkan kembali. (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak berlaku bagi Perangkat Desa yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun terhitung mulai pengumuman pendaftaran calon Perangkat Desa. BAB V TUGAS PERANGKAT DESA Pasal 10 (1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya. (2) Dalam pelaksanaan tugasnya, Perangkat Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa sesuai dengan tugas masing-masing. Pasal 11 (1) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Perangkat Desa wajib bersikap dan bertindak adil, tidak memihak serta mempersulit di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. (2) Perangkat Desa yang bersikap dan bertindak tidak adil, memihak dan mempersulit dalam memberikan pelayanan pada masyarakat dapat diberhentikan dari jabatannya setelah melalui teguran dan atau peringatan secara tertulis oleh Kepala Desa. BAB VI PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Bagian Pertama Pemberhentian Sementara dan Pemberhentian Perangkat Desa Pasal 12 Perangkat Desa yang melalaikan tugasnya sehingga merugikan Negara atau Daerah dan Masyarakat Desa atau melakukan perbuatan melawan hukum dan atau norma-norma yang hidup dan berkembang di Desa yang bersangkutan dikenakan tindakan adminstratif berupa teguran, pemberhentian sementara dan atau pemberhentian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 13 (1) Perangkat Desa yang dituduh atau tersangkut dalam suatu tindakan pidana atas pertimbangan BPD dapat diberhentikan sementara dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa. (2) Selama Perangkat Desa dikenakan pemberhentian sementara, maka pekerjaan seharihari dilakukan oleh seorang Pejabat Perangkat Desa yang diangkat oleh Kepala Desa atas pertimbangan BPD. (3) Apabila berdasarkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama dinyatakan bahwa yang bersangkutan tidak terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, maka Kepala Desa mencabut Surat Keputusan Kepala Desa tentang Pemberhentian Sementara, dan Kepala Desa merehabilitasi nama baik Perangkat Desa yang bersangkutan. (4) Apabila berdasarkan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama, terbukti melakukan 6

perbuatan yang dituduhkan, sedang Perangkat Desa yang bersangkutan melakukan upaya banding, maka selambat- lambatnya 1 (satu) tahun sejak Putusan Pengadilan Tingkat Pertama upaya banding dimaksud belum selesai, maka Perangkat Desa yang bersangkutan diberhentikan. Pasal 14 Perangkat Desa berhenti atau diberhentikan oleh Kepala Desa atas pertimbangan BPD, karena : a. meninggal dunia; b. mengajukan permintaan sendiri; c. tidak lagi memenuhi syarat dan/atau melanggar sumpah/janji; d. berakhir masa jabatan dan telah dilantiknya Perangkat Desa yang baru; e. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan/atau norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Bagian Kedua Pengangkatan Penjabat Perangkat Desa Pasal 15 (1) Pengangkatan Penjabat Perangkat Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa atas pertimbangan BPD dari salah seorang Perangkat Desa. (2) Masa jabatan Penjabat Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selamalamanya 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal pengangkatan. (3) Tugas, wewenang, hak dan kewajiban Penjabat Perangkat Desa sama dengan Perangkat Desa definitif. Perangkat Desa dilarang : BAB VII LARANGAN DAN PENYIDIKAN PERANGKAT DESA Pasal 16 a. melakukan kegiatan-kegiatan atau melalaikan tindakan yang menjadi kewajibannya, yang merugikan kepentingan Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat Desa; b. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan atau bertentangan dengan norma-norma yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, serta melakukan perbuatan lain yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap tugasnya sebagai Perangkat Desa, seperti melakukan perbuatan asusila, perjudian dan atau mabuk- mabukan; c. melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). 7

Pasal 17 (1) Tindakan penyidikan terhadap Perangkat Desa dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Kepala Desa; (2) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun lebih; b. dituduh telah melakukan tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman mati; c. tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Kepala Desa selambat-lambatnya 2 x 24 jam. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 18 (1) Segala biaya yang berkaitan dengan Pengangkatan Perangkat Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (2) Panitia berkewajiban mempertanggungjawabkan segala biaya yang dikeluarkan akibat Pemilihan dan/atau Pengangkatan Perangkat Desa kepada Kepala Desa dan BPD. BAB IX S A N K S I Pasal 19 Anggota Panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 atau siapapun juga yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku bagi pengisian Perangkat Desa untuk kepentingan pribadi atau golongan, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X ATURAN PERALIHAN Pasal 20 Perangkat Desa yang pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, tetap dapat menduduki jabatan sampai batas waktu dilantiknya Perangkat Desa yang baru oleh Kepala Desa. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, yang berkaitan dengan tatacara pengangkatan Perangkat Desa dan ketentuan-ketentuan lain sepanjang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Desa. 8

Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Landak. Ditetapkan di Ngabang pada tanggal 27 Pebruari 2008 BUPATI LANDAK, ttd ADRIANUS ASIA SIDOT Diundangkan di Ngabang pada tanggal 27 Pebruari 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LANDAK, ttd LUDIS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2008 NOMOR 2 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LANDAK KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM ttd JAYA SAPUTRA 9

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA I. UMUM Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari Kepala Desa dibantu oleh perangkat Desa. Dengan demikian maka perangkat desa adalah unsur pembantu Kepala Desa yang terdiri dari unsur staf, unsur pelaksana, dan unsur wilayah dalam suatu desa.oleh karena itu maka secara hirarkis perangkat desa bertanggungjawab kepada Kepala Desa. Sebagai unsur pembantu maka perangkat desa harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya, di samping harus bertempat tinggal di desa tempat bertugas dan memahami seluk beluk sosial budaya masyarakat setempat. Terhadap perangkat desa yang melalaikan tugas dan kewajibannya dapat ditindak sesuai dengan tingkat kesalahannya dapat berupa sanksi administratif, pemberhentian sementara dan atau pemberhentian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 10

Pasal 9 Ayat (4) apabila perangkat desa telah mencapai batas usia maksimal, meskipun baru menjabat satu kali masa jabatan maka yang bersangkutan tidak boleh dicalonkan kembali. Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 11