BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, berkeluarga, bermasyarakat maupun berkarya. Sebaliknya orang

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB V ANALISIS DATA. manusia. Melalui pendidikan usia dini dapat dibangun pilar-pilar sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. PLAY GROUP DAN TPA DI YOGYAKARTA Berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan Jawa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan menghadapai era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas tinggi merupakan suatu bangsa yang akan mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

2016 TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR TERPADU TEMA: ARSITEKTUR BERMAIN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UPI Kampus Serang Iis Jamilah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. khususnya orang tua juga merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan. Masa-masa ini adalah masa penentuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Redesain

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Kurnia; 2009). Mereka merupakan titipan dan amanat Allah SWT, yang mesti

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang. dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. ( diakses 2 Maret 2015) ( diakses 2 Maret 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi yakni Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). Ketersediaan pangan yang cukup belum dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Slamet Rahardjo, Strategi Pembelajaran Musik Anak Usia Dini, CeHa Graphics, Salatiga, 2006, hlm. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI METODE OUT BOND DI KELOMPOK BERMAIN PUTRA BANGSA PASUNGAN, CEPER, KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan aset nasional yang paling strategis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, sehingga dapat memfungsikan diri sesuai dengan kebutuhan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah generasi penerus keluarga sekaligus penerus bangsa. Betapa bahagianya orangtua melihat anaknya berhasil, baik dalam pendidikan, berkeluarga, bermasyarakat maupun berkarya. Sebaliknya orang tua akan sedih jika melihat anaknya gagal dalam pendidikan maupun kehidupannya. Tiada suatu pemberian yang diberikan seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada pemberian budi pekerti yang baik demikian Hadist Rasulullah SAW (HR.At-Tirmidzi), karena itu tidak semestinya ada waktu yang kosong dari sentuhan pendidikan. Nafas pendidikan harus senantiasa mengiringi perjalanan manusia dan hal itu dimulai pada anak usia dini. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kharakter, kapabilitas dan akuntabilitas anak. Anak usia dini memiliki spesifikasi unik yang tidak akan terulang lagi di usia sesudahnya. (Asmani, 2009:5). Pada usia dini anak mengalami fase formasi, konstruksi nalar, psikologis dan sosial yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Pendidikan ini begitu penting sebab anak pada masa ini mengalami masa keemasan (golden age). Masa keemasan sangat penting bagi perkembangan intelektual, emosi dan sosial anak di masa datang dengan memperhatikan dan menghargai 1

2 keunikan setiap anak. Apabila masa keemasan ini sudah terlewati, maka tidak dapat tergantikan. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO, pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu Learning to know, learning to do, learning to be and learning to life together. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini (Pendidikan Anak Usia Dini), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak usia dini hingga 6 tahun. Melihat tantangan ke depan yang semakin berat, pendidikan anak usia dini harus segera diintensifkan dan dimaksimalkan di seluruh wilayah Indonesia. Memasuki milenium ketiga Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menyiapkan masyarakat menuju era baru yaitu globalisasi yang menyentuh semua aspek kehidupan. Sebagai bahan renungan, pemerintah Hong Kong setelah lepas dari koloni Inggris sejak tahun 1990-an sudah mulai memperhatikan pendidikan anak usia dini, hal tersebut seperti yang ada dalam journal Early Chilhood Education Policy in Hong Kong Challenges in Effecting Change in Practices. Isi dari jurnal tersebut adalah bahwa Pemerintah Hong Kong sudah memberikan dukungan yang nyata bagi pendidikan dan perawatan anak usia dini sejak tahun 1971. Dukungan tersebut diwujudkan dengan diadakannya kursus-kursus dan pelatihan untuk guru taman kanak-kanak, dengan mengalokasikan dana bantuan sebesar 163 juta dolar Hong Kong. Guru-guru

3 tersebut menerima pelatihan Qualified Kindergarten Teacher (QKT). Pelatihan tersebut tidak berhenti tetapi terus berlangsung dan meningkat sampai pada tahun 2004. Hingga 86,5% dari guru TK yang ada di Hong Kong telah mengikutinya. Kebijakan tersebut menunjukkan perhatian yang begitu besar dari pemerintah terhadap pendikan Anak Usia Dini (PAUD). Di Indonesia, berbagai ketentuan tentang pendidikan anak usia dini termuat dalam UU RI No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan seluruh jenjang pendidikan mulai dari PAUD sampai jenjang perguruan tinggi. Sedangkan untuk Program Studi PAUD sudah ada sejak tahun 1978, namun perkembangannya sangat lambat. Baru tahun 1999 mengalami peningkatan yang sangat pesat. Mulai saat itu sudah ada upaya-upaya untuk lebih memperhatikan Pendidikan Anak Usia Dini, walaupun masih sebatas pada kebijakan-kebijakan saja. Pasal 9 UU RI no. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak mengamanatkan Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (ayat 1). Pasal tersebut diperkuat oleh pasal 28, ayat 1 dan ayat 4 UU RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang Pendidikan Dasar Salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal adalah kelompok bermain yaitu pendidikan dengan

4 mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar. Kelompok bermain merupakan bagian dari PAUD dengan prinsip-prinsip pendidikan lebih. Prinsip-prinsip pendidikan dalam kelompok bermain (Anonim,2009:5) adalah: 1. Setiap anak itu unik, mereka tumbuh dan berkembang dari kemampuan, kebutuhan, keinginan, pengalaman dan latar belakang keluarga yang berbeda. 2. Anak usia 2-6 tahun adalah anak yang senang bermain. Bagi mereka bermain adalah cara mereka belajar. Untuk itu kegiatan bermain harus dapat memfasilitasi keberagaman cara belajar dalam suasana senang, sukarela dan kasih sayang dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar. 3. Tenaga pendidik yang bertugas dalam kegiatan bermain adalah pendidik yang memiliki kemauan dan kemampuan mendidik, memahami anak, penuh kasih sayang dan kehangatan serta bersedia bermain dengan anak. Kelompok bermain merupakan wadah untuk mengembangkan kreatifitas anak dalam batas usia tertentu dalam suatu kegiatan yang mengasyikkan (Hariwijaya,2009:18). Kelompok bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2-4 tahun. Sasaran kelompok bermain adalah anak usia 2-4 tahun dan anak 4-6 tahun yang tidak dapat dilayani di TK. Namun perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia belum begitu mendapat perhatian lebih. Hal ini disebabkan oleh belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan PAUD dan adanya ketidakseimbangan antara jumlah pertumbuhan anak usia dini dengan pembangunan sarana-prasarana pendidikan. Kebijakan pemerintah pun dirasa sangat kurang terhadap

5 kebutuhan tersebut terutama dalam hal pendanaan yang dialokasikan untuk PAUD. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan orang tua terhadap PAUD juga mempengaruhi. Orang tua menganggap PAUD tidak dibutuhkan dan sebagian orang tua cenderung lebih suka langsung menyekolahkan anaknya ke Sekolah Dasar. Ditambah kualitas guru PAUD tergolong masih rendah, hal ini dikarenakan minat orang untuk menjadi guru PAUD masih minim. Setiap lembaga pendidikan tentu akan melibatkan beberapa komponen seperti pendidik (guru), peserta didik, materi atau kurikulum, proses pembelajaran dan sarana prasarana. Di masing-masing tingkatan semua kompunen tersebut ada standart pelayanan minimalnya (SPM). Demikian pula dengan yang terjadi di PAUD. Dari hasil penelitian awal kami maka banyak PAUD yang dari beberapa komponen tadi tidak memenuhi, terutama dalam hal pendidik (guru). Mengingat program PAUD ini relatif masih baru, sehingga belum banyak tenaga-tenaga pendidik yang betul-betul berkompenten mengajar di PAUD, mereka kebanyakan berasal dari sekolah menengah umum atau apabila sarjana pun bukan dari sarjana bidang pendidikan. Lebih parah lagi ada sementara guru yang mengajar hanya untuk menjadikan sebagai batu loncatan dalam meraih pekerjaan yang ingin diraihnya, tetapi belum tercapai. Seperti yang terjadi di kelompok bermain Nur Aini di Kecamatan Kalijambe. Dari 3 (Tiga) pengajar yang ada semuanya tidak berlatar belakang PAUD. Namun harus diakui pada kenyataannya kelompok bermain tersebut dapat

6 berlangsung baik dan lancar dan memperlihatkan kemajuan yang cukup memuaskan. Dari sisi siswa, pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, keluarga dan masyarakat. Namun pada kenyataannya tingkat kesadaran keluarga dan masyarakat belumlah seperti yang kita harapkan, terutama di pedesaan. Para orang tua di daerah pertanian yang tingkat kesadaran orang tua masih kurang, kegiatan yang orang tua laksanakan akan mempengaruhi tingkat keaktifan anak dalam mereka menuntut ilmu. Contoh, apabila musim panen ada kemungkinan banyak anak tidak masuk sekolah karena membantu orang tua, atau karena orang tua sibuk menggarap sawahnya mereka menjadi melalaikan kewajibannya mengantar atau mempersiapkan anaknya sekolah. Hal ini juga terjadi di PAUD Nur Aini, kesadaran orang tua pada pendidikan anaknya masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kehadiran anak yang sangat tergantung kegiatan orang tuanya yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani. Proses pembelajaranpun banyak menemui kendala dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana yang ada. Karena PAUD Nur Aini merupakan PAUD mandiri maka ketersediaan sarana prasarana masih sederhana, walaupun hal ini tidak menyurutkan semangat pengelola maupun pengajar yang ada. Mengingat demikian pentingnya pendidikan anak di usia dini bagi kelangsungan bangsa maka penulis ingin mengetahui secara mendalam tentang PAUD. Karena tidak hanya di kota-kota besar, yang tentu saja

7 mayoritas tingkat pendidikan para orang tua yang tinggal di kota sudah tinggi sehingga kesadaran mereka akan pendidikan anak sejak dini sudah mereka terapkan. Di samping itu fasilitas atau kemudahan untuk memberikan pendidikan sejak dini kepada anak mereka demikian banyak tersedia dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh penyelenggara pendidikan yang jeli dengan kebutuhan itu tetapi juga PAUD-PAUD yang ada di daerah pedesaan. Globalisasi, terutama dalam bidang informasi dan komunikasi yang sudah demikian maju dan canggihnya merambah semua wilayah, maka informasi apapun sudah tidak terhalang oleh batas ruang dan waktu. Sehingga dengan segala dampak positif maupun negatifnya semua informasi dapat diakses dari kota sampai pedesaan. Tidak ketinggalan dalam dunia pendidikan, sebagian masyarakat di pedesaan pun sudah mempunyai kesadaran yang cukup tinggi akan pendidikan termasuk untuk anak-anak mereka yang masih kecil (sehingga masuk dalam kategori usia dini). Hanya karena keterbatasan mereka sajalah, terutama dalam bidang ekonomi yang kadang menghambat keinginan mereka untuk memasukkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal seperti masyarakat kota yang biasanya secara finansial lebih mapan. Mendirikan lembaga pendidikan terutama non formal di daerah pedesaan tidaklah sama dengan di perkotaan. Di desa nilai sosial akan lebih mendominasi dibanding nilai ekonomis, karena meskipun di jaman sekarang masyarakat desa sudah mempunyai kesadaran akan pendidikan anaknya namun tidak bisa dipungkiri bahwa dikarenakan faktor sosial ekonomi

8 mereka masih tergolong ekonomi lemah maka pendidikan anak usia dini belum menjadi prioritas bagi mereka dibanding pendidikan untuk anak usia sekolah dasar. Hal tersebut diperparah dengan pengetahuan mereka yang kurang pas tentang pendidikan gratis yang didengung-dengungkan pemerintah untuk pendidikan dasar. Sehingga praktis sekolah di Sekolah Dasar itu tidak memerlukan biaya. Hal ini menjadikan orang tua lebih senang menyekolahkan anaknya langsung ke Sekolah Dasar. Walau demikian, di desa yang cukup jauh dari ibukota kecamatan, ternyata telah ada sebuah kelompok bermain, sebagai salah satu bagian dari PAUD dengan nama Nur Aini yang terletak di dukuh Bendo, Desa Donoyudan, Kecamatan Kalijambe, masuk Kabupaten Sragen. Dengan segala keterbatasan yang ada, baik sarana prasarana, guru maupun sumber dana yang sangat tidak mungkin diharapkan datang dari orang tua/masyarakat sekitar akan tetapi ternyata pengelola berani dan ternyata mampu mendirikan PAUD Nur Aini tersebut. Tentu saja dalam pelaksanaan banyak kendalakendala yang ditemui namun sampai sekarang masih berjalan dengan lancar dan mendapat kepercayaan dari stakeholder yang ada. Hal ini membuat penulis ingin mengetahui lebih jauh terhadap PAUD tersebut secara lebih dalam terutama dalam Pengelolaan Pembelajarannya. B. Fokus Penelitian Adapun fokus penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengelolaan Pembelajaran PAUD Nur Aini Kalijambe Sragen dilaksanakan?

9 Fokus tersebut dijabarkan lebih rinci pada sub fokus sebagai berikut : 1. Bagaimanakah karakteristik guru di PAUD Nur Aini? 2. Bagaimanakah karakteristik siswa di PAUD Nur Aini? 3. Bagaimanakah karakteristik materi pembelajaran di PAUD Nur Aini? 4. Bagaimanakah karakteristik interaksi yang berlangsung di PAUD Nur Aini? 5. Bagaimanakah Karakteristik sistematika pembelajaran di PAUD Nur Aini? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang pembelajaran yang berlangsung di PAUD Nur Aini yang berada di Kecamatan Kalijambe. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan karakteristik guru yang mengajar di PAUD Nur Aini Kalijambe. 2. Mendeskripsikan karakteristik siswa yang ada di PAUD Nur Aini Kalijambe. 3. Mendeskripsikan karakteristik materi yang diajarkan di PAUD Nur Aini Kalijambe. 4. Mendeskripsikan karakteristik interaksi yang berlangsung di PAUD Nur Aini Kalijambe. 5. Mendeskripsikan karakteristik sistematika pembelajaran di PAUD Nur Aini Kalijambe.

10 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Secara teoritis Mendapatkan pemahaman (teori) tentang pengelolaan PAUD, khususnya pada kelompok bermain, lebih mendalam lagi pada pembelajarannya. Bagaimana pembelajaran kelompok bermain PAUD dikelola sehingga memenuhi semua kebutuhan anak sesuai tingkatan umur dan dengan segala aspeknya. 2. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas tentang pengelolaan pembelajaran PAUD pada kelompok bermain. Dengan penelitian ini akan dapat dilihat kekurangan dan kelebihan pengelolaan PAUD sehingga dapat menjadi salah satu acuan/referensi bagi PAUD-PAUD lain yang setara, baik dari kualitas, jumlah siswa maupun sarana prasarananya. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan : Hakekat pengelolaan ( manajemen ) secara sederhana pada dasarnya adalah proses pengoptimalan konstribusi manusia, material, anggaran untuk mencapai tujuan organisasi dalam bentuk program yang akan dilaksanakan. 2. Pembelajaran : Adalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan.

11 3. Anak Usia Dini : dalam berbagai literatur tentang anak tidak ditemukan batasan yang jelas ( tentang batasan umur ) seseorang disebut anak, namun lebih banyak disebut anak pra sekolah atau sekolah usia awal ( usia antara 3-7 tahun).