BAB I PENDAHULUAN. (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita Bebas Non Tek dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terampil berbahasa sangat penting dikuasai.

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Memberdayakan anak adalah dengan menanamkan kelonggaran bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB II LANDASAN TEORI. terampil dan cekatan. Kata mampu mendapat imbuhan ke-an menjadi

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. murid (Sagala, 2012:61). Pembelajaran juga merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian tentang penerapan

PENERAPAN TEKNIK BERCERITA DALAM MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK DONGENG SISWA KELAS V SDN 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 242

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kreatif dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara menurut Tarigan (1981: 3) merupakan suatu keterampilan berbahas yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya di dahului melalui keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Salah satu keterampilan berbicara adalah keterampilan bercerita, menurut Nurgiyantoro (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan berbicara yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan berbicara yang bersifat pragmatis. Ada dua unsur penting yang harus dikuasai siswa dalam bercerita yaitu linguistik dan unsur apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tatabahasa, kosakata, kefasihan dan kelancaran, menggambarkan bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang baik. Dengan menguasai keterampilan bercerita, siswa dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai dengan konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak sekolah dasar (SD) memasuki tahap operasional konkrit (Santrock 2007: 124-126). Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, 1

2 tetapi hanya untuk objek fisik yang ada, sehingga untuk dapat merangsang imajinasi siswa, mereka membutuhkan stimulus dari lingkungan sekitar yang bersifat nyata agar dapat merangsang imajinasi siswa, karena tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap pra operasional konkrit masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika. Usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah mengenal sekitar 2. 500 kata, dan pada masa akhir (kira-kira usia 11-12 tahun) anak telah dapat mengusai sekitar 5.000 kata Symasudin (Susanto. 2015: 74) Mendongeng merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperkaya bahasa yang dimiliki siswa. Kemampuan berbahasa anak merupakan aspek penting yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bercerita. Melalui bercerita anak belajar tentang kosa kata, struktur kalimat dan pragmatig. Mendongeng memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah mampu mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, serta mengembangkan kemampuan berbicara anak dan yang terutama adalah sarana komunikasi anak dengan orang tuanya Musfiroh (Noor, R. 2011: 53). Fakta di lapangan masih ditemukan adanya kesulitan yang dialami oleh siswa dalam kegiatan bercerita khususnya mendongeng. Permasalahan tersebut disebabkan karena kurangnya media yang dapat menyalurkan imajinasi siswa dalam bentuk yang konkrit serta kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki oleh siswa, sehingga mempengaruhi kemampuan berbicara. Sacara umum siswa mengalami kesulitan dalam menemukan ide-ide dan

3 mengembangkan ide menjadi sebuah cerita atau suatu pengalaman tertentu. Siswa juga banyak mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan kata yang tepat dan efektif untuk menghasilan cerita yang baik. Perlu adanya strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bercerita. Terobosan diarahkan pada metode yang dipandang lebih efektif dan kreatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan mendongeng. Media wayang kulit merupakan salah satu media pembelajaran yang berpijak pada kearifan budaya lokal serta memiliki kadungan pesan moral. Melalui penggunaan media wayang dalam pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas melakukan pembelajaran secara langsung (Sudjana, 2005:2). Mendongeng dengan menggunakan media wayang dalam penelitian ini, berbeda dengan konsep dalang yang berdongeng di atas panggung. Umumnya dalang dalam menceritakan wayang, mereka menghadap layar yang berisi wayang-wayang, dengan memainkan suara di iringi dengan deru musik yang menceritakan suasana cerita, sehingga yang tampak dari penonton adalah bayang-bayang yang berjalan di depan layar. Konsep mendongeng kreatif dengan menggunakan media wayang ini adalah, siswa mendongeng dengan bantuan media wayang dan mendongeng langsung di depan kelas dengan berhadapan kepada siswa lainya. Siswa bebas berekspresi memainkan gestur, mimik, vokal dan initonasi, dalam mendongeng kreatif ini, siswa juga di tuntut untuk menggunakan bahasa

4 Indonesia dalam menyampaikan cerita. Peneliti mencoba mengangkat cerita anak-anak yang sesuai dengan usia perkembangan siswa guna memudahkan siswa dalam menangkap materi dongeng. Peneliti hanya mengganti tokoh yang ada dalam cerita menjadi tokoh-tokoh yang ada dalam cerita pewayangan. Guna mengenalkan tokoh pewayangan sejak dini kepada siswa. Melalui penggunaan media wayang kulit, siswa diharapkan mendapatkan kemudahan dalam berimajinasi yang merupakan salah satu hal yang efektif untuk mengembangkan kemampuan intelektual, sosial, bahasa, dan terutama kreativitas anak Smilansky (Rachmawati, 2010: 54). Melalui media wayang siswa juga dapat memetik beragam nilai yang bersifat filosofis transindental sesuai dengan karakter dari lakon pewayangan. Penggunaan media wayang dalam pembelajaran juga merupakan suatu upaya mengenalkan dan mempertahankan budaya lokal. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan media wayang kulit efektif untuk meningkatkan kemampuan mendongeng kreatif di Kelas V SD N 1 Kutasari? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, tujuan penelitian ini adalah Mengetahui efektivitas media wayang kulit untuk meningkatkan kemampuan mendongeng kreatif siswa di kelas 5 SD N 1 Kutasari. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi terhadap perkembangan pengetahuan dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia terutama di SD.

5 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) memberi semangat dan motivasi untuk lebih senang melakukan kegiatan berbicara khususnya mendongeng. 2) Memberi pengalaman belajar mendongeng dengan menggunakan media wayang b. Bagi guru, 1) Memberi khasanah khususnya untuk pembelajaran mendongeng dengan metode, tekhnik dan menggunakan suatu pendekatan yang lebih tepat dan efektif serta kreatif. 2) Memberi informasi tentang penggunaan media wayang kulit dalam pembelajaran mendongeng di kelas sehingga memberikan gambaran proses dan produk bagi guru. c. Bagi Sekolah Menjadi bahan masukan dan pertimangan bagi guru-guru di sekolah dalam memanfaatkan model pembelajaran yang melibatkan siswa agar aktif dalam proses pembelajaran.