BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kreatif dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara menurut Tarigan (1981: 3) merupakan suatu keterampilan berbahas yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya di dahului melalui keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Salah satu keterampilan berbicara adalah keterampilan bercerita, menurut Nurgiyantoro (2001: 289), bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan berbicara yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan berbicara yang bersifat pragmatis. Ada dua unsur penting yang harus dikuasai siswa dalam bercerita yaitu linguistik dan unsur apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tatabahasa, kosakata, kefasihan dan kelancaran, menggambarkan bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang baik. Dengan menguasai keterampilan bercerita, siswa dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai dengan konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak sekolah dasar (SD) memasuki tahap operasional konkrit (Santrock 2007: 124-126). Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, 1
2 tetapi hanya untuk objek fisik yang ada, sehingga untuk dapat merangsang imajinasi siswa, mereka membutuhkan stimulus dari lingkungan sekitar yang bersifat nyata agar dapat merangsang imajinasi siswa, karena tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap pra operasional konkrit masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika. Usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah mengenal sekitar 2. 500 kata, dan pada masa akhir (kira-kira usia 11-12 tahun) anak telah dapat mengusai sekitar 5.000 kata Symasudin (Susanto. 2015: 74) Mendongeng merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperkaya bahasa yang dimiliki siswa. Kemampuan berbahasa anak merupakan aspek penting yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bercerita. Melalui bercerita anak belajar tentang kosa kata, struktur kalimat dan pragmatig. Mendongeng memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah mampu mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, serta mengembangkan kemampuan berbicara anak dan yang terutama adalah sarana komunikasi anak dengan orang tuanya Musfiroh (Noor, R. 2011: 53). Fakta di lapangan masih ditemukan adanya kesulitan yang dialami oleh siswa dalam kegiatan bercerita khususnya mendongeng. Permasalahan tersebut disebabkan karena kurangnya media yang dapat menyalurkan imajinasi siswa dalam bentuk yang konkrit serta kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki oleh siswa, sehingga mempengaruhi kemampuan berbicara. Sacara umum siswa mengalami kesulitan dalam menemukan ide-ide dan
3 mengembangkan ide menjadi sebuah cerita atau suatu pengalaman tertentu. Siswa juga banyak mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan kata yang tepat dan efektif untuk menghasilan cerita yang baik. Perlu adanya strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bercerita. Terobosan diarahkan pada metode yang dipandang lebih efektif dan kreatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan mendongeng. Media wayang kulit merupakan salah satu media pembelajaran yang berpijak pada kearifan budaya lokal serta memiliki kadungan pesan moral. Melalui penggunaan media wayang dalam pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas melakukan pembelajaran secara langsung (Sudjana, 2005:2). Mendongeng dengan menggunakan media wayang dalam penelitian ini, berbeda dengan konsep dalang yang berdongeng di atas panggung. Umumnya dalang dalam menceritakan wayang, mereka menghadap layar yang berisi wayang-wayang, dengan memainkan suara di iringi dengan deru musik yang menceritakan suasana cerita, sehingga yang tampak dari penonton adalah bayang-bayang yang berjalan di depan layar. Konsep mendongeng kreatif dengan menggunakan media wayang ini adalah, siswa mendongeng dengan bantuan media wayang dan mendongeng langsung di depan kelas dengan berhadapan kepada siswa lainya. Siswa bebas berekspresi memainkan gestur, mimik, vokal dan initonasi, dalam mendongeng kreatif ini, siswa juga di tuntut untuk menggunakan bahasa
4 Indonesia dalam menyampaikan cerita. Peneliti mencoba mengangkat cerita anak-anak yang sesuai dengan usia perkembangan siswa guna memudahkan siswa dalam menangkap materi dongeng. Peneliti hanya mengganti tokoh yang ada dalam cerita menjadi tokoh-tokoh yang ada dalam cerita pewayangan. Guna mengenalkan tokoh pewayangan sejak dini kepada siswa. Melalui penggunaan media wayang kulit, siswa diharapkan mendapatkan kemudahan dalam berimajinasi yang merupakan salah satu hal yang efektif untuk mengembangkan kemampuan intelektual, sosial, bahasa, dan terutama kreativitas anak Smilansky (Rachmawati, 2010: 54). Melalui media wayang siswa juga dapat memetik beragam nilai yang bersifat filosofis transindental sesuai dengan karakter dari lakon pewayangan. Penggunaan media wayang dalam pembelajaran juga merupakan suatu upaya mengenalkan dan mempertahankan budaya lokal. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan media wayang kulit efektif untuk meningkatkan kemampuan mendongeng kreatif di Kelas V SD N 1 Kutasari? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, tujuan penelitian ini adalah Mengetahui efektivitas media wayang kulit untuk meningkatkan kemampuan mendongeng kreatif siswa di kelas 5 SD N 1 Kutasari. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi terhadap perkembangan pengetahuan dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia terutama di SD.
5 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) memberi semangat dan motivasi untuk lebih senang melakukan kegiatan berbicara khususnya mendongeng. 2) Memberi pengalaman belajar mendongeng dengan menggunakan media wayang b. Bagi guru, 1) Memberi khasanah khususnya untuk pembelajaran mendongeng dengan metode, tekhnik dan menggunakan suatu pendekatan yang lebih tepat dan efektif serta kreatif. 2) Memberi informasi tentang penggunaan media wayang kulit dalam pembelajaran mendongeng di kelas sehingga memberikan gambaran proses dan produk bagi guru. c. Bagi Sekolah Menjadi bahan masukan dan pertimangan bagi guru-guru di sekolah dalam memanfaatkan model pembelajaran yang melibatkan siswa agar aktif dalam proses pembelajaran.