RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAU DAYA PADA MODUL SILIKON POLIKRISTAL

dokumen-dokumen yang mirip
Pemodelan Kurva I(V) Normal Light dan Dark Current Modul PV Untuk Menentukan Unjuk Kerja Solar Sel

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008.

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

EVALUASI NILAI TAHANAN INTERNAL MODUL PANEL FOTOVOLTAIK (PV) BERDASARKAN PEMODELAN KURVA I(V) NORMAL LIGHT DAN DARK CURRENT

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

PERANCANGAN SET UP KARAKTERISASI PANEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

Kata Kunci Sistem Hibrida PV-Genset, Sensor Arus, Otomatisasi Pensaklaran, SFC Genset, Zelio Logic Smart Relay.

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

Suwito 1, Dimas Anton, Gilang Dwi P

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

Pengukuran dan Pemantauan Performansi Modul Surya

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN LAPISAN AIR PENDINGIN TERHADAP DAYA KELUARAN MODUL PHOTOVOLTAIC MONOCRYSTALLINE

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

Available online at Website

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

Rancang Bangun Prototipe Emulator Sel Surya Menggunakan Buck Converter Berbasis Arduino

Latar Belakang dan Permasalahan!

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER

Perancangan Simulator Panel Surya Menggunakan LabView

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau

Muchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: ,

Kajian Fisis Energi Terbarukan Panel Surya Melalui Eksperimen Sederhana untuk Siswa SMA

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

LAPORAN AKHIR Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi ( P )

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: X Yogyakarta, 15 November2014

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

BAB III ALGORITMA PENDETEKSI KERUSAKAN MODUL SURYA

Sistem Monitoring pada Panel Surya Menggunakan Data logger Berbasis ATmega 328 dan Real Time Clock DS1307

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1

RANCANG BANGUN KONVERTER PHOTOVOLTAIC DAN PENTAKSIRAN DAYA PHOTOVOLTAIC UNTUK DC POWER HOUSE

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375

EFISIENSI PANEL SURYA UNTUK CATU DAYA LAMPU JALAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PALEMBANG

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

Gambar 1.1 Global direct normal solar radiation (Sumber : NASA)

STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA EFISIENSI MODUL SURYA 50 WATT PEAK PADA RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SEBAGAI ENERGI CADANGAN LAPORAN AKHIR

Pengaturan Pergerakan Solar Cell Berdasarkan Intensitas Cahaya Matahari (Mikrokontroler, Mekanik dan Transceiver)

MINIATURISASI ANTENA MIKROSTRIP DENGAN DESAIN FRAKTAL UNTUK APLIKASI GLOBAL POSITIONING SYSTEM

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN

IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) UNTUK OPTIMASI DAYA PADA PANEL SURYA BERBASIS ALGORITMA INCREMENTAL CONDUCTANCE

Tegangan Keluaran Solar Cell Type Monocrystalline Sebagai Dasar Pertimbangan Pembangkit Tenaga Surya

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL

Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya

NASKAH PUBLIKASI DESAIN PENYIRAM TAMAN OTOMATIS TENAGA SURYA MENGACU PADA KELEMBABAN TANAH

DAMPAK DEBU TERHADAP KINERJA MODUL PHOTOVOLTAIK DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI KUPANG

Utomo et al., Optimalisasi Daya dan Eneri Listrik pada Panel Surya Polikristal... 45

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

Rancang Bangun Sistem Tracking Panel Surya Berbasis Mikrokontroler Arduino

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

SISTEM AKUISISI DATA NIRKABEL KARAKTERISTIK MODUL SURYA

Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul

Kata kunci : Arsitektur Bali, Panel surya, rangkaian seri, rangkaian paralel.

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin

Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP

APLIKASI PENGIKUT MATAHARI DUA POROS SEBAGAI MEDIA AKUISISI DATA INTENSITAS CAHAYA

LAMPIRAN 1 CATU DAYA TRANSFORMATOR RANGKAIAN SENSOR ARUS SENSOR DAYA. Gambar 1. Realisasi alat

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL

OTOMATISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PENINGKATAN KINERJA

PENGUJIAN OPEN CIRCUIT VOLTAGE (VOC) DAN SHORT CIRCUIT CURRENT (ISC) LISTRIK PADA RANGKAIAN SERI PARALEL SOLAR CELLS PANEL DI POLITEKNIK NEGERI BALI

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT UKUR STATE OF CHARGE (SOC) PADA BATERAI LEAD-ACID MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN COULOMB

Transkripsi:

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2114 RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAU DAYA PADA MODUL SILIKON POLIKRISTAL DESIGN AND IMPLEMENTATION OF POWER MONITORING SYSTEM ON POLYCRYSTALLINE SILICON MODULE Firdy Bahari P. 1, Ismudiati Puri H. 2, Reza Fauzi I. 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 1 firdysaga@gmail.com, 2 dekpuri@gmail.com, 3 rezafauzii@gmail.com Abstrak Energi listrik yang dibangkitkan dengan bahan bakar fosil jumlahnya terbatas. Oleh sebab itu perlu adanya pembangkit listrik yang berkategori terbarukan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Komponen penting PLTS yaitu modul surya yang berfungsi mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Setiap modul surya memiliki karakteristik yang berbeda dan mempengaruhi kinerja PLTS. Pada penelitian ini sistem pemantau daya telah dibuat dan diujicobakan untuk mengkarakterisasi daya keluaran dan disipasi daya pada PLTS yang berada di Gedung P. Karakterisasi modul surya dilakukan dengan cara menentukan grafik I-V dan mencari nilai hambatan dalam dari modul surya, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan efisiensi dan disipasi daya. Grafik I-V ditentukan dengan cara mencatat nilai arus dan tegangan pada beban variabel yang dihubungkan dengan modul PV. Nilai arus dan tegangan dilengkapi dengan data suhu, radiasi matahari, dan kelembaban yang tercatat pada sistem pemantau real time, sehingga mendapatkan data pengaruh lingkungan terhadap kerja PLTS. Dengan mendapatkan grafik I-V pada modul PV, efisiensi, nilai hambatan dan disipasi daya suatu PLTS dapat dipantau sesuai dengan waktu sebenarnya. Kata kunci: modul surya, PLTS, grafik I-V, efek fotovoltaik, pemantauan daya, disipasi daya. Abstract Electricities generated using fossil fuel are limited. Therefore it is necessary to create a renewable power plant, such as solar power plant which uses solar modules as an electricity generators. Each solar module has different characteristics that can affct the performance of solar power plant. In this study, a power monitoring system is built and implement to monitor the output of the solar power plant which consist of efficiency, and power loss in P building. The caracterization of solar module is done by determining the I-V curve and finding the internal resistance of the solar module. The I-V curve is obtained by recording the current and voltage for various resistance. The temperature, solar radiation, and humidity are also real time recorded. By getting the I-V curve, internal resistance, efficiency, and power loss of the solar power plant can be real time monitored. Keywords: photovoltaics module, solar power plant, I-V curve, photovoltaics effect, monitoring, power loss. 1. Pendahuluan Mengingat keterbatasan sumber daya fosil, perlu adanya sistem pembangkit lain yang terbarukan salah satunya adalah Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Daya keluaran modul PV pada PLTS tergantung pada keadaan lingkungan, ketika daya yang dihasilkan modul PV maksimal dinamakan Maximum Power Point (MPP). Untuk mengetahui secara pasti keadaan MPP didapat dengan cara mengkarakterisasi modul PV untuk berbagai variasi radiasi matahari, suhu, dan kelembaban. Karakterisasi modul PV perlu dilakukan agar mengetahui nilai dari parameter yang dibutuhkan untuk melakukan pemantauan. Dengan melakukan pemantauan, maka akan didapatkan nilai effisiensi (η), daya rata-rata (P a ), dan disipasi daya ( P) dari modul PV yang digunakan. 1

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2115 2. Dasar Teori 2.1. Modul Fotovoltaik Modul PV adalah gabungan dari beberapa sel PV yang diserikan. Modul PV adalah alat yang mengubah energi radiasi matahari menjadi energi listrik. Modul PV memiliki karakteristik yang sama dengan rangkaian listrik, sehingga modul PV dapat disetarakan dengan rangkaian pengganti satu dioda[3]. Pada setiap modul PV terdapat hambatan dalam seri (R s ) dan hambatan dalam paralel (R sh ). Hambatan seri adalah hambatan yang ada pada konduktor seperti kabel dan kontak pada modul PV. Hambatan seri dapat dianalogikan seperti suatu resistor yang diserikan dengan modul PV[4]. Hambatan paralel adalah hambatan yang ada pada jalur resistif antara bagian depan dan bagian belakang modul PV, selain itu hambatan paralel juga dapat disebabkan karena cacat pada produksi. Hambatan paralel dapat dianalogikan seperti suatu resistor yang di paralelkan dengan modul PV[4]. Oleh karena itu, modul PV dapat disetarakan dengan rangkaian setara seperti Gambar 1. Gambar 1 Rangkaian setara modul PV 2.2. Efisiensi dan Disipasi Daya Nilai efisiensi pada percobaan ini didapat dari perhitungan berdasarkan persamaan 1. Nilai efisiensi dihitung berdasarkan nilai yang didapat pada saat pengambilan data grafik I-V. Setiap daya maksimal (P out ) yang terukur pada setiap percobaan akan dibagi dengan hasil perkalian dari nilai intensitas cahaya matahari (G) dengan nilai luasan modul PV (A). Luasan modul PV didapat dari hasil perkalian panjang dan lebar dari modul PV yang bernilai 0,6673 m 2. η = P out 100% (1) G. A Disipasi daya merupakan besaran daya yang hilang akibat adanya hambatan dalam dari modul PV yang digunakan. Hambatan dalam pada modul PV terbagi menjadi 2, yaitu hambatan seri (R S ) dan hambatan paralel (R SH ). Disipasi daya ini merupakan selisih antara daya yang tidak terpengaruh oleh hambatan dalam dengan daya yang terpengaruh oleh hambatan dalam seperti yang ditunjukkan oleh persamaan 2. Pmp = P mp P P = P mp Pmp (2) Dengan P mp adalah nilai daya keluaran jika tidak ada hambatan seri dan hambatan paralel. Pmp adalah daya keluaran maksimal yang dihasilkan oleh modul PV saat beroperasi. P adalah disipasi daya akibat adanya hambatan seri dan hambatan paralel. P dapat dijabarkan sesuai dengan persamaan 3. P = Psh + Ps P = V2 mp Rsh + I2 mp. Rs (3) 2

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2116 Dengan P SH adalah daya pada hambatan paralel dan P S adalah daya pada hambatan seri. Nilai disipasi daya merupakan nilai penjumlahan daya pada hambatan paralel dan hambatan seri. Nilai hambatan seri dan hambatan paralel dapat ditentukan berdasarkan kemiringan grafik I-V. Nilai hambatan seri ditentukan berdasarkan invers dari kemiringan dekat area V OC [15]. Nilai hambatan paralel ditentukan berdasarkan invers dari kemiringan dekat area I SC [15]. Slope = y x = I V Rs = Voc Ioc Rsh = Vsc Isc (4) (5) 2.3. Kurva I-V Kurva I-V merupakan grafik dari arus keluaran terhadap tegangan keluaran modul PV. Kurva I-V didapat dari pengambilan data arus keluaran dan tegangan keluaran berdasarkan perubahan nilai resistansi saat intensitas cahaya yang diterima modul PV bernilai konstan. Gambar 2 menunjukkan ketika modul PV dihubungkan dengan beban (R), dimana beban ditinjau sebagai garis linear dengan garis I/V = I/R[3]. Ketika resistansi bernilai 0, maka arus keluaran yang terbaca akan bernilai sangat besar atau disebut juga dengan arus hubung singkat (I sc ). Ketika nilai resistansi bertambah, titik daya akan bergerak dari titik M menuju titik N lalu ke titik P dilanjutkan ke titik S. Pada titik S, arus keluaran menjadi 0, akan tetapi tegangan keluaran akan bernilai sangat besar atau disebut juga tegangan rangkaian terbuka (V oc ). Ketika daya mengalami perubahan nilai, ada titik dimana daya keluaran modul PV merupakan nilai paling besar dibandingkan dengan yang lainnya, maka itu adalah Maximum Power Point (MPP). Gambar 2 Karakteristik arus-tegangan (kurva I-V )[3] 3. Implementasi Alat dan Hasil Pemantauan Proses pengukuran keluaran ini dilakukan pada suhu di lapangan tanpa adanya konveksi paksa (pendinginan) dan dilakukan dengan sinar matahari langsung (tanpa adanya penyinaran buatan). Untuk mengukur arus dan tegangan keluaran modul PV digunakan rangkaian yang tertera pada Gambar 4. Proses pengukuran dimulai dengan mengukur intensitas matahari, suhu udara, dan kelembaban pada saat alat sedang beroperasi. Intensitas matahari, suhu udara, dan kelembaban yang diukur akan dicatat sebagai parameter penting dalam pengukuran ini. 3

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2117 Gambar 3 Skema Instrumen Penelitian Proses pengukuran keluaran modul PV ini memiliki 2 proses yang berbeda. Proses yang pertama adalah pengambilan data grafik I-V. Proses pengukuran ini dilakukan dengan cara merubah nilai resistansi dari resistor variabel (R var ) hingga diperoleh tegangan maksimal (V oc ), arus maksimal (I sc ), dan daya maksimal (P mp ). Parameter tegangan keluaran modul PV diukur menggunakan voltmeter digital krisbow KW06-272 (V 1 ) yang dipasang secara paralel dengan terminal keluaran dari modul PV sebagai referensi tegangan, sedangkan parameter arus keluaran modul PV diukur menggunakan sensor arus ACS712 (A 0 ) yang dipasang secara seri dengan resistor variabel (R var ). Proses pengukuran keluaran modul PV yang kedua adalah pengambilan data harian tanpa merubah nilai resistansi (Gambar 4). Proses pengukuran ini dilakukan dengan cara mengganti nilai hambatan total dengan nilai hambatan optimal yang didapat dari pengukuran keluaran sebelumnya, sehingga tegangan dan arus keluaran akan mencapai tegangan pada daya maksimal (V mp ), arus pada daya maksimal (I mp ) dan daya maksimal (P mp ) akan didapat dari perkalian keduanya. Parameter tegangan keluaran modul PV diukur menggunakan analog read (A 1 ) pada arduino, sedangkan parameter arus keluaran modul PV diukur menggunakan sensor arus ACS712 (A 0 ) yang dipasang secara seri dengan resistor variabel (R var ). Hasil dari pengukuran ini adalah grafik arus, tegangan, daya, intensitas cahaya matahari, suhu lingkungan, dan kelembaban udara terhadap waktu sampling yang telah diprogram pada arduino. Gambar 4 Rangkaian untuk mengambil data grafik I-V dan pemantauan harian Skema dan realisasi alat pemantau pada penelitian ini ditampilkan pada Gambar 5. Rangkaian listrik pada alat ini dilindungi dengan 2 bagian pelindung. Yang pertama yaitu pelindung yang terbuat dari papan dilengkapi dengan rongga agar udara dapat mengalir. Aliran udara berfungsi untuk menjaga suhu R var dan R fix agar tidak terlalu panas saat alat sedang bekerja. R var dan R fix harus disimpan pada tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung agar tidak menyebabkan kenaikan suhu R var dan R fix. Pelindung resistor dibuat menggunakan papan agar dapat menopang berat dari R var. Pelindung yang kedua adalah pelindung 4

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2118 yang dapat dipindahkan tergantung dari kebutuhan penggunaannya. Pelindung ini berfungsi untuk melindungi arduino, data logger, dan sensor arus. Pelindung ini juga berfungsi menopang sensor suhu, kelembaban, dan cahaya yang harus terpapar sinar matahari langsung Gambar 5 Desain alat pengukuran dan foto alat pengukuran Data arus dan tegangan keluaran dari modul PV didapat dari 8 kali percobaan yang dilakukan pada tanggal 18 November 2015 dan 27-28 Januari 2016 pada saat peak hour (11:00-13:30) ketika cuaca sedang tidak berawan. Kurva I-V yang didapatkan dari percobaan tersebut ditampilkan pada Gambar 6. Arus dan tegangan keluaran berubah sesuai pergerakan nilai resistansi variabel yang bergerak dari 0-100 kω. Pada nilai resistansi yang kecil, nilai arus akan menjadi sangat besar dan nilai tegangan akan menjadi sangat kecil. Pada nilai resistansi yang besar, nilai arus akan menjadi sangat kecil dan nilai tegangan akan menjadi sangat besar. Perkalian nilai arus dan tegangan akan menjadi nilai daya, sehingga nilai-nilai arus dan tegangan harus seimbang agar mencapai daya yang maksimal. Gambar 6 Kurva I-V dari 8 percobaan Nilai resistansi optimal pada 8 kali percobaan berkisar antara 3,183 hingga 3,325 Ω (Tabel 1), dengan nilai rata-rata 3,291 Ω dengan nilai toleransi sebesar 10%. Resistansi optimal digunakan sebagai pengganti rangkaian resistor pada sistem pemantau modul PV, agar sistem tersebut selalu menghasilkan daya keluaran maksimal. 5

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2119 Tabel 1 R opt, R s, R sh, fill factor, dan efisiensi pada setiap percobaan Percobaan Ropt (Ω) RS (Ω) RSH (Ω) Fill Factor Efisiensi (%) 1 3,320 0,469 84,444 0,701 13,19 % 2 3,326 0,714 97,500 0,675 11,86 % 3 3,319 0,755 104,545 0,675 12,37 % 4 3,318 0,739 74,615 0,668 12,59 % 5 3,075 0,743 69,091 0,650 11,92 % 6 3,271 0,703 129,273 0,673 12,63 % 7 3,183 0,522 101,571 0,724 13,10 % 8 3,283 0,608 120,625 0,695 14,85 % Rata-Rata 3,291 0,657 97,708 0,683 12,81 % Parameter pada sistem pemantau real time ini berjumlah 6 parameter, yaitu arus keluaran, tegangan keluaran, daya keluaran, intensitas cahaya matahari, suhu lingkungan, dan kelembaban udara lingkungan. Enam parameter ini diukur dengan waktu pengambilan data yang sama yaitu 1 detik. Pengambilan data pemantauan harian dilakukan selama selang 6 hari, dan setiap hari data diambil antara pukul 10:00 WIB sampai 15:00 WIB. Hasil pemantauan arus, tegangan, daya, dan intensitas cahaya matahari yang terukurselama 6 hari tersebut ditampilkan pada Gambar 7. Gambar 7 Grafik parameter keluaran modul surya terhadap waktu Intensitas cahaya matahari yang terukur relatif tidak konstan. Ketika adanya perubahan intensitas cahaya matahari, arus keluaran, tegangan keluaran, dan data akan berubah mengikuti besarnya intensitas cahaya matahari. Data suhu dan kelembaban selama proses pemantauan diperlihatkan pada Gambar 8. Terlihat suhu di Gedung P berkisar antara 27,06 C hingga 46,8 C, dan kelembaban berkisar antara 32,27 %RH hingga 79,07 %RH. 6

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2120 Gambar 8 Grafik parameter pendukung terhadap waktu Hasil rata-rata arus, tegangan, daya keluaran, intensitas cahaya matahari, suhu udara, dan kelembaban udara ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2 Parameter rata-rata dari 6 percobaan Arus keluaran (A) 3,185 ± 0,048 Tegangan keluaran (V) 10,507 ± 0,158 Daya keluaran (W) 40,261 ± 0,998 Intensitas cahaya matahari (lux) 35.960 ± 100 Suhu udara ( C) 36,47 ± 0,5 Kelembaban udara (%RH) 51,20 ± 4,5 Dari pengambilan delapan data grafik IV yang telah dilakukan pada penelitian ini, didapat efisiensi dari setiap percobaan yang ditampilkan pada Tabel 1. Nilai rata-rata dari efisiensi 8 percobaan ini adalah 12,813 %. Percobaan 1 hingga percobaan 8 adalah percobaan dengan alat dan prosedur yang sama, akan tetapi masing masing percobaan dilakukan pada waktu yang berbeda. Ketika ada perbedaan waktu, maka ada perbedaan keadaan lingkungan yang berbeda, seperti suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya matahari. Nilai hambatan seri dan hambatan paralel pada penelitian ini ditentukan menggunakan 8 kali pengukuran menggunakan rangkaian seperti pada Gambar 4 yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Dari delapan percobaan, nilai R S dan R SH akan diratakan sesuai banyaknya percobaan. Nilai rataan R S adalah 0,657 Ω dan R SH adalah 97,078 Ω. Nilai Rataan tersebut akan dimasukkan ke dalam persamaan 8 dan menghasilkan disipasi daya rata-rata sebesar 9,369 W. Grafik disipasi daya selama 6 hari pada pengambilan data pemantauan harian dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Grafik disipasi daya terhadap waktu pengambilan data selama 6 hari 7

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2121 4. Simpulan Sistem pemantau keluaran modul PV secara real time telah direalisasikan dan terdiri dari sensor suhu dan kelembaban (SHT1x), sensor cahaya (BH1750), sensor arus ACS712, arduino UNO, data logger (SD Card Shield v4.1), hambatan beban. Hambatan beban ini telah disesuaikan dengan hambatan optimal pada modul PV yang bernilai 3,291 Ω, resistansi seri yang bernilai 0,657 Ω, dan resistansi paralel yang bernilai 97,708 Ω. Pengujian alat telah dilakukan dalam rentang waktu 6 hari mulai tanggal 5 Juni 2016 sampai 16 Juni 2016. Berdasarkan pengambilan data yang telah dilakukan diperoleh hasil efisiensi sistem sebesar 12,813 %, resistansi optimal pada keadaan MPP bernilai 3,291 Ω, fill factor sistem bernilai 0,683, daya rata-rata 40,261 W dan rata-rata disipasi daya sebesar 9,369 W. 8

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2122 Daftar Pustaka: [1] Salman, F. J. (2013): Perancangan dan Implementasi Sistem PLTS dan Siheli Pada Gedung Balitbangnovda Sumsel, Tugas Akhir Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung. [2] Handini, W. (2008): Performa Sel Surya Tersensitasi Zat Pewarna (DSSC) Berbasis ZnO dengan Variasi Tingkat Pengisian dan Besar Kristalit TiO2, Tugas Akhir Teknik Metalurgi, Universitas Indonesia. [3] Anjarani, K. (2010): Studi Karakteristik Arus-Tegangan (Kurva I-V ) Pada Sel Tunggal Polikristal Silikon serta Pemodelannya, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY. [4] Hernday, P. (2011): Field Aplication for I-V Curve Tracers, Solarpro. [5] Orozco-Gutierrez, M. L., Ramirez-Scarpetta, J. M., Spagnuolo, G. (2013): A Technique for Mismatched PV Array Simulation, Journal of Renewable Energy, 55, 417-427. [6] Siahaan, A. (2011): Implementasi Panel Surya yang Diterapkan pada Daerah Terpencil di Rumah Tinggal Di Desa Sibunton, Kecamatan Habinsaran, Tugas Akhir Teknik Elektro, Universitas Maritim Raja Ali Haji. [7] Skoplaki, E., Palyvos, J. A. (2009): On the temperature dependence of photovoltaic module electrical performance: A review of efficiency/power correlations, Journal of Solar Energy, 83, 614-624. [8] Syaifudin, A. (2013): Pengaruh Intensitas Cahaya dan Suhu terhadap Arus, Tegangan dan Daya Luaran Sel Surya Modular Polikristal Silikon, Tugas Akhir Teknik Fisika, Universitas Telkom. [9] Satwiko, S. (2012): Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 25 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY. [10] Mekhilef, S., Saidur, R., Kamalisarvestani, M. (2012): Effect of dust, humidity and air velocity on efficiency of photovoltaic cells. Journal of Renewable and Sustainable Energy Reviews, 16, 2920-2925. [11] Wiley, J. (2011): Handbook of Photovoltaic Science and Engineering, Second Edition, University of Delaware. [12] Diputra, W. (2008): Simulator Algoritma Pendeteksi Kerusakan Modul Surya Pada Rangkaian Modul Surya, Tesis Teknik Elektro, Universitas Indonesia. [13] Raharjo, P. (2013): Perancangan Sistem Hibrid Solar Cell-Baterai-PLN menggunakan Programmable Logic Controllers, Tugas Akhir Teknik Elektro, Universitas Jember. [14] Nashirul, I. H. (2010): Sistem On-line Condition Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasiskan Web Menggunakan Sensor Nirkabel, Tesis Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung. [15] Deline, C. (2011): Guide To Interpreting I-V Curve Measurement Of PV Arrays, US National Renewable Energy Laboratory. 9