BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Mulyasa (2006:164) menyatakan bahwa, Proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIC SMP Negeri 2 Sokaraja dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi matematika masih menjadi sebuah permasalahan bagi banyak

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

TINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi menuntut setiap negara untuk

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

BAB I PENDAHULUAN. berfikir kompleks dan abstrak. Di sisi lain guru berupaya memperjelas dan. disajikan dengan strategi yang menarik bagi siswa.

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, mempunyai peranan yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

Dedi Kurniawan ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2011). Hakekat IPA

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bermanfaat dalam kehidupan kita. Hampir di setiap bagian dari hidup kita

BAB I PENDAHULUAN. Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

BAB II KAJIAN TEORI. A. Minat. 1. Pengertian Minat Belajar. Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

I. PENDAHULUAN. oleh guru. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila di

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dari ilmu yang lain, dengan kata lain matematika tumbuh dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

Edumatica Volume 04 Nomor 01, April 2014 ISSN:

II. KAJIAN PUSTAKA. menyampaikan sesuatu seperti menjelaskan konsep dan prinsip kepada siswa.

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran dapat dimaknai sebagai landasan dasar untuk membentuk. atau mendisain program pembelajaran didalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memainkan peranan yang penting dalam kehidupan dan. kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP mengacu

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan kegiatan belajar sejak dilahirkan. Syah (2006: 92) mengatakan bahwa

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN THINK PAIR AND SHARE ( TPS )

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communicare yang

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE TAI DAN TIPE TPS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kreativitas Menurut Tjandrasa (1990:4) menyatakan bahwa, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Secara sederhana Slameto (2003:145) menggemukakan bahwa pada hakekatnya pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sedangkan menurut Munandar (2009:25) kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Menurut Munandar (2009:71) menyatakan bahwa, subskala kreativitas meliputi ciri-ciri: 1) Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam. 2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik. 3) Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah. 4) Bebas dalam menyatakan pendapat. 5) Mempunyai rasa keindahan yang dalam. 6) Menonjol dala 2

7 salah satu bidang seni. 7) Mampu melihat masalah dari berbagai seni/sudut pandang. 8) Mempunyai rasa humor yang luas. 9) mempunyai daya imajinasi. 10) Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah. Sedangkan menurut Satiadarma (2003:110) ciri-ciri kepribadian kreatif yaitu: 1) Rasa ingin tahu yang mendorong individu lebih banyak mengajukan pertanyaan, selalu memperhatikan orang, obyek dan situasi serta membuatnya lebih peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. 2) Memiliki imajinasi yang hidup, yakni kemampuan memperagakan untuk membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi. 3) Merasa tertantang oleh kemajuan yang mendirongnya untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit. 4) Sifat berani mengambil resiko, yang membuat orang kretif tidak takut gagal atau mendapatkan kritik. 5) Sifat menghargai bakat-bakatnya sendiri yang sedang berkembang diantaranya menyampaikan gagasan. Berdasarkan kedua pendapat tentang ciri-ciri kreativitas menurut Munandar dan Satiadarma, Peneliti menggunakan 5 indikator kreativitas. Pertimbangan memilih 5 indikator dengan alasan: 1) Indikator rasa ingin tahu yang mendalam dapat digabungkan dengan indikator sering mengajukan pertanyaan. 2) Indikator memiliki imajinasi yang hidup yakni membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi sama artinya dengan rasa keindahan yang dalam, memiliki rasa humor yang luas, mempunyai daya imajinasi dan menonjol dalam salah satu bidang seni.

8 3) Sifat menghargai bakat-bakatnya sendiri yang sedang berkembang diantaranya menyampaikan gagasan masuk dalam indikator orisinil dalam menyampaikan gagasan. 4) Indikator merasa tertantang oleh kemajuan yang mendorongnya untuk mengatasi masalah yang sulit sama artinya dengan mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang. 5) Indikator sikap berani mengambil risiko termasuk dalam indikator bebas dalam menyampaikan pendapat. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menemukan hubungan-hubungan yang baru untuk menemukan jawaban dari masalah yang datang dari diri sendiri maupun lingkungan yang ditunjukan dengan perbuatan: 1) Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam, 2) Mempunyai daya imajinasi, 3) Orisinil dalam menyampaikan gagasan, 4) Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, 5) Sikap berani mengambil resiko. Dari kelima indikator di atas dapat digambarkan melalui sikap siswa sebagai berikut: Tabel 2.1 Indikator Kretivitas Indikator 1) Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam. 2) Mempunyai daya imajinasi. Sikap Siswa a) Bertanya b) Mencari banyak sumber pengetahuan c) Memperhatikan penjelasan dari guru a) Mampu mencari hubunganhubungan baru dari sesuatu yang sudah ada b) Mampu membuat dugaan c) Mampu mengembangkan d) Mampu merencanakan

9 3) Orisinil dalam menyampaikan gagasan. 4) Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang. 5) Sikap berani mengambil resiko. a) Memberikan gagasan b) Mengembangkan gagasan yang disampaikan oleh siswa lain a) Mencari banyak kemungkinan b) Dapat melihat kekurangan c) Melibatkan diri dalam masalah yang sulit a) Mempertahankan pendapat b) Memberi/menerima saran ataupun kritik c) Tidak takut dengan kegagalan. 2. Cara meningkatkan kreativitas Menurut Gibbs (dalam Mulyasa, 2006:164) kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Hasil penelitian tersebut dapat diterapkan atau ditransfer dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik akan lebik kreatif jika: a) Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik, dan tidak ada perasaan takut. Contoh: guru memotivasi siswa, dengan memberikan pengertian bahwa kesalahan adalah guru yang terbaik menuju keberhasilan, jadi semua siswa harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi diantaranya; mengemukaan gagasan/ide dalam berpendapat dikembangkan dalam tahapan Share (berbagi), dan keberanian untuk mengoptimalkan hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada untuk menyelesaikan permasalahan atau soal dikembangkan pada tahapan Think (berfikir).

10 b) Diberi kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah. Contoh: guru memberikan kesempatan kepada siwa untuk bertanya, berpendapat, serta memberikan saran dan kritik pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, hal ini dapat dikembangkan dalam tahapan Share (berbagi). c) Dilibatkan dalam menentukan evaluasi pembelajaran. Contoh: guru melibatkan siswa saat mengevaluasi permasalahan atau soal serta pada saat menyimpulkan hasil pembelajaran, hal ini dapat dikembangkan pada kegiatan penutup yaitu Guru menunjukan jawaban yang benar dengan bantuan pendapat siswa dan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari. d) Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter. contoh: guru memberikan kesempatan untuk berkreasi dan mengunakan bermacam-macam cara untuk menyelesaikan permasahan atau soal, namun tetap dalam pengawasan guru. Hal ini dapat dikembangkan pada tahapan pair (berpasangan) e) Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Contoh: guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa dapat aktif untuk bertanya maupun berpendapat, dikembangkan dari kegiatan awal hingga akhir proses pembelajaran. Dalam memberian permasalah guru menggunakan

11 soal-soal yang dapat memacu siswa untuk kreatif, dikembang pada tahapan Think (berfikir) dan Pair (berpasangan). 3. Hambatan dalam kreativitas Menurut Amabile (dalam Munandar, 2009:223-225) ada dua hambatan dalam kreativitas: a) Evaluasi Guru tidak memberikan evaluasi pada saat anak sedang asyik berkreasi, maksudnya guru tidak boleh mengevaluasi pekerjaan siswa disaat siswa sedang asyik mengerjakan karena dapat menghambat gagasan/ide yang akan muncul pada diri siswa. b) Hadiah Pemberian hadiah dapat mengurangi kreativitas karena, siswa hanya terpaku untuk mendapatkan hadiah bukan menunjukan sifat kreatif dari diri siswa. 4. Pembelajaran Kooperatif Menurut Artzt & Newman (dalam Trianto, 2009:56) menyatakan bahwa, dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivis, pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

12 berdiskusi dengan temanya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Sedangkan menurut Sanjaya (2010:242) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara 4-6 anak yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang disyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan yang semacam itulan yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan kemampuan interpersonal dari setiap anggota keompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memilikki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masingmasing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa

13 yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Adapun prosedur pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010:248-249) pada dasarnya terdiri dari empat tahap, yaitu: Tahap I Penjelasan materi Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Kooperatif Proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok Siswa belajar dengan kelompoknya masingmasing yang telah dibentuk oleh guru. Tahap II Belajar dalam kelompok Tahap III Penilaian dapat dilakukan dengann tes atau kuis Penilaian Tahap IV Penetapan tim yang dianggap paling Pengakuan tim menonjol/berprestasi. 5. Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) a. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) Menurut Trianto (2010:81) menyatakan bahwa, Think Pair Share (TPS) atau berfikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Share (TPS) berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman sesuai yang dikutip Arends (1997) menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) merupakan cara yang evektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara

14 keseluruhan, dan prosedur dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespons dan saling membantu. Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme yang merupakan perpaduan antara belajar secara mandiri dan belajar secara berkelompok. TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Misalkan seorang guru baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas dan guru menginginkan siswa memikirkan lebih mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Untuk itu guru dapat menerapkan langkah-langkah sebagai berikut : Tahap I : Thinking ( berpikir ), Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan pelajaran, dan meminta siswa untuk menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Tujuan dari tahap ini adalah memberikan waktu kepada siswa untuk berfikir mencari jawaban dengan mengoptimalkan hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Brikut adalah contoh permasalahan yang diberikan oleh guru. Lukislah kubus ABCD.EFGH. ada berapakah diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonalnya? Sebutkan. Berbentuk apakah bidang

15 diagonal tersebut?. Dari contoh diatas akan memacu siswa untuk membuat hubungan-hubungan baru dari pengetahuan yang telah didapat (sebelumnya pada saat penyampaian materi guru hanya memberikan satu contoh diagonal bidang dan diagonal ruang), sehingga akan membantu siswa dalam memecahkan permasalahan tersebut, siswa akan mencari diagonal-diagonal yang lain. Bentuk bidang diagonal dapat siswa tentukan dengan menggingat sfat-sifat dari persegi yang telah mereka pelajari pada materi sebelumnya. Tahap II : Pairing ( berpasangan ). Guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi pada tahap ini diharapkan siswa dapat saling memberikan gagasan lalu mengembangkannya untuk mencari kesepakatan jawaban yang dianggap paling benar. Serta mengarahkan siswa melihat kekurangan/kelemahan jawaban dari tiap individu, lalu berdiskusi mencari kesepakatan jawaban dari banyak kemungkinan jawaban yang ada. Sehingga dalam tahap ini akan mendorong siswa untuk tidak takut terlibat dalam masalah yang sulit karena melalui diskusi mereka mampu untuk mengembangkan cara berfikir. Berikut adalah contoh aktivitas guru yang dapat dilakukan pada tahap ini. Sekarang waktunya kalian untuk berpasangan. Pada tahap sebelumnya ibu telah memberikan waktu kepada kalian untuk berfikir untuk menyelesaikan permasalahan/lks dan sekarang waktunya untuk berpasangan dengan teman satu bangku, lalu diskusikan

16 permasalahan/lks dengan pasangan kalian. Kalian adalah satu pasangan, maka harus saling membantu dengan saling memberikan gagasan/ide lalu mengembangkannya untuk mencari jawaban yang kalian anggap paling benar. Tahap III : Sharing (berbagi). Guru meminta kepada pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Pada tahap ini dilakukan sharing dengan siswa lain pada keseluruhan kelas, yaitu dengan cara presentasi beberapa pasangan dan apabila ada pasangan lain yang mempunyai jawaban berbeda maka, pasangan tersebut diminta untuk mempresentasikan jawabanya. Menanggapi dan mempertahankan pendapat, serta terbuka dalam menerima kritik dari teman. Selain itu dalam tahap ini juga memungkinkan siswa untuk menyampaikan gagasan dan menanggapi jawaban dari pasangan lain. Contoh aktivitas guru yang dapat dilakukan pada tahap ini yaitu: Sekarang waktunya untuk berbagi dengan keseluruhan kelas, Ayo pasangan siapa yang akan mempresentasikan jawabannya? Ayo maju kedepan. Untuk pasangan yang tidak presentasi, kalian bisa bertanya, berpendapat, memberikan saran ataupun kritik untuk pasangan yang sedang presentasi.

17 Menurut Lie (2008:46) kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), yaitu: a. Kelebihan: 1) Meningkatkan partisipasi. 2) Lebih banyak untuk kontribusi masing-masing pasangan atau anggota kelompok. 3) Interaksi lebih mudah. 4) Lebih mudah dan cepat untuk membentuknya. b. Kekurangan: 1) Banyak pasangan atau kelompok yang melapor sehingga perlu dimonitor. 2) Jika ada perselisihan tidak ada penengah. 6. Uraian Materi Pada mata pelajaran matematika SMP N 2 Sokaraja Kelas VIII semester 2 pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Setandar Kopetensi: Memahami sifat-sifat kubus, dan bagian-bagianya serta menentukan ukuranya. Kompetensi Dasar: 5.1. Mengidentifikasi sifat-sifa kubus, balok, prisma, dan limas serta bagianbagiannya 5.2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas

18 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume, kubus, balok, prisma dan limas Indikator materi yang harus dicapai: 1. Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok 2. Membuat jaring-jaring kubus dan balok 3. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok 4. Menghitung luas permukaan kubus dan balok 5. Menemukan rumus volume kubus dan balok 6. Menghitung volume kubus dan balok

19 B. Kerangka Pikir Indikator kreativitas: 1. Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam 2. Mempunyai daya imajinasi 3. Orisinil dalam menyampaikan gagasan 4. Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang 5. Sikap berani dalam mengambil resiko Berdasarkan hasil observasi bahwa indikator-indikator diatas masih dinyatakan rendah. Diberi perlakuan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Adapun langkah-langkahnya adalah: Tahap I : Thinking ( berpikir ). Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan pelajaran, dan meminta siswa untuk menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Tahap II : Pairing ( berpasangan ). Guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertannyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Tahap III : Sharing ( berbagi ). Guru meminta kepada pasanganpasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Dengan adanya perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) diharapkan indikator-indikator kreativitas yang tersebut diatas dapat meningkat.

20 Kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menemukan hubungan-hubungan yang baru untuk menemukan jawaban dari masalah yang datang dari diri sendiri maupun lingkungan. Adapun indikator kreativitas menurut Satiadarma dan Munandar, peneliti mengambil indikaror kreativitas yaitu: 1) Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam, 2) Mempunyai daya imajinas, 3) Orisinil dalam menyampaikan gagasan, 4) Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, 5) Sikap berani mengambil resiko. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sokaraja, didapat keterangan bahwa indikator-indikator kreativitas masih kurang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perlakuan yang tepat, yaitu melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Pembelajaran TPS terdiri dari tiga tahap yaitu: Tahap I Think, memberikan waktu lebih banyak untuk berfikif mengembangkan ide-ide atau konsep-konsep dalam permasalahan matematika, mencari jawaban dengan mengoptimalkan hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya sehingga akan menumbuhkan daya imajinasi siswa, sesuai dengan indikator kreativitas yang ke-2 yaitu mempunyai daya imajinasi. Tahap II Pairing, Interaksi pada tahap ini diharapkan siswa dapat saling memberikan gagasan lalu mengembangkannya untuk mencari jawaban yang dianggap paling benar, Tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator kreativitas yang ke-3 yaitu Orisinal dalam menyampaikan gagasan. Serta mengarahkan siswa melihat kekurangan/kelemahan jawaban dari tiap

21 individu, lalu berdiskusi mencari kesepakatan jawaban dari banyak kemungkinan jawaban yang ada. Sehingga dalam tahap ini akan mendorong siswa untuk tidak takut terlibat dalam masalah yang sulit karena melalui diskusi mereka mampu untuk mengembangkan cara berfikir. Tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator kreativitas yang ke-4 yaitu mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Tahap III Sharing, Guru meminta kepada pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Pada tahap ini dilakukan sharing dengan siswa lain pada keseluruhan kelas, yaitu dengan cara presentasi beberapa pasangan dan apabila ada pasangan lain yang mempunyai jawaban berbeda maka, pasangan tersebut diminta untuk mempresentasikan jawabanya. Sehingga dalam tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator kreativitas yang ke-4 yaitu mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang serta memberikan kesempatan siswa untuk bertanya indikator kreativitas yang ke-1 memiliki rasa ingin tahu. Menanggapi dan mempertahankan pendapat, serta terbuka dalam menerima kritik dari teman. Tahap ini sesuai dengan mengembangkan dan ke-5 sikap berani mengambil risiko. Dari uraian diatas dapat ditunjukan bahwa kreativitas siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) meningkat. Berdasarkan alasan tersebut, maka penelitian analisis bahwa kreativitas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sokaraja pada pokok bahasan Kubus dan Balok

22 melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkat. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut: Melalui penggunaan pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS), maka Kreativitas siswa dapat ditingkatkan.