BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya seni mural dikenal sebagai seni visual jalanan (street art), yaitu seni dua dimensi yang dibuat dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hampir di setiap sudut kota Yogyakarta dapat dijumpai lukisan-lukisan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seni Graffiti merupakan bagian dari seni lukis menggunakan media

BAB I PENDAHULUAN. dan bagaimana kehidupan mereka, kebutuhan - kebutuhan mereka tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1. Judul Perancangan UMK CREW (Buku Graffiti / dokumentasi)

BAB V KESIMPULAN. Penelitian tentang Mural Publik: Representasi, Transformasi. dan Citra Ruang Publik Kota Yogyakarta menghasilkan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Bab IV. Konsep Desain

BAB I PENDAHULUAN. Mereka mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengekspresikan

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

LEMBAR PENGESAHAN. Menyetujui, Institut Pertanian Bogor NIP NIP Tanggal Pengesahan : 1 April iii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA. menjadi lebih luas dalam tujuan ataupun pembuatannya.

III. METODE PENCIPTAAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

PERANCANGAN KAMPANYE UNTUK MENGURANGI VANDALISME DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis

BAB I PENDAHULUAN. Publik, yang berasal dari bahasa Inggris public, bermakna khalayak

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Psikologi Anak. Psikologis anak dan orang dewasa tentu berbeda, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

PROFIL KOMUNITAS STREET ART DAN PESAN MORAL YANG DISAMPAIKAN MELALUI SENI MURAL

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

III. DATA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. seorang yang mengidentifikasi diri sebagai seorang penganut Islam. otomatis pula dia itu menjadi seorang juru dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam pembentukan kepribadian serta karakter anak. Masa usia dini 0-6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

C R E W BAB 5. Hasil dan Pembahasan Desain. 5.1 Pendukung Promo Event Utama. a. Logo Penyelenggara : Nicotine Crew

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak cara yang dilakukan anak muda untuk menunjukkan identitas

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan sekaligus, yang meletakkan masyarakat (yang diadvokasi) dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang ada di atas kanvas juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membuat kalangan lain merasa dirugikan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan. sebuah perancangan (design) sebagai dasar untuk melakukan penelitian ini.

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM STREET ART EQUIPMENT SUPPLY. BIDANG KEGIATAN PKM Kewirausahaan (PKMK) Diusulkan Oleh:

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

HUBUNGAN ANTARA CITRA MEREK LAPTOP DENGAN MINAT MEMBELI

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK MENDUKUNG PROMO EVENT BOMBSTRIKE (GRAFFITI AND MURAL CONTEST) [Kelas: 08 PBU]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya seni mural dikenal sebagai seni visual jalanan (street art), yaitu seni dua dimensi yang dibuat dan ditampilkan pada ruang publik kota. Seni visual jalanan ini terdiri dari berbagai macam bentuk graffiti, mural, whitepaste, stencil, dan sticker slap (Prasetyo, 2013). Seni jalanan yang banyak bisa dijumpai dijalanan kota Surabaya antara lain: Graffity dan Mural, ada perbedaan antara graffiti dan mural. Mural dan graffiti adalah karya seni yang berbeda. Sifat mural yang penuh ketelitian dalam pengerjaan sehingga memunculkan kesan sempurna tentu berbeda dengan graffiti maupun bentuk street art lain yang sifatnya cepat digoreskan pada tembok (Wicandra, 2009: par 2). Wajah kota Surabaya kini dapat ditemui coretan-coretan dari aksi orang-orang yang tergabung dalam komunitas mural. Mural sebagai media seni rupa belakangan ini mulaiberkembang dan mendapat perhatian dari masyarakat luas. Ruang publik kota merupakan tempat yang gunakan untuk membuat dan menampilkan seni visual jalanan (street art) ini. Kehadiran mural diberbagai tempat-tempat publik seperti tembok-tembok rumah pinggir jalan, tembok gang, jembatan dan sarana umum lainnya.tempat-tempat seperti inilah yang dipilih pemural, karena lokasinya yang terbuka dan dekat dengan aktifitas masyarakat.

2 Seni mural sendiri umumnya dibuat untuk memperindah kota, meski begitu fungsi dari seni yang ditampilkan pada ruang publik akan dimaknai beragam oleh para penikmat ditengah perdebatan masyarakat mengenai mural sebagai aksi illegal dan legal. Sekilas aksi seni mural yang dilakukan asal-asalan erat hubungannya dengan aksi geng jalanan atau vandalisme, namun bila aksi mural dibuat dengan tujuan yang jelas serta memiliki makna dan nilai estetika yang benar hasil mural pun akan terlihat nilai seni yang tinggi. Pemerintah kota dan tata kota pelaku pencoret jelas saja adalah musuh dikarenakan merusak keindahan dan kerapian kota. Peraturan daerah kota Surabaya tahun 2013 tentang penyelenggaran ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Bab V dari Perda tersebut, khususnya pasal 21 ayat (1) poin a menyatakan Setiap orang dan/atau badan dilarang: mencoret-coret, menulis, melukis, menempel iklan di dinding atau ditembok, jembatan lintas, jembatan penyebrangan orang, halte, tiang listrik, pohon, kendaraan umum dan sarana umum lainnya. Kota Surabaya yang pernah meraih penghargaan Kalpataru pastinya tidak ingin terdapat area-area dinding maupun bangunan-bangunan umum yang dipenuhi coretan-coretan yang tak beraturan, memang meski pemerintah kota belum sepenuhnya memberi ruang bagi seniman mural, disebabkan masih ilegalnya hukum untuk menjalankan seni ini. Coretancoretan yang ada ini terkadang menghasilkan wajah buruk bagi

3 kota yang sedang membangun image sebagai kota yang bersih, rapih dan tertata (Wicandra, 2005;par 3), meski banyak anggapan negatif mengenai seni visual jalanan namun seni jalanan ini, khususnya mural memiliki banyak fungsi. Berbeda dengan Yogjakarta dimana Seni Mural didukung oleh walikota saat (Benedictus, par 5) itu terlihat ketika proyek mural kota sama-sama yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas mural Yogjakarta, seni mural pun sudah menjadi nilai lebih bagi Jogja karena keadaan ini memperkuat citra kota. Mural berasarkan kamus bahasa Indonesia sebagai salah satu seni visual jalanan ini berfungsi untuk memberikan suasana baru di dalam kota, visualisasi mural berdampak lain kepada pemirsanya, yakni memberikan pendidikan sosial serta pembelajaran ide-ide tentang kesenirupaan (www.suaramerdeka.com, 2004). Selain itu, mengekpresikan perasaan sang pelukis, seni mural juga dapat mengkritisi pemerintah juga (Reformata, 2012). Seni mural adalah seni yang fungsional terhadap masyarakat, bangunan tua mampu diubah sebagai taman bermain, dan taman bermain mampu ditambahkan fungsinya sebagai bagiandari kampanye edukasi sosial walaupun begitu seni mural juga mendatangkan tantangan tersendiri, banyak penolakan dari berbagai pihak dengan berbagai macam alasan salah satunya karena menggangu keindahan kota (Bimantoro, 2011). Wawancara

4 dengan Y masyarakat yang memanfaatkan mural di dinding sekolahmengatakan bahwa: Kami memakai mural ini karena warnawarni lukisan mural sesuai dengan anakanak. Bisa meningkatkan imajinasi, kreatifitas dalam aktivitas murid di sekolah. Kan mural ini juga sih membuat susasana jadi menyenangkan dengan warna-warnanya cerah, makek karakter kartun lucu. Dan yang penting sih, ada pesan-pesan moral. (Y, 31tahun). Dalam kehidupan, kebutuhan manusia tidak hanya ingin bertahan hidup, tetapi ia juga ingin meningkatkan kualitas kehidupannya, keinginan akan pengakuan, keinginan untuk memenuhi potensi dan lain-lain. Manusia selalu bergantung pada manusia yang lainya dalam memenuhi hajat hidupnya.hal ini yang menyebabkan adanya kelompok atau komunitas dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak dapat hidup sendiri.komunitas mural, meskipun komunitas ini berbentuk cair, yang memungkinkan kebebasan seseorang untuk bergabung atau tidak lagi ingin bergabung, namun tidak menghalangi anggotanya untuk terus memunculkan kreatifitasnya dalam seni khususnya seni mural.

5 Wawancara dengan R salah satu anggota komunitas mural mengatakan bahwa: Kita sih selalu mengupayakan aksi kita-kita ini terkonsep, legal, dan ada target yang jelas. Meski struktur organisasinya gak ada, namun kita sih menjalankan aksinya terorganisasi. Kami juga berupaya selalu meminta izin kepada pemilik tembok dan menyodorkan konsep yang akan dibuat,"(r, 23). Bomber, adalah istilah yang diberikan bagi individu yang melakukan aksi seninya diruang publik (Reformata, 2010).Media lukisnya tidak lagi hanya sebatas kanvas atau kertas gambar, melainkan melalui dinding, pagar, jembatan mereka jadikan media untuk melukis, meskipun keberadaan mereka tidak terapresiasi oleh pemerintah namun karena adanya ikatan hubungan emosional pada masing-masing anggota komunitas, eksistensi para bomber untuk meyalurkan aspirasi, kreativitas dan seni keberadaan mereka terus menjamur. Dalam melakukan aksinya bomber sudah mengantongi izin dari pemilik tembok, namun jika tembok kosong maka tidak perlu izin pada pemiliknya.

6 Wawancara dengan anggota komunitas mural X mengatakan bahwa: Ya, kalo mau berkreasi sih jadi e malah sembunyisembunyi..meski udah izin pemiliknya, tapi kadang ae masih ada masala.. ya mo gimana lagi. Tapi justru itunya yang buat tantangan buat kitakita -(N, 21tahun). Hasil wawancara tersebut, yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 12 Oktober 2014,terlihat bahwa dalam menjalankan kegiatan seni jalanan seniman harus mencari celah agar mereka dapat melakukan aktivitas seninya. Biasanya bomber tergabung dalam sebuah komunitas, dan dalam komunitas ini terdiri dari berbagai individu dengan latar belakang berbeda yang memiliki satu minat yang sama terhadap seni mural.situasi untuk mempererat hubungan antar anggota tiap-tiap komunitas memiliki cara sendiri antara lain, dengan cara berdiskusi, membuat karya mural bersama dan lain-lain. Hal lainnya, yang bisa mempererat hubungan anggota adalah pada kerjasama tim yang ada dalam proyek mural. Hampir tidak ada karya mural hasil dari satu orang seniman. Hal demikian, tidak hanya melibatkan orang lain dalam mempersiapkan kerja kasar saja, namun juga melibatkan orang lain dalam melakukan brainstorming serta sekaligus mengeksekusi (Wicandra, 2009:6).

7 Surabaya meski tidak seperti Yogyakarta yang sudah lebih berkembang dalam bidang street art tidak bisa dipandang sebelah mata, komunitas street art disini pun terhitung cukup banyak.selain itu, pula ada beberapa komunitas-komunitas mural yang melebur menjadi satu, alasannya agar tidak terjadi konflik antar komunitas. Seperti pernyataan wawancara dengan anggota serikat mural pada tanggal 5 Februari 2015, mengatakan bahwa: Alasan digabungkan beberapa komunitas surabaya dan sidoarjo, cuma biar gak ada ribut-ribut konflik lah.soalnya di anggota komunitas kita dewe ae sifat e beda-beda, kadang ada rebut dikit.. Apalagi antar komunitas tambah macem-macem orang e.. - (A, 26 tahun). Alasan komunitas ini, bergabung untuk mengurangi konflik antar sesama komunitas street art; banyak agenda yang dilakukan bersama komunitas street artantara lain, saling bertukar informasi dengan sesama komunitas street artmengenai karya mural yang ada serta membahas kelangsungan street art di Surabaya. Untuk dapat terus berkarya komunitas street art menggandeng masyarakat mensosialisasikan mural, supaya masyarakat pun mengerti dan tahu akan manfaat mural bagi lingkungan.

8 Beberapa tempat dilingkungan masyarakat, seperti sekolah, distro, toko merchandise, tembok taman dan masih banyak lagi sudah dihiasi dengan coretan warna-warni yang menambah nilai artistik. Seperti yang ditemukan disalah satu sekolah, seperti yang diugkapkan dalamwawancara tanggal 20 April 2015 dengan Y masyarakat yang memanfaatkan mural di dinding sekolah mengatakan bahwa: Kami memakai mural ini karena warna-warni lukisan mural sesuai dengan anak-anak. Bisa meningkatkan imajinasi, kreatifitas dalam aktivitas murid di sekolah. Kan mural ini juga sih membuat susasana jadi menyenangkan dengan warna-warnanya cerah, makek karakter kartun lucu. Dan yang penting sih, gak angger coret tapi..ya itu ada pesan moral -( Y, 31tahun). Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mural dapat menciptakan suasana menyenangkan dengan warna-warnanya dan menjadi sarana untuk penyampaian pesan.dapat disimpulkan seni mural menjadi salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai penyeimbang lingkungan, ketika lingkungan kota tidak memberi lagi kesegaran bagi panca indera secara lengkap.namun dengan kehadiran mural, minimal mata sudah menjadi indera yang dapat menikmati keindahan kota yang dihiasi dengan segala macam imajinasi yang tergambar dalam mural.

9 Terdapat penelitian yang membahas tentang kohesivitas dalam suatu tim, yang lebih terfokus pada pengaruh terhadap penampilan tim. Dalam penelitianmaksum (1999)menemukan bahwa kohesivitas suatu tim akan berhasil dengan baik, jika didukung oleh anggota yang berkemampuan dan kohesivitas diantara anggota untuk mencapai tujuan bersama. Fenomena diatas, maka penelitian ini penting dilakukan. Penelitian ini dapat digunakan untuk melihat bagaimana gambaran kohesivitas dalam komunitas mural. 1.2 Fokus penelitian Penelitian ini difokuskan pada bagaimana gambaran kohesivitas dalam komunitas mural di Surabaya. Peneliti memilih komunitas mural ini yang paling aktif dalam kegiatan seni jalanan dan mempertahankan eksistensi komunitasnya. 1.3 Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan kohesivitas komunitas mural sebagai media ekspresi seni yang memiliki kekuatan budaya lokal dan memiliki nilai-nilai positif bagi perkembangan kreativitas, bagi perkembangan tata kota.

10 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan memperkaya kajian psikologi sosialkhususnya dalam teori kohesivitas. 1.4.2 Manfaat praktis 1. Bagi masyarakat umum Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan mengenai eksistensi mural, khususnya kohesivitaskomunitas mural dalam eksitensinya ditengah masyarakat serta usahanya dalam mempertahankan komunitasnya. Selain itu, masyarakat mendapatkan informasi bahwa mural dapat dilakukan sebagai salah satu sarana pengekspresian diri dan kampanye-kampanye positif untuk menyikapi masalah-masalah sosial. 2. Bagi komunitas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kohesivitas yang ada dalam komunitas mural,

11 sehingga membuat komunitasnya tetap eksis dalam aksi seni jalanan.