BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU PENERBITAN SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL PAS KAPAL DAN REGISTRASI KAPAL

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENERBITAN PAS KECIL KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TAPIN PERATURAN DERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 15 TAHUN TAHUN 2010 TENTANG PERIZINAN DIBIDANG ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

80/PMK.03/2012 JASA ANGKUTAN UMUM DI DARAT DAN JASA ANGKUTAN UMUM DI AIR YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENERBITAN PAS KECIL KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENERBITAN / PERPANJANGAN PAS KECIL KAPAL DI KABUPATEN BADUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 NOMOR 4

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

2016, No Republik Indonesia Nomor 4152); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

11 NOPEMBER 2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI C NO.4/C SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2009

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG DI SUNGAI BARITO DALAM WILAYAH KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 16 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

6. Undang-undang. file-produk/per-uu/hukum/2004 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DAN IZIN TRAYEK DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

A. Muatan Undng_Undang No 17 tahun 2008 Bagian Keenam Perizinan Angkutan. Pasal 28 (1) Izin usaha angkutan laut diberikan oleh:

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No sehingga perlu dilakukan perpanjangan jangka waktu penggunaannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR (PORT CLEARANCE)

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 18 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG IZIN MENDIRIKAN PERUSAHAAN PENGANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2016 T E N T A N G TATA CARA PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG LALU LINTAS ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PAS KECIL UNTUK KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor: 166, Tambahan Le

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

2017, No Udara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tam

- 1 - BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PELAYANAN KEPELABUHANAN DI KABUPATEN SERANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2009

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 42 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2006 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 04.A TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KEPELABUHANAN DI KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN. NOMOR : KM 73 Tahun 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU MENTERI PERHUBUNGAN,

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

Transkripsi:

SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERIZINAN ANGKUTAN DAN PENGELOLAAN TAMBATAN DI PERAIRAN KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI TAPIN, : a. bahwa mengingat tingginya arus lalu lintas Angkutan di Perairan Kabupaten Tapin, maka dipandang perlu untuk melakukan pembinaan angkutan dimaksud sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, dengan melalui pengaturan Perizinan Angkutan di Perairan Kabupaten Tapin; b. bahwa pembinaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan pelayaran di Perairan Kabupaten Tapin; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Tapin tentang Tata Cara Pemberian Perizinan Angkutan dan Pengelolaan Tambatan di Perairan Kabupaten Tapin; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Babas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4227); 2

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kabupaten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230); 15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 01 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 17. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.52 Tahun 2012 tentang Alur Pelayaran Sungai dan Danau; 18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 8 Tahun 2013 tentang Pengukuran Kapal; 19. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 73 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : 3

KM 58 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 73 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau; 20. Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 01 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERIZINAN ANGKUTAN DAN PENGELOLAAN TAMBATAN DI PERAIRAN KABUPATEN TAPIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tapin. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Tapin. 4. Dinas adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatikan Kabupaten Tapin. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatikan Kabupaten Tapin. 6. Angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkut dan/atau memindahkan penumpang dan/atau barang dengan menggunakan kapal. 4

7. Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutan dengan menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau, waduk, rawa, banjir kanal, dan terusan untuk mengangkut penumpang dan/atau barang yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan sungai dan danau. 8. Angkutan Sungai dan Danau Untuk Kepentingan Sendiri adalah kegiatan angkutan sungai dan danau yang dilakukan untuk melayani kepentingan sendiri dalam menunjang usaha pokoknya. 9. Trayek adalah rute atau lintasan pelayanan angkutan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. 10. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. 11. Surat Ukur Kapal adalah surat kapal yang memuat ukuran dan tonase kapal berdasarkan hasil pengukuran. BAB II PERIZINAN ANGKUTAN DI PERAIRAN Pasal 2 Setiap Kapal atau Angkutan di Perairan yang dimiliki Badan Usaha atau Orang Perseorangan Warga Negara Indonesia, yang akan beroperasi atau melakukan kegiatan usaha angkutan di wilayah perairan Kabupaten Tapin, wajib memiliki : a. surat ukur kapal; b. izin usaha angkutan sungai; c. izin trayek; d. surat persetujuan pengoperasian kapal; e. surat persetujuan berlayar; f. izin masuk pedalaman; dan g. izin angkutan khusus. Bagian Kesatu Surat Ukur Kapal Pasal 3 (1) Setiap Kapal atau Angkutan Sungai berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 (<GT7) yang akan beroperasi atau berlayar hanya di wilayah perairan Kabupaten Tapin, wajib dilakukan pengukuran kapal oleh Dinas. 5

(2) Permohonan pengukuran kapal atau angkutan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh pemilik kapal atau angkutan sungai secara tertulis kepada Kepala Dinas, yang dilampiri dengan : a. surat keterangan kepemilikan kapal atau angkutan sungai dari Kepala Desa/Lurah setempat, atau bukti hak milik atas kapal sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan b. fotocopy kwitansi/surat pembelian body dan mesin kapal. (3) Pemohon pengukuran kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mengisi blanko formulir permohonan yang disediakan oleh Dinas. (4) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Kepala Dinas menentukan waktu dan tempat pemeriksaan maupun pengukuran kapal. (5) Pemeriksaaan dan pengukuran kapal dilakukan oleh Petugas Dinas yang berkompetensi/membidangi dalam pengukuran kapal. (6) Apabila pemohon menginginkan pemeriksaan dan pengukuran kapal, diluar waktu dan tempat yang telah ditentukan Kepala Dinas, maka biaya perjalanan dan lainnya yang berhubungan dengan pemeriksaan dan pengukuran kapal dimaksud, ditanggung oleh pemohon. Pasal 4 Surat Ukur Kapal berlaku selama kapal tidak mengalami perubahan ukuran, tonase, nama kapal atau kapal tidak dipergunakan lagi. Bagian Kedua Izin Usaha Angkutan Sungai Pasal 5 (1) Setiap Kapal atau Angkutan Sungai yang akan beroperasi atau melakukan kegiatan usaha angkutan di wilayah perairan Kabupaten Tapin, wajib memiliki Izin Usaha Angkutan Sungai. (2) Izin Usaha Angkutan Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati, sesuai dengan domisili orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan usaha. (3) Izin Usaha Angkutan Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan setelah memenuhi persyaratan : 6

a. memiliki akta pendirian perusahaan bagi pemohon yang berbentuk badan hukum Indonesia atau Kartu Tanda Penduduk bagi warga negara Indonesia perseorangan; b. memiliki nomor pokok wajib pajak; c. memiliki penanggungjawab; d. menempati tempat usaha, baik berupa milik sendiri maupun sewa, berdasarkan surat keterangan domisili dari instansi yang berwenang; dan e. pernyataan tertulis sanggup memiliki paling sedikit 1 (satu) unit kapal yang memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal. (4) Izin Usaha Angkutan Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku selama pemilik/badan usaha yang bersangkutan masih menjalankan kegiatan usahanya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (5) Untuk memperoleh Izin Usaha Angkutan Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2), setiap orang atau badan usaha mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya disertai dengan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (6) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Bupati sesuai dengan kewenangannya melakukan penelitian atas persyaratan permohonan izin usaha angkutan sungai dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterima permohonan secara lengkap. (7) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum terpenuhi, Bupati sesuai dengan kewenangannya mengembalikan permohonan secara tertulis kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan. (8) Permohonan yang dikembalikan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat diajukan kembali kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya setelah permohonan dilengkapi. (9) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (8) telah terpenuhi, Bupati sesuai dengan kewenangannya menerbitkan Izin Usaha Angkutan Sungai. Bagian Ketiga Izin Trayek Pasal 6 (1) Setiap Kapal atau Angkutan Sungai yang akan beroperasi atau melakukan kegiatan usaha angkutan di wilayah perairan Kabupaten Tapin, wajib memiliki Izin Trayek yang diberikan oleh Bupati. 7

(2) Untuk memperoleh Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap orang atau badan usaha mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati, dengan dilampiri : a. memiliki akta pendirian perusahaan bagi pemohon yang berbentuk badan hukum Indonesia atau Kartu Tanda Penduduk bagi warga negara Indonesia perseorangan (foto copy); b. foto copy izin usaha angkutan sungai; dan c. foto copy sertifikat kesempurnaan kapal. (3) Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan setelah memiliki kapal yang laik laut yang dibuktikan dengan grosse akta dan dilengkapi dengan rencana pola trayek. (4) Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada (2) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang. Bagian Keempat Surat Persetujuan Pengoperasian Kapal Pasal 7 (1) Setiap Kapal atau Angkutan Sungai yang akan beroperasi atau melakukan kegiatan usaha angkutan di wilayah perairan Kabupaten Tapin, wajib memiliki Surat Persetujuan Pengoperasian Kapal yang diberikan oleh Bupati. (2) Untuk memperoleh Surat Persetujuan Pengoperasian Kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap orang atau badan usaha mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati, dengan dilampiri : a. memiliki akta pendirian perusahaan bagi pemohon yang berbentuk badan hukum Indonesia atau Kartu Tanda Penduduk bagi warga negara Indonesia perseorangan (foto copy); b. foto copy izin usaha angkutan sungai; dan c. foto copy sertifikat kesempurnaan kapal. (3) Pemberian atau penolakan persetujuan pengoperasian kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap. (4) Penolakan atas permohonan persetujuan pengoperasian kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diberikan secara tertulis disertai alasan penolakan. (5) Persetujuan pengoperasian kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang. 8

Bagian Kelima Surat Persetujuan Berlayar Pasal 8 (1) Setiap Kapal atau Angkutan Sungai yang akan beroperasi atau berlayar hanya di wilayah perairan Kabupaten Tapin, wajib memiliki Surat Persetujuan Berlayar yang diberikan oleh Dinas. (2) Untuk memperoleh Surat Persetujuan Berlayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilik atau operator kapal mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas, dengan dilampiri : a. foto copy Kartu Tanda Penduduk; b. foto copy izin usaha angkutan sungai; dan c. foto copy sertifikat kesempurnaan kapal. (3) Permohonan Persetujuan Berlayar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan sebelum melakukan pelayaran. (4) Surat Persetujuan Berlayar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk 1 x 24 jam setelah diterbitkan, apabila dalam jangka waktu dimaksud kapal tidak berlayar, maka Surat Persetujuan Berlayar dimaksud dinyatakan batal dan apabila ingin berlayar kembali diwajibkan untuk mengajukan permohonan ulang. Bagian Keenam Izin Masuk Pedalaman Pasal 9 (1) Setiap Kapal atau Angkutan Sungai yang akan beroperasi atau berlayar memasuki wilayah perairan/sungai pedalaman di Kabupaten Tapin, wajib memiliki Surat Izin Masuk Pedalaman yang diberikan oleh Dinas. (2) Untuk memperoleh Surat Izin Masuk Pedalaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilik atau operator kapal mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas, dengan dilampiri : a. foto copy Kartu Tanda Penduduk; dan b. foto copy sertifikat kesempurnaan kapal. (3) Surat Izin Masuk Pedalaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk 1 (satu) kali perjalanan/masuk wilayah perairan/sungai pedalaman. 9

Bagian Ketujuh Izin Angkutan Khusus Pasal 10 (1) Setiap Kapal atau Angkutan Sungai yang mengangkut barang khusus atau barang berbahaya di wilayah perairan Kabupaten Tapin, wajib memiliki Surat Izin Angkutan Khusus yang diberikan oleh Dinas. (2) Untuk memperoleh Surat Izin Angkutan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilik atau operator kapal mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas, dengan dilampiri : a. foto copy Kartu Tanda Penduduk; dan b. foto copy sertifikat kesempurnaan kapal. (3) Surat Izin Angkutan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku selama 1 (satu) tahun. BAB III PERIZINAN PENGELOLAAN TAMBATAN Pasal 11 (1) Setiap orang yang memanfaatkan kawasan pinggiran sungai di wilayah perairan Kabupaten Tapin untuk dijadikan tambatan kapal, wajib memiliki Surat Izin Pengelolaan Tambatan dari Dinas. (2) Untuk memperoleh Surat Izin Pengelolaan Tambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilik tambatan mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas, dengan dilampiri : a. rekomendasi Kepala Desa/Lurah setempat; b. rekomendasi Camat setempat; c. Surat Penyataan Pemilik Lahan; dan d. fotocopy susunan pengurus kelompok pengelola tambat. (3) Surat Izin Pengelolaan Tambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku selama 1 (satu) tahun. 10

BAB IV PELIMPAHAN KEWENANGAN Pasal 12 (1) Dalam pemberian Izin Usaha Angkutan Sungai, Izin Trayek, dan Surat Persetujuan Pengoperasian Kapal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, huruf c, dan huruf d, Bupati dapat melimpahkan kewenangan penandatanganannya kepada Kepala Dinas atas nama Bupati. (2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas permohonan Kepala Dinas. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tapin. Ditetapkan di Rantau pada tanggal 16 Desember 2013 BUPATI TAPIN, ttd M. ARIFIN ARPAN Diundangkan di Rantau pada tanggal 16 Desember 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TAPIN, Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM ttd RAHMADI UNDA ABSORI, S.H.,M.H. Penata Tk. I (III/d) NIP. 19700722 200501 1 013 BERITA DAERAH KABUPATEN TAPIN TAHUN 2013 NOMOR 32 11