BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer) yang dikenal sebagai penyakit kardiovaskular. Meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup yang tidak seimbang dapat meningkatkan faktor risiko munculnya berbagai penyakit seperti arteri koroner, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Salah satu studi menyatakan pasien yang menghentikan terapi antihipertensi kemungkinan lima kali lebih besar terkena stroke. Penyakit ini salah satu penyumbang tingginya biaya pengobatan akibat tingginya angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan/atau penggunaan obat jangka panjang (Depkes RI, 2006). Menurut Ikeda, et al., (2014), penyumbang terbesar penyakit hipertensi di dunia adalah Amerika dengan prevalensi sebesar 83,9% pada tahun 2009-2010 terjadi pada umur 35-49 tahun. Di Indonesia, prevalensi hipertensi sebesar 25,8% terjadi pada usia 18 tahun. Penderita hipertensi yang paling banyak berasal dari kalangan menengah ke bawah yang tinggal di perkotaan dengan status pengangguran (Riskesdas, 2013). Mahalnya obat-obat kimia untuk mengobati hipertensi tidak dapat ditanggung oleh masyarakat ekonomi lemah sehingga obatobat herbal menjadi alternatif utama. Banyak pengobatan tradisional yang telah direkomendasikan sebagai alternatif untuk mengobati hipertensi. Mekanisme obat herbal pada pengobatan hipertensi belum diketahui dengan pasti. Antihipertensi yang berasal dari
tumbuhan bekerja dengan berbagai cara, antara lain menurunkan volume cairan tubuh (diuresis), mengurangi tahanan perifer (vasodilator), atau menghambat pelepasan hormon aldosteron. Kebanyakan tumbuhan yang telah ditemukan mengandung beberapa senyawa seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, steroid, glikosida dan saponin. Tetapi baru sedikit yang telah diketahui aksi yang spesifik dari tumbuhan tersebut dalam pengobatan hipertensi (Loew dan Kaszkin, 2002). Buah inggir-inggir termasuk genus Solanum merupakan salah satu tanaman obat yang berpotensi dimanfaatkan sebagai obat antihipertensi. Menurut penelitian Thongpukdee, et al., (2010), diketahui bahwa buah inggir-inggir adalah tanaman obat yang biasa digunakan untuk mengobati batuk dan menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes. Menurut Fabellar (1998), mengkonsumsi secara teratur buah inggir-inggir dapat menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes. Kegunaaannya sebagai antihipertensi belum banyak dikaji namun ada beberapa kasus di Indonesia terutama di Sumatera Utara menunjukkan bahwa mengkonsumsi tanaman ini dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Walaupun menurut Maryono (2008), penggunaan tanaman obat sebagai antihipertensi tidak sepenuhnya mampu menurunkan tekanan darah namun setidaknya dapat mengurangi konsumsi obat konvensional yang harganya relatif mahal dan mengurangi efek samping yang ditimbulkannya. Belum diketahui secara pasti kandungan kimia yang terdapat pada buah inggir-inggir tetapi umumnya famili solanaceae memiliki kandungan flavonoid tinggi yang memiliki efek sebagai antihipertensi. Solanum macrocarpum yang juga berasal dari genus Solanum telah terbukti memiliki efek antihipertensi, dan diketahui bahwa tanaman ini mengandung banyak kandungan bioflavonoid dan monoterpen (Iranloye,
2011). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar genus Solanum memiliki aktivitas antihipertensi. Menurut penelitian Sinaga (2014), ekstrak etanol buah inggir-inggir dosis 50, 100 dan 150 mg/kg bb per oral pada tikus jantan memiliki efek diuretik yang tidak berbeda signifikan secara statistik dengan furosemida dosis 3,6 mg/kg bb terhadap kadar natrium dan kalium yang diinduksi NaCl 0,9 % secara oral dengan dosis 20 ml/kg bb. Oleh sebab itu, pada penelitian ini diuji efek ekstrak etanol buah inggir-inggir terhadap penurunan tekanan darah pada tikus wistar normotensi dan hipertensi. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini a. apakah ekstrak etanol buah inggir-inggir dapat menurunkan tekanan darah tikus Wistar normotensi? b. apakah ekstrak etanol buah inggir-inggir dapat menurunkan tekanan darah tikus Wistar hipertensi? 1.3 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini a. ekstrak etanol buah inggir-inggir dapat menurunkan tekanan darah tikus Wistar normotensi. b. ekstrak etanol buah inggir-inggir dapat menurunkan tekanan darah tikus Wistar hipertensi.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan hipotesis penelitian di atas, maka tujuan dalam penetian ini a. untuk mengetahui efek penurunan tekanan darah ekstrak etanol buah inggiringgir terhadap tikus Wistar normotensi. b. untuk mengetahui efek penurunan tekanan darah ekstrak etanol buah inggiringgir terhadap tikus Wistar hipertensi. 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dalam penelitian a. mengembangkan buah inggir-inggir menjadi obat herbal dengan efek menurunkan tekanan darah. b. menambah inventaris tanaman obat Indonesia yang berkhasiat menurunkan tekanan darah. 1.6 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian dilakukan terhadap tikus jantan putih galur Wistar normotensi dan hipertensi. Variabel bebas terdiri dari ekstrak etanol buah inggir-inggir (EEBI), suspensi ekstrak etanol buah inggir-inggir (SEEBI), kelompok perlakuan terhadap tikus Wistar normotensi meliputi kelompok normotensi + EEBI 50, 100 dan 150 mg/kg bb, normotensi + CMC Na 0,% dan normotensi + suspensi bisoprolol (SB) 0,0714 mg/kg bb. Kelompok perlakuan terhadap tikus hipertensi meliputi NaCl + metilprednisolon (hipertensi), hipertensi + CMC Na 0,5%, hipertensi + EEBI 50, 100 dan 150 mg/kg bb serta hipertensi + (SB) dosis 0,0714
mg/kg bb. Variabel terikat meliputi TD tikus normotensi dan hipertensi. Terdapat 4 parameter dalam penelitian ini yaitu tekanan darah sistol (TDS), tekanan darah diastol (TDD), denyut jantung (DJ) dan tekanan arteri rata-rata (TAR) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Adapun kerangka pikir penelitian ini : Variabel bebas Variabel terikat Parameter Ekstrak Etanol Buah Inggir- Inggir (EEBI) Suspensi Ekstrak Etanol Buah Inggir-Inggir (SEEBI) Normotensi + EEBI dosis 50 mg/kg bb Normotensi + EEBI dosis 100 mg/kg bb Normotensi + EEBI dosis 150 mg/kg bb Normotensi + CMC Na 0,5% TD tikus normotensi 1.TDS (mmhg) 2.TDD (mmhg) 3.DJ (BPM) 4.TAR (mmhg) Normotensi + SB 0,0714 mg/kg bb NaCl + metilprednisolon (hipertensi) Hipertensi + CMC Na 0,5% Hipertensi + EEBI dosis 50 mg/kg bb Hipertensi + EEBI dosis 100 mg/kg bb Hipertensi + EEBI dosis 150 mg/kg bb TD Tikus Hipertensi 1.TDS (mmhg) 2.TDD (mmhg) 3. DJ (BPM) 4.TAR (mmhg) Hipertensi + SB 0,0714 mg/kg bb Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian