BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PEREDARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

III. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan salah satu cara atau langkah-langkah yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : E

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM

I. PENDAHULUAN. Penampilan menarik dan cantik selalu diidam-idamkan oleh semua kalangan

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dalam Alinea ke-iv Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

2016, No Indonesia Nomor 5360); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. beli makanan dan minuman yang melintasi batas-batas wilayah suatu Negara,

BAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 13TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

III. METODE PENELITIAN. empiris, Penelitian hukum normatif-empiris adalah penelitian hukum mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 10 TAHUN 2015 RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN, PENERTIBAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN BULUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN KUNINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, hal ini karena adanya aspek ekonomi yang melekat pada merekmerek

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 6 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. Kriminalitas merupakan salah satu masalah publik yang sulit diatasi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

I. METODE PENELITIAN. normatif empiris (applied normative law) adalah perilaku nyata (in action) setiap

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 NOMOR 6

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengawasan agar produk pangan yang dihasilkan sesuai

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

METODOLOGI PENELITIAN. sesuatu yang teratur (sistematis), sedangkan logi artinya ilmu yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) metode pendekatan, yaitu: 22

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

MINUMAN BERALKOHOL: DILARANG ATAU DIAWASI PEREDARANNYA Oleh : Arif Usman, SH, MH *

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PELARANGAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN, PENGEDARAN DAN PENJUALAN, SERTA PERIZINAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI E NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

RechtsVinding Online

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PELARANGAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PELARANGAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 6 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. modern. Ini ditandai dengan kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Padang (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 25, T

III. METODE PENELITIAN. dengan menggunakan dua macam pendekatan yaitu : Pendekatan secara yuridis normatif adalah penelitian hukum yang

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 06 TAHUN 2006 T E N T A N G PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. tembakau pun mulai berkembang luas menembus batas batas negara

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah. Mayoritas konsumen Indonesia sendiri adalah konsumen makanan, jadi

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya di bidang perindustrian, khususnya dalam perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi produk barang dan/atau jasa yang bisa di konsumsi. Disamping itu, globalisasi dan perdagangan bebas yang di dukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan informasi telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa yang ditawarkan dalam masyarakat. Dengan globalisasi juga banyak mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia. Perlindungan konsumen merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari kegiatan perdagangan suatu produk barang atau pun jasa.terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab merupakan salah satu tujuan penting dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan sebagaimana yang di kehendaki oleh Undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan.selain itu, pasal 1 butir 1 Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen (selanjutnya disebut dengan UUPK) menentukan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Pemerintah berperan mengatur, mengawasi dan mengontrol sehingga tercipta sistem yang kondusif saling

berkaitan satu dengan yang lain dan tujuan mensejahterakan masyarakat secara luas dapat tercapai. 1 Dalam pemberdayaan konsumen, perlu dilakukan pembinaan dan pendidikan bagi konsumen. Pengawasan yang ketat haruslah dilakukan terhadap produk pangan sebelum diedarkan dipasaran. Sebelum diedarkan suatu produk harus memiliki izin edar dalam rangka perlindungan terhadap konsumen. Tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha yang pada dasarnya memegang prinsip ekonomi, untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sedikit. Prinsip ini sangat potensial merugikan kepentingan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2 Salah satu yang berkemasan adalah minuman beralkohol. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2013, minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol atau etil alkohol (C2H50H) yang di proses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohitrat dengan fermentasi dan destilasi. Minuman beralkohol merupakan suatu produk minuman yang memerlukan pengawasan khusus dalam peredarannya, karena pada dasarnya mengkonsumsi minuman beralkohol berpotensi menimbulkan masalah baik secara individual maupun dalam masyarakat. Dalam pengawasannya dari standar mutu yang dilihat dari kadar alkohol, dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2013, pada Pasal 5 ayat (3) menyebutkan bahwa standar keamanan dan keamanan mutu pangan hlm. 1. 1 Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2009, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2 Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia Edisi Revisi, Jakarta,PT Gramedia Widiasarana Indonesia, hlm 236

ditetapkan oleh kepala lembaga yang menyelenggarakan pengawasan dibidang obat dan makanan. Lembaga pengawas obat dan makanan (BPOM) merupakan lembaga pemerintah non departemen yang di koordinasikan oleh menteri kesehatan dan kesejahteraan sosial. BPOM mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Di tingkat provinsi yang melakukan pengawasan obat dan makanan adalah Balai besar pengawas obat dan makanan (BBPOM). BBPOM mempunyai wewenang dan kewajiban untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran produk pangan. BBPOM Padang mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya. Pada minuman beralkohol, BBPOM melakukan pengawasan berkala dengan mengambil sampel untuk diuji apakah kadar alkohol sesuai dengan yang ada pada Kemasan. Selain dalam pengawasan standar mutu, minuman beralkohol juga diawasi dalam penjualannya. Minuman beralkohol bukan lagi barang langkah yang mana setiap orang bisa dengan mudah menemukannya di tempat pertokoan besar hingga pedagang-pedagang kecil yang ada di pinggiran jalan. Persoalan maraknya penjualan minuman beralkohol merupakan wewenang dinas perdagangan dan perindustrian. Indonesia sebagai negara hukum memiliki undang-undang tentang minuman beralkohol yang berlaku secara nasional. Lebih lanjut diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia (selanjutnya disingkat

Permendag) nomor 20/m-dag/per/4/2014 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan penjualan minuman beralkohol yang sebagaimana diubah dalam Permendag nomor 72/M-Dag/per/10/2014 tahun 2014 dan nomor 06/m-dag/per/1/2015 atas perubahan kedua yang mana berlaku pada saat ini. Menurut Keputusan Presiden No.74 tahun 2013 Pasal 3, minuman beralkohol dikelompokan dalam golongan sebagai berikut : a. Minuman beralkohol golongan A adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5% (lima per seratus) b. Minuman beralkohol golongan B adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau Etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 5% (lima per seratus) sampai dengan 20% (dua puluh per seratus) dan c. Minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20% (dua puluh per seratus) sampai dengan 55% (lima puluh lima perseratus). Mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan, ketentraman dan ketertiban masyarakat. Dampak yang dapat ditimbulkan karena minuman beralkohol diantaranya adalah dapat menyebabkan a. Gangguan fisik Meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung,otot syaraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat penis menjadi cacat,impoten serta gangguan seks lainnya. b. Gangguan jiwa Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya ingatatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu. c. Gangguan kamtibmas Perasaan seseorang tersebut mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal, belum lagi kalau sudah ketagihan maka untukmemenuhi keinginan

tersebut maka tidak jarang pelaku melakukan tindakan kriminal untuk memperoleh uang dengan cara yang cepat. 3 Meskipun dari aspek sosial budaya warga kota Padang tidak memiliki budaya meminum minuman beralkohol, namun kenyataannya peredaran minuman beralkohol secara ilegal cukup banyak di temukan di kota Padang. Beberapa contohnya adalah pedagang-pedagang kecil yang menjual minuman beralkohol Pak taufik di Alai dan buk Noviah di simpang Aru. Mereka menjual di warungwarung kecil. Menurut kamus bahasa indonesia warung adalah tempat menjual makanan dan minuman, kedai, kelontong dan sebagainya. Pemerintah kota Padang sudah mengeluarkan Peraturan daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2012 tentang pengawasan, pengendalian dan pelarangan minuman beralkohol. Menurut perda, Penjual minuman beralkohol harus memiliki izin. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) untuk penjual minuman alkohol golongan A, Surat izin usaha perdagangan-minuman beralkohol (SIUP-MB) bagi penjual minuman alkohol golongan B dan C. Pengawasan penjualan minuman beralkohol merupakan suatu kebutuhan sehingga peredarannya dapat dipantau oleh pihak pihak yang memang telah ditunjuk oleh pemerintah Kota Padang, sehingga dapat menekan dampak negatif dari minuman beralkohol ini. Apabila penjualan dan penggunaan minuman ini tidak diawasi pelaksanaannya dengan baik maka dapat berdampak buruk/negatif terhadap masyarakat yang akan mengkonsumsinya. Berdasarkan uraian diatas, saya tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dan mengadakan penelitian bagaimana bentuk pengawasan minuman beralkohol. Oleh 22:20 3 http://ithalabo.blog.dampakminuman keras, diakses pada 4 september 2015 pukul

karena itu, Saya memilih judul penulisan hukum ini adalah : PENGAWASAN TERHADAP STANDAR MUTU DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DALAM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA PADANG B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat di rumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengawasan terhadap standar mutu dan penjualan minuman beralkoholyang beredar dikota Padang? 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan pengawasan penjualan minuman beralkohol di kota Padang? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengawasan terhadap standar mutu dan penjualan minuman beralkoholyang beredar dikota Padang. 2. Untuk mengetahui Kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan pengawasan penjualan minuman beralkohol di kota Padang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan bertujuan untuk: 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi pengawasan peredaran dan penjualan minuman beralkohol di kota Padang dalam melakukan perlindungan terhadap konsumen. 2. Manfaat praktis

Hasil penelitian yang dilakukan penulis juga mampu memberikan sumbangan praktis kepada : a. Pemerintah Pedoman pemerintah provinsi Padang dan instansi terkait untuk lebih mampu meningkatkan pengawasan terhadap peredaran dan penjualan minuman beralkohol di kota Padang. b. Penegak hukum Agar dapat menegakkan hukum seadil-adilnya terhadap pihak yang melanggar ketentuan yang sudah diatur dalam peredaran minuman beralkohol. c. Masyarakat Memberi sumbangan pemikiran kepada masyarakat dan pihak terkait dalam melakukan penjualan maupun pada konsumen minuman beralkohol. E. Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan sebagaimana diungkapkan di atas, diperlukan suatu metode agar hasil yang diharapkan dapat dipertanggung jawabkan validitasnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pendekatan yuridis empiris (empiris-legal research), yaitu pendekatan yang menekankan pada aspek hukum berkenaan dengan pokok masalah yang hendak dibahas dan dikaitkan dengan prakteknya dilapangan sehingga disimpulkan apakah telah sesuai antara peraturan yang berlaku dengan praktek yang dijalankan. Untuk melaksanakan metode yurudis empiris sebagaimana disebutkan diatas diperlukan langkah-langkah atau cara sebagai berikut.

1. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memberikan data tentang sesuatu keadaan atau gejala-gejala sosial yang berkembang di tengah-tengah masyarakat sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh, lengkap dan sistematis tentang objek yang akan diteliti. 4 2. Sumber dan jenis data Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian kepustakaan (library research), merupakan suatu cara penelitian dengan mempelajari buku-buku yang relevan dengan penelitian ini. Buku-buku yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari: a) Perpustakaan universitas Unand Padang b) Perpustakaan fakultas hukum Unand Padang c) Buku dan bahan kuliah yang dimiliki b. Penelitian Lapangan (Field research), yaitu penelitian langsung kelapangan untuk memperoleh data yang berhubungan tentang Peran BBPOM dalam pelabelan dan pengawasan minuman beralkohol. 3. Jenis data yang digunakan a. Data primer Data ini didapat melalui penelitian langsung ke lapangan, untuk mendapatkan dan mengumpulkan data mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian ini juga didapat melalui tanya jawab antara peneliti dan informan. 4 Soejono Soekanto,2012, pengantar penelitian hukum, Jakarta, UI-Press, hal 50.

b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang merupakan hasil pengumpulan orang atau instansi lain dalam bentuk publikasi. Data sekunder ini dapat berupa: 1) Bahan hukum primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas. 5 Bahan hukum primer ini pada dasarnya berkaitan dengan bahan-bahan pokok penelitian dan biasanya berbentuk himpunan peraturan perundang-undangan seperti: a) Kitab Undang-undang hukum perdata b) Undang-undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. c) Peraturan menteri perdagangan RI Nomor 20/M_DAG/PER/4/2014 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan penjualan minuman beralkohol. d) Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang standar keamanan dan mutu pangan. e) Perda kota Padang nomor 8 tahun 2012 tentang pengawasan, pengendalian dan pelarangan minuman beralkohol. 2) Bahan hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, berupa buku-buku dan tulisan-tulisan mengenai pelabelan dan pengawasan minuman beralkohol. 5 Zainuddin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 47

3) Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan informasi dan penjelasan terhadap bahan hukum sekunder seperti kamus hukum. 4. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama. Populasi dapat berupa himpunan orang, benda (hidup atau mati), kejadian, kasus-kasus, waktu atau tempat dengan sifat atau ciri yang sama. 6 Populasi disini ialah keseluruhan objek yang diperoleh dari BBPOM, disperindag dan penjual minuman beralkohol yang memiliki izin dan tidak memiliki izin. b. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi. Penelitian ini menggunakan non probability samplingyaitu penarikan sampel yang tidak memberikan kemungkinan yang sama terhadap anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Memakai teknik purposiv samplingyaitu berdasarkan pertimbangan penulis sendiri. 5. Teknik pengumpulan data a. Studi dokumen Dilakukan dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku-buku atau literatur dan artikel maupun dokumen-dokumen yang dapat mendukung permasalahan yang dibahas. b. Wawancara 6 Bambang sunggono, 2009, Metode Penelitian Hukum, Rajawali pers, Jakarta, hlm.125

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara semi struktur yaitu mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu dan apabila dianggap penting maka dilakukan wawancara diluar daftar pertanyaan tersebut dengan alat pedoman wawancara, wawancara ini akan dilakukan pada: Pihak BBPOM SUMBAR, Disperindag kota Padang dan penjual minuman beralkohol. 6. Pengolahan dan analisis data a. Pengolahan data Pengolahan data adalah kegiatan merapikan hasil pengumpulan data dilapangan sehingga siap untuk dianalisis. 7 Data yang diperoleh setelah penelitian diolah melalui proses editing yaitu meneliti dan mengkaji kembali terhadap catatan-catatan, berkas-berkas, serta informasi yang dikumpulkan oleh peneliti untuk mutu dan yang hendak dianalisis. b. Analisis data Data-data yang telah diolah sebelumnya dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari permasalahan yang ada. Dalam hal ini akan dianalisis secara kualitatif yaitu yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan,teori ahli termasuk pengetahuan yang didapatkan kemudian diuraikan dengan kalimat-kalimat. hlm.72. 7 Bambang Waluyo,1999, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta,