BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan pernyataan Nurgiantoro (Ambarita, 2008: 39) bahwa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan, sebagai alat menyampaikan pikiran, gagasan, konsep ataupun perasaan, karena pada umumnya bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang terbagi menjadi dua yaitu bahasa lisan dan tulisan. Kedua jenis bahasa tersebut memiliki hubungan erat antara satu dengan yang lain. Bahasa tulis sebagai salah satu alat komunikasi yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai situasi komunikasi dan tujuan yang berbeda. Setiap situasi dan tujuan yang berbeda memungkinkan penutur atau penulis dalam bahasa tulis memilih variasi bahasa yang digunakan. Menurut Soeparno (2002: 1) bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang harus kita kuasai. Menyusun suatu gagasan menjadi suatu kesatuan yang utuh, padu, dan sistematis bukanlah merupakan sesuatu yang mudah melainkan memerlukan latihan yang terus menerus dan berkesinambungan. Menurut Nurgiantoro (2001:296) kemampuan menulis dibanding dengan tiga kemampuan berbahasa lainnya (berbicara, menyimak, dan membaca) lebih sulit dikuasai, bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena kemampuan menulis 1

2 menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan di dalam dan diluar karangan itu sendiri menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun isi harus terjalin sedemikian rupa, sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Setiap bidang dalam linguistik mempunyai satuan analisis. Misalnya dalam bidang Fonologi,fonem sebagai objek telaah. Peneliti morfologi mengkaji morf, morfem, dan alomorf. Ahli sintaksis meneliti tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat sebagai satuan analisisnya. Begitu juga dengan teks satuan yang ditelaah adalah dalam bidang analisis teks. Menurut Haliday dan Ruqiah (dalam Mahsun 2014:1) teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Teks merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi. Semua contoh bahasa yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks. Luxemburg (1992:86) mengatakan teks adalah ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, dan pragmatik merupakan suatu kesatuan. Sebuah teks dapat dibangun oleh sebuah kalimat, dua buah kalimat, tiga buah kalimat, atau sekian jumlah kalimat. Sebuah teks yang besar atau cukup besar biasanya dibangun oleh paragraf-paragraf. Chaer (2007:62) mengatakan setiap paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat, yang saling berkaitan, yang membentuk sebuah kalimat dimana terdapat sebuah kalimat pokok atau kalimat utama, ditambah oleh sejumlah kalimat penjelas. Keutuhan teks dibangun oleh unsur kohesi dan koherensi. Unsur kohesi berkenaan dengan alat-alat kebahasaan, seperti penggunaan-penggunaan

3 konjungsi, penggunaan pronomina persona, penggunaan elipsis, dan sebagainya. Sedangkan unsur koherensi Chaer (2007: 63) mengatakan unsur koherensi berkenaan dengan aspek semantik, seperti penggunaan hubungan pertentangan, penggunaan hubungan generik-spesfik, penggunaan hubungan sebab akibat, penggunaan hubungan perbandingan dan sebagainya. Dalam penyusunan sebuah teks yang baik, yang kohesif dan koherensif, siswa sering mendapatkan kesulitan. Misalnya ketika mereka ingin menuangkan ide atau gagasan ke dalam kalimat yang jelas dan singkat, tetapi yang terwujud adalah kalimat yang panjang dan susah dipahami. Hal tersebut dapat mengakibatkan penafsiran yang berbeda antara pembaca dengan penulis. Dengan demikian hal tersebut membuktikan bahwa piranti kohesi dan koherensi mutlak diperlukan dalam menulis sebuah teks agar tidak terjadi kesalahan penafsiran antara pembaca dengan penulis ide. Keberadaan unsur kohesi dan koherensi sebenarnya tidak pada satuan teks semata, melainkan juga pada kemampuan pembaca atau pendengar dalam menghubungkan makna dan menginterpretasikan suatu bentuk teks yang diterimanya. Kadang-kadang, pembicaraan mulai dari keseluruhan, baru kemudian beralih atau memperkenalkan bagian-bagiannya. Hal ini memang sesuai dengan salah satu dimensi yang harus dipenuhi dalam penyusunan kurikulum atau silabus penyusunan pengajaran bahasa, yaitu mulai dari bagian yang lebih besar ke bagian-bagian yang lebih kecil. Begitu juga dengan contoh teks karangan siswa yang berisikan kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap, biasanya berkesinambungan dari hal-hal yang khusus yaitu bagian bagiannya.

4 Kalimat atau kata yang dituliskan pada teks harus kohesif dan koherensif antarunsur kalimat guna menghasilkan pertalian batin antarkalimat yang biasanya berupa amanat dalam karangan dengan pembaca. Untuk itu penulis menelaah teks karangan siswa guna menemukan unsur-unsur pembangun kohesi dan koherensi dalam teks karangan siswa. Pada tingkatan sekolah menengah pertama banyak materi yang mempelajari tentang menulis teks. dan salah satunya adalah menulis teks deskripsi. Tim Kemendikbud (2014:3) menyatakan bahwa teks deskripsi merupakan teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu dengan menggunakan bahasa yang jelas dan rinci. Teks ini mengutamakan sub kelas yang ada dan sering dianggap sama dengan teks laporan hasil observasi. Sebenarnya teks deskripsi dan teks laporan hasil observasi berbeda dan perbedaan yang paling menonjol diantara keduanya adalah sifatnya. Dalam kegiatan menulis teks deskripsi, kita sebaiknya harus dapat menciptakan teks deskripsi yang memiliki sifat padu, utuh dan sistematis, agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi dari teks yang telah dibuat. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum mampu menciptakan sebuah teks yang padu, utuh dan sistematis. Penelitian tentang unsur-unsur pembangun kohesi dan koherensi pada teks karangan siswa di SMP belum banyak dilakukan, padahal hal tersebut sangat diperlukan dalam menulis teks, terutama bagi siswa. Di sekolah, siswa banyak

5 mendapatkan tugas membuat teks yang kohesif dan koherensif. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang hal tersebut. Mengingat bahwa kelas VII tersebut masih dalam taraf pembelajaran, pastilah siswa mengalami banyak kendala dalam menulis sebuah karangan atau menciptakan sebuah teks. misalnya kosakatanya masih sangat minim, sulit menuangkan gagasan atau ide, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru di SMP Negeri 2 Sidikalang yang dilakukan peneliti pada hari Selasa, 29 November 2016, ternyata masih banyak terdapat kesalahan penggunaan alat koherensi pada teks deskripsi siswa dan hasilnya sangat tidak memuaskan. Siswa SMP Negeri 2 Sidikalang belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal di SMP Negeri 2 sidikalang adalah tujuh koma limapuluh. Namun berdasarkan hasil wawancara peneliti, mereka belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal tersebut dan rata-rata nilai siswa kelas VII dalam menulis teks deskripsi adalah enam puluh lima koma nol. Menurut Zainurahman (2011:206) kendala-kendala dalam menulis dibagi menjadi dua bagian, yaitu kendala umum dan kendala khusus. Kendala umum meliputi kesulitan karena kekurangan materi. Kesulitan menentukan titik mulai (starting point) dan titik akhir (ending point).kesulitan strukturisasi dan penyelarasan isi, dan kesulitan memilih topik. Kendala-kendala di atas mengakibatkan kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi masih rendah.

6 Pendapat tersebut didukung dengan penelitian Ali Maulana tahun 2014, dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam penelitiannya yang berjudul Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Berdasarkan Teks wawancara Siswa kelas VII A MTS Al Jamhuriyah Kecamatan Cirene Kota Depok. Dalam penelitian tersebut, Ali Maulana berkesimpulan bahwa kemampuan menulis teks deskripsi siswa masih tergolong kurang. Penelitian tentang penguasaan kohesi dan koherensi juga sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu yakni oleh Diah Dwi Kurniyati pada tahun 2012 dengan judul Analisis Kesalahan Kohesi dan Koherensi Paragraf Pada Karangan Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Temanggung. Sebagai skripsi sarjana FKIP Universitas Negeri Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian Diah Dwi Kurniyati ini adalah terdapat banyak kesalahan kohesi dan koherensipada teks siswa kelas X SMA Negeri 3 Temanggung. Selanjutnya didukung dari hasil penelitian Universitas Negeri Semarang tahun 2010 oleh Eko Gunawan dengan judul Penggunaan Kohesi dan Koherensi Antarkalimat dalam Karangan Deskripsi Siwa Kelas IX SMP Negeri 2 Sapuran Kabupaten Wonoboso. Kesimpulan dari penelitian Eko Gunawan ini adalah dalam karangan deskripsi siswa tersebut terdapat dua jenis kohesi dan tujuh jenis koherensi antarkalimat. Selanjutnya, Yeti Dian Oktarini tahun 2012 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Karangan Narasi Siswa kelas VII

7 SMP Negeri 3 Godean Sleman Yogyakarta berkesimpulan bahwa terdapat kohesi dan koherensi pada karangan deskripsi siswa. Fenomena di atas mendorong penulis untuk meneliti lebih jauh mengenai peguasaan kohesi dan koherensi dalam kalimat pada teks deskripsi siswa. Penelitian ini meneliti penggunaan alat kohesi dan koherensi antarkalimat dalam paragraf yang dipakai oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sidikalang dalam menulis teks deskripsi. Melalui penelitian ini, akan diketahui bagaimana penggunaan alat-alat kohesi dan koherensi dalam teks deskripsi karangan siswasiswa tersebut. Dari hasil penelitian tersebut akan diketahui kemampuan siswa dalam membuat teks yang utuh dan baik. Adapun judul sesuai dengan permasalahan tersebut adalah Penguasaan PirantiKohesi dan Koherensi Pada Teks Deskripsi Siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sidikalang Tahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan salah satu titik penemuan masalah yang ditemukan oleh peneliti. Berdasarkan latar belakang di atas maka terdapat identifikasi masalah sebagai berikut. 1. Penguasaan piranti kohesi pada tulisan siswa masih rendah. 2. Penguasaan piranti koherensi pada tulisan siswa masih rendah. 3. Kemampuan menulis teks deskripsi masih belum sesuai dengan struktur yang ada.

8 C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membuat batasan masalah guna mencegah meluasnya kajian dan untuk menciptakan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, fokus kajian dalam penelitian ini adalah pada aspek kohesi dibatasi pada kohesi gramatikal kemudian pada aspek koherensi dibatasi pada koherensi berpenanda. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan masalahnya sebagai berikut. 1. Bagaimana penguasaan piranti kohesi gramatikal siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sidikalang? 2. Bagaimana penguasaan piranti koherensi berpenanda siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sidikalang? 3. Unsur-unsur piranti kohesi gramatikal dan koherensi berpenanda manakah yang paling dominan muncul dalam teks deskripsi karangan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sidikalang? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan penguasaan piranti kohesi gramatikal siswa dalam menulis teks deskripsi di kelas VII SMP Negeri 2 Sidikalang. 2. Mendeskripsikan penguasaan piranti koherensi berpenanda siswa dalam menulis teks deskripsi di kelas VII SMP Negeri 2 Sidikalang.

9 3. Mendeskripsikan piranti kohesi gramatikal dan koherensi berpenanda yang sering muncul dalam teks deskripsi karangan siswa kelas VII SMP negeri 2 Sidikalang. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Untuk memperkaya teori tentang penguasan piranti kohesi dan koherensi pada teks deskripsi siswa. 2. Manfaat Praktis Bagi guru Mendapatkan informasi tentang tingkat penguasaan piranti kohesi dan koherensi siswa dalam sebuah teks. Bagi siswa Mendapatkan informasi pengetahuan tentang penguasaan piranti kohesi dan koherensi. Bagi pihak lain Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai penggunaan kohesi dan koherensi pada teks berbeda.