Buku II 301 REDUKSI VOLUME LIMBAH URANIUM CAJR FASE AJR MENGGUNAKAN ROTA VAPOR

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PREP ARASI LIl\1BAH CAIR EFLUEN HASIL PENGOLAHAN KIMIA PROSES KARBONAT UNTUK UMP AN PROSES EVAPORASI

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

PENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENGARUH PENAMBAHA1~GARAM KALSIUM KARBONAT TERHADAP PROSES PENGENDAP AN LIMBAH YANG MENGANDUNG KONT AMJNAN Am FASE AIR

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

PENGOLAHAN SECARA KIMIA LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG Am DENGAN MANGAN HIDROKSIDA

KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

ANALISIS KUALITAS DESTILAT, DOUBTFUL EFFLUENT DAN ACTIVE EFFLUENT UNTUK TINDAK LANJUT PELEPASAN PADA TAHUN 2012

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

SAM PEL LlMBAH UNTUK ANALISIS DI LABORA TORIUM

Mardini, Ayi Muziyawati, Darrnawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioal<tif, BATAN

STUDI DEKOMISIONING INSTALASI EVAPORATOR PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

Sri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) 2 HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG

MEMPELAJARI KARAKTERISTIK KERAMIK DARI MINERAL LOKAL KAOLIN, DOLOMIT, PASIR ILMENIT

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGOPERASIAN SISTEM AIR ElEBAS MINERAL SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF. Sri Maryanto Pusat Teknologi Limbah RAdioaktif, BATAN

Ayi Muziyawati, li.'ardini. Sugeng P., Darmawan Aji Pusat Peng~mban~an Pengelolaan Limbah Radioaktif

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

Lampiran 1. Gambar Kertas HVS Bekas, ᾳ selulosa, dan SMKHB. Gambar 1. Gambar 2. Keterangan : Gambar 1 : Kertas HVS bekas. Gambar 2 : Alfa Selulosa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

OPTIMALISASI DEKONTAMINASI LIMBAH RADIOAKTIF HASIL DEKOMISIONING FASILITAS NUKLIR. Gatot Sumartono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 600

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

PENGGUNAAN SUSU KAPUR DARI LIMBAH GAS ACETYLEN SEBAGAI PENJERNIH NIRA MENTAH. Sri Risnojatingsih Progdi Teknik Kimia FTI-UPNV Jatim ABSTRACT

III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 2, April 2013

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

UNJUK KERJA POMPA SIRKULASI SEBAGAI PENUNJANG OPERASI CHILLED WATER SYSTEM TAHUN Maryudi, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

ISOLASI EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH DENGAN PROSES DISTILASI FRAKSIONASI TEKANAN RENDAH

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

BAB 3 METODE PERCOBAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

OPTIMASI PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DENGAN METODA POTENSIOMETRI

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RlRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PEMURNIAN FOSFAT (P2BGGN/PGN- TPBGN/KJO 16/2005)

PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Transkripsi:

87 Prosiding Pertemuan dun Presentasi /lrrdah PPNY-BATAN Yogyakarta 25-27 April /995 Buku II 301 REDUKSI VOLUME LIMBAH URANIUM CAJR FASE AJR MENGGUNAKAN ROTA VAPOR Endro Kismolo, Isman MT., Nurimaniwathy PPNY-BATAN, Jl. Babarsari, P.D. Box 1008, Yogyakarta 55010 ABSTRAK REDUKSI VOLUMELIMBAH URANIUMCAIR FASEAIR MENGGUNAKAN ROTA VAPOR. Te/ah dilakukan penelitian untuk menentukan kondisi proses reduksi volume limbah uranium cair fase air menggunakan rotavapor. Penelitian dilakukan dengan cora memanaskan limbah uranium cairfase air yang mempunyai aktivitas awa/ (Ao = 1,9 x 10-4Ci/m/) pada kondisi ph 5,0; 5,5; 6,0 don 7,0. Larutan dipanaskanpada temperatur bervariasidenganpengaturan tekananproses sebesar-300, -250, -200, -150 mbar dan kecepatan putaran /abu evaporator sebesar 7, 14, 21 don 35 rpm se/ama duo kali 60 menit. Destilat don konsentratyang diperoleh dianalisisph, beratjenis don aktivitasnya menggunakan Counter System Shlumberger. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa umpan limbah ph 6, tekanan operasi -200 mbar don kecepatan putaran labu pemanas /4 rpm ada/ah kondisi operasi terbaik untuk reduksi volume limbah uranium cairfase air karena menghasilkanreduksi volume terbesar yaitu 30,50 %. ABSTRACT VOLUMEREDUCTION OF THELIQU/D URANIUMWASTESOF THEAQUEOUSPHASE USING ROTA VAPOR. The determination of process conditions of the volume reduction liquid uranium wastes of the aqueous phase using rotavapor has been done. The investigation was experimentally conducted by heating the liquid uranium wastes with the activity = 1,9x 10-4Ci/ml at the ph conditions of5.0; 5.5; 6.0 and 7.0. The liquids was heated at the variation temperatures with the regulated process were pressure -300: -250; -200; -150 mbarand at the rotation rate of evaporatingjlask were 7; 14; 21 and 35 rpm during two times 60 minutes. The ph and the density of concentrate and distilate products rotavapor was determined as well as their activity was analyzed by using the counter system ofsch/umberger. From the experimental data can be concluded that the best result was obtained at the process condition where the ph offeed liquid uranium wastes = 6.0, thepressure operation= -200 mbar and the rotation ofevaporating flask = 14 rpm. At this condition the volume reduction was obtained 30,50 %. PENDAHULUAN Proses evaporasi merupakan cara yang efektif untuk mendekontaminasi adanya radionuklida dalam limbah radioaktif cairoada dua macam tipe evaporator yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah radioaktif cair, yaitu alai evaporasi suhu rendah clanwipedfilm evaporator. Alat evaporasi suhu rendah bekerja pactatekanan vakum,sehingga titik didih cairan yang dievaporasi menjadirendah. Alat ini biasanya digunakan untuk mengolah limbah aktivitas rendah secara tidak kontinyu clan berkapasitas kecil, sehingga sangat bermanfaat bagi instalasi kecil. Wiped film evaporator sangat efektif untuk mengolah limbah radioaktif cair yang mempunyai kecenderungan membuih clan sebagai pemanasnya biasanya digunakan uap,(i) Beberapa keuntungan pengolahan limbah dengan proses evaporasi antara lain faktor dekontaminasi (FD) yang dihasilkan cukup tinggi, distilatyang dihasilkan umumnya sudah memenuhi persyaratan untuk dilepas ke lingkungan clan hampir setiap bentuk limbah cair, baik yang berbentuk ion ataupun yang tidak, dapat dikerjakan dengan proses evaporasi. Namun demikian acta beberapa kelemahan dalam proses evaporasi antara lain adanya radionuklida yang mempunyai sifat mudah menguap (seperti Ruthenium, lodium), adanya un sur / senyawa yang mudah terdekomposisi karena pemanasan seperti Ammonium nitrat yang dapat menyebabkan terjadinya peledakan serta adanya senyawa yang bisa menimbulkan buih clan kerak. Faktor-faktor tersebut dapat mengganggu dalam proses evaporasi dad dapat menurunkan efisiensi proses evaporasi.(i,2)terbentuknya buih, endapan clan

302 Buku II Prosiding Pertemuan don Presentasi Ilmiah PPNY-BATAN Yogyakarta 25-27 April 1995 kerak pactaproses evaporasi yang beroperasi secara bath maupun kontinyu dapat dihindari dengan cara modifikasi model evaporator, penambahan pereaksi anti buih, pengontrolan ph larutan umpan Gan pengaturan kondisi operasi proses evaporasi.(3) Rotavapor adalah salah satu bentuk evaporator dimana tabu pemanasnya dapat berputar bervariasi daddapat dioperasikan pactatekanan di bawah tekanan atmosfer. Kondisi alat yang demikian memungkinkan dapat mengurangi kesempatan timbulnya kerak akibat pengerasan endapan karena pemanasan. Hal ini terjadi karena dengan berputarnya tabu pemanas maka tidak akan terjadi isolasi panas akibat menempelnya endapan pacta tabu pemanas. Selain itu putaran tabu yang cepat dapat berfungsi sebagai pengaduk karena saat tabu pemanas berputar cepat dapat membawa serta cairan dalam tabu dan membentuk lapisan film sekeliling tabu pemanas sehingga bidang pemanasan dapat bertambah dad kecepatan penguapan dapat bertambah pula (3.4). Rotavapor dapat dioperasikan pactatekanan dibawah tekanan atmosfer (vakum), sehingga temperatur pendidihan cairan yang dipanaskan dapat dicapai dibawah 100 C. Dengan pengaturan tekanan dalam tabu pemanas, ph tarutao umpan limbah maka dapat dilakukan proses penguapan secara bervariasi dan diharapkan proses ini dapat menghasilkan faktor dekontaminasi dan reduksi volume yang besar.(4.s) Pactapenelitian ini dilakukan proses pengolahan limbah uranium cair rase air dengan aktivitas awal 1,9 x 10-4Ci/ml beningan hasil pengolahan kimia limbah uranium nitrat yang berasal dari lnstalasi Proses Pemumian Uranium di PPNY -BA TAN menggunakan Rotavapor tire R.151. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi proses penguapan menggunakan rotavapor yang optimum untuk reduksi volume limbah uranium cair rase air sehingga dihasilkan distilat dan konsentrat yang memenuhi syarat untuk dilakukan pengelolaan selanjutnya. TAT A KERJA Bahan yang digunakan. 1. Limbah radioaktif cair uranil nitrat dari "Over-flow" unit flokulasi dan koagulasi 2. Asam nitrat 3. Natrium Hidroksida Alat yang digunakan I. Rotavapor type R.151 4. Timbangan Sartorius 2. ph meter 5. a Counter System 3. Piranti gelas Gambar Alat rotavapor Tipe R.151 Keterangan gambar :: 1. Pemanas air "Water Bath" 2. Labu Pemanas 3. Pengatur suhu dan kecepatan putaran labu 4. Pendingin 5. Penampung distilat Cara Kerja A. Preparasi larutan umpan pemanas Limbah radioaktif cairuranil nitrat sebanyak 20 liter yang berasal dari over-flow unit pengendapan kimia ditampung dalam ember plastik, diatur ph-nya menjadi ph : 5,5 menggunakan asam nitrat, disaring. Filtrat yang diperoleh dipompa masuk ke dalam tabu rotavapor. Dilakukan dengan cara yang sarna untuk limbah radioaktif cair ph 6,0; 6,5; dad7,0. B. Penentuan kondisi operasi evaporasi I. Dilakukan evaporasi terhadap limbah radioaktif cair uranil nitrat rase air ph : 5,5 sebanyak 4,0 liter dalam tabu rotavapor pactakondisi tekanan vakum -250 mbar dan putaran tabu 14 rpm selama 60 menit. Pemanasan dilakukan menggunakan pemanas air. Distilat dad konsentrat yang diperoleh ditarnpung dalam jirigen teflon 20 liter, dicatat perolehannya setiap kurun waktu operasi, dianalisis berat jenisnya menggunakan picknometer, dianalisis ak,1:ivitasnyamenggunakan alat alb latar rendah buatan Canberra. Dilakukan dengan cara yang sarna untuk umpan limbah radioaktif cair uranil nitrat ph 5,5; 6,0 dan 7,0.

Prosiding Pertemuan dun Presentasi Ilmiah PPNY-BATAN Yogyakarta 25-27 Apri/1995 Buku 11 303 2. Dilakukan dengan cara yang sarna dengan no.l, untuk kondisi ph larutan umpan yang optimum dengan putaran labu rotavapor bervariasi dari 7 rpm, 14 rpm, 21 rpm dad35 rpm pactatekanan operasi sebesar -250 mbar. Dilakukan analisis terhadap distilat dadkonsentrat yang diperoleh untuk operasi selarna 60 menit. 3. Dilakukan dengan cara yang sarna dengan no.i, untuk kondisi larutan umpan dan putaran labu yang optimum pactatekanan operasi bervariasi dari -300 mbar, -250 mbar, -200 mbar dad-150 mbar. Dilakukan analisis terhadap distilat dan konsentrat yang diperoleh untuk operasi selarna 60 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ph terhadap karakteristik basil proses penguapan. Hasil percobaan pengaruh ph terhadap hasil proses penguapan limbah uranium cair fase air dapat dilihat pactatabel 1. Uji regresi linier untuk mengetahui pengaruh ph terhadap proses evaporasi dari data yang diperoleh menghasilkan harga r = 0,980472 (r tabel = 0,95000), sehingga dapat disimpulkan bahwa ph berpengaruh pacta proses penguapan. Pactaproses yang sarna semakin tinggi ph tarutao limbah yang diumpankan ke dalarn tabu pemanas maka distilat yang diperoleh semakin banyak sehingga diperoleh faktor reduksi volume yang diperolehjuga semakin besar. Tabell. Pengaruh ph umpan terbadap karakteristik basil proses penguapan pacta (kecepatan putaran tabu pemanas : 14 rpm4 tekanan: -250 mbar) dengan Ao: 3,602.10 I-lCi/ml clan aktivitas Jatar : 3,009.10-5 No. ph Destilat Konsentrat umpan Volume, Ad, Volume, Bj, glm! FRv,% ml flci/ml ml I 5,0 400 3,109.10'5 3600 1,24255 10,00 2 5,5 480 3,096.10'5 3520 1,20775 12,00 3 6,0 650 3,066.10'5 3350 1,16996 16,25 4 7,0 300 3,103.10-5 3700 1,13579 17,50 I 5,0 900 3,129.10-5 3100 1,31800 22,50 2 5,5 980 3,153.10-5 3020 1,31075 24,50 3 6,0 1180 3,096.10'5 2820 1,28210 29,50 4 7,0 1150 3,143.10,5 2850 1,27240 28,75 Hal ini terjadi karena pactaph larutan yang rendah konsentrasi air semakin rendah dad sebaliknya semakin tinggi ph larutan maka konsentrasi air (H2O) yang diuapkan semakin tinggi sehingga pacta kondisi proses yang sarna semakin tinggi ph larutan umpan yang diuapkan akan menghasilkan reduksi volume yang semakin tinggi karena jumlah air yang teruapkan semakin banyak. Pacta percobaan ini diteliti ph larutan umpan terendah adalah 5,0 dan tertinggi ph : 7,0. Dari data menunjukkan bahwa ph larutan umpan yang mendekati netral yaitu ph sebesar 6,0 memberikan faktor reduksi volume (FRv) tertinggi yaitu 29,50 %. Pengaruh putaran labu pemanas terhadap karakteristik basil proses penguapan. Hasil percobaan untuk mengetahui pengaruh kecepatan putaran labu evaporator terhadap proses penguapan dapat dilihat pactatabel 2, Uji regresi linear dari data yang diperoleh menghasilkan harga r = 0,685756 ( r tabel = 0,950000), sehingga dapat dikatakan bahwa kecepatan putaran labu evaporator tidak berpengaruh pactaproses penguapan. Tabel2. Pengaruh kecepatan putaran tabu pemanas terhadap karakteristik basil proses penguapan pacta (tekanan : -250 mbar clan ph umpan : 6,0). No. Kec. Putar Destilat Konsentrat Labtl Volume, Ad. Volume, Bj, glml FRv,% Evaporator, ml flci/inl ml rpm I 7 600 3,129.10-5 3400 1,18691 15,00 2 14 700 3,103.10-5 3300 1,16996 17,50 3 21 550 3,096.10-5 3450 1,18834 13,75 4 35 600 3,126.10'5 3400 1,16994 15,00 I 7 1100 3,116.10-5 2900 1,25450 27,50 2 14 1200 3,096.10'5 2800 1,28210 30,00 3 21 1050 3,149.10'5 2950 1,24880 26,25 4 35 1100 3,123.10,5 2900 1,23480 27,50 Hal ini terjadi karena labu pemanas yang bersinggungan langsung dengan larutan yang dipanaskan terbuat dati gelas yang sangat licin tanpa "bujle" sehingga pacta berbagai kecepatan putaran labu evaporator pactasaatproses penguapan relatif tidak terjadi pembentukan lapisan film pacta

304 Bllklll! Prosidillg Perte17Ulan dun Presentasi I/miall PPNY-BA TAN Yogyakarta 25-27 AI'ril1995 permukaan gelas clan tidak terjadi proses pengadukan yang dapat membantu mempercepat terjadinya proses penguapan. Dari percobaan menunjukkan bahwa kecepatan putaran labu evaporator sebesar 14 rpm memberikan faktor reduksi volume terbesar yaitu FRv: 30 %. Pengaruh tekanan terhadap karakteristik hash proses penguapan Hasil percobaan pengaruh tekanan terhadap proses penguapan dapat dilihat pactatabel 3. Tabel 3. Pengaruh tekanan terhadap karakteristik hasil proses penguapan (ph umpan : 6,0; kecepatan putaran labu pemanas: 14 rpm). No. Tekanan Proses, Kimsentrat Destilat (-mbar) Volume, Ad, Volume, Bj, glm! FRv,% ml IlCi/ml ml 1 300 450 3,133.10-5 3550 1,15489 11,25 2 250 650 3,096.10-5 3350 1,16936 16,25 3 200 700 3,143.10-5 3300 1,18834 17,50 4 150 750 3,136.10,5 3250 1,20775 18,75 1 300 1100 3,089.10-5 2900 1,20775 27,50 2 250 1200 3,096.10,5 2800 1,28210 30,00 3 200 1220 3,123.10,5 2780 1,34220 30,50 4 150 1400 3,296.10'5 2600 1,37075 35,00 Uji linier dari data yang diperoleh menghasilkan hara r = 0,997808 ( r tabel = 0,95000 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan berpengaruh terhadap proses penguapan. Dad tabel 3 nampak bahwasemakin besartingkatkevakuman dalam labu pemanas atau makin rendah tekanan dalam labu evaporator maka faktor reduksi volume yang diperoleh semakin besar sehingga konsentrat yang diperoleh mempunyai berat jenis yang semakin besar pula. Hal ini terjadi karena pros~s pendidihan suatu larutan dipengaruhi oleh tekanan uap di atasnya sehingga apabha tekanan didalam labu pemanas diturunkan akan mengakibatkan turunnya tekanan uap larutan yang dipanaskan clan akan mengakibatkan proses penguapan lebih mudah dicapai. Pactapenelitian ini dicoba menggunakan tekanan vakum tertinggi sebesar -150 mbar clan tekanan vakum terendah sebesar -300 mbar. Dad percobaan menunjukkan bahwa proses penguapan limbah uranium cair rase air pactatekanan vakum -150 mbar memberikan hasil faktor reduksi volume yang terbesar yaitu sebesar 35,00 % dengan hasil konsentrat mempunyai beratjenis sebesar 1,37075 g/ml yang memenuhi syarat untuk dilakukan pemadatan menggunakan semen. KESIMPULAN Dari percobaan, analisis data clan pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Proses penguapan limbah radioaktif uranium cair rase air dapat dilakukan menggunakan rotavapor dengan memperhatikan ph limbah umpan clan tekanan operasi. 2. Kondisi terbaik proses penguapan limbah radioaktif uranium cair rase air menggunakan rotavapor dicapai pacta kondisi tekanan vakum -200 robar, kecepatan putaran labu evaporator 14 rpm clan ph umpan 6,0 dengan menghasilkan faktor reduksi volume terbesar yaitu FRv : 30,50 % clanberatjeni$ konsentrat: 1,34220 glml. DAFTAR PUSTAKA I. IAEA, "Management of Low and Intermediate Level Radioactive Wastes", Proceedings of Symposium Stockholm, Vol. 2, 16-20 May 1988, 2. la. AYRES, " Decontamination OfNuclear Reactors And Equipment", Pacific Northwest Laboratory Battelle Memorial Institute, New York, 1982. 3. GARLEY MACAULY K.W, dkk, " Advanced Management Methodes for Medium Active Waste ", ISSN 0275-7273, 198I. 4. BLACKADDER DA, dkk, " A Hand Book Of Unit Operation ", Academic Press, London And New York, 1971. 5. ALFRED CHRUBASIK, dkk, " Volume Reduction On Organik Alpha Waste By Pyrohydrolysis ", Nuclear Technology, Nukem GmBh Germany, 1980.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImjah PPNY-BATAN Yogyakarta 25-27 April 1995 Buku II 305 TANYAJAWAB Sutrisno 1. Berapakah volume awal limbah U Fase Air yang diolah hingga dapat diperoleh reduksi volume 30%? 2.' Berapakah lama operasi alat itu? 3. Apakah setiap operasi alat itu konsentrasi limbahnya sama atau tidak? pada 60 menit pertama clanpacta60 menit kedua. Endro Kismolo 1. Volume awal umpan proses: 4,0 liter. 2. Lama proses penguapan (2 x 60) menit dibagi atas 2 tahap. 3. Tahap kedua adalah lanjutan tahan kedua. Tri Suyatllo : Apakah kecepatan auran pendingin berpengaruh terhadap hash?jelaskan! Ya, karena proses penguapan yang dilakukan pactapenelitian ini menggunakan sistim vakum. Jadi aliran pendingin sangat berpengaruh pactapendinginan uap (condensor). Herlan Martono: I. Kesimpulan yang disajikan tekanan operasi -250 meat,ini berbeda dengan yang ditu/is dalam abstrak. 2. Prinsip penguapan berdasarkan tekanan ini, makin vakum maka cairan lebih mudah menguap. Mengapa hash terbaik tidak pada tekanan vakum -300 meat. 1. Ada salah cetak. 2. Pacta manometer yang acta pacta pompa vakummemang tertera demikian.(dari besar ke kecil). Ir. Bambang G. I. Menurut Hukum Charles, suhu/temperatur adalah merupakan fungsi tekanan. Bagaimana hubungan antara temperatur yang bervariasi tersebut dengan tekanan proses -300, -250 sid -150 meat? 2. Hasil percobaan memperoleh reduksi volume sebesar.. 30%. Apakah hasil tersebut sudah dianggap efisien jika digunakan untuk proses rutin? 3. Usaha apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan angka reduksi volume tersebet? 1. Tekanan memang merupakan fungsi suhu pacta proses penguapan,.apabila tekanan berubah, maka suhu penguapan juga berubah. 2. FRv sebesar 30% sudah dapat untuk operasi rutin mengingat aktivitas limbah yang diolah adalah aktivitas rendah clan destilat yang diperoleh sudah dapat sebagai umpan pertukaran ion. 3. Untuk meningkatkan FRv dapat dilakukan modifikasi perangkat misalnya sistim vakumnya.