TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada bulan April 2016 hingga

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

BAHAN DAN METODE. Pestisida, Medan Sumut dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Medan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

UJI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN PICUNG

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Waktu pelaksanaan bulan Maret sampai

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

III.TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas dan Kecepatan Kematian. Tingkat mortalitas walang sangit pada aplikasi kontak dengan konsentrasi

III. TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian

BAB III METODE. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN. atau percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4. A1 = Daun Tembelekan Konsentrasi 3%

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

Oleh: Nur Alindatus Sa Diyah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi BALITKABI-Malang pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas. 2. Waktu: Bulan Desember Februari 2017.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

Keterangan : Yijk = H + tti + Pj + (ap)ij + Sijk. Sijk

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

Tata Cara penelitian

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan

III. BAIIAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yaitu dengan pemberian insektisida golongan IGR dengan

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

= hasil pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j. V- = nilai tengah umum atau rata-rata hitung.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk pembuatan ekstrak daun picung dan Desa Tegalrejo, Tamantirto, Kasihan, Bantul untuk persiapan dan pelaksanaan penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : imago walang sangit keturunan pertama (F1), terasi, metanol, air, daun picung muda dan insektisida sintetik berbahan aktif metomil 1%. Imago walang sangit F1 diperoleh dari Bapak Didik sebagai pengembangbiak hama. Terasi diperoleh dari pasar. Terasi berfungsi sebagai umpan buatan atau makanan bagi walang sangit selain tanaman padi. Daun picung muda diperoleh dari warga yang menanam pohon picung di sekitar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metanol dan insektisida sintetik diperoleh dari toko bahan kimia. Alat alat yang digunakan adalah :gunting, kertas label, alat dokumentasi dan alat tulis. Semua alat tersebut diperoleh dari milik pribadi. Blender, saringan, stirrer atau pengaduk, gelas piala, beaker glass dangelas ukur meminjam dari Laboratorium Proteksi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Timbangan kilo dipinjam di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Toples plastik diperoleh dari toko. Handsprayer diperoleh dari toko pakan ternak 19

20 di sekitar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kertas saring diperoleh dari Toko alat medical. Rotary evaporator, meminjam dari Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Rotary evaporator berfungsi untuk memisahkan ekstrak yang akan digunakan dari pelarut. C. Metode Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan faktor tunggal yang disusun dalam RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 5 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah konsentrasi ekstrak daun picung terdiri dari 4 konsentrasi, yaitu 2,5%, 5%, 10%, 15% dan insektisida sintetik berbahan aktif metomil 1% sebagai pembanding (kontrol). Masing-masing perlakuan dan kontrol diuji dengan 2 metode aplikasi yaitu racun kontak dan anti-feedant. D. Cara Penelitian 1. Pembuatan ekstrak daun picung Daun picung muda (Lampiran 4.a) dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci menggunakan air kemudian dijemur (Lampiran 4.b) untuk mencegah munculnya jamur. Daun picung yang sudah kering kaku (Lampiran 4.c) kemudian diblender kering (Lampiran 4.e) dan ditimbang 1 kg untuk kemudian dilarutkan atau dimaserasi dengan metanol (Lampiran 4.f) di dalam toples. Maserasi (Lampiran 4.h) dilakukan dengan cara menuangkan metanol hingga 1 kg serbuk daun picung (Lampiran 4.g) terendam dan pelarut (metanol) dilebihkan 2 cm diatas permukaan serbuk daun picung di dalam toples (Anggun dkk, 2016). Campuran ini kemudian diaduk menggunakan stirrer atau pengaduk agar tercampur rata dan didiamkan selama 5 x 24 jam untuk maserasi tahap 1. Setelah maserasi selesai, hasil maserasi

21 tahap 1 disaring dengan kertas saring (Lampiran 4.i) dan hasil saringan tersebut berupa filtrat (Lampiran 4.j) dan ampas yang kemudian ampas daun picung tersebut dimaserasi kembali untuk tahap 2 dengan pelarut methanol dilebihkan 2 cm diatas permukaan ampasdaun picung di dalam toples (Anggun dkk, 2016). Campuran ini kemudian diaduk agar tercampur rata dan didiamkan selama 2 x 24 jam. Kemudian pada tahap maserasi kedua, diperoleh filtrat kedua dan ampas daun picung. Hasil filtrat pada maserasi tahap 2 digabungkan dengan hasil filtrat maserasi tahap 1. Kemudian ampas daun picung tersebut dimaserasi tahap ketiga dengan dilebihkan 2 cm diatas permukaan ampas daun picung di dalam toples (Anggun dkk, 2016). Campuran ini kemudian diaduk agar tercampur rata dan didiamkan selama 2 x 24 jam untuk maserasi tahap 3. Filtrat hasil maserasi dari tahap 1 hingga tahap 3 yang telah diperoleh, disaring dengan menggunakan kertas saring Whatmann. Proses penyaringan filtrat dilakukan hingga seluruh filtrat hasil maserasi tersaring dengan baik dan sempurna. Filtrat yang telah disaring kemudian dipindahkan ke dalam erlenmeyer khusus yang akan digunakan pada rotary evaporator (Lampiran 4.l) dan siap dilakukan proses evaporasi (Lampiran 4.m). Filtrat yang telah diperoleh, dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporatorpada suhu 50 (Lampiran 4.o) dengan kecepatan pemutaran 100 rpm (Lampiran 4.n) untuk menghilangkan pelarutnya. Hasil evaporasi kemudian diuapkan (Lampiran 4.p) sehingga didapatkan ekstrak pekat daun picung (Ernest dkk, 2012). Ekstrak pekat daun picung tersebut diencerkan kembali dengan air atau aquades hingga volumenya 50 ml (Lampiran 4.q) untuk 2 metode aplikasi dengan konsentrasi yang sama (Lampiran 2) dimana semua ulangan disemprot ekstrak dengan volume 3 ml.

22 2. Penyiapan walang sangit dan toples Imago walang sangit yang digunakan berjumlah 5 ekor per ulangan sehingga total ada 250 ekor imago walang sangit untuk semua perlakuan. Imago walang sangit (Lampiran 4.d) disimpan di dalam strimin di sekitar rumah sebelum pengaplikasian ekstrak daun picung. Toples yang digunakan terbuat dari plastik bening. Kemudian tutup toples dilubangi sebanyak ±11 lubang kecil agar walang sangit tetap dapat bernapas ketika disimpan dalam toples. 3. Penyiapan larutan terasi sebagai umpan walang sangit Terasi yang dipakai ±5 gram dicampur dengan air 1 liter. Kemudian campuran diaduk hingga rata menjadi larutan terasi (Lampiran 4.r). Larutan terasi tersebut diserap dalam kapas sebagai bahan carrier (Lampiran 4.s) agar larutan terasi tidak membasahi toples. Kemudian kapas yang berisi larutan terasi tersebut siap untuk dipakai sebagai umpan walang sangit. 4. Aplikasi Cara pengaplikasian ekstrak daun picung sebagai perlakuan konsentrasi dan insektisida sintetik berbahan aktif metomil 1% sebagai pembanding atau kontrol, dilakukan dengan cara semprot menggunakan handsprayer disesuaikan dengan perlakuan konsentrasi dan metode aplikasinya. Volume semprot yang diberikan untuk semua perlakuan adalah ± 3 ml. Pada anti-feedant, baik ekstrak daun picung maupun insektisida sintetik berbahan aktif metomil 1% disemprotkan ke kapas yang sudah berisi larutan terasi sebagai umpan walang sangit. Ketika penyemprotan berlangsung, walang sangit

23 masih berada di dalam strimin agar tidak terkena semprot. Setelah penyemprotan selesai, walang sangit dimasukkan ke dalam toples (Lampiran 4.t) yang sudah berisi kapas dengan larutan terasi dan kemudian toples ditutup agar walang sangit tidak terbang. Pada racun kontak, walang sangit diletakkan di dalam toples terlebih dahulu untuk disemprot ekstrak daun picung dan insektisida sintetik berbahan aktif metomil 1%. Setelah disemprot, kapas dengan larutan terasi dimasukkan ke dalam toples yang sudah berisi walang sangit yang telah disemprot pestisida. Kemudian toples ditutup agar walang sangit tidak terbang. 5. Pengamatan Pengamatan (Lampiran 4.u) dilakukan setiap 6 jam sekali yang dimulai setelah aplikasi ekstrak daun picung hingga pengamatan hari ke-14 setelah aplikasi untuk mengetahui efek racun dari masing-masing perlakuan. E. Parameter Pengamatan 1. Jumlah walang sangit yang mati (ekor) Pengamatan jumlah hama yang mati dilakukan setiap 6 jam sekali dimulai setelah pengaplikasian ekstrak daun picung hari pertama hingga hari ke 14 setelah aplikasi dengan mencatat jumlah hama yang mati ditandai dengan tidak adanya aktifitas atau pergerakan dari walang sangit. Data pengamatan jumlah hama yang mati digunakan untuk menghitung tingkat mortalitas, kecepatan kematian hama dan ekstrak daun picung jika dibandingkan dengan kontrol. a. Mortalitas (%)

24 Mortalitas menunjukkan tingkat kematian hama walang sangit dalam bentuk persentase. Tingkat mortalitas dapat dihitung dengan rumus : Mortalitas = Jumlah walang sangit yang mati Jumlah total walang sangit yang diujikan x100% b. Kecepatan kematian (ekor/hari) Kecepatan kematian dapat dihitung dengan rumus : V = N1 T1 + N2 T2 + N3 T3 + + Nn Tn Ket : V = Kecepatan kematian (ekor/hari) T = Pengamatanhari ke- N = Jumlah walang sangit yang mati (ekor) F. Analisis data Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik dan histogram. Hasil pengamatan kuantitatif dianalisis dengan menggunakan Sidik Ragam atau analysis of variance(anova).apabila ada perbedaan nyata antar pengaruh perlakuan yang diujikan maka dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan's Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α 5%.