ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB 2 LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

BAB III METODE PENELITIAN

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

Abdul Muiz, M.Pd Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

Transkripsi:

1 ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL REZI EFRILIA 12030047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

1 ANALISYS THE FLOOR SUCCESS PROGRAM EDUCATION CHARACTER STUDENT IN CLASS X AT SMA NEGERI 1 TALAMAU OF PASAMAN BARAT By: Rezi Efrilia *Edi Suarto**Loli Setriani*** Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra ** ABSTRACT This research the goal is to get data or information but floor success program education character student in class x at SMA Negeri 1 Talamau that to see of 18 criteria is value religius, tolerance, discipline, responsibility, curiosity, innovative, honest, hard work, care of environment, stand alone, demokratis, care of social, spirit of nationality, love the liquid, appreciate the achievements, comunication, love peaceful, likes to read. This type research is descriptif this population research is students class at x SMA Negeri 1 Talamau that summer 186 people. Sample responden that take in random with proporsi 35 persen until sample responden summer 65 people. Data result research processed used statistic descriptif with key interpretasi scor. Result research analisys floor success program education character student in class x at SMA Negeri 1 Talamau is.(1). value religius student class x classifiet it weel with persentage 75,3%.(2). tolerance student class x classifiet it well with persentage 80%. (3). Discipline student class x classifiet it weel with persentage 50,7%. (4). responbility student class x classifiet it weel with persentage 61,5%. (5). Curiosity student class x classifiet it weel with persentage 61,5%. (6). Innovative student class x classifiet it weel with persentage 58,4%. (7). Honest student class x classifiet it weel with persentage 49,2%. (8). Hard work student class x classifiet it weel with persentage 46,1%. (9). care of environment student class x classifiet it weel with persentage 58,4%. (10). stand alone student class x classifiet it weel with persentage 60%. (11). Demokratis student class x classifiet it weel with persentage 50,7%. (12). care of social student class x classifiet it weel with persentage 60%. (13). spirit of nationality student class x classifiet it weel with persentage 52,3%. (14). love the liquid student class x classifiet it weel with persentage 49,2%.(15). appreciate the achievements student class x classifiet it weel with persentage 58,4%. (16). Comunication student class x classifiet it weel with persentage 49,2%. (17). love peaceful student class x classifiet it weel with persentage 53,8%. (18). likes to read student class x classifiet it weel with persentage 69,2%. Keyword: Education, Earnings of old fellow, Old fellow motivation and Environment. 1

2 PENDAHULUAN Di era globalisasi yang di tandai dengan kemajuan dunia ilmu informasi dan teknologi, memberikan banyak perubahan dan tekanan dalam segala bidang. Dunia pendidikan yang secara filosofis di pandang sebagai alat atau wadah untuk mencerdaskan dan membentuk watak manusia agar lebih baik (humanisasi), sekarang sudah mulai bergeser atau disorientasi. Demikian terjadi salah satunya dikarenakan kurang siapnya pendidikan untuk mengikuti perkembangan zaman yang begitu cepat. Sehingga pendidikan mendapat krisis dalam hal kepercayaan dari masyarakat, dan lebih ironisnya lagi bahwa pendidikan sekarang sudah masuk dalam krisis pembentukan karakter (kepribadian) yang kurang baik. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan primer atau mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang dengan citacita untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep pandangan hidupnya. Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilainilai yang ada di dalam masyarakat. Muslich (2011:67) pendidikan karakter disebut dengan pendidikan budi pekerti sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata, disini ada unsur proses pembentukan nilai tersebut dan sikap yang didasari pada pengetahuan mengapa nilai itu dilakukan. Nilai itu menyangkut berbagai bidang kehidupan seperti hubungan sesama(orang lain keluarga), diri sendiri (learning to be), hidup bernegara, alam dunia dan tuhan. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga. Berangkat dari hal tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan kondisi, sarana atau prasarana, kegiatan, pendidikan dan kurikulum yang mengarah kepada pembentukan watak dan budi pekerti. Daryanto (2009:9) karakter itu terjadi karena perkembangan dasar yang terkena pengaruh ajar. Pendidikan bertujuan tidak sekedar proses alih budaya atau alih ilmu pengetahuan, tetapi juga sekaligus sebagai proses alih nilai. Artinya bahwa Pendidikan disamping proses pertalian dan transmisi pengetahuan, juga berkenaan dengan proses perkembangan dan pembentukan kepribadian atau karakter masyarakat. Dalam rangka Internalisasi nilai-nilai budi pekerti kepada peserta didik, maka perlu adanya optimalisasi pendidikan. Perlu kita sadari bahwa fungsi pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan juga dipandang sebagai sebuah sistem sosial, artinya dikatakan sistem sosial disebabkan di dalamnya berkumpul manusia yang saling berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menuju pada Pendidikan yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya, yaitu dengan cara melakuakan perubahan-perubahan susunan dan proses dari bagian-bagian yang ada dalam pendidikan itu sendiri. Sehingga pendidikan

3 sebagai agen perubahan sosial diharapkan peranannya mampu mewujudkan perubahan nilainilai sikap moral, pola pikir, perilaku intelektual, keterampilan dan wawasan para peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Saat ini pendidikan karakter baik di sekolah maupun di lingkungan rumah anak sangat kurang. Hal ini dapat sangat dirasakan dengan semakin banyaknya siswa yang selalu menyontek saat ujian dan pelanggaran peraturan tata tertib sekolah. Pendidikan karakter sebaiknya ditanamkan dalam diri anak pada usia dini. Karena sesuatu yang sudah dibiasakan mulai dari kecil, akan menjadi penentu sikap anak kelak. supaya tidak ikut-ikutan gaya atau tindakan yang berbau negatif dan memiliki sifat kejujuran serta budi pekerti yang luhur. Hariyanto (2011:45) pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikiran, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, pendidikan moral dan pendidikan watak. Pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada perlu segera dikaji dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah. Penerapan program pendidikan karakter Di SMA Negeri 1 Talamau sudah dua tahun belakangan ini dilaksanakan. Program pendidikan karakter memiliki 18 kriteria yaitu religius, toleransi, disiplin, tanggung jawab, rasa ingin tahu, kreatif, jujur, kerja keras, peduli lingkungan, mandiri, demokratis, peduli sosial, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, dan gemar membaca (Daryanto dan Darmiatun 2013:134). Dari hasil observasi selama praktek lapangan ( PL ) di SMA Negeri I Talamau saya melihat bahwa penerapan program pendidikan karakter di sekolah ini belum terlaksana dengan baik ini ditandai dengan banyak nya siswa yang melanggar peraturan yang telah diterapkan. Disekolah misalnya ketika masuk shalat dzuhur kebanyakan siswa kelas X lebih cendrung menghabiskan waktu diluar sekolah daripada melaksanakan shalat berjamaah di mushalla. Padahal itu tidak hanya sebagai salah satu kriteria dari program pendidikan karakter tetapi juga kewajiban bagi umat islam. Kemudian kurangnya sikap saling menghargai diantara siswa kelas X ini yang ditandai dengan ketika proses belajar mengajar masih banyak siswa yang ribut dan kurang menghargai guru yang mengajar didepan dan masih ada siswa kelas X yang terlambat masuk lokal pada waktu jam pelajaran. Jenis kegiatan program pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Talamau meliputi kegiatan rutin seperti pramuka, PMR, olahraga, upacara bendera setiap hari senin, shalat zuhur berjamaah, tausiyah atau muhadharrah, taddarus al-qur an, membaca asmaul husna, senam dan kebersihan lingkungan. Kegiatan tidak terjadwal meliputi kunjungan rumah (home visit), pembentukan prilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya dan membiasakan budaya antri. Kegiatan keteladanan meliputi prilaku sehari-hari seperti berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, dan datang tepat waktu. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan selama praktek lapangan di SMA Negeri 1Talamau mengenai program pendidikan karakter penulis tertarik untuk menganalisis dan meneliti lebih lanjut masalah yang telah dikemukakan. Pemecahan masalah diatas perlu dilakukan penelitian sehingga permasalahan pada penelitian ini dapat diatasi, sehubungan dengan itulah penulis ingin mengangkat masalah ini kedalam sebuah penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Keberhasilan Program Pendidikan karakter siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau Kabupaten Pasaman Barat. METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dapat tergolong pada penelitian deskriptif. Menurut Nasution dalam Novita (2007). penelitian merupakan penelitian yang mengemukakan fenomena sebagaimana adanya sesuai dengan kenampakan dan sesuai dengan kerangka acuan penelitian. Dari data yang didapat dari SMA Negeri 1 Talamau terdapat

4 186 siswa kelas X. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik proporsional sampling yaitu pengambilan sampelnya secara acak sebanyak 65 siswa. maka, sampel diambil dengan menggunakan teknik proporsional sampling proporsi 35% dengan jumlah sampel adalah 65. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Nilai Religius Pendidikan karakter dari nilai religius siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari memiliki fasilitas untuk beribadah sebagian besar adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan berdo a sebelum dan sesudah belajar sebagian besar adalah sangat baik sebanyak 49 siswa (75,3%). penanaman nilai religius bertujuan untuk mewujudkan generasi yang berakhlak mulia yang kuat iman dan ilmu. Penunjang kegiatan tersebut ada diantaranya kebiasaan berdo a sebelum dan sesudah belajar dan fasilitas yang baik untuk beribadah disekolah yang nantinya akan membantu siswa untuk meningkatkan kegiatan keagamaannya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Aqib (2012:76) Nilai religius merupakan sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan, ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik dan sangat baik. 2. Toleransi Pendidikan karakter dari toleransi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari bekerja dalam kelompok yang berbeda adalah baik sebanyak 52 siswa (80%) dan bertegur sapa dengan teman yang berbeda pendapat sebagian besar adalah baik sebanyak 29 siswa (44,6%). Toleransi berkembang dengan adanya keberagaman diberbagai dimensi kehidupan sehingga dapat terwujud keserasian dan keharmonisan hidup. Ini bisa dilakukan dengan membiasakan bekerjasama dengan kelompok yang berbeda dan bertegur sapa dengan teman yang lain. temuan ini sesuai dengan pernyataan Aqib (2012:77) seringnya anak melalui prilaku intoleran yang ada disekitarnya, mengakibatkan anak anti perbedaan dan merasa segala hal yang tidak sesuai dengan diri dan kelompoknya. Toleransi merupakan sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 3. Disiplin Pendidikan karakter dari kedisiplinan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari membiasakan hadir tepat waktu adalah baik sebanyak 33 siswa (50,7%) dan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah sebagian besar adalah baik sebanyak 31 siswa (47,6%). kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan tanggung jawab diantaranya membiasakan hadir tepat waktu dan memberikan sanksi yang adil bagi pelanggar tata tertib sekolah merupakan cara untuk membantu siswa dalam meningkatkan sikap patuh kepada waktu dan peraturan yang ada. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Mustari (2014:39) penegakan disiplin di masyarakat adalah syarat jika masyarakat tersebut menginginkan keteraturan dan keteraturan yang ada harus diakui dan diyakini oleh seluruh masyarakat yang berasal dari individu tiap-tiap kita. Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan prilaku tertib dan patuh berbagai ketentuan dan peraturan. banyak menjawab kategori baik. 4. Bertanggung Jawab Pendidikan karakter dari tanggung jawab dilihat dari melakukan tugas tanpa disuruh adalah baik sebanyak 40 siswa (61,5%) dan pelaksanaan tugas piket secara teratur sebagian besar adalah baik sebanyak 31 siswa (47,6%). Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter disekolah menjadi tanggung jawab bersama. Pelaksanaan tugas piket dan melakukan tugas tanpa disuruh merupakan suatu kegiatan yang menunjukkan bertanggung jawabnya seorang siswa. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) tanggung jawab adalah sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

5 dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 5. Kreatif Pendidikan karakter dari kreatif siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari menciptakan situasi belajar yang menumbuhkan daya fikir adalah baik sebanyak 36 siswa (55,3%) dan membuat suatu karya dari bahan yang tersedia dikelas adalah baik sebanyak 40 siswa (61,5%). pendidikan dengan bahasa sederhana adalah mengubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Diantaranya menciptakan situasi belajar dan membuat suatu karya yang nantinya dapat meningkatkan kreatifitas dalam mengolah pikir dan mengolah rasa atau karsa seseorang. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) kreatif merupakan Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. banyak menjawab kategori baik. 6. Rasa Ingin Tahu Pendidikan karakter dari rasa ingin tahu dilihat dari belajar melalui media komunikasi dan informasi adalah baik sebanyak 34 siswa (52,3%) dan bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran adalah baik sebanyak 38 siswa (58,4%). Pendidikan karakter disebut juga dengan pendidikan budi pekerti sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dengan tindakan nyata. Belajar melalui komunikasi dan sering bertanya kepada guru merupakan suatu tindak nyata seseorang untuk menambah pengetahuan dan rasa ingin tahunya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. banyak menjawab kategori baik. 7. Nilai Kejujuran Pendidikan karakter dari nilai kejujuran dilihat dari menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan larangan menyontek adalah sangat baik sebanyak 32 siswa (49,2%). Adanya fasilitas temuan barang hilang dan larangan menyontek di sekolah merupakan cara untuk mengetahui kejujuran siswa sehingga implementasi nilai kejujuran dilingkungan sekolah bisa kita nilai secara langsung. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) jujur merupakan prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 8. Kerja Keras Pendidikan karakter dari nilai kerja keras dilihat dari menyediakan suasana kompetisi yang sehat adalah baik sebanyak 30 siswa (46,1%) dan mengerjakan semua tugas dengan sunguhsungguh adalah sangat baik sebanyak 30 siswa (43%). Manusia sebagai makhluk sosial perlu mendapatkan pendidikan untuk menjadikan anakanak menjadi dewasa dan mandiri. Menyediakan suasana yang sehat dan mengerjakan semua tugas dengan sungguh-sungguh merupakan suatu usaha dalam mewujudkan generasi yang memiliki kerja keras yang baik untuk kedepannya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) kerja keras merupakan Prilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebikbaiknya. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik dan sangat baik. 9. Peduli Lingkungan Pendidikan karakter dari nilai peduli lingkungan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari membuang sampah ditempatnya adalah baik sebanyak 27 siswa (41,5%) dan membersihkan halaman sekolah adalah baik sebanyak 38 siswa (58,4%). Mencintai alam merupakan suatu kriteria dari program pendidikan karakter yang harus ditanamkan dalam jiwa anak-anak diantaranya membuang sampah ditempatnya dan membersihkan halaman sekolah. Temuan ini

6 sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) peduli lingkungan merupakan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya,dan mengembangkan upaya dalam memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 10. Mandiri Pendidikan karakter dari nilai mandiri siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya adalah baik sebanyak 39 siswa (60%) dan melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya adalah baik sebanyak 33 siswa (50,7%). Memiliki pengetahuan disertai dengan kemampuan untuk mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya dan melakukan sendiri tugas kelas merupakan contoh implementasi yang baik dalam menanamkan sikap mandiri terhadap anak. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) mandiri merupakan Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 11. Demokratis Pendidikan karakter dari nilai demokratis dilihat dari membiasakan diri untuk bermusyawarah dengan teman-temannya adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan memberi suara dalam pemilihan ketua kelas adalah baik sebanyak 33 siswa (50,7%). Membiasakan diri untuk bermusyawarah dan memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas merupakan suatu cara yang baik untuk menanamkan cara berfikir anak untuk menambah pengetahuan mengenai demokrasi. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:6) demokratis merupakan Cara berfikir,bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 12. Peduli Sosial Pendidikan karakter dari nilai peduli sosial dilihat dari menghormati petugas-petugas sekolah adalah sangat baik sebanyak 31 siswa (47,6%) dan membantu teman yang sedang kesusahan adalah baik sebanyak 39 siswa (60%). Menghormati petugas-petugas sekolah serta membantu teman yang sedang kesusahan merupakan salah satu implementasi dari program pendidikan karakter yang harus ada dalam setiap anak. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) peduli sosial merupakan Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 13. Semangat Kebanggsaan pendidikan karakter dari nilai semangat kebangsaan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari mengagumi kekayaan budaya dan seni indonesia adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan menggunakan bahasa indonesia ketika ada teman dari suku lain adalah baik sebanyak 34 siswa (52,3%). Mengagumi kekayaan budaya dan menggunakan bahasa indonesia merupakan cara yang baik dalam menerapkan sikap semangat kebangsaan sehinggga anak bisa lebih menghargai apa yang ada di negaranya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) merupakan cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 14. Cinta Tanah Air Pendidikan karakter dari nilai cinta tanah air dilihat dari mengagumi kekayaan budaya dan seni indonesia adalah sangat baik sebanyak 32 siswa (49,2%) dan mengagumi kesuburan tanah wilayah indonesia adalah sangat baik sebanyak 39 siswa (49%). Mengagumi kekayaan budaya dan kesuburan tanah indonesia merupakan penerapan dari cinta tanah airyang diharapkan nantinya dapat menumbuhkan sikap dan tindakan untuk bisa lebih menghargai kebudayaan yang ada di negara indonesia. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) cinta tanah air merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan sosial, fisik, sosial

7 budaya, ekonomi dan politik bangsa. Responden kelas X di SMA Negeri Talamau banyak menjawab kategori sangat baik. 15. Menghargai Prestasi Pendidikan karakter dari nilai menghargai prestasi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya adalah baik sebanyak 37 siswa (56,9%) dan rajin belajar untuk berprestasi tinggi adalah baik sebanyak 38 siswa (58,4%). Mengerjakan tugas dari guru dan rajin belajar merupakan salah satu penerapan dari menghargai prestasi sehingga kemauan anak dalam belajar bisa meningkat sehingga bisa juga meningkatkan prestasinya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyaarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. banyak menjawab kategori baik. 16. komunikatif Pendidikan karakter dari nilai komunikatif dilihat dari bekerja sama dengan kelompok dikelas adalah baik sebanyak 34 siswa (47,6%) dan berbicara dengan teman sekelas adalah baik sebanyak 32 siswa (49,2%). Bekerja sama dan berbicara dengan teman dikelas adalah implementasi dari sikap komunikatif siswa dalam bergaul dengan teman disekolahnya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) komunikatif merupakan Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja dengan orang lain. Responden kelas X di SMA Negeri 1 Talamau banyak menjawab kategori baik. 17. Cinta Damai Pendidikan karakter dari nilai cinta damai dilihat dari tidak mengambil barang teman adalah sangat baik sebanyak 35 siswa (53,8%) dan mengucapkan salam adalah sangat baik sebanyak 39 siswa (44,6%). Mengucapkan salam dan tidak mengambil barang teman adalah salah satu penerapan dari program pendidikan karakter dari cinta damai yang nantinya dapat mengajarkan anak untuk dapat menumbuhkan sikap positif dalam dirinya. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) cinta damai merupakan sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. banyak menjawab kategori sangat baik. 18. Gemar Membaca Pendidikan karakter dari nilai gemar membaca siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau yang dilihat dari membaca koran atau majalah dinding adalah baik sebanyak 45 siswa (69,2%) dan membaca buku yang ada diperpustakaan adalah baik sebanyak 43 siswa (66,1%). Membaca koran dan membaca buku merupakan implementasi dari gemar membaca yang sangat baik untuk ditanamkan dalam diri anak sehingga kegemaran membaca tersebut akan mendorong anak untuk selalu menambah pengetahuan melalui membaca. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Listyarti (2012:7) gemar membaca merupakan Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. banyak menjawab kategori baik. KESIMPULAN DAN SARAN kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah 1. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai religius siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari fasilitas untuk beribadah siswa tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan berdo a sebelum dan sesudah belajar siswa tergolong sangat baik dengan persentase 75,3%. 2. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai toleransi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari bekerja dalam kelompok yang berbeda tergolong sangat baik dengan persentase 80% dan bertegur sapa dengan teman yang berbeda pendapat tergolong cukup baik dengan persentase 44,6%. 3. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari kedisiplinan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari membiasakan hadir tepat

8 waktu tergolong cukup baik dengan persentase 50,7% dan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah tergolong cukup baik dengan persentase 47,6%. 4. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai tanggung jawab siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari melakukan tugas tanpa disuruh tergolong sangat baik dengan persentase 61,5% dan pelaksanaan tugas piket secara teratur siswa tergolong cukup baik dengan persentase 47,6%. 5. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai kreatif siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari menciptakan situasi belajar yang menumbuhkan daya fikir tergolong cukup baik dengan persentase 55,3% dan membuat suatu karya dari bahan yang tersedia dikelas siswa tergolong cukup baik dengan persentase 61,5%. 6. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari rasa ingin tahu siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari belajar melalui media komunikasi dan informasi tergolong cukup baik dengan persentase 52,3% dan bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran siswa tergolong cukup baik dengan persentase 58,4%. 7. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai kejujuran siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan larangan menyontek siswa tergolong cukup baik dengan persentase 49,2%. 8. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai kerja keras siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari menyediakan suasana kompetisi yang sehat tergolong cukup baik dengan persentase 46,1% dan mengerjakan semua tugas dengan sungguh-sungguh tergolong cukup baik dengan persentase 43%. 9. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai peduli lingkungan siswa siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari membuang sampah ditempatnya siswa tergolong cukup baik dengan persentase 53,8% dan membersihkan halaman sekolah siswa tergolong cukup baik dengan persentase 43%. 10. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai mandiri siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan temannya tergolong cukup baik dengan persentase 46,1% dan melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tangung jawabnya tergolong cukup baik dengan persentase 43%. 11. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai demokratis siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari membiasakan diri untuk bermusyawarah dengan teman-teman tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan memberikan suara dalam pemilihan ketua kelas tergolong cukup baik dengan persentase 50,7%. 12. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai peduli sosial siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari menghormati petugaspetugas sekolah tergolong cukup baik dengan persentase 47,6% dan membantu teman yang sedang kesusahan tergolong cukup baik dengan persentase 60%. 13. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai semangat kebangsaan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan menggunakan bahasa indonesia ketika ada teman dari suku lain tergolong cukup baik dengan persentase 49%. 14. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari cinta tanah air siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari mengagumi kekayaan budaya dan seni indonesia tergolong cukup baik dengan persentase 49,2% dan mengagumi kesuburan tanah wilayah indonesia tergolong cukup baik dengan persentase 49%. 15. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari menghargai prestasi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya tergolong cukup baik dengan persentase 56,9% dan rajin belajar untuk berprestasi tinggi tergolong cukup baik dengan persentase 58,4%. 16. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari nilai komunikatif siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari bekerja sama dalam kelompok dikelas tergolong cukup baik dengan persentase 47,6% dan berbicara dengan teman sekelas tergolong kurang baik dengan persentase 38,4%. 17. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari cinta damai siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari tidak mengambil barang teman tergolong cukup baik dengan persentase

9 53,8% dan mengucapkan salam tergolong cukup baik dengan persentase 44,6%. 18. Tingkat keberhasilan pendidikan karakter dari gemar membaca kelas X di SMA Negeri 1 Talamau dilihat dari membaca koran atau majalah dinding tergolong sangat baik dengan persentase 69,2% dan membaca buku yang ada diperpustakaan tergolong sangat baik dengan persentase 66,1%. Saran 1. Analisis dari program pendidikan karakter yang dilihat dari 18 kriteria yaitu nilai religius, toleransi, kedisiplinan, tanggung jawab, kreatif, rasa ingin tahu, jujur, kerja keras, peduli lingkungan, mandiri, demokratis, peduli sosial, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai dan gemar membaca siswa kelas X di SMA Negeri 1 Talamau hendaknya pihak sekolah selalu berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan agar program pendidikan ini bisa tercapai secara maksimal dan didukung juga oleh peran orang tua untuk melanjutkan pendidikan anaknya dirumah. 2. Dinas pendidikan dan instansi yang terkait dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan juga harus berperan aktif untuk memotivasi sekolah agar bisa mencapai tujuan dari pendidikan nasional. DAFTAR PUSTAKA Arie (2013). Pengembangan nilai-nilai multikultural dalam materi pendidikan agama islam terhadap sikap toleransi.(skripsi).padang arifin. 2011. Ilmu pendidikan islam. Jakarta : PT Bumi Aksara Arikunto, Suharsini. 2006. Metodologi penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta Busri (2001).Mengembangkan sikap toleransi dan kebersamaan dikalangan siswa. (jurnal).padang Darmiatun Suryatri, Daryanto. Implementasi pendidikan karakter disekolah. Yogyakarta : Gava Media. Dona, Nila.2014 pengaruh iklim kelas dan disiplin belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMAN RanaH Pesisir. Dipublikasikan Daud Ali, dkk. Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik, Bulan Bintang, Jakarta, 1989, hlm. 80.(http///karyailmiah.com/skripsi toleransiberagamastudi-kasus-organisasi, diakses 8 januari 2016) Elmubarok, zaim. 2009. Membumikan pendidikan nilai. Alfabeta : Bandung. http://aniendriani.blogspot.com.2011, 10 februari 2016 Jurnal pembangunan pendidikan : internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai karakter fondasi dan aplikasi volume 2 nomor 2, 2014. Listyarti, Retno.(2012).pendidikan karakter dalam metode aktif,inovatif dan kreatif.erlangga Maskuri, Abdullah, 2001 Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan. Buku kompas: Jakarta. Muslich,Masnur. 2011. Pendidikan karakter menjawab tantangan multidimensional. Jakarta : Bumi Aksara Mardailis. 2010. metode penelitian. Jakarta : Bumi Aksara Riduan. 2013. Variabel-variabel penelitian. Bandung. ALFABETA Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Siti (2011) Upaya Peningkatan Kedisiplinan Masuk Kegiatan BelajarMengajar Melalui layanan Konseling Individu (jurnal).surakarta Saleh, Muwafik. (2012). Membangun karakter dengan hati nurani.erlangga Samani Muchlas, Hariyanto.(2011). Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003. Sistem pendidikan nasional (online),http/// www. Depdiknas.91.id/UURI No 20/2003 sistem pendidikan nasional,html.