BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Program komputer merupakan bagian dari teknologi komputer yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 KONTRIBUSI HASIL BELAJAR BUSANA PESTA TERHADAP KESIAPAN UJI KOMPETENSI PEMBUATAN BUSANA PESTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang memegang peranan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu bangsa. Salah satu masalah pendidikan dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

2015 PENGUASAAN HASIL BELAJAR MENYULAM PADA PEMBUATAN CINDERAMATA OLEH PESERTA DIDIK DI SMPN 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup serta menghasilkan Sumberdaya Manusia (SDM)

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya bertujuan meningkatkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi menuntut adanya perkembangan pada pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Berdasarkan Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Pasal 15 mengenai jalur, jenjang dan jenis pendidikan yaitu...pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri mempunyai program pendidikan keahlian salah satunya yaitu Program Keahlian Tata Busana. Program Keahlian Tata Busana merupakan salah satu program keterampilan yang dapat dipilih oleh peserta didik dengan mengikuti seleksi terlebih dahulu menurut minat dan bakat. Program Keahlian Tata Busana yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri (BPP) memiliki tujuan yaitu menghasilkan lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan seni. Semua itu tercantum dalam tujuan Program Keahlian Tata Busana dalam kurikulum SMK (2009:15), yaitu agar berkompeten dalam: 1. Keahlian dan keterampilan dalam Program Keahlian Tata Busana, agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang

2 ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah. 2. Memilih karir, berkompetisi dan mengembangkan sikap profesional dalam program keahlian tata busana. 3. Ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan. Realisasi dari tujuan di atas, maka Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri (BPP) pada saat ini membekali peserta didik dengan sejumlah mata pelajaran sesuai dengan keahlian di antaranya mata diklat Membuat Hiasan pada Busana. Tujuan mata diklat Membuat Hiasan pada Busana yang tercantum dalam Silabus Program Keahlian Tata Busana SMK Balai Perguruan Putri sesuai dengan tujuan penelitian (2009:33) yaitu: Setelah mengikuti proses pembelajaran Membuat Hiasan pada Busana diharapkan peserta didik memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai alat dan bahan pembuatan hiasan busana, pembuatan desain hiasan busana, teknik pembuatan hiasan, pola hiasan, dapat mengidentifikasi hiasan busana, membuat hiasan pada busana. Pembelajaran Membuat Hiasan pada Busana merupakan mata diklat produktif yang diajarkan secara teori dan praktek dengan perbandingan teori 40% dan praktek 60% di kelas X dengan tujuan agar peserta didik memiliki bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menerapkan hiasan pada busana. Ruang lingkup pembelajaran mata diklat Membuat Hiasan pada Busana meliputi pengetahuan persiapan tempat kerja dan K3 (keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja), alat dan bahan pembuatan hiasan busana, pola hiasan, memindahkan desain hiasan, macam-macam tusuk hias dasar, dan macam-macam teknik sulaman.

3 Hasil belajar yang diperoleh pada mata diklat Membuat Hiasan pada Busana dapat memberikan nilai positif berupa perubahan tingkah laku menyeluruh yang ditinjau dari tiga kemampuan yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pembuatan hiasan busana bayi. Hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan kognitif meliputi penguasaan pengetahuan persiapan tempat kerja dan K3 (keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja), alat dan bahan pembuatan hiasan busana, pola hiasan, memindahkan desain hiasan, macam-macam tusuk hias dasar, dan macam-macam teknik sulaman. Hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan afektif meliputi kesungguhan, motivasi, disiplin dan kerja keras serta kemampuan untuk menerima materi yang diajarkan dan dapat memberikan respon positif dalam pembuatan hiasan busana bayi. Hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan psikomotor meliputi penguasaan keterampilan dengan mengembangkan kreativitas dalam menyulam dan terampil dalam memilih dan menghias busana bayi yang dikerjakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam pembuatan hiasan busana bayi. Pembuatan hiasan busana bayi merupakan salah satu materi praktek pada tugas mata diklat Membuat Busana Bayi dengan kompetensi dasar menyelesaikan busana bayi dengan jahitan tangan yang bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan kreativitas dalam menyulam dan terampil dalam memilih dan menghias busana bayi yang dikerjakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan alokasi waktu 3x45 menit, dengan adanya batasan waktu peserta didik dituntut aktif, kreatif, efektif, dan efisien dalam pembuatan hiasan busana

4 Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana dalam pembuatan hiasan busana bayi karena memerlukan keterampilan dan kreativitas yang tinggi dalam menerapkan berbagai hiasan pada busana khususnya busana bayi. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan bagian pokok dalam melakukan penelitian, karena dengan adanya rumusan masalah diharapkan kejelasan dan tujuan masalah akan tercapai. Sugiyono (2006:39) menyatakan bahwa: Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah yang dimaksud adalah Bagaimana penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana dalam pembuatan hiasan busana bayi pada peserta didik kelas X dan XI Program Keahlian Tata Busana SMK Balai Perguruan Putri Bandung ditinjau dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor?. Membuat Hiasan pada Busana merupakan mata diklat produktif yang diajarkan secara teori dan praktek dengan perbandingan teori 40% dan praktek 60%, dengan tujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam bidang hiasan busana dengan berbagai model dan teknik hiasan. Hasil belajar yang diperoleh dapat memberikan nilai positif berupa perubahan tingkah laku menyeluruh yang ditinjau dari tiga kemampuan yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam pembuatan hiasan busana bayi.

5 Pembuatan hiasan busana bayi merupakan salah satu materi praktek pada tugas mata diklat Membuat Busana Bayi dengan kompetensi dasar menyelesaikan busana bayi dengan jahitan tangan yang bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan kreativitas dalam menyulam dan terampil dalam memilih dan menghias busana bayi dengan alokasi waktu 3x45 menit, dengan adanya batasan waktu peserta didik dituntut aktif, kreatif, efektif, dan efisien dalam pembuatan hiasan busana bayi. Ruang lingkup permasalahan perlu dibatasi agar pembatasan di atas tidak terlalu luas seperti dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:49), bahwa Pembatasan masalah adalah membatasi ruang lingkup masalah yang sangat luas dengan mengadakan lokalisasi persoalan dan daerah penelitian. Pembatasan masalah pada penelitian ini dibatasi pada: 1. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan kognitif (pengetahuan) meliputi penguasaan pengetahuan persiapan tempat kerja dan K3 (keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja), alat dan bahan pembuatan hiasan busana, pola hiasan, memindahkan desain hiasan, macam-macam tusuk hias dasar, dan macam-macam teknik sulaman dalam pembuatan hiasan busana bayi. 2. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan afektif (sikap) meliputi kesungguhan, motivasi, disiplin dan kerja keras serta kemampuan untuk menerima materi yang diajarkan dan dapat memberikan respon positif dalam pembuatan hiasan busana bayi.

6 3. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan psikomotor (keterampilan) meliputi penguasaan keterampilan dengan mengembangkan kreativitas dalam menyulam dan terampil dalam memilih dan menghias busana bayi yang dikerjakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam pembuatan hiasan busana bayi. C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah dan usaha yang tepat guna mencapai tujuan dalam penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yaitu : 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana dalam pembuatan hiasan busana bayi pada peserta didik kelas X dan XI Program Keahlian Tata Busana SMK Balai Perguruan Putri Bandung. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yaitu : a. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan kognitif (pengetahuan) meliputi penguasaan pengetahuan persiapan tempat kerja dan K3 (keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja), alat dan bahan pembuatan hiasan busana, pola hiasan, memindahkan desain hiasan, macam-macam tusuk hias dasar, dan macam-macam teknik sulaman dalam pembuatan hiasan busana bayi.

7 b. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan afektif (sikap) meliputi kesungguhan, motivasi, disiplin dan kerja keras serta kemampuan untuk menerima materi yang diajarkan dan dapat memberikan respon positif dalam pembuatan hiasan busana bayi. c. Penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan psikomotor (keterampilan) meliputi penguasaan keterampilan dengan mengembangkan kreativitas dalam menyulam dan terampil dalam memilih dan menghias busana bayi yang dikerjakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam pembuatan hiasan busana bayi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, yaitu : 1. Penulis Hasil penelitian ini untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam melaksanakan penelitian Membuat Hiasan pada Busana sehingga dapat menerapkannya dalam pembuatan hiasan busana bayi. 2. Guru Mata Diklat Membuat Hiasan pada Busana Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan pada guru untuk mengembangan materi mata diklat Membuat Hiasan pada Busana sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kompetensi menyelesaikan busana bayi dengan jahitan tangan berupa hiasan busana bayi sebagai tugas pada mata diklat Membuat Busana Bayi.

8 E. Asumsi Penelitian Asumsi merupakan suatu pendapat yang diyakini kebenarannya sehingga tidak perlu dipersoalkan lagi. Riduwan (2006:9) mengemukakan bahwa Asumsi merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya. Asumsi dalam penelitian ini adalah : 1. Peserta didik yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan Membuat Hiasan pada Busana diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam pembuatan hiasan busana bayi sebagai hasil dari proses belajar dengan melakukan berbagai eksperimen dalam Membuat Hiasan pada Busana. Asumsi ini mengacu pada pendapat Kolb (Asri Budiningsih, 2005:7) mengemukakan bahwa: Tahap terakhir dari proses belajar adalah melakukan eksperimen secara aktif, pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsepkonsep, teori-teori ke dalam situasi nyata. 2. Hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana sebagai wujud adanya perubahan perilaku peserta didik berupa kemampuan kognitif, afektif, psikomotor secara menyeluruh yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar Membuat Hiasan pada Busana. Anggapan dasar ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2001:56-57) bahwa: Hasil belajar dicapai seseorang melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil belajar yang berciri menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif berupa pengetahuan, wawasan, ranah afektif berupa sikap dan apresiasi, serta ranah psikomotor berupa keterampilan atau prilaku.

9 3. Pembuatan hiasan busana bayi merupakan kemampuan nyata dari hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana yang dapat ditunjukkan oleh peserta didik. Anggapan dasar ini sesuai dengan pendapat Abin Syamsudin Makmun (2000: 54) bahwa: Kecakapan nyata atau aktual, yang menunjukkan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga karena merupakan hasil usaha atau belajar yang bersangkutan dengan cara, bahan dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya. F. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian diperlukan sebagai acuan bagi penulis dalam membuat rumusan-rumusan pertanyaan sebagai langkah untuk mengumpulkan data. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan harus menggambarkan hasil belajar atau perubahan tingkah laku peserta didik yang diharapkan dengan jelas dan spesifik. Rumusan pertanyaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan kognitif (pengetahuan) meliputi penguasaan pengetahuan persiapan tempat kerja dan K3 (keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja), alat dan bahan pembuatan hiasan busana, pola hiasan, memindahkan desain hiasan, macam-macam tusuk hias dasar, dan macam-macam teknik sulaman dalam pembuatan hiasan busana bayi? 2. Bagaimana penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan afektif (sikap) meliputi kesungguhan, motivasi, disiplin dan kerja keras serta kemampuan untuk menerima materi yang diajarkan dan dapat memberikan respon positif dalam pembuatan hiasan busana bayi?

10 3. Bagaimana penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana ditinjau dari kemampuan psikomotor (keterampilan) meliputi penguasaan keterampilan dengan mengembangkan kreativitas dalam menyulam dan terampil dalam memilih dan menghias busana bayi yang dikerjakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam pembuatan hiasan busana bayi. G. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan mendapatkan gambaran masalah yang sedang terjadi pada masa sekarang dan sedang berlangsung serta berpusat pada masalah yang aktual, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2005:52) bahwa Metode penelitian deskriptif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian pada masa sekarang. Meninjau pendapat di atas, dengan metode deskriptif dapat mempermudah dalam mengetahui data mengenai penerapan hasil belajar Membuat Hiasan pada Busana dalam pembuatan hiasan busana bayi. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau tes tertulis pada peserta didik kelas X dan XI Program Keahlian Tata Busana SMK Balai Perguruan Putri Bandung.

11 H. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri (SMK BPP) di Jl. Van De Venter No.14 Bandung, Telepon.022-7077674. Alasan memilih lokasi penelitian ini adalah ada mata diklat Membuat Hiasan pada Busana dan mata diklat Membuat Busana Bayi di SMK BPP, selain itu responden penelitian memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X yang memiliki jumlah siswa sebanyak 22 siswa dan kelas XI memiliki jumlah siswa sebanyak 18 siswa sehingga menggunakan sampel total.