Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

Nisa et al., Penerapan Metode Eksperimen...

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

Pendahuluan. Setiawan et al., Penerapan Metode Eksperimen...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Abstract. Linda Desiningrum et al, Implementasi Metode Role Playing...

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Rahayu et al., Peningkatan Aktivitas Belajar...

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

Chandayu et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS...

Pendahuluan. Wardani et all, Penerapan Model Pembelajaran...

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Pendahuluan. Abstrak. Abstract. Azizah et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil...

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Putri et al., Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual...

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

Meningkatkan Kemampuan Menyimak melalui Media Boneka Tangan pada Siswa Kelas II SDN Nogosari 04 Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

3

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Widoyo et al., Penerapan Metode Open-Ended...

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

Pendahuluan. Eldayanti et al., Penerapan...

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

Pendahuluan. mardalita et all, Penerapan Metode Inkuiri Dengan...

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

Kata Kunci: model pembelajaran ARIAS, aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Pendahuluan. Kharisma et all, Peningkatan Keterampilan Menulis Pengumuman...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

Pendahuluan. Rahmawati et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar... 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

Jannah et al., Penerapan Teori Bruner...

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

Mebtan Dwi Permana, Imam Muchtar, Chumi Zahroul Fitriah 1)

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

p-issn : e-issn :

Penggunaan Modul Pembelajaran

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Rowotamtu 02 Jember pada Pokok Bahasan Peristiwa Alam Tahun Pelajaran 2012/2013 (Implementation of Problem Based Learning Model to Improving of Activities and Study Result of Fifth Grade Students in SDN Rowotamtu 02 Rambipuji Jember on The Subject of a Natural Event, Academic Year 2012-2013) Anis Syahriyatul Mukarromah, Nuriman, Agustiningsih Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN Rowotamtu 02 Jember pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Masalah yang berhasil diidentifikasi dalam pembelajaran IPA di SDN Rowotamtu 02 Jember adalah guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep pengetahuannya sendiri selama proses pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas V SDN Rowotamtu 02 Jember yang terdiri atas 25 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi, tes, dan wawancara. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, siswa diberikan kesempatan untuk menemukan pengetahuannya sendiri dengan cara menganalisis dan menyelesaikan berbagai permasalahan nyata yang erat dengan kehidupan siswa. Aktivitas belajar siswa dari tahap prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 29,9%, sedangkan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,7%. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN Rowotamtu 02 Jember. Kata Kunci : Model pembelajaran berbasis masalah, aktivitas siswa, hasil belajar siswa Abstract This study aimed to improving the activities and the result of student s learning in SDN Rowotamtu 02 Jember on science learning by the implementation of problem based learning model. A problem that successfully identified on science learning in SDN Rowotamtu 02 Jember was the teacher less provide opportunities for students to find the concept of knowledge itself during the process of learning. Type of research used is Classroom Action Research (CAR). Collecting data uses the method of observation, documentation, test, and interview. With problem based learning model, students given the opportunity to find knowledge itself by means of analyzing and resolve the problems real tightly with student life. Learning activities of students of the prasiklus to the cycle I experienced an increase of 29.9%, while from cycle I to cycle II experienced an increase of 16,7%. Based on the results of this study indicate that the implementation of problem based learning in science learning can improve activities dan result study of 5 th grade students SDN Rowotamtu 02 Rambipuji Jember. Key Words : Problem based learning model, student s activities, the result of student s learning Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Alam merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan sehari-hari. [1] IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. [2] Pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar melalui pengalaman atau latihan. Materi peristiwa alam merupakan kejadian atau peristiwa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan memperhatikan hal tersebut, seorang guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk

belajar cara berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan suatu permasalahan serta untuk memperoleh pengetahuan yang esensial dari materi pelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang telah dilakukan pada guru kelas V SDN Rowotamtu 02 Jember diketahui bahwa aktivitas belajar siswa selama mengikuti mata pelajaran IPA relatif rendah. Hanya 10 dari 25 siswa yang tergolong aktif dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa siswa tersebut aktif bertanya jika ada materi pelajaran yang kurang dipahami dan juga aktif menjawab pertanyaan dari guru. Sementara itu, 16 siswa lainnya masih tergolong pasif dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar siswa di kelas V pada pembelajaran IPA rendah. Menurut hasil wawancara yang dilakukan pada guru kelas V diketahui bahwa sebagian besar siswa yang tergolong pasif, kurang dapat mengemukakan pendapatnya ketika guru memberikan pertanyaan atau ketika guru memberikan mereka kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang dimengerti. Hal ini disebabkan mereka masih malu dan belum terbiasa untuk menyampaikan pendapat atau bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. Selain itu, aktivitas belajar siswa yang rendah juga disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah. Guru masih belum menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan suatu masalah dan memecahkan sendiri masalah tersebut. Jadi, selama ini siswa hanya berperan mendengar, mencatat, dan mengerjakan latihan sedangkan guru yang lebih aktif dalam menjelaskan materi dan memberikan latihan kepada siswa. Pembelajaran seperti itu kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, membentuk, dan mengembangkan pengetahuannya sendiri. Permasalahan ini akhirnya berdampak pada rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam hal ini, guru dapat memilih model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa untuk dapat menemukan dan membangun konsep sendiri serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada prinsip bahwa masalah dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan ilmu baru. Model pembelajaran berbasis masalah mempunyai ciri umum yaitu menyajikan masalah yang autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada para siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. [3] Masalah autentik adalah masalah yang terdapat langsung dalam kehidupan nyata siswa dan bermanfaat langsung jika ditemukan penyelesaiannya. Masalah yang digunakan dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah bukan hanya sebagai latihan siswa saja, tetapi masalah tersebut harus dapat merangsang dan memicu siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang baik. [4] Model pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pemahaman konsep yang telah dipahaminya. Model ini akan membantu siswa memahami konsep lebih bermakna karena yang dipelajarinya dikaitkan dengan masalah yang bersinggungan langsung dengan kehidupan siswa. Model pembelajaran berbasis masalah ini sangat cocok diterapkan di SDN Rowotamtu 02 Jember mengingat kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan masih membosankan karena masih menggunakan metode ceramah. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Rowotamtu 02 Jember pada Pokok Bahasan Peristiwa Alam Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Rowotamtu 02 Jember yang beralamatkan di Jalan Airlangga No. 131 Rowotamtu Jember. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Rowotamtu 02 Jember yang berjumlah 25 siswa tediri atas 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1) aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh dari hasil observasi selama pembelajaran IPA berlangsung. Rumus untuk menganalisis aktivitas belajar siswa yaitu: aktivitas belajar siswa = P s = skor yang diperoleh x 100% skor maksimal Adapun kriteria aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Kriteria aktivitas belajar siswa Kriteria 75% P s 100% Sangat aktif 50% P s < 75% Aktif 25% P s < 50% Cukup aktif P s < 25% Tidak aktif 2) hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes siklus setelah pembelajaran IPA dilaksanakan. Ketuntasan hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus: Hasil belajar siswa = P k = n x 100% N

Adapun kriteria hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2 Tabel 2. Kriteria hasil belajar siswa Kriteria 75% P k 100% Sangat baik 50% P k < 75% Baik 25% P k < 50% Cukup baik P k < 25% Kurang baik Keterangan: Ps = persentase aktivitas belajar siswa Pk = persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal n = jumlah siswa yang tuntas belajar N = jumlah seluruh siswa Hasil dan Pembahasan 1) Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa yang diamati pada siklus I dan II adalah mendengarkan penjelasan dari guru, kemampuan siswa dalam bertanya atau berpendapat, kerja sama siswa dalam kelompok, kemampuan menyelesaikan masalah, serta kemampuan siswa menganalisis dan mengevaluasi masalah. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, diperoleh data bahwa aktivitas belajar siswa yang memiliki rata-rata persentase paling rendah adalah kemampuan siswa dalam bertanya atau berpendapat yaitu sebesar 51,3%. Siswa masih belum terbiasa untuk berani mengungkapkan pendapat atau bertanya jika ada yang belum dipahami. aktivitas belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dari tabel 3. Tabel 3 aktivitas belajar siswa pada siklus I No Aktivitas Belajar yang Diamati Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa (%) 1 Mendengarkan penjelasan dari guru 93,3 2 Kemampuan bertanya atau berpendapat 51,3 3 Kerja sama 71,4 4 Kemampuan menyelesaikan masalah 66,7 5 Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi masalah 66,7 Jumlah 349,4 Rata-rata 69,9 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa yang memilki persentase paling rendah adalah kemampuan siswa bertanya atau berpendapat, sedangkan aktivitas belajar siswa yang memiliki persentase paling tinggi adalah mendengarkan penjelasan dari guru yaitu sebesar 93,3%. Aktivitas belajar siswa dalam menyelesaikan masalah dan menganalisis serta mengevaluasi masalah memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 66,7%. Berdasarkan hasil persentase dari kelima aktivitas belajar siswa pada tabel 4.2 dapat diperoleh data bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal adalah 69,9%. ini mengalami peningkatan sebesar 29,9% dari tahap sebelumnya yakni tahap prasiklus dimana persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal pada tahap prasiklus adalah 40%. Sementara itu, berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus II, didapatkan hasil bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I. Antara kelima aktivitas belajar siswa yang diamati pada pertemuan I dan II, kemampuan siswa dalam bertanya atau berpendapat memiliki rata-rata persentase paling rendah yaitu 75,4%. Hal ini sama dengan yang terjadi pada siklus I, aktivitas belajar siswa dalam bertanya atau berpendapat memiliki rata-rata persentase paling rendah. Namun, persentase kemampuan bertanya atau berpendapat siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 24,1% dari siklus I. aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4 aktivitas belajar siswa pada siklus II No Aktivitas Belajar yang Diamati Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa (%) 1 Mendengarkan penjelasan dari guru 96 2 Kemampuan bertanya atau berpendapat 75,4 3 Kerja sama 88,7 4 Kemampuan menyelesaikan masalah 85,3 5 Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi masalah 87,4 Jumlah 432,8 Rata-rata 86,6 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa yang memiliki rata-rata persentase paling tinggi pada siklus II adalah aktivitas belajar siswa ketika mendengarkan penjelasan dari guru yaitu sebesar 96%. ini mengalami peningkatan sebesar 2,7% dari siklus I dimana persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 93,3%. Sementara itu, aktivitas belajar siswa yang paling utama dalam model pembelajaran berbasis masalah ini yaitu aktivitas siswa dalam menyelesaikan masalah sebesar mengalami peningkatan sebesar 18,6% dari siklus I. Berdasarkan persentase dari kelima aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal adalah 86,6%. aktivitas belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I yaitu sebesar 16,7%. Perbandingan persentase aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan II dapat dilihat pada gambar 1.

A = mendengarkan penjelasan dari guru B = bertanya atau berpendapat C = kerja sama D = menyelesaikan masalah E = menganalisis dan mengevaluasi masalah Gambar 1 Perbandingan persentase aktivitas belajar siswa siklus I dan II Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2) Hasil Belajar Siswa Penerapan model pembelajaran berbasis masalah bukan hanya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, tetapi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan kegiatan analisis terhadap hasil tes akhir siklus I diperoleh data bahwa persentase hasil belajar siswa adalah 72%. hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari tahap sebelumnya yakni tahap prasiklus. Soal tes akhir siklus I yang digunakan berjumlah 13 soal terdiri atas 8 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. Hasil analisis diketahui bahwa ada 7 siswa yang masih belum dapat dikatakan tuntas hasil belajarnya karena tidak dapat memenuhi standar KKM yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 68, sedangkan siswa yang memiliki hasil belajar lebih rendah dari tahap prasiklus adalah sebanyak 4 siswa. Pembelajaran pada siklus I ini belum dapat dikatakan tuntas karena siswa yang mendapatkan nilai 68 masih berjumlah 18 siswa atau 72%. Suatu pembelajaran dapat dikatakan tuntas secara klasikal jika 75% siswa telah mencapai standar KKM yang telah ditentukan yakni 68. Berdasarkan kegiatan analisis terhadap hasil tes akhir siklus II diperoleh hasil bahwa persentase hasil belajar siswa adalah 84%. pada siklus II ini mengalami peningkatan sebesar 12% dari siklus I. hasil belajar siswa pada siklus I adalah 72%. Soal tes akhir siklus II yang digunakan memiliki jumlah soal yang sama dengan siklus I yakni sejumlah 13 soal yang terdiri atas 8 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. Dari hasil analisis diketahui bahwa ada 4 siswa yang masih belum dapat dikatakan tuntas hasil belajarnya karena tidak dapat memenuhi standar KKM yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 68. Pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan tuntas karena siswa yang telah mendapatkan nilai 68 berjumlah 22 siswa atau 84%. 3) Temuan Penelitian Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian mulai dari tindakan pendahuluan sampai pelaksanaan siklus I dan siklus II diperoleh beberapa temuan. Adapun beberapa temuan selama penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut: (a) Selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, suasana kelas menjadi lebih aktif jika dibandingkan dengan tahap prasiklus. Selain itu, siswa terlihat lebih fokus terhadap materi pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru yang mengalami peningkatan dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Dalam pembelajaran ini, siswa selalu diajak untuk berpartisipasi dalam setiap tahap dalam model pembelajaran berbasis masalah. Selain itu, model ini memang memfokuskan kepada pemberian masalahmasalah nyata yang berada dalam kehidupan siswa. Sebagian besar siswa dapat lebih memahami materi peristiwa alam karena guru selalu memberikan contohcontoh permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa. (b) Kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran adalah pada saat presentasi, siswa masih kesulitan untuk menyatakan pendapatnya atau bertanya jika ada yang kurang dimengerti. Hal ini dapat diketahui dari persentase aktivitas belajar siswa dalam bertanya atau berpendapat memiliki persentase paling rendah dibandingkan aktivitas belajar siswa lainnya. (c) Waktu yang dibutuhkan untuk membiasakan siswa memiliki kemampuan menganalisis dan menyelesaikan cukup banyak karena selama ini siswa siswa tidak pernah dibiasakan melakukan kegiatan-kegiatan penyelesaian masalah.. Hal ini terlihat pada awal pembelajaran kemampuan siswa dalam menganalisis dan menyelesaikan permasalahan masih rendah. (d) Aktivitas belajar siswa dari tahap prasiklus sampai siklus II mengalami peningkatan. (e) Hasil belajar siswa dari tahap prasiklus sampai siklus II mengalami peningkatan. (f) Media video yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran terbukti dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa tetap fokus mengikuti kegiatan pembelajaran dan tidak sibuk sendiri atau ramai. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1) Penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas V SD Negeri Rowotamtu 02 Jember secara keseluruhan telah berjalan dengan baik dan lancar. Dalam model pembelajaran berbasis masalah siswa dibiasakan untuk mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-harinya agar siswa lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. Ada beberapa kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan pembelajaran, diantaranya : (1) masih terdapat siswa yang masih malu-malu dan belum percaya diri untuk bertanya atau berpendapat; (2) pada

awal pembelajaran kemampuan siswa dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah masih rendah, hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah. 2) Aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal yaitu sebesar 69,9%. Aktivitas belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 16,7%, dimana aktivitas belajar siswa pada siklus II yaitu sebesar 86,6%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. 3) Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran telah mengalami peningkatan dan mencapai ketuntasan secara klasikal. hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I mencapai 72%, persentase pada siklus I ini mengalami peningkatan dari tahap prasiklus sebesar 28%. Sementara itu, berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh data bahwa persentase hasil belajar siswa siklus II adalah 84%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran IPA pokok bahasan peristiwa alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Daftar Pustaka [1] Aly, A dan Eny, R. 1999. Ilmu Almiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara [2] Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara. [3] Suryanti. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surabaya : UNESA Press [4] Amir, M.T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta : Kencana