BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi dalam kenyataan atau kejadiankejadian yang ada di sekitarnya. Dalam cipta karya sastra bukan hanya ungkapan realita yang obyektif saja, karena di dalamnya juga diungkapkan nilai rasa yang tinggi. Karya sastra tercipta atas pandangan pengarang dalam mengembangkan pengetahuannya tentang kejadian dan keadaan sekitarnya, ada pula karya sastra yang tercipta atas imajinatif dari sang pengarang, atau suatu proses pengandaian, yang di dalam sastra disebut juga dengan karya sastra fiksi. Suatu karya sastra tercipta lebih merupakan hasil pengalaman, pemikiran, refleksi, dan rekaman budaya pengarang terhadap sesuatu hal yang terjadi dalam dirinya sendiri, dan masyarakat. Dunia nyata dengan masalah-masalah atau kenyataan-kenyataan terjadi di tengah-tengah masyarakat merupakan sumber inspirasi dan ekspresi bagi pengarang untuk menghasilkan sebuah karya sastra yang menarik dan mengasyikkan. Seperti halnya diungkapkan oleh (Esten dalam Wati, 2006:1) bahwa nilai yang harus dimiliki oleh cipta karya sastra itu adalah nilai-nilai estetika, nilai-nilai moral. Nilai moral terlihat 1
akan sikap terhadap apa yang akan diungkapkan dalam cipta sastra dan dalam bagaimana pengungkapannya itu. Bentuk nyata dari semua proses karya sastra berupa drama, puisi, cerpen, novel, ataupun bentuk karya sastra yang lainnya. Diantara bentuk karya-karya tersebut, novel merupakan bentuk-bentuk karya yang sangat mencerminkan kehidupan manusia. Novel merupakan suatu hasil karya sastra yang mengungkap masalah dengan fenomena-fenomena yang ada atau fakta dalam masyarakat tertentu yang turut mempengaruhi atau melingkupinya. Novel merupakan karya sastra yang bersifat realitas, yang berkembang dari nilai-nilai kehidupan nyata, karena sedikit banyak mengungkapkan nilai-nilai kehidupan manusia, baik itu nilai yang bertemakan kemanusiaan, sosial, budaya, agama, politik dan ekonomi yang ada dalam masyarakat. Seperti novel karya Arswendo Atmowiloto yang berjudul Dewi Kawi merupakan salah satu contoh kehidupan masyarakat bawah yang mempunyai cinta yang harus mereka perjuangkan dan berjuang hidup mencapai kesuksesan, dan tak pernah lupa akan seseorang yang telah menjadi inspirasi dan penyemangat dalam hidupnya. Pandangan pengarang yang tertuang dalam novel ini perlu untuk diketahui. Di samping itu, faktor sosial budaya dan latar belakang (strukturalisme genetika) apakah yang membuat pengarang menuliskan novel ini. Hal ini perlu diketahui karena bagaimanapun pengarang pasti 2
punya landasan kuat dan argumen dalam kapasitasnya sebagai salah satu individu kolektif yang merasakan dan mengetahui problem-problem sosial budaya dalam masyarakat dalam novel Dewi Kawi. Karya sastra khususnya novel yang menceritakan kehidupan seorang pelacur sering sekali kita jumpai, nampaknya pembahasan tentang seorang pelacur belakangan ini menjadi trendsetter. Novel Dewi Kawi adalah novel pendek karya Arswendo Atmowiloto yang penulisannya diselesaikan hampir bersamaan ketika menuliskan novelnya yang lain, yaitu Horeluya, Blakanis, 3 Cinta 1 Pria, dan Kau Memanggilku Malaikat (Dewi Kawi, 2008). Dalam kegiatan analisis suatu karya satra yang berlatar belakang sesuai dengan beberapa argumen di atas, maka peneliti tertarik mengangkat judul penelitian ini, Novel Dewi Kawi Karya Arswendo Atmowiloto: Sebuah Analisis Strukturalisme Genetik Dengan pendekatan sosiologis. Novel Dewi Kawi merupakan novel yang menarik untuk diteliti. Realitas dalam karya fiksi, yakni ilusi kenyataaan dan kesan meyakinkan yang ditampilkan kepada pembaca, tidak selalu merupakan kenyataan sehari-hari (Wellek & Warren,1990: 278). Novel Dewi Kawi ini menceritakan sisi lain dari kehidupan manusia. Problematika kehidupan di racik secara apik sehingga cerita yang disuguhkan pun seakan-akan merupakan suatu realitas dalam kehidupan. Perjuangan hidup yang keras hingga tokoh Eling mengalami kesuksesan serta kisah 3
pertemuan dengan Kawi hingga membuahkan kenangan manis dikemas secara rapi sehingga novel Dewi Kawi ini menarik untuk dibaca. 1.2 Permasalahan Penelitian Penelitian tentang strukturalisme genetik ini berangkat dari pandangan yang menyatakan bahwa sebuah karya sastra adalah sebuah struktur. Struktur sebuah karya sastra terbangun dari tiga substruktur yang dikaitkan dengan latar belakang pengarang tentang keadaan sosial masyarakat di sekitarnya. Penelitian strukturalisme genetik memandang karya sastra dari dua sudut yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Studi diawali dari kajian unsur intrinsik (kesatuan dan koherensinya) sebagai data dasarnya. Selanjutnya penelitian akan menghubungkan berbagai unsur secara ekstrinsik dengan realitas masyarakatnya untuk membentuk substruktur fakta kemanusiaan, objek kolektif, dan pandangan dunia. Karya dipandang sebagai sebuah refleksi zaman, yang dapat mengungkapkan aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa penting dari zamannya akan dihubungkan langsung dengan unsur-unsur intrinsik karya sastra (Endraswara, 2008:56). 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar masalah yang akan diteliti tidak meluas, sehingga penelitian ini terfokus dan tepat sasaran. Untuk yang pertama analisis unsur instrinsik novel Dewi Kawi yang dibatasi pada 4
unsur sudut pandang (point of view) pengarang. Dilanjutkan pada analisis strukturalisme genetika novel Dewi Kawi, yang dibatasi pada, fakta kemanusiaan yang diungkapkan pengarang dikaitkan dengan kehidupan sosial masyarakat, subjek kolektif yang diungkapkan pengarang dikaitkan dengan kelas sosial pengarangnya, serta pandangan dunia yang dikaitkan dengan pandangan tentang sebuah objek yang memiliki karakteristik universalitas. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah representasi Novel Dewi Kawi sebagai wujud fakta kemanusiaan? b. Bagaimanakah representasi Novel Dewi Kawi sebagai produk subjek kolektif? c. Bagaimanakah representasi Novel Dewi Kawi sebagai ekspresi pandangan dunia? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 5
a. Mendeskripsikan representasi Novel Dewi Kawi sebagai wujud fakta kemanusiaan. b. Mendeskripsikan representasi Novel Dewi Kawi sebagai produk subjek kolektif. c. Mendeskripsikan representasi Novel Dewi Kawi sebagai ekspresi pandangan dunia. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat membantu perkembangan penggunaan teori sastra khususnya teori kritik sastra strukturalisme genetik dan penggunaannya di dalam analisis sebuah karya sastra. b. Manfaat praktis penelitian ini adalah memperkaya wawasan peneliti pada khususnya, dan pembaca pada umumnya tentang seluk-beluk sebuah karya sastra ditinjau dari strukturalisme genetiknya. 6