BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat penting disamping kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi makanan adalah memasukkan sesuatu melalui mulut 1, sedangkan makanan olahan adalah makanan yang diolah dari bahan baku dengan proses teknologi yang sesuai dan atau ditambah dengan bahan pengawet atau bahan penolong serta tahan untuk disimpan 2. Dalam Islam, kehalalan makanan olahan sangatlah penting. Islam sangat memperhatikan sumber-sumber nutrisi yang akan masuk ke dalam tubuh manusia. Jika halal, ia boleh (halal) melakukan, menggunakan atau mengkonsumsinya, namun jika jelas keharamannya, harus dijauhkan dari diri seorang muslim. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam kitab suci Al-Qur an: Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (QS. al-baqarah (2). 168). 1 Proyek Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Ilmu Fiqih, Jakarta 1982, hal. 525. 2 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Modul Pelatihan Auditor Internal Halal, Jakarta: Departemen Agama RI., 2003, h. 134
Dewasa ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang pangan, telah berkembang pesat. Saat ini manusia dengan IPTEK-nya telah mampu mengubah apa saja yang terdapat dialam, sampai hal-hal yang mikro sekalipun. Sayangnya perkembangan tersebut ternyata berdampak pada status kehalalan produk makanan olahan yang dihasilkan. Karena secara teknis, konsumen tidak mengetahui apakah produk-produk makanan olahan yang dikonsumsinya tersebut, dihasilkan melalui suatu proses yang sesuai atau tidak dengan syari at Islam. Terlebih lagi jika produk tersebut berasal atau diproduksi dari negara yang penduduknya mayoritas non muslim seperti Korea Selatan. Sekalipun bahan bakunya berupa barang suci dan halal tidak tertutup kemungkinan dalam proses pengolahannya tercampur bahan-bahan yang haram atau najis. Kenajisan makanan bisa bermula dari bahannya yang memang sudah najis atau karena dalam proses produksinya terkena atau tercampur dengan benda najis atau haram. Korea Selatan saat ini sedang menjadi salah satu negara incaran para wisatawan asing dari berbagai belahan dunia, tidak terkecuali wisatawan muslim. Mayoritas masyarakat Korea Selatan tidak memiliki agama (atheis), agama Budha, agama Kristen Protestan, dan agama Katolik, oleh karena itu, Pemerintah Korea Selatan dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat muslim berupa produk makanan olahan Korea yang halal, membentuk sebuah lembaga pengkajian makanan halal yang dituangkan dalam sertifikat halal. Sertifikat halal ini bertujuan untuk memberikan kepastian kehalalan suatu produk
makanan olahan, sehingga dapat menenteramkan batin yang mengkonsumsinya. 3 Proses sertifikasi halal di Korea Selatan dilakukan oleh organisasi bernama Korea Muslim Federation (KMF), Muslim Student Association in Korea (MSAK), Indonesia Muslim Student in Korea (IMUSKA), dan Aspiring Malesia Rijjal (AMIR). Lembaga ini selain bertugas meneliti dan mengeluarkan sertifikat halal, mereka juga aktif dalam memberikan informasi produk makanan olahan yang halal, haram maupun syubhat bagi masyarat muslim yang berada di Korea Selatan melalui website atau media sosial lainnya seperti Facebook. Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa, jumlah turis muslim yang berkunjung ke Korea Selatan terus meningkat setiap tahunnya. Seperti pada tahun 2013 yang mencapai 620.000 wisatawan. Semakin meningkatnya muslim di Korea Selatan serta potensi pasar produk halal di dunia membuat banyak produsen asal Korea Selatan berlomba-lomba dalam mendaftarkan produknya ke lembaga pengkajian makanan halal Korea, hal ini berdampak baik pada peningkatan perekonomian Korea Selatan, serta semakin meningkatkan jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke Korea Selatan 3 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Panduan Sertifikasi Halal, Jakarta: Departemen Agama RI., 2003, h. 1.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam bentuk Tugas Akhir yang berjudul Upaya Pemerintah Korea Selatan Dalam Meningkatkan Produk Makanan Olahan Korea Yang Halal Untuk Di Konsumsi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini ialah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya Pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang Halal untuk di konsumsi? 2. Bagaimana produk makanan olahan Korea yang halal untuk di konsumsi? 3. Apa saja bahan yang terdapat pada produk makanan olahan Korea yang halal untuk di konsumsi? 1.3 Batasan Masalah Tugas akhir ini berfokus pada upaya pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi serta mendeskripsi bagaimana dan bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan produk makanan olahan Korea yang halal untuk di konsumsi. Penulis mengambil 5 (lima) contoh produk makanan olahan Korea, seperti: produk makanan olahan mie instan, makanan ringan (snack), roti, keju dan yogurt. Produk makanan olahan ini merupakan produk yang paling sering dikonsumsi oleh
masyarakat pada umumnya. dan dalam pembuatan produk-produk ini tidak terlepas dengan penggunaan bahan tambahan yang tidak jelas kehalalanya. Dalam melakukan penelitian ini penulis menganalisis studi pustaka dengan mengambil, menggabungkan, dan menganalisis data-data yang berasal dari buku atau informasi lainnya sehingga diperoleh data yang sudah diuji kebenarannya. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui bagaimana upaya pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi muslim. 2. Mengetahui bagaimana produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi 3. Mengetahui bahan yang terdapat pada produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan antara lain : Manfaat teoritis: Penelitian ini bermanfaat bagi penerapan hukum halal dalam Islam, terutama terkait dengan kandungan bahan makanan produk makanan olahan Korea.
Manfaat Praktis Memberikan informasi kepada pembaca upaya apa saja yang dilakukan pemerintah Korea Selatan dalam meningkakan produk makanan olahan Korea dan memberikan informasi bagaimana dan bahan-bahan apa saja yang terdapat didalam produk makanan olahan Korea halal untuk dikonsumsi muslim 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir yang berjudul Deskripsi Bahan Produk Makanan Olahan Korea Yang Halal Untuk Dikonsumsi adalah sebagai berikut: 1. Metode Penelitian Metode penelitian menggunakan metode deskriftif, menurut Nazir metode deskriptif merupakan metode untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah bahan-bahan yang terdapat pada kemasan produk makanan olahan Korea yang sudah bersertifikat halal dan yang belum bersertifikat halal 3. Metode Pengumpulan Data
Setelah menentukan jenis dan objek penelitian, selanjutnya dilakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: 1. Mengumpulkan informasi mengenai upaya pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang Halal untuk dikonsumsi 2. Mengumpukan informasi mengenai bagaiamana produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi dan apa saja bahan yang digunakan dalam pembuatan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi muslim. 3. Menerjemahkan data-data asing (bahasa Korea dan bahasa Inggris) ke dalam bahasa Indonesia. 4. Metode Analisis Data Untuk analisis data yang telah diperoleh dari berbagai sumber maka data tersebut diolah dengan langkah-langkah: 1) Meneliti bahan-bahan yang terdapat pada kemasan produk makanan olahan Korea dan mengelompokannya sesuai dengan status kehalalan bahan tersebut yang berpedoman pada Al-qur an dan hadist. 2) Menyimpulkan upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi. 3) Selanjutnya, menganalisis data dengan menggunakan kata-kata yang sederhana dan menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah utama dalam Tugas Akhir ini.
1.7 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penelitian lebih akurat penulis paparkan beberapa tinjauan pustaka yang terkait dengan permasalahan yaitu antara lain: Dr. Anna Priangani Roswiem, Ms dalam Buku Saku Produk Halal Makanan dan Minuman. Beliau mengemukakan bahan-bahan yang terdapat pada produk makanan yang halal dan haram. Thobieb Al-Asyhar dalam bukunya Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani. Beliau mengemukakan beberapa penemuan produk makanan dan minuman yang mengandung babi dan bahan berbahaya lainnya. Sementara itu, teori tentang makanan halal dalam hukum Islam telah banyak dibahas oleh para ulama, diantaranya: Muhammad Yusuf Qardhawi dalam karyanya Al Halal wal Haram fil Islam, Imam Al-Ghazali dalam karyanya Ihya Ulumuddin, dalam bab halal dan haram, Abdurrahman Ar-Rasyid dalam bukunya Halal Haram Menurut Al-Quran dan Hadist, dan beberapa literatur lain. Penulis juga merujuk pada buku-buku dan literatur yang membahas mengenai produk halal, antara lain: buku Pedoman Fatwa Produk Halal, buku Petunjuk Teknis Pedoman Sistem Produksi Halal dan buku Panduan Sertifikasi Halal yang diterbitkan oleh Departeman Agama RI tahun 2003, kemudian buku Himpunan Keputusan Musyawarah Daerah VII Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 dan Ijma Ulama Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia III Tahun 2009 yang diterbitkan Majelis Ulama Indonesia serta beberapa literatur lain.
1.8 Sistematika Penyajian Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: Bab I berisi tentang gambaran secara keseluruhan Tugas Akhir yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan-masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan Tugas Akhir. Bab II berisi tentang bagaimana upaya pemerintah dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi, konsep makanan halal meliputi pengertian makanan halal menurut Al-Qur an dan hadis, manfaat dan tujuan makanan halal bagi manusia, bahan tambahan makanan yang terdapat pada produk makanan olahan Korea, proses sertifikasi halal di Korea Selatan dan muslim di Korea Selatan. Bab III berisi tentang upaya pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi, produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi, dan bahan-bahan makanan yang tedapat pada produk makanan olahan Korea. Bab IV berisi tentang rangkaian dari penulisan Tugas Akhir dengan memberikan kesimpulan hasil penelitian dan saran.