BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada

BAB V PENUTUP. Minuman Olahan yang Belum Bersertifikat Halal (Studi Kasus Pada IKM di

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA. A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk

Jurnal EduTech Vol. 3 No.2 September 2017 ISSN: e-issn:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. manusia saja hewan serta tumbuhanpun juga memerlukan makanan, sebab makanan

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang penting untuk mencapai sasaran dalam bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB II LANDASAN TEORI. dimana banyak muncul produk-produk kosmetik dengan jenis dan

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, karena kepuasan pelanggan merupakan hal terpenting yang. satu faktor dalam memenangkan persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan ajaran agama dalam kehidupan. Al-Qur an menegaskan kepada

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi hidupnya, baik berupa kebutuhan jasmani maupun rohani. 1

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia, merupakan makhluk yang paling. sempurna, dengan dikarunia akal pikiran, paling disempurnakan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

Lomba Inovasi Penataan Ruang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara yang mendapat perhatian yang lebih besar. Pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ruhiyah (spritual) dan maliyah (material) tanpa terpenuhinya

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 43 Tahun 2012 Tentang PENYALAHGUNAAN FORMALIN DAN BAHAN BERBAHAYA LAINNYA DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB IV PENUTUP. 1. Bahwa setiap produk makanan dalam kemasan yang beredar di Kota. Bengkulu wajib mencatumkan label Halal, karena setiap orang yang

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dimana para pengguna teknologi sudah mampu menggunakan semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi akan menggerakkan dan menjalankan tujuan yang

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,


BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN MENGENAI PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK DI KOTA SEMARANG MENURUT HUKUM ISLAM

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. dan ukhrawi, masalahah duniawi ialah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 10 Tahun 2011 Tentang CARA PENSUCIAN EKSTRAK RAGI (YEAST EXTRACT) DARI SISA PENGOLAHAH BIR (BREWER YEAST)

Sejauh mana penanganan label halal yang dilakukan oleh MUI (LPPOM) sekarang?

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB IV. A. Analisis Terhadap Bentuk-Bentuk Perlindungan Konsumen Dalam Mas}lahah

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB IV ANALISIS DATA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat penting disamping kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi makanan adalah memasukkan sesuatu melalui mulut 1, sedangkan makanan olahan adalah makanan yang diolah dari bahan baku dengan proses teknologi yang sesuai dan atau ditambah dengan bahan pengawet atau bahan penolong serta tahan untuk disimpan 2. Dalam Islam, kehalalan makanan olahan sangatlah penting. Islam sangat memperhatikan sumber-sumber nutrisi yang akan masuk ke dalam tubuh manusia. Jika halal, ia boleh (halal) melakukan, menggunakan atau mengkonsumsinya, namun jika jelas keharamannya, harus dijauhkan dari diri seorang muslim. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam kitab suci Al-Qur an: Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (QS. al-baqarah (2). 168). 1 Proyek Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Ilmu Fiqih, Jakarta 1982, hal. 525. 2 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Modul Pelatihan Auditor Internal Halal, Jakarta: Departemen Agama RI., 2003, h. 134

Dewasa ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang pangan, telah berkembang pesat. Saat ini manusia dengan IPTEK-nya telah mampu mengubah apa saja yang terdapat dialam, sampai hal-hal yang mikro sekalipun. Sayangnya perkembangan tersebut ternyata berdampak pada status kehalalan produk makanan olahan yang dihasilkan. Karena secara teknis, konsumen tidak mengetahui apakah produk-produk makanan olahan yang dikonsumsinya tersebut, dihasilkan melalui suatu proses yang sesuai atau tidak dengan syari at Islam. Terlebih lagi jika produk tersebut berasal atau diproduksi dari negara yang penduduknya mayoritas non muslim seperti Korea Selatan. Sekalipun bahan bakunya berupa barang suci dan halal tidak tertutup kemungkinan dalam proses pengolahannya tercampur bahan-bahan yang haram atau najis. Kenajisan makanan bisa bermula dari bahannya yang memang sudah najis atau karena dalam proses produksinya terkena atau tercampur dengan benda najis atau haram. Korea Selatan saat ini sedang menjadi salah satu negara incaran para wisatawan asing dari berbagai belahan dunia, tidak terkecuali wisatawan muslim. Mayoritas masyarakat Korea Selatan tidak memiliki agama (atheis), agama Budha, agama Kristen Protestan, dan agama Katolik, oleh karena itu, Pemerintah Korea Selatan dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat muslim berupa produk makanan olahan Korea yang halal, membentuk sebuah lembaga pengkajian makanan halal yang dituangkan dalam sertifikat halal. Sertifikat halal ini bertujuan untuk memberikan kepastian kehalalan suatu produk

makanan olahan, sehingga dapat menenteramkan batin yang mengkonsumsinya. 3 Proses sertifikasi halal di Korea Selatan dilakukan oleh organisasi bernama Korea Muslim Federation (KMF), Muslim Student Association in Korea (MSAK), Indonesia Muslim Student in Korea (IMUSKA), dan Aspiring Malesia Rijjal (AMIR). Lembaga ini selain bertugas meneliti dan mengeluarkan sertifikat halal, mereka juga aktif dalam memberikan informasi produk makanan olahan yang halal, haram maupun syubhat bagi masyarat muslim yang berada di Korea Selatan melalui website atau media sosial lainnya seperti Facebook. Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa, jumlah turis muslim yang berkunjung ke Korea Selatan terus meningkat setiap tahunnya. Seperti pada tahun 2013 yang mencapai 620.000 wisatawan. Semakin meningkatnya muslim di Korea Selatan serta potensi pasar produk halal di dunia membuat banyak produsen asal Korea Selatan berlomba-lomba dalam mendaftarkan produknya ke lembaga pengkajian makanan halal Korea, hal ini berdampak baik pada peningkatan perekonomian Korea Selatan, serta semakin meningkatkan jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke Korea Selatan 3 Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Panduan Sertifikasi Halal, Jakarta: Departemen Agama RI., 2003, h. 1.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam bentuk Tugas Akhir yang berjudul Upaya Pemerintah Korea Selatan Dalam Meningkatkan Produk Makanan Olahan Korea Yang Halal Untuk Di Konsumsi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini ialah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya Pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang Halal untuk di konsumsi? 2. Bagaimana produk makanan olahan Korea yang halal untuk di konsumsi? 3. Apa saja bahan yang terdapat pada produk makanan olahan Korea yang halal untuk di konsumsi? 1.3 Batasan Masalah Tugas akhir ini berfokus pada upaya pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi serta mendeskripsi bagaimana dan bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan produk makanan olahan Korea yang halal untuk di konsumsi. Penulis mengambil 5 (lima) contoh produk makanan olahan Korea, seperti: produk makanan olahan mie instan, makanan ringan (snack), roti, keju dan yogurt. Produk makanan olahan ini merupakan produk yang paling sering dikonsumsi oleh

masyarakat pada umumnya. dan dalam pembuatan produk-produk ini tidak terlepas dengan penggunaan bahan tambahan yang tidak jelas kehalalanya. Dalam melakukan penelitian ini penulis menganalisis studi pustaka dengan mengambil, menggabungkan, dan menganalisis data-data yang berasal dari buku atau informasi lainnya sehingga diperoleh data yang sudah diuji kebenarannya. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui bagaimana upaya pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi muslim. 2. Mengetahui bagaimana produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi 3. Mengetahui bahan yang terdapat pada produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan antara lain : Manfaat teoritis: Penelitian ini bermanfaat bagi penerapan hukum halal dalam Islam, terutama terkait dengan kandungan bahan makanan produk makanan olahan Korea.

Manfaat Praktis Memberikan informasi kepada pembaca upaya apa saja yang dilakukan pemerintah Korea Selatan dalam meningkakan produk makanan olahan Korea dan memberikan informasi bagaimana dan bahan-bahan apa saja yang terdapat didalam produk makanan olahan Korea halal untuk dikonsumsi muslim 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir yang berjudul Deskripsi Bahan Produk Makanan Olahan Korea Yang Halal Untuk Dikonsumsi adalah sebagai berikut: 1. Metode Penelitian Metode penelitian menggunakan metode deskriftif, menurut Nazir metode deskriptif merupakan metode untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah bahan-bahan yang terdapat pada kemasan produk makanan olahan Korea yang sudah bersertifikat halal dan yang belum bersertifikat halal 3. Metode Pengumpulan Data

Setelah menentukan jenis dan objek penelitian, selanjutnya dilakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: 1. Mengumpulkan informasi mengenai upaya pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang Halal untuk dikonsumsi 2. Mengumpukan informasi mengenai bagaiamana produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi dan apa saja bahan yang digunakan dalam pembuatan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi muslim. 3. Menerjemahkan data-data asing (bahasa Korea dan bahasa Inggris) ke dalam bahasa Indonesia. 4. Metode Analisis Data Untuk analisis data yang telah diperoleh dari berbagai sumber maka data tersebut diolah dengan langkah-langkah: 1) Meneliti bahan-bahan yang terdapat pada kemasan produk makanan olahan Korea dan mengelompokannya sesuai dengan status kehalalan bahan tersebut yang berpedoman pada Al-qur an dan hadist. 2) Menyimpulkan upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi. 3) Selanjutnya, menganalisis data dengan menggunakan kata-kata yang sederhana dan menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah utama dalam Tugas Akhir ini.

1.7 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penelitian lebih akurat penulis paparkan beberapa tinjauan pustaka yang terkait dengan permasalahan yaitu antara lain: Dr. Anna Priangani Roswiem, Ms dalam Buku Saku Produk Halal Makanan dan Minuman. Beliau mengemukakan bahan-bahan yang terdapat pada produk makanan yang halal dan haram. Thobieb Al-Asyhar dalam bukunya Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani. Beliau mengemukakan beberapa penemuan produk makanan dan minuman yang mengandung babi dan bahan berbahaya lainnya. Sementara itu, teori tentang makanan halal dalam hukum Islam telah banyak dibahas oleh para ulama, diantaranya: Muhammad Yusuf Qardhawi dalam karyanya Al Halal wal Haram fil Islam, Imam Al-Ghazali dalam karyanya Ihya Ulumuddin, dalam bab halal dan haram, Abdurrahman Ar-Rasyid dalam bukunya Halal Haram Menurut Al-Quran dan Hadist, dan beberapa literatur lain. Penulis juga merujuk pada buku-buku dan literatur yang membahas mengenai produk halal, antara lain: buku Pedoman Fatwa Produk Halal, buku Petunjuk Teknis Pedoman Sistem Produksi Halal dan buku Panduan Sertifikasi Halal yang diterbitkan oleh Departeman Agama RI tahun 2003, kemudian buku Himpunan Keputusan Musyawarah Daerah VII Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 dan Ijma Ulama Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia III Tahun 2009 yang diterbitkan Majelis Ulama Indonesia serta beberapa literatur lain.

1.8 Sistematika Penyajian Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: Bab I berisi tentang gambaran secara keseluruhan Tugas Akhir yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan-masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan Tugas Akhir. Bab II berisi tentang bagaimana upaya pemerintah dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi, konsep makanan halal meliputi pengertian makanan halal menurut Al-Qur an dan hadis, manfaat dan tujuan makanan halal bagi manusia, bahan tambahan makanan yang terdapat pada produk makanan olahan Korea, proses sertifikasi halal di Korea Selatan dan muslim di Korea Selatan. Bab III berisi tentang upaya pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi, produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi, dan bahan-bahan makanan yang tedapat pada produk makanan olahan Korea. Bab IV berisi tentang rangkaian dari penulisan Tugas Akhir dengan memberikan kesimpulan hasil penelitian dan saran.