BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM. (Telaah Historis dari Tahun 2003 s/d 2012) NASKAH PUBLIKASI

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di. bidang pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. dan unsur penunjang lainnya termasuk sumber dana. Potensi - potensi itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. didik ke arah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab. Untuk. hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

Penerapan Strategi Active Learning Dalam Pembelajaran Akidah Di Pondok Pesantren Islam Darusy Syahadah Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia, sebab dari gurulah segala

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENILITIAN

POLA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL-AMIN PALUR MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, t.th.), h Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemuliyaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SIMO TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN ALIRSYAD DITINJAU DARI ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN TESIS

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perancang pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif, karena datanya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

2. BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren yang dikenal berbasis Entrepreneur. Hal ini bisa dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pesantren. Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motto pondok pesantren Al-Basyariyah adalah Mau memimpin

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. telah berdiri sejak abad ke-13 seiring dengan masuknya agama Islam di

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MODEL PENELITIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan primer. Suatu bangsa tidak akan. bisa maju tanpa didukung kualitas pendidikan yang baik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Timur Tengah yang kemudian hidup membaur dengan penduduk lokal.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan pribadi yang komplek sehingga sulit dipelajari secara tuntas. Oleh sebab itu, masalah pendidikan tak akan pernah selesai, ini dikarenakan hakikat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupannya. Tujuan pendidikan dalam Islam sendiri adalah untuk mencapai manusia sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Dalam rangka mencapai tujuan ini, ilmu dan agama tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Agama tanpa ilmu tidak akan membawa manusia kepada hidup yang terang, sementara ilmu sendiri yang terlepas dari agama dapat menyesatkan manusia. Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam dengan fasilitas asrama yang digunakan para santri untuk menerima pendidikan agama. Namun bukan berarti setiap lembaga pendidikan yang menyediakan asrama bagi peserta didiknya dapat dikatagorikan sebagai pesantren. Menurut Dhofier (1982: 44) karakteristik fisik yang membedakan antara pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya antara lain dibedakan dari unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, yang biasanya terdiri dari kyai, masjid, asrama, santri dan kitab kuning. 1

2 Pesantren adalah dimensi pendidikan yang memiliki elemen-elemen penunjang yang khas, baik elemen yang bersifat hard-ware seperti masjid, pondok, ruang belajar, kitab-kitab dan lain sebagainya. Selain itu pesantren mempunyai elemen yang bersifat soft-ware, seperti tujuan pendidikan, kurikulum, metode pengajaran, sistem evaluasi, dan perangkat lainnya yang menunjang proses belajar mengajar. Kegiatan pendidikannya pun diselenggarakan menurut aturan pesantren itu sendiri dan didasarkan atas prinsip keagamaaan. Namun demikian, pesantren bukan berarti tidak mempunyai kelemahan dan kekurangan. Menurut Amien Rais (1987: 24) ada beberapa kelemahan pesantren yang perlu segera dibenahi antara lain (1) alumni pesantren umumnya mempunyai pikiran yang sempit dan tidak percaya diri ketika bersentuhan dengan kehidupan riil di masyarakat yang selalu berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) pesantren pada umumnya tidak melengkapi para santrinya dengan berbagai skill yang patut diandalkan untuk menghadapi tantangan hidup di zaman modern ini; (3) pesantren umumnya tertutup untuk menerima perubahan sehingga amat susah untuk mengikuti perkembangan yang terus bergerak. Untuk itu perlu adanya perbaikan dengan cara melakukan rekonstruksi terhadap pendidikan yang ada. Kesadaran dalam mengadakan perubahan terhadap pendidikan pesantren, untuk memperbaharui atau modernisasi pendidikan Islam, akhirnya banyak pondok pesantren yang mulai berbenah dan

3 memodernisasi sistem pendidikan, manajemen dan kurikulumnya, terutama dengan mengenalkan ilmu-ilmu sekuler kepada santri. Corak kelembagaan pondok pesantren yang dilakukan era sekarang adalah merupakan konsekuensi logis dari perjalanan pesantren. Perubahan dan penyesuaian yang terjadi dalam dunia pesantren menunjukan bahwa visi, misi dan kepemimpinan pondok pesantren mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan kehidupan masyarakat serta sistem pendidikan nasional. Fakta diatas merupakan suatu bukti bahwa pesantren dapat melakukan pembaharuan pendidikannya. Perubahan dan dinamika yang terjadi dalam pesantren sampai saat ini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sebagian pesantren mampu bersaing dengan sekolah negeri baik di bawah Kemendiknas maupun Kemenag. Sebagian para santri menguasai dan punya prestasi yang lebih unggul dari siswa-siswi di sekolah yang bukan pesantren. Mereka mampu bersaing dalam mata pelajaran umum dan agama. Dan bahkan beberapa pesantren senantiasa menyelenggarakan pendidikan, pembinaan dan pengembangan santri untuk keunggulan dan kesempurnaan melalui program pendidikan yang utuh dan terpadu. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta yang beralamatkan di Jln. KH. Samanhudi No.03 Tegalsari Bumi Laweyan Surakarta. Pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam menerapkan sistem pendidikan modern sebagaimana lembaga pendidikan sekolah yang menerapkan sistem asrama (Islamic Boarding School). Pondok ini memiliki motto Iso Ngaji Lan Ora Kalah Karo Sekolah Negeri, tidak heran jika kurikulum pesantren

4 didesain dengan mengkolaborasikan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum secara seimbang. Salah satu karakteristik modernisasi Pondok Pesantren Ta mirul Islam ditandai dengan digunakannya bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan keseharian di Pondok Pesantren. Kegiatan Belajar Mengajar Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta meliputi beberapa unit kegiatan dari Kelompok Bermain (KB)/ Taman Kanak- Kanak (TK) sampai Ma had Aly (Setingkat Perguruan Tinggi). dan sampai saat ini pada kenyataannya pesantren Ta mirul Islam telah mampu melahirkan out put yang mampu berkiprah di berbagai lapisan masyarakat dan bisa bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan yang ada. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pendidikan di Pondok Pesantren Ta mirul Islam. Adapun judul yang penulis ajukan adalah: Pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam (Telaah Historis dari Tahun 2003 s/d 2012). B. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi salah penafsiran pada judul yang penulis ajukan, maka penulis jelaskan pengertian judul di atas: 1. Pendidikan Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Ahmad D.Marimba, 1989: 19). Dari keterangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu bentuk atau model pendidikan oleh pendidik terhadap peserta

5 didik dalam rangka mengubah sikap dan tata laku baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kedewasaan dan perilaku yang utama melalui pengajaran dan pelatihan. 2. Pondok Pesantren Pondok pesantren adalah gabungan dari kata pondok dan pesantren. Istilah pondok, berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab yang berarti rumah penginapan atau hotel. Akan tetapi, pesantren di Indonesia khususnya di pulau Jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri. Istilah pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri. (Zamakhsyari Dhofier, 1984: 18). Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa pondok pesantren adalah tempat orang-orang yang belajar agama Islam dengan adanya bimbingan seorang guru/kyai/ustadz serta mereka menjadikan tempat itu juga sebagai penginapan. 3. Ta mirul Islam Ta mirul Islam adalah salah satu nama lembaga pendidikan Islam di kota Surakarta, sejenis pondok pesantren modern yang menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan beberapa unit pendidikan serta menyediakan asrama untuk tempat tinggal para santrinya. Adapun maksud judul diatas adalah suatu bentuk atau model pendidikan yang digunakan di Pondok Pesantren Ta mirul Islam dalam

6 rangka mengubah sikap dan tata laku para santri baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kedewasaan dan prilaku yang utama melalui pengajaran dan pelatihan. C. Rumusan Masalah Berangkat dari permasalahan di atas, maka persoalan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana bentuk pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam? 2. Apa Tujuan pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian: 1. Tujuan Tujuan penelitian ini mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu: a. Untuk mendiskripsikan bentuk pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta b. Mengetahui tujuan pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. 2. Manfaat Hasil penelitian tentang pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat teoritisnya yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Karya ilmiah ini diharapkan mampu memberi sumbangsih pemikiran mengenai kajian pesantren khususnya tentang pendidikan di pondok pesantren.

7 b. Menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam. c. Sebagai dasar pijakan untuk penelitian selanjutnya. Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah : a. Bagi Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta, karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk pengembangan dan kemajuan dalam meningkatkan mutu pendidikan di pondok pesantren. b. Bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta, karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan jurnal ilmiah dalam kategori hasil karya mahasiswa. E. Kajian Pustaka Penelitian ini mengkaji tentang pendidikan pondok pesantren. Pembahasan mengenai pendidikan pondok pesantren sebenarnya bukanlah hal yang baru. Namun demikian bukan berarti pembahasan mengenai pendidikan pondok pesantren menjadi tidak penting. Dalam skripsi ini penulis akan lebih spesifik membahas tentang pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang peneliti angkat antara lain adalah : 1. Nurjanah, Suci UMS (2010), skripsi berjudul Peran Pendidikan Pesantren dalam membentuk kemandirian belajar santri (Studi Kasus Santriwati Kulliyatul Mu allimat Al-Islamiyyah Ta mirul Islam Surakarta tahun 2009-

8 2010). Dengan hasil penelitian bahwa peran pendidikan Pesantren Ta mirul Islam adalah dengan menerapkan pendidikan partisipatif baik dalam pendidikan formal maupun non-formal, yaitu pendidikan yang lebih melibatkan keaktifan santri. 2. Susnawati, Ayuk UMS (2011), skripsi berjudul Pondok Pesantren Ta mirul Islam (Tinjauan Historis dan Filosofis Pendidikan yang diterapkan) dari hasil penelitian ini adalah : Pola pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam memakai pola/bentuk Pondok Pesantren Kholafi/Modern, akan tetapi tidak mengesampingkan pembelajaranpembelajaran yang diterapkan di pondok salafi/salaf, Pondok Modern Ta mirul Islam di atas dan untuk semua golongan, Motto Pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam Iso Ngaji Lan Ora Kalah Karo Sekolah Negeri. 3. Azyumardi Azra (2001), dalam bukunya Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru menyatakan bahwasannya karakteristik pendidikan yaitu: a. Karakteristik pendidikan Islam adalah penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah. b. Karakteristik berikutnya adalah pengakuan akan potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang dalam suatu kepribadian. Setiap pencari ilmu dipandang sebagai makhluk Tuhan yang perlu

9 dihormati dan disantuni, agar potensi-potensi yang dimiliki dapat teraktualisasi dengan sebaik-baiknya. 4. Syukri Zarkasyi (2005), dalam bukunya Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren mengemukakan bahwa manajemen pendidikan di Pondok Modern Gontor dapat dijadikan salah satu rujukan oleh lembagalembaga pendidikan sejenis dalam melakukan transformasi di pesantren. Hal ini berdasarkan pengalaman Pondok Gontor yang selalu istiqomah untuk tidak merubah sistem pendidikan yang sudah ada sejak mulai didirikan sampai sekarang (kurang lebih 82 tahun), bahkan tidak mau mengikuti kurikulum pemerintah dengan madrasahnya). Berdasarkan penelitian diatas, serta kajian terhadap beberapa buku tentang pendidikan dan pondok pesantren, maka penulis terinspirasi untuk meneliti tentang pendidikan di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Jl. KH Samanhudi No. 03 Tegalsari, bumi, Laweyan, Surakarta yang sebelumnya belum pernah diteliti, sehingga penelitian ini memiliki unsur kebaruan. F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur atau cara untuk menyelesaikan masalah dengan cara memaparkan keadaan obyek yang akan diteliti baik seseorang, masyarakat atau lembaga sebagaimana semestinya berdasarkan fakta yang ada. Penelitian ini terjun kelapangan, mempelajari, menganalisis,

10 menafsirkan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada dilapangan (Margono, 1997: 38). Kualitatif adalah penelitian yang dilakukan secara ilmiah atau penelitian yang tidak mengadakan perhitungan (Moleong, 2002: 2). Oleh karena dalam penelitian ini hanya menggambarkan tentang pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. 2. Subyek dan Tempat Penelitian Penentuan subjek dan penetapan lokasi penelitian berkaitan dengan data dan informasi yang akan diperoleh sesuai dengan masalah dan subyek penelitian. Yaitu dimana melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Subyek penelitian ini adalah Pondok Pesantren Ta mirul Islam yang meliputi para ustadz, karyawan dan para santri serta sarana dan prasarana penunjang lainnya. Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat di pondok pesantren Ta mirul Islam Jl. KH Samanhudi No. 03 Tegalsari, bumi, Laweyan, surakarta Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. Peneliti memilih tempat di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta karena ditunjang dengan letaknya strategis yang berada di tengah kota sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan umum. 3. Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang di gunakan adalah sebagai berikut : a. Metode Wawancara

11 Lexy J. Moleong ( 2002 : 135 ) mengatakan bahwa wawancara adalah metode percakapan yang di lakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan di wawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut yang di kerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian. Dengan metode wawancara diharapkan mampu memperoleh data yang detail dari informan. Wawancara ini dibutuhkan untuk memperoleh data mengenai pendidikan di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta secara langsung dan transparan. b. Metode Observasi Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Metode observasi digunakan untuk mengamati pelaksaaan aktivitas di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. c. Metode Dokumentasi Menurut Lexy J. Moleong ( 2002 : 161 ), dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Metode ini digunakan untuk memperoleh data teori yang ilmiah serta landasan teori yang benar, akurat dan terpercaya. Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui data daftar ustadz/kyai dan pemimpin, alamat ustadz/kyai dan pemimpin serta untuk mengambil dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pendidikan di Pondok

12 Pesantren Ta mirul Islam Surakarta seperti profil, gambar, dan dokumendokumen penunjang lainnya. G. Sistematika Penulisan Untuk menjadikan penulisan skripsi ini lebih sistematis dan terfokus, maka penulis menyajikan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum penulisan skripsi. Adapun sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, parumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan Bab II : Pendidikan Pondok Pesantren. Pada bab ini akan diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya yang berkaitan dengan teori dan pengertian pendidikan pondok pesantren, bentukbentuk pendidikan pondok pesantren serta faktor-faktor pendukung pendidikan pondok pesantren. Bab III : Pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta. Dalam bab ini dibahas tentang berbagai hal yang terkait dengan Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta yang meliputi kajian historis, struktur kelembagaan, keadaan ustadz/ustadzah dan santri, sarana dan prasarana. selanjutnya akan membahas tentang pendidikan yang dilaksanakan. Bab IV : Analisis Data. Pada bab ini dibahas tentang pendidikan Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta yang meliputi proses pendidikan dan tujuan pendidikannya. Bab V : Penutup. Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.