BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengunaan dana sehingga efektivitas dan efisien penggunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan reformasi di segala bidang.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik pada saat ini merupakan profesi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam rangka menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pada pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi laporan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas yang dihasilkan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam semua area profesi akuntansi Louwers et al. dalam (Husein, 2004). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BABl PENDAHULUAN. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan akuntansi didalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan. Auditor pemerintah terdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien (Deangelo, 1981).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas keuangan komersial maupun non kormersial (Carolita dkk, 2012). Profesi auditor yang merupakan suatu pekerjaan yang berlandaskan pada pengetahuan yang kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh individu dengan kemampuan dan latar pendidikan tertentu. Salah satu tugas auditor dalam menjalankan profesinya yaitu untuk menyediakan sebuah informasi yang sangat berguna bagi publik untuk suatu pengambilan keputusan ekonomi. Sebagai profesi auditor harus bersifat independen dan berkomitmen secara eksplisit dalam melayani kepentingan publik. Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, aset utama yang harus dimiliki oleh sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah tenaga kerja yang profesional agar dapat bertanggung jawab pada publik, para auditor harus berupaya untuk meningkatkan kemampuan atau kinerja dalam menjalankan profesinya sebagai auditor. Terdapat ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan seorang auditor, yaitu pengetahuan serta pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditannya, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan dan pengetahuan yang berhubungan dengan bidang auditing dan akuntansi. Selain itu, Carolita dkk (2012) menyatakan bahwa akuntan 1

2 dipandang sebagai suatu profesi karena memiliki ciri-ciri yaitu: 1. membutuhkan dasar pengetahuan tertentu supaya dapat melaksanakan pekerjaan profesi tersebut dengan baik (common body of knowledge), 2. harus memiliki syarat-syarat tertentu untuk menerima anggota (standard of admittance), 3. harus mempunyai kode etik dan aturan main (code of ethic and code of conduct), 4. harus memiliki standar untuk menilai pekerjaan (standar of perfomance). Dalam hal ini, berarti di dalam diri seorang akuntan profesional terdapat suatu sistem nilai atau norma yang mengatur tentang perilaku mereka dalam suatu proses pelaksaan tugas. Pengembangan dan kesadaran etik atau moral memainkan peran penting di dalam semua era profesi akuntansi (Louwers dkk., 1997 dalam Carolita, 2012). Akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etika yang melibatkan pilihan-pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. Dilema yang sering terjadi dalam setting auditing, misalnya dapat terjadi ketika auditor dan klien tidak sepakat terhadap beberapa aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan. Dalam keadaan ini, klien bisa mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Klien dapat menekan auditor untuk mengambil tindakan yang dapat melanggar standar pemeriksaan. Sehingga dapat dianggap bahwa auditor yang termotivasi oleh etika profesi dan standar pemeriksaan, maka auditor akan berada dalam situasi konflik. Memenuhi tunutan klien, berarti bisa melanggar standar. Sedangkan kalau tidak memenuhi tuntutan klien, bisa menghasilkan sangsi oleh klien berupa kemungkinan penghentian penugasan (carolita, 2012).

3 Profesi akuntan publik sangat bertanggung jawab untuk memberikan suatu penilaian atas kewajaran dari sebuah laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat pada umumnya, dan para pelaku bisnis khususnya, memperoleh infomasi tentang keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi. Seorang akuntan juga bertanggung jawab apabila ada terjadi manipulasi-manipulasi keuangan. Seperti yang terjadi pada khasus Enron, salah satu KAP big four Arthur Andersen, menjadi pihak yang bertanggung jawab atas runtuhnya Enron menjadi suatu persoalan besar bagi profesi akuntan publik dan menjadi tantangan berat untuk memperbaiki citra profesi audit. Dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan penerapan prinsipprinsip audit dan prosedur audit serta berperilaku etis dan berperilaku bermoral dalam profesi audit merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan kualitas audit. Akuntan publik yang diperkerjakan oleh kantor akuntan publik dapat mengalami konflik-konflik organisasionalprofesional baik yang berpengaruh dalam lingkungan maupun diluar lingkungan. Sedangkan penelitian menurut Kalbers dan Forgarty (1995), dalam Carolita (2012), menyatakan bahwa komitmen organisasi memiliki 3 (tiga) faktor karakteristik yaitu: 1. keinginan yang kuat seseorang untuk mempertahankan keanggotaannya dalam suau organisasi, 2. kesediaan untuk meningkatkan upaya yang lebih baik sebagai bagian dalam organisasi, 3. keyakinan dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi. Komitmen

4 organisasional yang tinggi berarti pemihakkan pada organisasi yang memperkerjakannya. Komitmen organisasi yang tinggi yang dimiliki oleh akuntan yang berkerja dalam organisasi profesional akan mempunyai komitmen organisasional yang tinggi pula. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhada p terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini wajar, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya pengelolaan (bad governance) dan buruknya birokrasi (Ayuningtyas, 2012). Menurut Mardiasmo (2005), dalam Ayuningtyas (2012), terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan audit. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan audit (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Prinsip-prinsip perilaku yang berlaku bagi auditor antara lain integritas, obyektifitas dan kompetensi. Integritas diperlukan agar auditor

5 dapat bertindak jujur dan tegas dalam melaksanakan audit. Obyektifitas diperlukan agar auditor dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi oleh tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan atas hasil audit serta kompetensi auditor didukung oleh pengetahuan, dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas (ayuningtyas, 2012). Pengalaman kerja merupakan suatu ukuran tentang lamanya waktu atau masa kerja seorang auditor dalam melakukan audit dan jumlah tugas pemeriksaan yang telah dilakukannya (Sukria, 2009). Dalam profesi auditor, pengalaman akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya untuk melakukan audit serta semakin kompleksnya transaksi keuangan perusahaan yang diaudit agar memperluas pengetahuan dibidangnya, (Christiawan, 2002). Dan dapat dikatakan, jika seseorang auditor yang mempunyai lama masa kerja dan pengalaman yang dimilikinya maka akan semakin baik dan meningkat pula kualitas audit, (Alim, 2007). Hasil penelitian Sukriah (2009), menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Terdapat banyak artikel yang telah menjelaskan tentang hubungan antara pengalaman kerja terhadap kualitas hasil audit. Sedangkan penelitian yang dilakukan Asih (2006), menyatakan bahwa pengalaman auditor baik dari sisi lama berkerja, banyaknya tugas maupun banyaknya jenis perusahaan yang diaudit berpengaruh positif terhadap keahlian auditor dalam bidang auditing. Independensi dimaksudkan bahwa seorang auditor mempunyai kebebasan posisi dalam mengambil sikap maupun penampilannya dalam

6 hubungan dengan pihak luar yang terkait dengan tugas yang dilaksanakannya (Sukria, 2009). Seorang akuntan diharuskan mempunyai karakter yang salah satu yaitu Independensi, karakter ini sangatlah penting untuk profesi akuntan publik di dalam melaksanakan pemeriksaan atau melakukan audit terhadap kliennya. Kepercayaan yang diberikan oleh klien kepada akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan dan para pengguna laporan keuangan agar dapat membuktikan kewajaran laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan oleh klien. Independensi merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi sebuah profesionalisme seorang akuntan dalam membentuk integritas pribadi yang tinggi. Alim dkk (2007), menemukan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Obyektifitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain yang berkepentingan. Standar umum dalam Standar Audit APIP menyatakan bahwa dengan prinsip obyektifitas auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Penelitian lain menyebutkan bahwa hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi obyektifitas dan dapat mengakibatkan pihak ketiga berkesimpulan bahwa obyektifitas auditor tidak dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas berkepentingan dengan laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan, (Sukriah dkk, 2009), dalam (Ayuningtyas,

7 2012). Hubungan laporan keuangan dengan klien sangatlah dapat mempengaruhi objektivitas dan dapat menimbulkan pihak ketiga yang dapat berkesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak dapat dipertahankan. Sehubungan dengan kepentingan keuangan, seorang auditor jelas berkepentingan dengan laporan hasil audit yang diterbitkan. Oleh sebab itu, semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin baik kualitas hasil auditnya (Carolita, 2012). Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Sukriah (2009), dalam Ayuningtyas (2012), menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya, (Pusdiklatwas BPKP, 2005). Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, dan pengalaman yang berhubungan dengan perkerjaan akuntan publik sebagai auditor. Kemungkinan auditor menemukan serta melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi pada perusahaan sangatlah besar seperti yang telah ditetapkan pada standar akuntansi dan standar audit yang berlaku. Kompetensi auditor merupakan kemampuan seorang auditor untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki nya dalam

8 melakukan audit sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, dan obyektif. Menurut Christiawan (2002) dan Alim dkk (2007) jika seorang auditor mempunyai kompetensi yang tinggi maka akan semakin baik kualitas hasil auditnya. Komitmen organisasi merupakan keadaan yang seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaanya dalam organisasi tersebut menurut (Carolita, 2012). Individual dengan komitmen organisasional yang tinggi dikarakterkan dengan penerimaan dan kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan tujuan organisasi; keinginan untuk berusaha sekuat-kuatnya demi kepentingan organisasi; dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi (Mowday dkk,1979, dalam Faisal, 2007). Dalam konteks auditing, komitmen organisasional telah menarik perhatian peneliti dan praktisi karena potensinya dalam meningkatkan kualitas audit. Komitmen yang tepat akan memberikan motivasi yang tinggi dan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja suatu pekerjaan. Jika auditor merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai organisasional yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga kinerjanya dapat meningkat. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi komitmen seorang auditor pemerintah terhadap organisasi, maka kinerja auditor pemerintah akan semakin baik kualitas auditnya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian (Carolita, 2012). Penelitian ini memiliki kesamaan, bahwa penelitian saat ini menggunakan

9 variabel yang sama pada peneliti sebelumnya diantaranya, variabel pengalaman kerja, independensi, integritas, obyektifitas, kompetensi dan komitmen organisasi terhadap kualitas audit. Namun perbedaan pada penelitian ini terdapat pada obyek yang akan diteliti. Penelitian sebelumnya berada di Semarang, sedangkan penelitia n saat ini berada di Jogyakarta, dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tersebar di wiayah jogyakarta sebagai obyek penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengangkat judul PENGARUH PENGALAMAN, INDEPENDENSI, OBYEKTIFITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada KAP di Jogyakarta) B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pengalaman kerja, independensi, Obyektifitas, integritas, kompetensi dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kualitas Audit? C. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi dan komitmen organisasi terhadap kualitas Audit. D. Manfaat penelitian 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman serta menjadi referensi bagi para pembaca atau peneliti

10 berikutnya mengenai pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, dan komitmen organisasi terhadap kualitas audit. 2. Bagi kantor akuntan publik, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam praktik Akuntan Publik. Bagi manajemen perusahaan, hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengambil maupun menetapkan kebijakankebijakan perusahaan yang berkaitan dengan penugasan auditor independen. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi organisasi SPI (satuan pengawas intern) terutama BPK (badan pemeriksa keuangan) dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga eksternal yang independen dalam melakukan audit laporan keuangan daerah jogyakarta. E. Sistematika penulisan Dalam laporan penelitian ini, sistematika pembahasan terdiri atas lima bab. Masing-masing uraian yang secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut; BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan tentang yang mendasari penelitian ini serta hasil-hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan dan berkaitan dengan

11 pengaruh independensi, pengalaman dan komitmen organisasi terhadap kualitas audit. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian, obyek penelitian jenis dan sumber data, metode pengumpulan data teknis analisis data. BAB IV : ANALISA DATA Dalam bab ini peneliti mencoba me nganalisa dan membahas pengaruh pengalaman, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi, dan komitmen organisasi terhadap kualitas audit. BAB V : PENUTUP Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan dan saran-saran yanga dapat dijadikan masukan dari berbagai pihak yang berke pe ntingan.