a. Kedua lembaga sama-sama menanamkan nilai-nilai keagamaan dengan b. Kedua lembaga mementingkan suksesnya pembelajaran dengan bukti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan sikap manusia. Proses pendidikan dilakukan oleh siapapun, dimanapun,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam proses

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa Pengelolaan Pembelajaran Mata Pelajaran Leadership Life

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab. Sebaliknya, jika memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dunia pendidikan pada abad ke-21 akan tergantung pada sejauh mana kita mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

I. PENDAHULUAN. pembentukan karakter anak. Sangatlah penting sebagai seorang guru untuk. mendidik dan membimbing anak untuk mengembangkannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada murid.

BAB VI PENUTUP. pembelajaran PAI berbasis Kurikulum Gontor di MA Al-Mawaddah 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

2014 PEMBELAJARAN BERMOD EL SIKLUS BELAJAR 7E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS D AN PENGUASAAN KONSEP SISWA PAD A MATERI HID ROKARBON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

Kelebihan Kelemahan Model Belajar Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB V PENUTUP. Contextual Teaching Learning pada pembelajaran fikih di MTs Al Khairiyah Kaliawi

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 1. hlm Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

207 Dari kedua temuan di atas, dapat disimpulkan persamaan kedua lokasi adalah sebagai berikut: a. Kedua lembaga sama-sama menanamkan nilai-nilai keagamaan dengan baik yang terlihat dalam kegiatan pembiasaan seperti bersalaman dan mengucapkan salam. b. Kedua lembaga mementingkan suksesnya pembelajaran dengan bukti adanya MGMPS(Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah) untuk menjabarkan dari perangkat pembelajaran c. Keduanya mempunyai peran dan praktik yang sama, yaitu sebagai fasilitator, motivator dan administrator. d. Adanya upaya guru PAI untuk mengaktifkan kegiatan pembelajaran PAI dengan menggunakan model CTL dengan menggunakan metode Market place, problem based learning dan everyone is teacher. e. Adanya perbedaan antara pembelajaran dengan menggunakan model CTL dan tanpa menggunakan model CTL. f. Penanggulangan kesulitan siswa pada materi tajwid yang kurang efektif apabila menggunakan metode/ strategi yang ada pada pembelajaran CTL dapat ditanggulangi dengan cara memperbanyak waktu untuk guru( guru akan menerangkan, dan siswa mempraktikkan). g. Penggunaan media alam dalam pembelajaran Sedangkan perbedaanya adalah:

208 a. Tujuan penerapan CTL adalah untuk menarik minat belajar siswa, sedang sekolah yang satunya untuk mengimplementasikan tujuantujuan di kurikulum 2013. b..mengembangkan silabus sedangkan RPP di susun sendiri oleh guru melalui MGMPS, sedangkan sekolah yang satunya silabus dan RPP sudah di paketkan di dalam buku guru. c. Waktu jam pembelajaran sekolah satu hanya 2 jam pelajaran sedangkan sekolah yang satunya 3 jam pelajaran. d. Perbedaan prosentase keaktifan belajar siswa, sekolah yang satu perbedaan nya terlihat sangat berbeda, sedangkan sekolah yang satunya lagi perbedaanya tidak begitu mencolok. e. Langkah-langkah di dalam kegiatan inti sekolah satu menggunakan eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi sedangkan sekolah kedua menggunakan mengamati, menanya, mencoba, menalar/menyaji, dan mencipta/komunikasi. f. Evaluasi diukur dari ranah kognitif, psikomotorik dan afektif, sekolah yang satunya dengan beracuan pada penilaian autentik dengan berdasarkan pada jurnal siswa. 2. Analisis Lintas Situs a. Model Contextual Teaching And Learning dalam Pembelajaran PAI untuk meningatkan aktifitas belajar siswa. Hal yang utama adalah menentukan tujuan dari pemberlakuan model CTL adalah untuk mengaplikasikan nilai-nilai keagamaan siswa di

209 dalam kehidupan mereka sehari-hari, disamping juga untuk memenuhi amanat dari kurikulum 2013 yang berisi himbauan untuk pembentukan nilai-nilai karakter positif pada diri siswa, sehingga akan dapat menghasilkan siswa yang berprestasi sekaligus mempunyai kompetensi di dalam kehidupan mereka, jadi siswa tidak hanya berkuantitas akan ilmu agama akan tetapi juga berkualitas dalam kegiatan keagamaanya. Hal yang selanjutnya adalah mempersiapkan perangkat pelajaran yang menunjang dari keberhasilan pembelajaran siswa di dalam kelas sehingga siswa dapat aktif dalam belajar, yaitu dengan cara menyamakan tujuan pembelajaran dengan visi dan misi sekolah, kemudian akan di sesuaikan dengan silabus dan di tuangkan melalui RPP yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi belajar siswa, hal ini didukung dengan adanya sarana prasarana berupa media belajar,media yang tak terbatas itu adalah alam, yang tidak terkendala dengan adanya listrik. b. Aktifitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI dengan Menggunakan Model Contextual Teaching And Learning Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL melalui 4 siklus, siklus pertama tentang persiapan tindakan untuk memasuki kelas, siklus kedua tentang pelaksanaan CTL tetapi didominasi dengan keaktifan guru di dalam pembelajaran, dan hasilnya siswa kurang mendapat kesempatan untuk berperan di dalam pembelajaran sehingga

210 siswa cederung bosan, selanjutnya siklus ketiga berisi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan CTL melalui beberapa metodemetode CTL dengan mengikutsertakan siswa-siswanya dengan maksimal, dan hasil akhirnya siswa dapat aktif di dalam pembelajaran sekaligus bersemangat hal ini ditunjukkan dengan adanya prosentase dan peningkatan score yang ditunjukkan pada observasi di season evaluasi. Hal ini dapat di jadikan bukti kalau secara umum model CTL dapat di terapkan sebagai solusi untuk mengaktivkan belajar siswa di dalam mata pelajaran PAI, walaupun untuk materi tajwid masih terkendala apabila di laksanakan CTL secara murni ( langsung di serahkan kepada siswa) c. Peningkatan Aktifitas Belajar PAI Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning. Guru PAI meningkatkan aktifitas belajar PAI siswa dengan menggunakan Model Contextual Teaching and Learning melalui metode market place, PBL, dan everyone is teacher. Hal pertama yang dilakukan adalah mengelola siswa, mengelola siswa dapat dilakukan dengan upaya memotivasi siswa untuk lebih aktif di dalam pembelajaran, mengembangkan dan menggunakan ketrampilan berfikir kritis di dalam mengambil makna di balik materi, mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah, sedangkan upaya yang dilakukan guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi siswa ketika mereka berdiskusi maupun ketika sedang presentasi di depan kelas,

211 adanya upaya untuk menanggulangi kendala dari kekurang efektifan model pembelajaran CTL pada materi tajwid dengan cara memperbanyak prosentase waktu untuk guru yang oleh guru akan digunakan untuk ceramah dan siswa akan mempraktikkannya. Dengan pengaplikasian model CTL dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa hal ini terbukti dengan hasil observasi yang menunjukan prosentase serta score kegiatan belajar siswa antara yang mengguankan CTL namun masih belum sempurna dengan menggunakan CTL secara sempurna, namun seperti apapun kegiatan awal yang berupa ceramah guru sangat diperlukan, karena untuk sekolah yang memiliki sarana kurang mendukung berupa buku-buku masih sangat memerlukan sumber belajar person yaitu guru, hal ini juga berlaku untuk materi tajwid yang di anggap sulit oleh siswa. 3. Proposisi Berdasarkan penjabaran dan perbandingan temuan lintas situs di atas, maka dapat dirumuskan proposisi sebagai berikut: a. Proposisi 1 Model Contextual Teaching And Learning dalam Pembelajaran PAI untuk meningkatkan aktifitas belajar PAI siswa: jika penentuan tujuan dari pengaplikasian model CTL di dalam pembelajaran PAI telah ditetapkan dan disesuaikan dengan visi dan misi sekalah, perencanaan pembelajaran yang telah matang serta adanya kesesuaian antara materi yang tercantum di dalam kurikulum

212 dengan ketersediaan waktu pembelajaran maka akan menghasilkan siswa yang dapat benar-benar menerapkan materi-materi yang terdapat di dalam pembelajaran PAI di dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa tidak hanya berfokus pada kuantitas keilmuan dengan cara menghafal semata tetapi juga berkualitas di dalam kehidupan mereka. b. Proposisi 2 Aktifitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI dengan Menggunakan Model Contextual Teaching And Learning. Aktifitas belajar siswa di dalam kelas melibatkan keikutsertaan siswa di dalam proses pembelajaran, dengan jalan membiarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah (Problem solved) melalui tahapan pendahuluan, inti dan penutup dengan melibatkan siswa secara utuh (pada pertemuan kedua) maka akan mengakibatkan siswa dapat aktif di dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa semakin mandiri untuk menyelesaikan pemecahan masalah dalam kehidupan keseharian mereka yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. c. Proposisi 3 Peningkatan Aktifitas Belajar PAI Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning. Jika Adanya motivasi guru, dukungan moril, adanya upaya-upaya penerapan metode-metode yang ada di dalam CTL,

213 pemberian reward and punishment yang mendidik kepada siswa maka akan berpengaruh pada keaktifan siswa di dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih tahu makna ataupun manfaat dari materi PAI yang akan berdampak pada meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar karena adanya rasa ingin tahu yang besar pada diri siswa.