BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
B. IDENTIFIKASI MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa:

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No 20 2003 pasal 1 ayat 1). Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan formal mempunyai peran besar bagi keberlangsungan proses pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 17 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar (Tahun 2007 Semester I&II) dijelaskan bahwa Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pada saat ini di Indonesia menggunakan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013, Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan 1

2 mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya,mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning. Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan seseorang, dengan pendidikan yang baik maka akan baik pula pola pikir dan sikap seseorang,terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Didalam pembelajaran yang dilakukan sering sekali terjadi masalah dan kelemahan. Baik dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun penilaiannya maka peran seorang guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi pembelajaran sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Tidak hanya faktor guru yang berperan penting peserta didik juga menjadi faktor keberhasilan suatu pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 terdapat tiga aspek yang harus dinilai diantaranya aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterapilan sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Pasal 5 Ayat 1 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan Satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan Pendidikan menengah adalah lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencangkup aspek sikap, aspek, pengetahuan dan aspek keterampilan. Adapun sikap dan perilaku yang perlu dinilai dalam impelemntasi kurikulum 2013 mencangkup komponen sebagai berikut: disiplin, jujur, sopan, bertanggungjawab, santun, gotong royong, toleransi,percaya diri, rasa ingin tahu, kerjasama dan sebagainya. Semua sikap tersebut sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah percaya diri. Seseorang yang memiliki sikap percaya diri yang tinggi maka akan membuat perasaan positif pada dirinya sehingga dapat mengembangkan kemampuan dalam belajar. Karena percaya diri merupakan suatu kondisi mental/psikologis yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat

3 dan bertindak positif sehingga akan berdampak pada perolehan hasil belajar siswa yang baik. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, guru harus menguasai berbagai model pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Dalam kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014 yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik. Ketiga model pembelajaran tersebut yaitu model Problem Based Learning, model Project Based Learning, dan model Discovery/Inquiry Learning. Salah satu model yang digunakan dalam kurikulum 2013 yaitu model discovery learning atau pembelajaran yang berbasis pada penemuan. Pembelajaran discovery learning menurut Hosnan dalam Silvia Desifrianty (2016, hlm.29) adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Menurut Kemendikbud (2014, hlm.30) model discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasikannya sendiri. Artinya peserta didik harus aktif dalam proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas, siswa masih cenderung pasif, masih banyak siswa yang merasa malu ketika ditunjuk untuk maju ke depan kemudian siswa masih ragu-ragu ketika melakukan kegiatan kebanyakan siswa merasa tidak berani karena takut salah dan masih belum berani dalam mengemukakan pendapat, bertanya atau menjawab pertanyaan. Pembelajaran dikelas masih berpusat pada guru dilihat dari kurangnya timbal balik antara guru dan siswa pada saat pembelajaran, tingkat penguasaan materi pelajaran rendah, dan dalam menyampaikan materi pelajaran masih terlihat monoton karena guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi bosan sehingga pencapaian nilai siswa masih sedikit yang belum mencapai nilai KKM, maka dari itu perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran.

4 Di SDN Kertamulya I pada kelas IV dengan jumlah siswa 28 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan, memiliki tingkat kemampuan yang bervariasi. Niai KKM kelas IV pada SDN Kertamulya I adalah 70. dari data yang diperoleh siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 11 dan yang belum mencapai KKM 17 orang. Diketahui dari 17 orang yang belum mencapai KKM terdiri dari 6 orang dengan nilai 55, kemudian 5 orang dengan nilai 60 an 6 orang mendapatkan nilah 65. Maka dari itu perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajarannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBTEMA PELESTARIAN KEKAYAAN SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2016/2017 SDN Kertamulya I Kabupaten Indramayu). B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas masalah yang timbul dalam pembeajaran dapat di definisikan sebagai berikut: 1. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran 2. Siswa merasa malu ketika ditunjuk untuk maju ke depan 3. Siswa masih ragu-ragu dalam melakukan kegiatan 4. Siswa belum berani dalam mengemukakan pendapat, bertanya atau menjawab pertanyaan 5. Aktivitas belajar masih berpusat pada guru 6. Kurangnya timbal balik antara guru dan siswa pada saat pembelajaran 7. Dalam menyampaikan materi, guru hanya menggunakan metode ceramah 8. Pembeajaran yang monoton 9. Hasil belajar siswa rendah

5 C. RUMUSAN MASALAH Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus. Secara terperinci rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus adalah sebagai berikut: 1. Rumusan Masalah Umum Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah sebagaiman telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah umum pada penelitian ini yaitu: Mampukah penggunaan model discovery learning meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa kelas IV pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia SDN Kertamulya I? 2. Rumusan Masalah Khusus Berdasarkan rumusan masalah secara umum diatas, maka peneliti merumuskan masalah secara khusus sebagai berikut: 1. Bagaimana menyusun RPP dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia agar sikap percaya diri dan hasil belajar siswa pada kelas IV SDN Kertamulya I dapat meningkat? 2. Bagaimana menerapkan model pembelajaran discovery learning yang disusun pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia agar sikap percaya diri dan hasil belajar siswa pada kelas IV SDN Kertamulya I dapat meningkat? 3. Mampukah sikap percaya diri siswa kelas IV pada subetema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia meningkat setelah diterapkan model discovery learning? 4. Mampukah sikap tanggung jawab siswa kelas IV pada subetema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia meningkat setelah diterapkan model discovery learning? 5. Mampukah sikap peduli siswa kelas IV pada subetema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia meningkat setelah diterapkan model discovery learning?

6 6. Mampukah hasil belajar siswa kelas IV pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia meningkat setelah diterapkan model discovery learning? 7. Apa hambatan peneliti dalam menerapkan model discovery learning di kelas IV pada pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia? 8. Bagaimana upaya peneliti untuk mengatasi hambatan dalam menggunakan model discovery learning pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia? D. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kertamulya I Kabupaten Indramayu pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam Di Indonesia dengan menggunakan model discovery learning. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penyusunan RPP dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia agar sikap percaya diri dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kertamulya I meningkat. b. Untuk menerapkan model discovery learning pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia agar sikap percaya diri dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kertamulya I meningkat. c. Untuk mengetahui peningkatan sikap percaya diri siswa kelas IV pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia setelah diterapkan model discovery learning.

7 d. Untuk mengetahui peningkatan sikap tanggung jawab siswa kelas IV pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia setelah diterapkan model discovery learning. e. Untuk mengetahui peningkatan sikap peduli siswa kelas IV pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia setelah diterapkan model discovery learning. f. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia setelah diterapkan model discovery learning. g. Untuk mengetahui hambatan dalam menggunakan model discovery learning di kelas IV SDN Kertamulya I pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia. h. Untuk mengetahui upaya peneliti dalam mengatasi hambatan dalam menggunakan menggunakan model discovery learning di kelas IV SDN Kertamulya I pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan memberikan manfaat teori discovery learning yang dapat meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam Di Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa (1) Meningkatnya sikap percaya diri siswa kelas IV SDN Kertamulya I pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam Di Indonesia. (2) Meningkatnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Kertamulya I pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam Di Indonesia.

8 b. Bagi Guru (1) Meningkatnya keterampilan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model discovey learning pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia. (2) Mampu menerapkan model discovery learning pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam Di Indonesia kelas IV SDN Kertamulya I. c. Bagi Sekolah Agar meningkatkan mutu dan menjadi evaluasi bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model discovery learning pada subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam Di Indonesia. F. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional adalah sebuah definisi untuk mejelaskan mengenai istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka istilah tersebut perlu dijelaskan. Definisi operasional dan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Model discovery learning menurut Budiningsih dalam Kemendikbud (2014:30). adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. 2. Pembelajaran discovery learning menurut Hosnan dalam Silvia Desifrianty (2016, hlm.29) adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. 3. Menurut Sund dalam Suryosubroto (1997,hlm 193) mengatakan bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya; mengamti,

9 menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. 4. Sikap Percaya Diri menurut Ridwan Abdullah Sani (2016:134) menyatakan bahwa sikap percaya diri adalah kondisi mental/ psikologis seseorang yang memberi keyakinan untuk berbuat atau bertindak positif. 5. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2016, hlm 136) mengatakan bahwa tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, otang lain, lingkungan dan negara. 6. Sikap Peduli menurut Buku Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD) (2016, hlm. 25) peduli merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan. 7. Menurut Fatimah dalam Nurlailiyatus Siyam (2014:1) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan percaya diri adalah sikap positif individu yang merasa mampu dengan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan dan situasi yang dihadapinya 8. Menurut Nana Sudjana (2011, hlm.3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dalam pengertiannya yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. 9. Menurut Bloom dalam Rusmono (2014, hlm.8) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 10. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2016, hlm 136) tanggung jawab adalah sikap dan perilku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban, yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan dan negara. 11. Menurut Buku Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD) (2016, hlm. 25) peduli merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan.

10 G. Sistematika Skripsi 1. Halaman Sampul 2. Halaman Pengesahan 3. Halaman Moto dan Persembahan 4. Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi 5. Kata Pengantar 6. Ucapan Terima Kasih 7. Abstrak 8. Daftar Isi 9. Daftar Tabel 10. Daftar Gambar 11. Daftar Lampiran 12. BAB I Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah b. Identifikasi Masalah c. Rumusan Masalah d. Tujuan Penelitian e. Manfaat Penelitian f. Definisi Operasional g. Sistematika Skripsi 13. BAB II Kajian Teori Dan Kerangka Pemikiran a. Kajian Teori b. Hasil Penelitian Terdahulu c. Kerangka Pemikiran d. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 14. BAB III Metode Penelitian a. Metode Penelitian b. Desain Penelitian c. Subjek dan Objek Penelitian d. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian e. Teknik Analisis Data f. Prosedur Penelitian

11 15. BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan a. Profil Subjek dan Objek Penelitian b. Pelaksanaan Penelitian c. Hasil Penelitian d. Pembahasan Hasil Penelitian 16. BAB V Simpulan Dan Saran a. Simpulan b. Saran 17. Daftar Pustaka 18. Lampiran 19. Daftar Riwayat Hidup