PELAKSANAAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB IV METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. B. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah :

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a)

BAB III MATERI DAN METODE. melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Tata Cara penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

Transkripsi:

sehingga terdapat sembilan kombinasi perlakuan yang diberikan pada petakan rumput dengan tiga blok. Perlakuan tersebut dirinci sebagai berikut: M1 : pupuk NPK dosis 2.5 gram N/m 2 /aplikasi M2 : pupuk NPK dosis 5 gram N/m 2 /aplikasi M3 : pupuk NPK dosis 10 gram N/m 2 /aplikasi m0 : media tanam 100% pasir m1 : media tanam 87.5% pasir + 12.5% bentonit 25 mesh m2 : media tanam 75% pasir + 25% bentonit 25 mesh dengan dosis Phospor (P 2 O 5 ) dan Kalium (K 2 O) mengikuti dosis Nitrogen (N). Petak yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran 1 m x 1 m. Jarak antar petak dalam satu ulangan adalah 0.5 m dan jarak antar ulangan adalah 0.5 m. Dengan demikian penelitian ini memiliki jumlah 27 jumlah unit dan satuan percobaan dalam bentuk petakan rumput di lapangan (Lampiran 1 dan 2). Model rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : i = perlakuan 1,2,3,4,5,6 j = blok 1,2,3 Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ρk + εijk Keterangan : Yij = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam blok ke- j µ = nilai tengah populasi (rata-rata sesungguhnya) αi = pengaruh dari faktor A (dosis pupuk) βj = pengaruh dari faktor B (campuran media tanam) (αβ)ij = komponen interaksi faktor A dan faktor B ρk = pengaruh aditif dari tiga kelompok dan diasumsikan tidak berinteraksi dengan perlakuan εijk = pengaruh galat / error. Pengolahan data menggunakan IBM SPSS 20 dan dilakukan analisis sidik ragam serta pengujian lanjut dengan Duncan Multiple Range Test taraf alpha (α) 5%. Analisis sidik ragam digunakan untuk menunjukkan nyata atau tidaknya pengaruh perlakuan dosis pupuk dan campuran media tanam terhadap hasil yang diamati. Apabila dari hasil analisis ini diketahui ada perlakuan yang memberikan pengaruh yang nyata, uji lanjut DMRT dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari masing-masing taraf perlakuan tersebut terhadap hasil. 11 PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan dan Bahan Pembukaan lahan pertama kali dimulai tanggal 24 Mei 2014 dengan kegiatan membersihkan gulma lunak maupun berkayu pada lahan penelitian.

12 Persiapan lahan dilanjutkan kembali tanggal 16 Juni 2014 dengan kegiatan membuat petak tanam. Bahan yang perlu dipersiapkan secara khusus adalah bentonit. Bentonit didapatkan dari produsen bentonit alam di wilayah Kebon Panas, Jasinga, Bogor, Jawa Barat. Ukuran awal bentonit masih sebesar batu pada umumnya, yaitu 15 cm - 20 cm. Bentonit dipecah manual menggunakan martil hingga berukuran 2 mm atau seukuran sama dengan pasir. Bentonit kemudian diayak dengan kawat berukuran 5 mm untuk mendapatkan ukuran yang seragam. Bentonit yang tidak lolos ayakan dikecilkan kembali sampai didapat ukuran yang sesuai. Kondisi fisik bentonit sebelum dan sesudah dipecahkan dapat dilihat pada Gambar 4. a b Gambar 4 Kondisi fisik bentonit (a) ukuran bentonit awal dan (b) yang sudah dipecahkan Bahan lain yang perlu dipersiapkan adalah pasir dan rumput bermuda (Cynodon dactylon L). Pasir hitam didapatkan dari Ciomas dan volume yang dibutuhkan disesuaikan dengan kedalaman lubang tanam serta perbandingan campurannya dengan bentonit. Rumput bermuda didapatkan dari Sawangan Depok dengan jenis varietasnya adalah Tifway. Kebutuhan rumput juga disesuaikan dengan jumlah lempengan rumput yang ditanam tiap petak percobaan. Pembuatan Petak Petak percobaan diatur berdasarkan rancangan acak kelompok dua faktor, yaitu faktor pemupukan NPK dan faktor campuran media tanam. Setiap faktor terdiri dari tiga taraf dan diulang sebanyak tiga kali dalam bentuk blok sehingga ada 9 kombinasi perlakuan dan memerlukan petak sebanyak 27 petak. Langkah pertama adalah pematokan lahan berukuran 13 meter x 4 meter. Selanjutnya pemasangan ajir untuk pembuatan masing-masing lajur blok. Setiap blok diukur 1 m x 1 m sebanyak sembilan kali untuk membuat sembilan petak, dengan memperhitungkan juga jarak antar petak yaitu 50 cm. Berikutnya petak diberi pembatas tali dan diulang untuk membuat blok kedua dan blok ketiga. Jarak antar blok sama dengan jarak antar petak, yaitu 50 cm.

13 a b Gambar 5 Pembuatan petak (a) penggalian petak (b) pengisian petak dengan media tanam Petak berukuran 1 m x 1 m digali sedalam 15 cm kemudian diisi dengan media tanam (Gambar 5). Ketebalan media setiap petak adalah 15 cm dan diisi oleh campuran pasir dan bentonit dengan perbandingan volume yang sudah ditentukan menggunakan hitungan ember. Terakhir sebelum media ditanami rumput, permukaan media tanam diratakan agar tidak terjadi penggenangan air bila hujan datang atau saat penyiraman. Penanaman Sebelum memulai penanaman, masing-masing petak yang sudah diisi oleh media tanam diberi tanda persegi berukuran 60 cm x 60 cm yang dipenuhi dengan lempengan rumput sehingga penutupan rumput di awal penanaman adalah 36 persen. Hal ini bertujuan menyeragamkan jumlah rumput yang akan ditanam sehingga error saat pengamatan variabel kepadatan pucuk nantinya dapat dihindari. Lempengan rumput bermuda yang sudah dikumpulkan pada persegi 60 cm x 60 cm kemudian dipotong hingga berukuran 5 cm x 5 cm. Rumput yang sudah dipotong lalu ditanam dengan susunan berseling pada petak tanam yang dapat dilihat pada Gambar 6. a b Gambar 6 Penanaman rumput (a) sebelum top dressing dan (b) keadaan rumput setelah top dressing

14 Perlakuan dosis pupuk diberikan sebelum rumput ditanam dalam bentuk NPK pada awal penelitian (0 HST). Setelah pupuk diberikan dan diaduk bersama media tanam, rumput ditanam berselang seling kemudian diratakan. Hal ini agar permukaan rumput sama rata dengan media tanam. Rumput juga ditutupi pasir (top dressing) supaya mengurangi penguapan. Terakhir adalah rumput disiram hingga basah merata menggunakan gembor. NPK Phonska perbandingan (15:15:15) digunakan untuk perlakuan pupuk pada awal penanaman rumput (0 HST). Pupuk NPK diberikan dalam bentuk butiran sebanyak 16.7 gram untuk dosis taraf 2.5 gram unsur N /m 2 /aplikasi, sebanyak 33.3 gram untuk dosis taraf 5 gram unsur N /m 2 /aplikasi dan sebanyak 66.7 gram untuk dosis taraf 10 gram unsur N /m 2 /aplikasi. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian gulma yang seluruhnya dilakukan secara manual. Penyiraman intensif dilakukan di awal penanaman selama 7 hari. Hal ini dilakukan untuk memberikan lingkungan tumbuh yang optimum bagi rumput. Penyiraman dilakukan dengan selang di tiap petak setiap hari pada pagi, sore dan tiap rumput terlihat sedikit mengering. Rumput disiram dua kali sehari sejak 2 MST hingga 4 MST. Selanjutnya rumput disiram tiap hari satu kali bila tidak hujan hingga penelitian berakhir. Kegiatan pemeliharaan lainnya adalah pemupukan. Pemupukan diberikan dalam bentuk pupuk NPK butiran dengan cara disebar, tiap satu minggu dimulai pada 0 HST serta dilanjutkan pada 1 MST hingga 8 MST. Pupuk yang digunakan pada 0 HST adalah pupuk NPK Phonska (15-15-15) dengan tiga taraf dosis. Pemberian pupuk pada 1 hingga 8 MST menggunakan pupuk NPK Mutiara (16-16-16) dengan jumlah pemberian sebagai berikut: M1 = 2.5 gram N/m 2 /aplikasi setara dengan 15.63 gram NPK (16:16:16) M2 = 5 gram N/m 2 /aplikasi setara dengan 31.25 gram NPK (16:16:16) M3 = 10 gram N/m 2 /aplikasi setara dengan 62.50 gram NPK (16:16:16) Pemangkasan dilakukan tiap minggu setelah 3 MST dengan tinggi pangkasan 10 mm menggunakan gunting pangkas. Kegiatan pemangkasan dilakukan sebelum pemupukan berlangsung. Setelah pemangkasan dan pemupukan, rumput disiram merata hingga pupuk terlarut dan tidak menempel di daun rumput. Butiran pupuk yang masih menempel pada daun rumput, dapat menyebabkan daun rumput mati terbakar. Pengendalian hama yang berada di dalam petak pengamatan dibersihkan secara manual menggunakan sabit. Gulma yang sering ditemukan di lapangan percobaan adalah rumput teki, rumput paetan, gulma berdaun lebar, serta lumut yang terbawa dari tempat pembelian sejak awal yang akhirnya berkembang. Serangga yang sering ditemui di dalam petak adalah ulat tentara, semut, cacing tanah, dan belalang. Hama tidak diberikan pengendalian apapun karena keberadaannya tidak mengganggu pertumbuhan rumput dan rumput tidak menunjukkan gejala serangan.

15 Pengamatan dan Pengambilan Data Pengamatan dilakukan dengan mengamati tiga peubah sifat fisik media tanam dan sembilan peubah kualitas rumput dengan rincian sebagai berikut: Analisis Sifat Fisik Media Tanam Sifat fisik media tanam yang diuji pada penelitian ini meliputi bobot isi, permeabilitas dan porositas. Pengujian sifat fisik media tanam dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, IPB. Tahapan kerja dalam pengambilan sampel tanah untuk ketiga variabel adalah sebagai berikut: a) tabung ring sample diletakkan tegak pada petakan rumput; b) tabung ditekan sampai hampir seluruhnya (3/4 bagian) masuk ke dalam media tanam; c) ring sample kedua diletakkan dan ditekan di atas ring sample pertama hingga seluruh tabung ring sample pertama terbenam di media tanam; d) petakan sekitar tabung ring sample diiris menggunakan pisau besar hingga sedalam dan sampai mendekati tabung; e) tabung diangkat dan lapisan atas (rumput) diiris kembali menggunakan pisau hingga yang didapat dalam tabung adalah murni media tanam; dan f) ring sample ditutup kembali (Gambar 7) dan dibungkus dengan plastik bening. a b Gambar 7 (a) Media tanam yang berhasil diambil (b) ring sample ditutup kembali 1. Bobot Isi (Bulk density) Bobot isi ditetapkan dengan metode sebagai berikut : a) sampel media tiap perlakuan dengan menggunakan tabung ring sample; b) contoh tanah ditimbang bersama dengan tabungnya (X g); c) tabung kosong ditimbang terpisah (Y g); d) kadar air tanah ditetapkan (Z %); e) bobot isi dihitung dengan rumus :

16 o o i i ( Y) ( + ) ol m m i 2. Permeabilitas Permeabilitas ditetapkan dengan cara kerja sebagai berikut : a) Sampel media tiap perlakuan dengan menggunakan ring sample. b) Sampel media dan ring sample direndam di dalam air pada bak perendaman hingga setinggi 3 cm dari dasar bak selama 24 jam agar media dalam keadaan jenuh. c) Sampel dan tabungnya dipindahkan ke alat penetapan permeabilitas, kemudian air dari kran dialirkan ke alat tersebut. d) Banyaknya volume air yang keluar dihitung setelah melalui massa media selama satu jam. Pengukuran volume air dilakukan lima kali selama empat hari. Hari ke-1 : pengukuran I, yaitu 6-7 jam setelah peletakkan sampel media. Pengukuran II dilakukan satu jam kemudian setelah pengukuran I. Hari ke-2 : penukuran III dilakukan pada jam yang sama pada saat peletakkan sampel hari pertama. Hari ke-3 : pengkuran IV (24 jam setelah pengukuran III). Hari ke-4 : pengukuran V (24 jam setelah pengukuran IV). e) Rata-rata jumlah volume air dihitung dari lima pengukuran tersebut. Nilai permeabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Hukum D rcy : = Keterangan : K : Permeabilitas (cm/jam) Q : Banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran (ml) T : Waktu pengukuran (jam) h : Water head, yaitu tinggi permukaan air dari permukaan sampel tanah (cm) L : Ketebalan sampel media contoh tanah (cm) A : Luas permukaan contoh tanah (cm 2 ) 3. Porositas Porositas dihitung dengan rumus sebagai berikut : oro i = ( o o i i) o o j ni p r ik l Kualitas Visual 1. Persentase penutupan tajuk dihitung tiap pekan selama rumput belum menutup secara merata yaitu dari 1 MST hingga 3 MST. Pengamatan menggunakan foto dari kamera digital dari tiap petak. Dihitung dengan rumus persentase penutupan tajuk (Tinche 2006 dengan penyesuaian).

17 r n p n p n j k = ri p n ri l p n j k p k 2. Tingkat kehijauan warna rumput menggunakan Munsell Colour Chart for Plant yang dapat dilihat dalam Tabel 3. Data diambil setiap pekan sejak 2 MST hingga 9 MST. 3. Tinggi rata-rata rumput untuk mengukur kecepatan tumbuh vertikal rumput, diambil dari tiga titik dan diambil rata-ratnya. Tinggi diukur setiap pekan mulai 4 MST hingga 9 MST, dari pangkal batang terbawah sampai ujung daun tertinggi pucuk pada kondisi rumput yang stabil. 4. Kepadatan pucuk untuk mengukur kerapatan pucuk dalam persegi empat berukuran 10 cm x 10 cm (Gambar 8). Sampel diambil dari rata-rata tiga titik acak dalam satu petak dan dihitung pucuk yang minimal memiliki tiga daun. Tabel 3 Skor warna rumput berdasarkan Munsell Colour Chart for Plant Skor Tingkatan Warna Notasi Munsell 1 Kuning muda (2.5 GY P 9/6) 2 Kuning (2.5 GY B.1 8/9) 3 Hijau kekuningan (2.5 GY L.3 7.5/6) 4 Hijau (2.5 GY L.4 6/6.5) 5 Hijau tua (2.5 GY DI.3 5/6.5) 6 Hijau sangat tua (2.5 GY DI.4 4/6) Kualitas Fungsional 1. Gelindingan bola (ball roll) rumput diukur dengan meluncurkankan bola golf dari ketinggian 1 meter dengan sudut 30 dengan papan berukuran 1 m (stimpmeter). Selisih jarak titik jatuh awal ke titik akhir menggelinding diukur dengan mistar. Pengukuran diulang tiga kali tiap petak dan dihitung rata-ratanya. Semakin besar jarak bola menggelinding maka kualitas rumput semakin baik. Gelindingan bola diukur setiap pekan setelah rumput menutup secara merata hingga 9 MST. 2. Bobot kering pangkasan (yield) diambil dari bobot rata-rata dua sampel tiap petak menggunakan kuadran 10 cm x 10 cm (Gambar 8). Rumput diambil menggunakan gunting sebelum tindakan pemangkasan saat pemeliharaan. Pangkasan khusus dipotong sepanjang 10 mm, kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 80 C selama satu hari kemudian ditimbang menggunakan neraca digital. Pengamatan dilakukan setiap pekan setelah rumput menutup sempurna sejak 4 MST hingga 9 MST. 3. Pada akhir penelitian diukur bobot kering akar. Bobot kering diambil dari sampel menggunakan plug cutter kemudian dipisahkan dari bagian rumput yang di atas tanah menggunakan gunting. Akar kemudian dicuci dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 80 C selama satu hari kemudian ditimbang.

18 Gambar 8 Kuadran 10 cm x 10 cm dari stik es krim digunakan saat pengamatan kepadatan pucuk dan pengambilan bobot pangkasan 4. Verdure dihitung dari bobot kering seluruh bagian rumput selain akar, yang diambil bersamaan dengan bobot kering akar. Setelah dipisahkan dari akar, verdure diperlakukan sama dengan bobot kering akar yaitu dicuci dan dikeringkan dengan suhu 80 C selama satu hari kemudian ditimbang bobotnya. 5. Panjang akar diambil dari dua sampel acak tiap petak menggunakan plug cutter bersamaan dengan pengamatan bobot kering akar. Panjang akar diukur dari pangkal akar teratas sampai akar terbawah pada pekan terakhir penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian berlangsung selama bulan Juni hingga September 2014. Secara umum keadaan lapang dalam kondisi baik dan tidak mengalami masalah yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dua faktor, yaitu pemupukan dan campuran media tanam serta dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing faktor terdiri dari tiga perlakuan sehingga terdapat 27 jumlah petak percobaan. Di awal masa penanaman, rumput selalu dijaga dalam keadaan cukup air sehingga tidak mengalami kekeringan yang dapat mengganggu pertumbuhan. Tindakan ini dinilai cukup efektif karena rumput dapat menutup secara merata dalam 4 MST. Pengambilan data peubah kualitas visual dan fungsional dimulai saat rumput berumur 4 MST. Peubah penutupan tajuk tanaman dan warna daun dimulai sejak 1 dan 2 MST. Pada minggu terakhir pengamatan, diambil pula data peubah panjang dan berat kering akar serta sampel tanah untuk diuji sifat fisiknya. Kemunculan hama dan gulma tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hama yang sering muncul adalah belalang (Valanga nigricornis