KAJIAN BENTUK-BENTUK AKRONIM BAHASA INDONESIA DAN KAJIAN FONOTAKTIKNYA DALAM BERITA LIPUTAN KHUSUS PEMILU 2009 PADA SURAT KABAR SOLOPOS SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
KAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PERAGA KAMPANYE PARTAI POLITIK PEMILU GUBERNUR JAWA BARAT DAN BUPATI MAJALENGKA PERIODE

Sarjana S-1 UMI SHOLIKATI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BENTUK-BENTUK AKRONIM BAHASA INDONESIA DAN KAJIAN FONOTAKTIKNYA DALAM RUBRIK PENDIDIKAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2011.

IDIOM POLITIK PADA WACANA BERITA HARIAN UMUM SOLOPOS EDISI MARET APRIL 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat. komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni merupakan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

VARIASI POLA KALIMAT DAN ISI PESAN PADA SPANDUK KAMPANYE CALON LEGISLATIF DALAM PEMILU TAHUN 2009 DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari, sehingga sering disebut harian (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI AKRONIM BAHASA INDONESIA DALAM RADAR MADURA

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

PRATIWI AMALLIYAH A

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi. Oleh karena itu, hal yang terpenting

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan lambang bunyi yang mempunyai arti dan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106).

MUHAMMAD ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS

BAB II LANDASAN TEORI. Meja Siswa di MTs Muhammadiyah Patikaraja Tahun 2015 berbeda dengan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa oleh berbagai media, baik itu media cetak maupun media non-cetak.

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu berintraksi dengan sesama manusia. Manusia dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam menganalisis data. Konsep-konsep yang dijelaskan dalam bab ini meliputi,

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

PENGUNGKAPAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM TABLOID AGROBIS EDISI NOPEMBER 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi dan berinteraksi. Fungsi utama bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

Buku ini memuat kumpulan tulisan penulis dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

Transkripsi:

KAJIAN BENTUK-BENTUK AKRONIM BAHASA INDONESIA DAN KAJIAN FONOTAKTIKNYA DALAM BERITA LIPUTAN KHUSUS PEMILU 2009 PADA SURAT KABAR SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun oleh: WINARSIH A. 310 050 152 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2 0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari bahasa selalu digunakan, baik dalam situasi resmi maupun tidak resmi. Menurut Poedjosoedarmo (2001: 170) bahasa adalah alat komunikasi manusia dalam mengadakan interaksi dengan sesama anggota masyarakat. Manusia berbicara, bercerita, dan mengungkapkan pikirannya tidak bisa lepas dari adanya bahasa. Sebagai makhluk individu dan sosial, manusia memerlukan sarana yang efektif untuk memenuhi hasrat dan keinginannya sehingga bahasa merupakan sarana yang paling efektif untuk berhubungan dan bekerja sama. Bahasa dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan pemikiran penggunanya. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya berupa: (a) untuk menyatakan ekspresi; (b) sebagai alat komunikasi; (c) sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial; (d) sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial (Keraf, 2001:3). Bahasa sebagai alat untuk ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi adalah fungsi bahasa secara sempit. Fungsi bahasa secara luas adalah untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, dan untuk mengadakan kontrol sosial. Secara garis besar sarana komunikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu komunikasi bahasa lisan dan bahasa tulis. Salah satu fungsi bahasa adalah fungsi tekstual. Fungsi tekstual berkaitan dengan peranan bahasa untuk membentuk mata rantai kebahasaan dan mata 1

2 rantai unsur situasi yang memungkinkan digunakannya bahasa oleh pemakainya baik secara lisan maupun tertulis (Sudaryanto dalam Sumarlan, 2003: 3). Pemendekan adalah proses penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat, tetapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya (Chaer, 2003: 191). Produktifnya proses pemendekan adalah keinginan untuk menghemat tempat (tulisan) dan ucapan. Perkembangan bentuk pemendekan dalam bahasa Indonesia terlihat dalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat penuturnya, terutama dalam media massa. Bentuk-bentuk pemendekan tersebut dapat ditemukan dalam surat kabar, tabloid, majalah, siaran berita radio, dan televisi. Bentuk pemendekan dalam bahasa Indonesia meliputi pemenggalan, kontraksi, akronim, dan singkatan. Pemenggalan yaitu pemendekan dengan cara meringkaskan leksem/bagian leksem. Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar (misal myjen mayor jenderal, rudal peluru kendali, dan sidak inspeksi mendadak) (Depdiknas, 2005:21). Sedangkan, singkatan adalah hasil menyingkat (memendekkan), berupa huruf atau gabungan huruf (misal DPR, KKN, yth., dsb., dan hlm.); kependekan; ringkasan (Depdiknas, 2005: 1071). Bentuk pemendekan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bentuk akronim. Dalam bahasa lisan, kata umumnya terdiri atas rentetan bunyi yang satu mengikuti yang lain. Bunyi-bunyi itu mewakili rangkaian fonem serta

3 alofonnya. Rangkaian fonem itu tidak bersifat acak, tetapi mengikuti kaidah tertentu. Kaidah yang mengatur penjejeran fonem dalam satu morfem dinamakan kaidah fonotaktik (Alwi, 2003:28). Rangkaian fonem yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu mengenai pola-pola fonotaktik pemakaian akronim yang terdapat dalam surat kabar Solopos. Akronim adalah hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat dilafalkan sebagai kata (Chaer, 2003: 192). Wujud pemendekannya dapat berupa pengekalan huruf-huruf pertama, berupa pengekalan suku-suku kata dari gabungan leksem, atau bisa juga secara tak beraturan. Misalnya: jutkak (petunjuk pelaksanaan), inpres (instruksi presiden), wagub (wakil gubernur) dan lain-lain. Akronim memiliki kombinasi konsonan dan vokal yang terpadu dan serasi, sehingga memungkinkan akronim diperlakukan sebagai kata yang wajar, minimal pada pengucapannya. Maka dari itu, dalam pembentukan akronim diharapkan sesuai dengan kaidah fonotaktik bahasa yang bersangkutan, lebih jelasnya bahwa pembentukan akronim bahasa Indonesia hendaknya serasi dengan kaidah fonotaktik bahasa Indonesia. Kaidah fonotaktik merupakan kaidah-kaidah yang mengatur urutan atau hubungan antara fonem-fonem suatu bahasa. Fonotaktik mempunyai pola yang terkait dengan pola penyukuan kata dan pergeseran bunyi menimbulkan variasi bunyi satu fonem yang sama (dalam http://nusantaralink.blogspot.com/ 2009/01/ lingustika-tanyajawab-kebahasaan.html). Perkembangan akronim bahasa Indonesia dalam berita liputan khusus pemilu 2009 memungkinkan munculnya berbagai bentuk akronim. Bentuk-bentuk itu berkaitan dengan

4 kajian fonotaktiknya. Peneliti dalam skripsi ini memfokuskan penelitian pada bentuk akronim dalam berita liputan khusus pemilu 2009. Masalah yang timbul dalam pemakaian fonotaktik akronim bahasa Indonesia yang terdapat dalam surat kabar Solopos, misalnya: (1) Laporan jadwal kampanye mencakup, nama pelaksana kegiatan, juru kampanye (jurkam), dan petugas kampanye. (Solopos, 20 Maret 2009) Berdasarkan data (1) jurkam merupakan gabungan silabe baru dan silabe baru. Bentuk akronim pertama yang berasal dari dua kata adalah gabungan silabe baru dari kata pertama dan silabe baru dari kata kedua. Akronim jurkam pada contoh (1) merupakan kependekan dari juru kampanye. Jur dan kam merupakan silabe-silabe baru dari juru dan kampanye. (2) Partai Amanat Nasional (PAN) akan mendekati partai Golkar dan PDIP untuk penjajakan koalisi. (Solopos, 30 Maret 2009) Kata PAN merupakan gabungan fonem-fonem awal dari kata pertama, kedua, dan ketiga. Akronim bentuk ini biasanya ditulis dengan huruf kapital. Akronim PAN dibentuk dengan menggabungkan fonem-fonem awal yaitu /p/, /a/, /n/. Akronim PAN merupakan gabungan fonem awal kata pertama /p/ dari kata Partai, fonem awal kata kedua /a/ dari kata Amanat, dan fonem awal kata ketiga /n/ berasal dari kata Nasional. Jadi, akronim PAN merupakan kependekan dari Partai Amanat Nasional. (3) Depnakertrans, lanjut dia, telah bekerjasama dengan para pejabat negara tempat para TKI bekerja, untuk memfasilitasi dan mengamankan para TKI yang hendak menggunakan hak politiknya melalui Pemilu. (Solopos, 30 Maret 2009)

5 Pada data (3) Depnakertrans merupakan bentuk akronim dari gabungan silabe baru dari kata pertama, silabe kedua dari kata kedua, silabe awal dari kata ketiga, dan silabe awal dari kata keempat. Akronim Depnakertrans dibentuk berdasarkan gabungan silabe baru kata pertama dep dari kata departemen, silabe kedua dari kata kedua na dari kata tenaga, silabe awal dari kata ketiga ker dari kata kerja, dan silabe awal dari kata keempat trans dari kata transmigrasi. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, peneliti tertarik untuk mengkaji bentuk-bentuk akronim. Adapun judul dalam penelitian adalah Kajian Bentuk-Bentuk Akronim Bahasa Indonesia dan Kajian Fonotaktik dalam Berita Liputan Khusus Pemilu 2009 pada Surat Kabar Solopos. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada bentuk-bentuk akronim dan pola-pola fonotaktik pemakaian akronim bahasa Indonesia pada surat kabar Solopos edisi Maret 2009. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk-bentuk akronim bahasa Indonesia dalam berita liputan khusus pemilu 2009 pada surat kabar Solopos edisi Maret 2009?

6 2. Bagaimana pola-pola fonotaktik pemakaian akronim bahasa Indonesia dalam berita liputan khusus pemilu 2009 pada surat kabar Solopos edisi Maret 2009? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut. 1. Mengkaji bentuk-bentuk akronim bahasa Indonesia dalam berita liputan khusus pemilu 2009 pada surat kabar Solopos edisi Maret 2009. 2. Mendeskripsikan pola-pola fonotaktik pemakaian akronim bahasa Indonesia dalam berita liputan khusus pemilu 2009 pada surat kabar Solopos edisi Maret 2009. E. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai Kajian Bentuk-bentuk Akronim Bahasa Indonesia dan Kajian Fonotaktiknya dalam Berita Liputan Khusus Pemilu 2009 pada Surat Kabar Solopos diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak orang. Ada dua manfaat dalam penelitian ini, diantaranya. 1. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengajar atau guru agar dapat memperkaya khasanah kosakata bahasa Indonesia sehingga

7 mampu menciptakan akronim yang baik dan benar dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di dalam kelas atau sekolah. b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang fonologi dan akronim sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan di sekolah. c. Bagi Peneliti Lain Sebagai sumber informasi pengetahuan dalam bidang fonologi, khususnya tentang fonotaktik, akronim, jenis kata, dan makna kata. 2. Manfaat Teoretis Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan bentuk-bentuk akronim bahasa Indonesia serta kajian fonotaktik pemakaian akronim bahasa Indonesia.