BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan dapat menyebabkan sulit tidur (Potter dan Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk anak-anak dan remaja

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia melakukan pekerjaan yang berbeda setiap harinya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UMY berdasarkan nilai kecerdasan emosional Nilai Kecerdasan Emosional

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. keadaan aktif dan berulang yang terjadi pada setiap individu (Salam dkk,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia saat ini. Gawai elektronik digunakan untuk berbagai

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al.,

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2010 FK Universitas Andalas

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. termasuk fakultas muda yang berada di Universitas Negeri Gorontalo. Awalnya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB V PEMBAHASAN. Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember Dari 150

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta (UMY). Semua responden adalah mahasiswa tahap klinik (coass)

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian correlative (hubungan/ asosiasi)

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. fakultas yang ada di UMY adalah Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. September Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Istimewah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2000). Untuk hasil r hitung pada penelitian dapat dilihat pada kolom Corrected

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus. dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu proses penting dalam kehidupan manusia. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa termasuk dalam kelompok dewasa muda yang cukup

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 2013, 2014 dan 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 87

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control,

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Hasil penelitian didapatkan bahwa responden memiliki nilai rerata skor kuesioner PSQI sebesar 9.84, dengan nilai minimum dan maksimum adalah0-17, dan simpang baku2,842. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) responden memiliki nilai rerata sebesar 2,57, minimum dan maksimum sebesar 0,53-3,71, dan simpang baku 0,97. Tabel 1. Prestasi Belajar Mahasiswa FKIK UMY Prestasi Belajar Jumlah Persentase Sangat Memuaskan 11 15,7 Memuaskan 22 31,4 Cukup Memuaskan 17 24,3 Kurang Memuaskan 20 28,6 Kuesioner PSQI digunakan sebagai tolak ukur bagaimana pola tidur mahasiswa FKIK UMY, sementara nilai IPK merupakan indikator prestasi belajar mahasiswa. Data hasil dari pengumpulan skor kuesioner PSQI dan nilai IPK responden kemudian dianalisis dengan uji Spearman Rho Rank dan 26

27 menghasilkan nilai signifikansi (p) yakni 0,000 dan koefisien korelasi (r) sebesar -0,608. Artinya terdapat hubungan antara pola dengan prestasi belajar mahasiswa FKIK UMY.Hubungan di antara dua variabel tersebut kuat karena memiliki nilai -0,608, dengan tanda minus yang artinya adalah semakin tinggi skor PSQI maka semakin rendah nilai IPK mahasiswa tersebut (hubungan terbalik). Tabel 2. Hasil Analisis Hubungan Kedua Variabel Prestasi Belajar Skor PSQI Prestasi Belajar Korelasi Sig. (p) 1,000-0,608 0,000 Skor PSQI Korelasi Sig. (p) -0,608 0,000 1,000 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Subyek Penelitian Karateristik Subyek n % P 1 Jenis Kelamin Pria Wanita Total 2 Prestasi Belajar Sangat Memuaskan Memuaskan Cukup Memuaskan Kurang Memuaskan Total 37 33 70 11 22 17 20 70 52,8 47,1 100 15,7 31,4 24,3 28,6 100 0,0 0,0

28 B. Pembahasan Tidur didefinisikan sebagai keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian sensorik atau rangsangan lainnya. Tidur juga merupakan suatu proses aktif yang terdiri dari periode berulang tidur gelombang lambat dan paradoks dimana selama tidur tingkatan aktivitas otak keseluruhan tidak berkurang melainkan penyerapan O 2 oleh otak meningkat melebihi normal sewaktu terjaga. Tidur memberi tubuh kesempatan untuk perbaikan sel-sel yang rusak (natural healing mechanism), perbaikan keseimbangan metabolisme dan biokimia, juga dapat memperbaiki fungsi dan homeostatis yang penting juga dalam pengaturan suhu tubuh dan energi cadangan Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007). Bila aktivitas tidur ini dijalani seseorang dengan baik, maka efeknya akan mengenai dimensi kehidupan seseorang diwaktu terjaga. Tidur memiliki pengaruh terhadap kewaspadaan, energi, konsentrasi dan seterusnya. Perubahan pola tidur umumnya disebabkan oleh tuntutan aktivitas sehari - hari yang menyebabkan berkurangnya kebutuhan untuk tidur, akibatnya sering mengantuk yang berlebihan pada siang harinya (Potter & Perry, 2005). Menurut Lanywati (2001), kebutuhan tidur yang cukup tidak hanya ditentukan oleh faktor jam tidur (kuantitas tidur), tetapi juga oleh kedalaman

29 tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tert idur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Buysse et al, 1998). Menurut Hidayat (2006), kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Kondisi kurang tidur pun banyak ditemui dikalangan dewasa muda terutama mahasiswa yang nantinya bisa menimbulkan banyak efek, seperti berkurangnya konsentrasi belajar dan gangguan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian oleh National Sleep Foundation di Amerika tahun 2006, lebih dari 36% dewasa muda usia 18-29 tahun dilaporkan mengalami kesulitan untuk bangun pagi dibandingkan dengan 20% pada usia 30-64 tahun dan 9% di atas umur 64 tahun. Selain itu, hampir seperempat dewasa muda (22%) sering terlambat masuk kelas atau bekerja karena sulit bangun tidur dibandingkan dengan 11% pada pekerja usia 30-64 tahun dan 5% di atas umur 64 tahun dan 4% dewasa muda mengeluh mengantuk ketika beraktivitas sekurangnya 2 hari dalam seminggu atau lebih. Di samping itu, pada tahun 2011, juga dilakukan penelitian yang melibatkan 1.508 responden dengan hasil 51% responden yang mengalami gangguan tidur adalah responden yang berusia 19-29 tahun. Selain itu, keluhan berupa kesulitan tidur lebih sering dilaporkan dari pada keluhan lain yang berhubungan dengan tidur. Perkiraan prevalensinya pada orang dewasa bervariasi dari 15% sampai 40% dan semakin

30 meningkat pada lansia. Sedangkan pada anak usia 3 tahun sebanyak 14% mengalami kesulitan tidur dan 50-80% anak mengalami g angguan belajar akibat kualitas tidur yang tidak baik (Laking & Puri, 2011). Kurangnya kebutuhan tidur akan berdampak pada menurunnnya kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari - hari. Menurut Susanto (2006), dewasa muda yang mengalami hambatan dalam proses belajar disebabkan oleh rasa mengantuk dan lelah akibat kurang tidur, sehingga menurunnya konsentrasi ketika belajar. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius karena gangguan tidur ( sleep deprivation ) dapat mempengaruhi proses belajar, gangguan memori dan kesehatan emosi. Dengan berkonsentrasi, seseorang tidak mudah mengalihkan perhatiannya terhadap 3 masalah lain di luar yang dipelajarinya. Selain itu, dengan berkonsentrasi dapat diperoleh hasil yang optimal, salah satu contohnya adalah mendapatkan hasil prestasi belajar yang memuaskan. Pola tidur berbeda-beda, tergantung pada usia dan kebiasaan individu. Pada orang dewasa istirahat secara rileks juga diperlukan selain daripada tidur yang sebenarnya.berdasarkan jenis pekerjaannya, bagi yang bekerja dengan menggunakan otak atau pikiran memerlukan lebih banyak tidur dibandingkan dengan orang yang bekerja dengan fisik. Mahasiswa merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan banyak tidur karena pelajar akan lebih dituntut untuk berpikir dalam menimba ilmu.

31 Selama menjadi peserta didik, mahasiswa tidak bisa menghindarkan diri dari lingkunganalami dan lingkungan sosial budaya, sedangkan dari dalam individu yaitu faktor psikologis antara lain minat, kecerdasan, bakat, motivasi,. Nilai prestasi belajar dapat diketahui melalui proses evaluasi terhadap hasil belajar mahasiswa. Setelah rentang waktu tertentu, biasanya pada akhir semester semua penilaian untuk masing-masing bidang studi ditulis dalam sebuah transkrip nilai yang disebut Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK inilah yang menjadi alat bukti keberhasilan atau kegagalan mahasiswa di universitas.dari nilai ini, orang tua, mahasiswa yang bersangkutan, dan dosen pengajar dapat melihat sendiri prestasi belajar yang dicapai mahasiswa. Peneliti memilih meneliti pola tidur mahasiswa di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) karena mahasiswa FKIK UMY mempelajari ilmu yang kompleks dan terintegrasi sehingga mahasiswa dituntut untuk memahami ilmu tersebut. Mahasiswa FKIK UMY harus banyak belajar dari sumber rujukan, apalagi dengan dianutnya sistem Problem Based Learning (PBL ) dimana mahasiswa lebih aktif dalam proses belajar. Sistem belajar PBL terdapat ujian 1 kali tiap 5-8 minggu yang dikenal dengan istilah ujian blok. Nilai akhir mahasiswa merupakan gabungan dari 3 komponen, yaitu ujian MCQ, ujian skills lab, praktikum dan diskusi tutorial, sehingga prestasi akademik memenuhi segala aspek yang ada, yaitu

32 dari penilaian ujian MCQ, penilaian lisan dari diskusi tutorial dan keterampilan dari penilaian skills lab dan praktikum. Mahasiswa harus aktif mencari informasi dan menguasai materi yang dipelajari setiap minggunya. Namun, banyak mahasiswa yang mengeluh mengantuk ketika perkuliahan berlangsung bahkan sering ditegur oleh dosen dan kurang aktif dalam diskusi tutorial. Selain itu, banyak mahasiswa yang tidak menghadiri perkuliahan di pagi hari, terutama jam 7 pagi dengan keluhan mengantuk. Keluhan ini nantinya bisa mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa sehingga perlu menjadi pertimbangan kita bersama. Peneliti memilih untuk menjadikan angkatan 2013 dan 2014 sebagai responden karena berdasarkan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, secara epidemiologi kelompok usia yang terbanyak mengalami gangguan tidur adalah usia 19-29 tahun. Hal ini sesuai dengan mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 yang berusia rata - rata 20-22 tahun. Prestasi akademik yang diambil adalah indeks prestasi kumulatif semester terakhir sebab penelitian ini mengidentifikasi gangguan tidur yang dialami minimal dalam beberapa bulan terakhir yang terjadi secara berulang dan waktunya bersamaan dengan berlangsungnya blok -blok yang dijalani pada semester sebelumnya sehingga hasilnya akan lebih akurat. Prestasi belajar yang dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) apabila diklasifikasikan menjadi empat yaitu, sangat memuaskan (3,5-4), memuaskan (3-3,49), cukup memuaskan (2-2,9), dan kurang memuaskan (<2). Hasil

33 penelitian menunjukkan bahwa 11 orang (15,7%) memiliki IPK sangat memuaskan, 22 orang (31,4%) memuaskan, 17 orang (24,3%) cukup memuaskan, dan 20 orang sisanya (28,6%) kurang memuaskan. Skor PSQI menunjukkan bagaimana pola tidur mahasiswa, dengan interpretasi semakin besar nilai skor PSQI tersebut maka semakin buruk pola tidur dari mahasiswa.data yang diperoleh menunjukkan banyak mahasiswa yang memiliki IPK kurang memuaskan dengan skor PSQI yang tinggi.ini diperkuat dengan hasil analisis bivariat untuk mencari korelasi antara pola tidur dengan prestasi belajar, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara skor PSQI dengan IPK mahasiswa. Data dari The National Sleep Foundation, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa orang dewasa harus tidur sekitar 30 persen dari waktu 24 jam atau sekitar 6-8 jam sebaiknya dipergunakan untuk tidur. Jumlah tidur yang cukup, penting bagi kesehatan mental dan fisik, fungsi kognitif, memori dan belajar. Mahasiswa merupakan orang dewasa yang juga memerlukan waktu tidur seperti yang telah disebutkan penelitian tersebut, yakni 6-8 jam.telah dilaporkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional, kehilangan memori, dan penurunan konsentrasi. Berbagai penelitian telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa kurang tidur berpengaruh pada prestasi akademik siswa dan juga menyebabkan gangguan suasana hati, ketidakpuasan beraktivitas, mengantuk, obesitas dan penurunan fungsi kognitif.penyebab kurang tidur beberapa di

34 antaranya ialah menonton TV dan mendengarkan musik. Stres juga punya kontribusi sangat penting pada kemampuan siswa untuk tidur dimalam hari Selain itu, konsumsi kafein, merokok dan penyalahgunaan obat atau zat-zat yang dapat menghilangkan rasa kantuk akan dapat mempengaruhi prestasi akademik. Sebuah studi dilakukan di University Of Colorado menyatakan bahwa gangguan tidur dapat berpengaruh kinerja siswa di berbagai usia maupun tingkat pendidikan lain. Keadaan tidur menyebabkan timbulnya 2 macam efek fisiologis utama yaitu : pertama, efek pada sistem sarafnya sendiri dan kedua, efek pada sistem fungsional tubuh lainnya.kualitas tidur yang baik sangat berperan penting dalam kemampuan berpikir dan belajar. Tidur memberi otak kesempatan untuk istirahat dan memperbaiki neuron-neuron (sel-sel otak) yang rusak. Memori di otak kita akan terasa susah diakses apabila kurang tidur, sehingga akan menurunkan kemampuan konsentrasi yang akan berdampak pada menurunnya daya nalar, dan kemampuan memecahkan masalah karena data dan informasi akan terasa susah dikeluarkan dari memori otak kita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidur yang baik berkaitan dengan peremajaan sel-sel saraf di otak, sehingga dengan pola tidur yang baik maka dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa karena kemampuan otaknya akan baik bila diimbangi dengan tidur yang baik. Mahasiswa yang memiliki prestasi belajar yang belum memuaskan dapat mencoba untuk menghindari pencetus-pencetus yang dapat mengganggu tidur.