BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel. Kriteria pengambilan keputusan 52

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB III METODE PENELITIAN

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabelnya dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah jadi dari tempat penelitian. Data jumlah deposito mudharabah

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Bank Indonesia pada tahun yaitu Bank Mandiri syariah,bni, BRI,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek dan Metode Penelitian Yang Digunakan. suku bunga sebagai variabel independen dan simpanan deposito mudharabah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2010, dan Untuk mendapatkan beberapa informasi dan sumber data yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdaftar di Bank Indonesia sampai dengan tahun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif, guna

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan dipaparkan sampel dan data penelitian yang akan menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. seksama untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sedangkan penelitian yaitu,

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. dari elemen-elemen populasi yang terpilih. Sampel penelitian diambil secara sensus, yaitu

BAB III METODE DAN ANALISA PENELITIAN. ini adalah Bank Umum Syariah Milik Negara di Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA, LIKUIDITAS, DAN BAGI HASIL TERHADAP SIMPANAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH TAHUN

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB III METODE PENELITIAN. dalam periode tahun Data tersebut merupakan data laporan keuangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2005:124) dan merupakan data sekunder

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. bank syariah dengan fokus penelitian pada total jumlah deposito mudharabah.

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. syariah di Indonesia, adapun sampel dipilih berdasarkan metode puposive random

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. kesimpulan. Dalam pengambilan data yang menjadi populasi untuk penelitin

Transkripsi:

69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Statistik 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel a. Uji Chow Chow test yakni pengujian untuk menentukan model Common Effect (OLS) atau Fixed Effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Kriteria pengambilan keputusan 52 Jika F hitung > F tabel maka model yang lebih baik adalah Fixed effect Jika F hitung < F tabel maka model yang lebih baik adalah Common effect 52 Fajar, Egi, Panel Data Analysis Using Eviews, Ebook, 2013, hlm 17

70 Gambar 4.1 Rumus Uji Chow SSE 1 (Sum Squared Resid dari model Common effect) = 0.018024 SSE 2 (Sum Squared Resid dari model Fix effect) = 0.005766 n (jumlah data perusahaan / cross section) = 5 t (jumlah data time series) = 24 nt (jumlah data perusahaan x jumlah data time series) = 120 F hitung = 0.018024-0.005766 / 5-1 0.005766 / 120 5 2 F hitung = 0.0030645 5.10265E-05 F hitung = 60,057

71 Gambar 4.2 Rumus Mencari F Tabel α (tingkat signifikansi yang dipakai) = 0.05 n (jumlah data perusahaan / cross section) = 5 n-1 = 4 t (jumlah data time series) = 24 nt (jumlah data perusahaan x jumlah data time series) = 120 k (jumlah variabel independen) = 3 F Tabel = (0,05 : (5 1) ((5 1, 120 5 2)) F Tabel = (0,05 : 4 (4, 113) F tabel = 2,452 Kesimpulan : Karena F hitung > F tabel, maka model yang lebih baik adalah Fixed effect b. Uji Hausman Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan.

72 Kriteria pengambilan keputusan 53 : Jika Chi square hitung > Chi square tabel maka model yang lebih baik adalah Fixed effect Jika Chi square hitung < Chi square tabel maka model yang lebih baik adalah Random effect Tabel 4.1 Uji Hausman Chi square hitung = 0,000 Chi square tabel = 7,815. Karena Chi square hitung < Chi square tabel maka model yang lebih baik adalah Random effect. Dengan ini maka model yang digunakan adalah Random effect. 53 Fajar, Egi, Panel Data Analysis Using Eviews, Ebook, 2013, hlm 21

73 2. Analisis Deskriptif Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data panel, yakni gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Data runtut waktu (time series) triwulan untuk periode maret 2010 sampai dengan desember 2015. Data silang (cross section) meliputi lima bank umun yang menerbitkan laporan keuangan dan memiliki aset terbesar, yakni bank muammalat, bank syariah mandiri, bank BNI Syariah, bukopin syariah, dan bank BRI syariah. Berdasarkan ketersediaan data dari laporan triwulan perbankan syariah tersebut sebanyak 120 data maka data tersebut dianggap telah representatif. Dibawah ini adalah deskripsi data yang digunakan dalam penelitiaan ini yang telah diolah dengan menggunakan eviews Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Statistik

74 a) Equivalent Rate Bagi Hasil Deposito Mudharabah Equivalent Rate bagi hasil menggunakan angka indikasi Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah berjangka satu bulan pada bank umum syariah. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari data selama periode penelitian dapat dilihat bahwa nilai terbesar adalah 0,0920 dan nilai terkecil adalah 0,0390. Rata-rata (mean) ER bagi hasilnya sebesar 0.0628 dengan standar deviasi 0.012680 b) BI Rate Tingkat suku bunga Bank Indonesia atau BI rate yang diamati selama periode penelitian dapat dilihat bahwa nilai BI Rate terendah adalah 0.0500 dan yang tertinggi adalah 0.0780. Rata-rata (mean) BI rate yaitu sebesar 0.067292 dan dengan standar deviasi sebesar 0.007749 c) Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Suku bunga SBI yang diamati selama periode penelitian dapat dilihat bahwa nilai SBI terendah adalah 0.0380 dan yang tertinggi adalah 0.0750. Rata-rata (mean) SBI yaitu sebesar 0.063125 dan dengan standar deviasi sebesar 0.010417

75 d) Suku Bunga Deposito Bank Konvensional Bunga deposito satu bulan bank konvensional yang diamati selama periode penelitian dapat dilihat bahwa nilai bunga terendah adalah 0.06550 dan yang tertinggi adalah 0.0720. Rata-rata (mean) bunga deposito satu bulan bank konvensional yaitu sebesar 0.064417 dan dengan standar deviasi sebesar 0.006890 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Kriteria pengambilan keputusan yaitu data berdistribusi normal jika nilai Jarque-Bera lebih kecil dari nilai Chi Square. 54 54 ibid, hlm 27

76 Tabel 4.3 Uji Normalitas Dari histogram diatas nilai JB sebesar 2,128868, sementara nilai Chi Square dengan melihat jumlah variabel independen sejumlah 3 variabel independen dan dengan signifikansi 0,05 didapat nilai Chi Square sebesar 7,815 yang berarti nilai JB lebih kecil dari nilai Chi Square (2,128868 < 7,815). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. b. Uji Multikolonieritas Multikolonieritas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati antar variable independen dalam model regresi. Suatu model regresi dikatakan mengalami Multikolonieritas

77 jika ada fungsi linear yang sempurna pada beberapa atau semua independen variable dalam fungsi linear. Dan hasilnya sulit didapatkan pengaruh antara independen dan dependen variable. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikoliniearitas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai VIF kurang dari 10 maka dinyatakan tidak terjadi multikoliniearitas 55 Tabel 4.4 Uji Multikolonieritas Dapat diketahui bahwa tidak ada masalah Multikolonieritas, hal ini dapat dilihat dari nilai VIF pada Centered VIF untuk ke tiga variable independen kurang dari 10. Dimana nilai centered VIF BI Rate sebesar 4.551091 kurang dari 10, suku bunga SBI 4.030554 kurang dari 10, dan bunga deposito bank konvensional sebesar 7.861955 kurang dari 10. 55 Priyatno, Duwi, Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS, Mediakom, 2013, hlm. 103

78 c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Ada beberapa cara untuk menguji apakah model regresi yang kita pakai lolos heteroskesdastisitas. Dalam mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas penelitian yang kita pakai ini menggunakan Uji Glejser yakni meregresikan nilai mutlaknya dengan variabel independen. Ketentuan yang dipakai, jika nilai probabilitasnya tidak signifikan secara statistik pada derajat 5% maka hipotesis nol diterima, yang berati tidak ada heteroskedastisitas dalam model. Sebaliknya jika nilai probabilitasnya signifikan secara statistik pada derajat 5% maka hipotesis nol ditolak, yang berati ada masalah heteroskedastisitas 56 56 Fajar, Egi, Panel Data Analysis Using Eviews, Ebook, 2013, hlm. 35

79 Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas Dari output di atas dapat diketahui bahwa tidak ada masalah Heteroskesdastisita. Hal ini karena probabilitas ke 3 variabel lebih dari 0,05. Dimana nilai probabilitas BI Rate sebesar 0,7305 lebih besar 0,05, suku bunga SBI sebesar 0,7593 lebih besar dari 0,05 dan bunga deposito bank konvensional sebesar 0,5081 lebih besar dari 0,05.

80 4. Analisis Regresi Data Panel Analisis Regresi Linier Data Panel pada penelitian ini menggunakan metode Random Effects. Pemilihan metode Random Effects sebagai metode analisis data panel pada penelitian ini sebelumnya diuji melalui uji chow dan uji hausman terlebih dahulu, sehingga akhirnya metode Random Effect yang paling tepat untuk menguji data panel pada penelitian ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Data Panel dengan Metode Random Effects Persamaan regresinya sebagai berikut: Y it = β 0 + β 1 X 1it + β 2 X 2it + β 3 X 3it + U it

81 ER = 0,065705 0,647065BIRate + 0,332122SBI + 0,305520BDBK + 0 Arti angka-angka tersebut sebagai berikut: (yang diartikan adalah nilai koefisien variabel independen yang berpengaruh signifikan, yaitu nilai signifikansi kurang dari 0,05) a. Konstanta sebesar 0,066 artinya jika X1(BI Rate), X2 (suku bunga SBI), X3 (Bunga deposito bank konvensional) nilainya adalah 0, maka besarnya Y (Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah) nilainya sebesar 0,066. b. Koefisien regresi variabel X 1 (BI rate) sebesar -0,647 artinya setiap peningkatan X1 sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan Y (Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah) sebesar 0,647 satuan, dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. c. Koefisien regresi variabel X 2 (Suku bunga SBI) sebesar 0,332 artinya setiap peningkatan suku bunga SBI sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan Equivalent Rate bagi hasil sebesar 0,332 satuan, dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. d. Koefisien regresi variabel X 3 (bunga deposito satu bulan bank konvensional) sebesar 0,305 artinya setiap peningkatan suku bunga deposito bank konvensional sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan Equivalent Rate bagi hasil sebesar 0,332 satuan, dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.

82 5. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan Adjusted R 2, uji F, dan uji t. uji hipotesis ini dilakukan menggunakan eviews dan didapat hasil olah data sebagaimana berikut Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis dengan Metode Random Effects

83 a. Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 ) Analisis determinasi adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar variabel X memberikan kontribusi terhadap variable Y. Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variable independen secara serentak terhadap variable dependen. Dapat diketahui bahwa variabel X1, X2, dan X3 secara bersamasama memiliki sumbangan pengaruh terhadap Y sebesar 0,135 atau 13,5% dan sisa dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variable independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen. Hipotesis: Ho : Tidak terdapat pengaruh X1, X2, X3 secara bersama-sama terhadap Y Ha : Terdapat pengaruh X1, X2, X3 secara bersama-sama terhadap Y Kriteria pengambilan keputusan:

84 Ho diterima bila F hitung F tabel (Tidak terdapat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen) Ho ditolak bila F hitung > F tabel (Terdapat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen) Nilai F tabel dapat dilihat pada tabel F statistik pada df 1 = jumlah variabel-1 atau 4-1 = 3 dan df 2 = n-k-1 atau 120-3-1 = 116 (k adalah jumlah variable independen). Dengan signifikansi 0,05 diperoleh hasil F table = 2,683. Variabel BI rate, SBI, dan bunga deposito bank konvensional secara bersama-sama berpengaruh terhadap Equivalent Rate bagi hasil Deposito Mudharabah perbankan syariah. Hal ini karena nilai F hitung > F table (7,179 < 2,683) atau signifikansi > 0,05 dimana nilai signifikansinya 0,000 lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima. c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji t dalam regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis:

85 Ho : Tidak terdapat pengaruh X1, X2, X3 secara parsial terhadap Y Ha : Terdapat pengaruh X1, X2, X3 secara parsial terhadap Y Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima bila -t hitung -t tabel atau t hitung t tabel (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen) Ho ditolak bila -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel (terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen) Nilai t table dapat dilihat pada tabel t statistik pada df = n-k-1 atau 120-3-1 = 116 (k adalah jumlah variable independen), dengan signifikansi 0,05 dan uji 2 sisi diperoleh hasil t table = 1,981 / -1,981. 1) Variabel BI rate secara parsial berpengaruh terhadap Equivalent Rate bagi hasil Deposito Mudharabah perbankan syariah. Hal ini karena nilai -t hitung kurang dari -t table dimana nilainya yaitu -3,573 lebih dari -1,981 atau probabilitas kurang dari 0,05 dimana nilai probabilitasnya sebesar 0,0005 kurang dari dari 0,05 sehingga Ho ditolak. Pengaruhnya negatif karena nilai t

86 hitung negatif, artinya jika BI rate meningkat maka Equivalent Rate akan menurun 2) Variabel SBI secara parsial berpengaruh terhadap Equivalent Rate bagi hasil Deposito Mudharabah berjangka satu bulan. Hal ini karena nilai t hitung lebih dari t table dimana nilai t hitungnya sebesar 2,620 lebih dari 1,981 atau probabilitas kurang dari 0,05 dimana nilai probabilitasnya sebesar 0,010 kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak. Pengaruhnya positif karena nilai t hitung positif, artinya jika SBI meningkat maka Equivalent Rate akan meningkat juga. 3) Variabel bunga deposito bank konvensional secara parsial tidak berpengaruh terhadap Equivalent Rate bagi hasil Deposito Mudharabah perbankan syariah. Hal ini karena nilai t hitung kurang dari t table dimana nilai t hitungnya sebesar 0,657 kurang dari 1,981 atau probabilitas lebih dari 0,05 dimana nilai probabilitasnya yakni sebesar 0,256 lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima B. Pembahasan Hasil Penelitian Tabel 4.8 Hubungan Variabel Independen Terhadap Equivalent Rate Bagi Hasil

87 Variabel Hubungan yang Ditemukan Signifikansi Coefficient Positif (+) Signifikan BI Rate Negatif (-) Signifikam Suku bunga SBI Positif (+) Signifikan Bunga Deposito Bank Konvensional Positif (+) Tidak Signifikan 1. Pengaruh BI Rate terhadap Equivalent Rate Bagi Hasil Deposito Mudharabah Hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini adalah BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah satu bulan. Berdasarkan hasil uji t yakni hasil pengujian parsial antara variabel BI Rate dengan Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah menunjukan nilai t -3,573 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0005 lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung negatif berarti BI Rate berpengaruh negatif terhadap Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah satu bulan. Maka dari penelitian ini disimpulkan bahwa BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah satu bulan.

88 Tingkat suku bunga atau yang biasa disebut BI Rate sebagaimana disebutkan dalam teori klasik tentang suku bunga dimana pergerakan suku bunga berbanding terbalik dengan investasi. Pada kenyataannya peningkatan BI Rate akan memicu meningkatnya suku bunga kredit, sehingga berpengaruh pada biaya modal perusahaan dan mengganggu perencanaan investasi perusahaan tersebut. Pada lembaga keuangan berbasis syariah, Equivalent Rate merupakan pembanding dari tingkat suku bunga simpanan di bank konvensional. Sebagaimana yang dipaparkan dalam teori klasik tentang suku bunga dimana teori tersebut menunjukan hubungan antara BI Rate dengan Equivalent Rate bagi hasil Mudharabah, sehingga dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan menyebabkan semakin rendah tingkat investasi yang akan dilakukan oleh pengusaha, hal ini disebabkan karena tingkat biaya modal dari pinjaman kepada bank mengalami kenaikan karena suku bunga pinjaman naik, sehingga tingkat biaya penggunaan dana yang harus pengusaha bayarkan semakin besar. Pada umumnya tingkat investasi yang rendah akan menurunkan aktivitas ekonomi secara global sehingga pendapatan pengusaha akan menurun. Hal ini akan berimbas pada buruknya tingkat produktifitas pembiayaan bank syariah sehingga porsi pendapatan yang akan dibagihasilkan kepada deposan akan menurun.

89 Berdasarkan dari hasil penelitian ini dimana setiap kenaikan BI Rate akan diikuti dengan penurunan Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah. Hal ini sesuai dengan teori yang ada dan temuan penelitian yang dilakukan oleh Muhibbatul Ilmiah (2013), dimana dijelaskan pada hasil temuannya bahwa BI Rate berpengaruh negatif terhadap simpanan Mudharabah di Bank Muammalat Indonesia, namun berbeda dengan hasil temuan yang dilakukan oleh Utama (2013) dimana BI Rate berpengaruh positif terhadap Equivalent Rate Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Perbedaan hasil penelitian ini dimungkinkan karena periode waktu penelitian yang dilakukan berbeda, pada saat itu rata-rata inflasi Indonesia cenderung rendah yakni 4,9% termasuk dalam golongan inflasi merayap dan dikuatkan dengan keadaan deposan yang tidak melakukan penarikan dana secara besar-besaran dari bank sehingga tingkat likuiditas dan profitabilitas bank tetap terkendali.

90 Grafik 4.1 Perbandingan Laju Inflasi Periode Penelitian 9.00% 8.00% 7.00% 6.00% 5.00% 4.00% 3.00% Inflasi 2010-2015 inflasi 2008-2012 2.00% 1.00% 0.00% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Sumber : BI - Data inflasi, diolah Perbedaan hasil penelitian ini memperkuat argumentasi yang dinyatakan dalam penelitian ini karena perbandingan rata-rata inflasi dalam penelitian ini lebih dari 4,9% yakni 5,76%, selain inflasi beberapa hal juga menjadikan perbedaan keadaan antara penelitian ini dimana pada periode 2013 Bank Indonesia (BI) menggunakan cadangan valuta asingnya untuk melakukan campur tangan secara mendalam dalam pasar valuta asing agar dapat menahan dampak jatuhnya nilai rupiah.

91 Grafik 4.2 Kurs dan Cadangan BI Kurs dan Cadangan BI 15000 108000 14000 106000 104000 13000 102000 12000 100000 98000 11000 96000 10000 94000 92000 9000 90000 8000 88000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kurs Cadangan BI Sumber : BPS Posisi cadangan Devisa, diolah Pada paruh kedua tahun 2013, saham, obligasi, dan mata uang dalam negeri Indonesia berada dibawah tekanan yang kuat setelah the fed mengisyaraktan bahwa pihaknya akan mulai megurangi program pembelian obligasinya. Hal tersebut mengakibatkan perubahan dalam kebijakan seiring dengan kenaikan suku bunga dan BI mulai membangun cadangannya yang kemudian berdampak pada sikap masyarakat untuk menarik depositonya di bank akibat gejolak ekonomi tersebut.

92 Grafik 4.3 Perbandingan Equivalent Rate bagi hasil Deposito Mudharabah dengan BI Rate 0.100 0.090 0.080 0.070 0.060 0.050 0.040 0.030 0.020 0.010 0.000 Perbandingan ER dengan BI Rate ER BMI ER BSM ER BNI ER BRI ER Bukopin bi rate Grafik diatas menjelaskan hubungan trend Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah dengan BI Rate periode 2010 sampai dengan 2015. terdapat perbedaan yang signifikan pada tahun 2014 dimana trend Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah bank BRI syariah jauh lebih tinggi dibandingkan BI Rate. Sesuai dengan teori bagi hasil, keadaan seperti ini dimungkinkan karena jumlah dana BRI syariah yang dialokasikan dalam bentuk pembiayaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana untuk investment rate. Namun rata-rata trend Equivalent Rate masing-masing bank yang diteliti berada dibawah trend BI Rate.

93 Keadaan dimana setiap kenaikan BI Rate akan diikuti dengan penurunan Equivalent Rate ini mengindikasi berkurangnya nasabah yang akan mendepositokan uangnya di bank syariah, sehingga dana yang akan dikelolapun akan menurun. Hal ini mengharuskan bank syariah untuk melakukan penyesuaian nisbah bagi hasilnya agar bisa bersaing dengan bank konvensional. 2. Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap Equivalent Rate Bagi Hasil Deposito Mudharabah Hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian ini adalah suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah satu bulan. Berdasarkan hasil uji t yakni hasil pengujian parsial antara variabel SBI dengan Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah menunjukan nilai t sebesar 2,620 dengan nilai probabilitas sebesar 0,134 lebih besar dari 0,05. Maka dari penelitian ini hipotesis yang diajukan ditolak dan disimpulkan bahwa suku bunga SBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah. Suku bunga SBI sebagai alat untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah ditentukan berdasarkan mekanisme BI Rate. Sebagaimana disebutkan dalam teori klasik tentang suku bunga dimana pergerakan suku bunga berbanding

94 terbalik dengan investasi. Pada kenyataannya peningkatan SBI akan memicu meningkatnya suku bunga kredit, sehingga berpengaruh pada biaya modal perusahaan dan mengganggu perencanaan investasi perusahaan tersebut. Saat ini Bank Indonesia menggunakan tingkat suku bunga SBI sebagai salah satu instrumen untuk mengedalikan inflasi. Apabila inflasi dirasakan cukup tinggi maka Bank Indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga SBI untuk meredam kenaikan inflasi. Perubahan tingkat suku bunga SBI akan memberikan pengaruh bagi pasar modal dan pasar keuangan. Apabila tingkat suku bunga naik maka secara langsung akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap kenaikan tingkat bunga. Kenaikan tingkat suku bunga SBI akan diikuti oleh bank-bank komersial untuk menaikkan tingkat suku bunga simpanan. Apabila tingkat suku bunga deposito lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, tentu investor akan mengalihkan dananya ke deposito. Terlebih lagi investasi di deposito sendiri merupakan salah satu jenis investasi yang bebas resiko. Pengalihan dana oleh investor dari pasar modal ke deposito tentu akan mengakibatkan penjualan saham besar-besaran sehingga akan menyebabkan penurunan indeks harga saham. Bagi masyarakat sendiri, tingkat suku bunga yang tinggi berarti tingkat inflasi di negara tersebut cukup tinggi. Dengan adanya inflasi yang tinggi akan menyebabkan berkurangnya tingkat konsumsi

95 riil masyarakat sebab nilai uang yang dipegang masyarakat berkurang. Ini akan menyebabkan konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan perusahaan akan menurun pula. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatan perusahaan sehingga akan mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut 57 Penurunan tingkat pendapatan perusahaan juga mengindikasi menurunnya tingkat produktifitas pembiayaan di bank syariah, dimana tingkat investasi yang rendah akan menurunkan aktivitas bisnis dan perekonomian secara global sehingga pendapatan pengusaha akan menurun, karena masyarakat lebih memilih mengalokasikan dananya dalam bentuk deposito daripada saham, dan berdampak pula pada penurunan pendapatan bank sehingga pendapatan yang akan dibagi hasilkan kepada deposan juga menurun. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa setiap kenaikan SBI akan diikuti dengan kenaikan Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah. Hasil dari penelitian ini berbeda dengan teori yang sudah ada dan temuantemuan empiris sebelumnya, hal ini mungkin dikarenakan penyesuaian bank syariah untuk bersaing dengan bank konvensional dalam sisi pemberian porsi bagi hasil kepada deposannya. 57 Sunariyah, Pengantar. Hlm. 129

96 Grafik 4.4 menjelaskan perbandingan trend suku bunga SBI dengan Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah, dijelaskan bahwa dari triwulan pertama tahu 2010 sampai dengan triwulan ke tiga 2012 rata-rata trend Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah bank BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri mengikuti trend suku bunga SBI, sedangkan pada triwulan setelahnya hingga 2015 trend rata-rata Equivalent rate bagi hasil deposito Mudharabah bank Muammalat dan bank bukopin syariah mengikuti trend suku bunga SBI. Artinya rata-rata trend Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah masing-masing bank yang diteliti mengikuti trend suku bunga SBI. Grafik 4.4 Trend Equivalent Rate Bagi Hasil Deposito Mudharabah terhadap SBI 0.100 0.090 0.080 0.070 0.060 0.050 0.040 0.030 0.020 0.010 0.000 ER BMI ER BSM ER BNI ER BRI ER Bukopin sbi Sumber : BPS, diolah

97 Bagi hasil merupakan salah saru indikator penting yang perlu diperhatikan oleh perbankan syariah, penyesuaian tingkat bagi hasil terhadap bunga perbankan konvensional perlu dilakukan untuk menarik minat masyarakat mendepositokan dananya di bank syariah, hal ini dilakukan sebagai bentuk persaingan, tetapi penyesuaian tersebut tentu harus berlandaskan ketentuan Dewan Pengawas Syariah. Penyesuaian tingkat Equivalent Rate bagi hasil tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki kinerja bank syariah itu sendiri, yakni melalui perencanaan yang baik terhadap manajemen resiko, manajemen likuiditas, dan kemampuan menjaga dan mengelola aktiva produktif artinya bank dapat melakukan tugasnya dengan baik dalam mengelola dana yang ada, yaitu salah satunya dengan memerhatikan nasabah pembiayaan, ketika kinerja nasabah pembiayaan baik, maka akan meningkatkan pendapatan bank itu sendiri, sehingga pendapatan yang akan dibagi hasilkan kepada deposan akan meningkat. 3. Pengaruh Bunga Deposito Satu Bulan Bank Konvensional terhadap Equivalent Rate Bagi Hasil Deposito Mudharabah satu bulan Hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian ini adalah bunga deposito satu bulan bank konvensional berpengaruh negatif dan signifikan

98 terhadap Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah satu bulan. Berdasarkan hasil uji t yakni hasil pengujian parsial antara variabel bunga deposito bank konvensional dengan Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah menunjukan nilai t sebesar 1,141 dengan nilai probabilitas sebesar 0,256 lebih besar dari 0,05. Maka dari penelitian ini hipotesis yang diajukan ditolak dan disimpulkan bahwa bunga deposito satu bulan bank konvensional tidak berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah satu bulan. Dalam pengumpulan dana, bank syariah akan mengalami persaingan dengan bank konvensional. Berdasarkan PBI No.13/23/PBI/2011 resiko dalam persaingan ini dikenal dengan istilah displaced commercial risk atau resiko perpindahan dana nasabah dari bank syariah ke bank konvensional. Resiko ini terjadi ketika bank konvensional meningkatkan suku bunga karena mengikuti BI Rate, sedangkan Equivalent Rate bagi hasil yang ditawarkan bank syariah relatif lebih rendah dari tingkat suku bunga bank konvensional. Resiko tersebut menyebabkan nasabah yang mendepositokan dananya di bank syariah beralih ke bank konvensional untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Menurunnya jumlah nasabah yang mendepositokan dananya pada bank syariah berakibat pada penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang kemudian berdampak pada penurunan Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah bank syariah tersebut

99 Jika suku bunga sudah merupakan ketetapan dari sebuah bank dengan batasan atau perkiraan dari penetapan suku bunga menurut Bank Indonesia (BI Rate), sedangkan nisbah bagi hasil akan ditetapkan setelah adanya sebuah kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu bank sebagai pengelola dana dan nasabah sebagai pemilik modal (deposan). Secara prinsip islam juga mengakui adanya nilai dan amat berharganya waktu, akan tetapi penghargaannya tidak diwujudkan dalam persentase bunga tetap, tetapi merealisasikan penghargaan dalam bentuk bagi hasil. 58 Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa setiap kenaikan bunga deposito bank konvensional akan diikuti dengan kenaikan Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah. Hasil dari penelitian ini berbeda dengan teori yang sudah ada dan temuan-temuan empiris sebelumnya, penelitian ini juga berbeda dengan hasil temuan Muhibbatul Ilmiah dimana hasil temuannya menunjukan bahwa tingak suku bunga konvensional berpengaruh negatif signifikan terhadap bagi hasil simpanan Mudharabah pada bank Muammalat Indoenesia. Perbedaan hasil temuan ini mungkin seiring berjalannya waktu dimana persaingan antar bank dalam menarik dana masyarakat untuk keberlangsungan operasionalnya semakin meningkat, sehingga bank syariah melakukan penyesuaian bagi hasilnya untuk bersaing dengan bank konvensional 58 Muhammad, Bank Syariah, Yogyakarta: EKONISIA, 2004, hlm.37

100 Grafik 4.5 menjelaskan perbandingan antara Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah dengan bunga deposito bank konvensional, dapat dilihat trend pertumbuhan Equivalent Rate bagi hasil selalu mengikuti trend bunga deposito konvensional, dimana apabila bunga konvensional naik, diikuti juga dengan kenaikan rata-rata Equivalent Rate bagi hasil deposito Mudharabah, namun kenaikannya tidak signifikan. Grafik 4.5 Trend Equivalent Rate Bagi Hasil Deposito Mudharabah terhadap Suku Bunga Deposito Bank Konvensional 0.100 0.090 0.080 0.070 0.060 0.050 0.040 0.030 0.020 0.010 0.000 Perbandingan ER dengan Bunga Deposito ER BMI ER BSM ER BNI ER BRI ER Bukopin bk dep 1 Sumber : Laporan Publikasi OJK, diolah

101 Keadaan sebagaimana grafik 4.5 diatas menjelaskan bahwa bank syariah lebih mengedepankan Resiko bisnis dari pada Resiko syariah. Bank syariah lebih memilih melakukan perubahan nisbah untuk menyesuaikan dengan bunga bank konvensional, sehingga realisasi bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposannya bisa masih bersaing dan nasabah tidak memindahkan depositonya ke bank lain.