GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR : 18 TAHUN 2016 TENTANG KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 22/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KOPERASI SKALA BESAR

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KOPERASI SKALA BESAR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR : 4 TAHUN 2016 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

- 3 - Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO. dan BUPATI MOJOKERTO MEMUTUSKAN :

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM DANA CADANGAN UNTUK PEMILIHAN LANGSUNG KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2010

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 6 TAHUN 2014

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

- 1 - BUPATI GUNUNG MAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI B

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN SISTEM RESI GUDANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG KOMITE PEMASARAN PRODUK UNGGULAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 1 Tahun : 2015

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

3988/XII/Tahun 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

SALINAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR : 18 TAHUN 2016 TENTANG KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pengembangan koperasi sebagai badan usaha yang sehat dan memiliki daya saing global, maka pemberdayaan koperasi harus diarahkan pada pengembangan koperasi inti dan unggul yang berbasis keanggotaan, ilmu pengetahuan dan teknologi; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengembangan koperasi inti dan unggul perlu peningkatan peran dan koordinasi antara Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, kabupaten/kota dan pemangku kepentingan lainnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan tentang Koperasi Inti Dan Koperasi Unggul; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3744); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 6. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Penerapan Akuntabilitas Koperasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1499); 7. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 22/Per/M.KUKM//IX/2015 tentang Koperasi Skala Besar (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1501); 8. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Usaha Menengah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 225 A); 9. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 10), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 9); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Provinsi adalah Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

4. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Selatan. 5. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. 6. Dinas adalah Dinas yang membidangi Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah di Provinsi Sulawesi Selatan. 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Sulawesi Selatan. 8. Dewan Koperasi Indonesia Wilayah adalah organisasi yang didirikan dari dan oleh gerakan koperasi untuk memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi koperasi ditingkat wilayah /Provinsi. 9. Dewan Koperasi Indonesia Daerah adalah organisasi yang didirikan dari dan oleh gerakan koperasi untuk memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi koperasi ditingkat Kabupaten/Kota. 10. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. 11. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang dengan jumlah anggota paling sedikit sebanyak 20 (duapuluh) orang. 12. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum Koperasi dengan jumlah anggota paling sedikit minimum 3 (tiga) koperasi. 13. Koperasi inti adalah Koperasi yang sehat, kuat, mandiri, tangguh yang memenuhi kriteria, aset,omzet, unit usaha,jumlah anggota dan melaksanakan Rapat Anggota Tahunan meliputi Koperasi Sektor Riil, Koperasi Simpan Pinjam Konvensional dan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah. 14. Koperasi Unggul adalah sehat organisasi dan usaha yang memenuhi criteria aset,omzet, unit usaha, jumlah anggota dan melaksanakan Rapat Anggota Tahunan meliputi Koperasi Sektor Riil, Koperasi Simpan Pinjam Konvensional dan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah. 15. Aset Koperasi adalah kekayaan yang dimiliki Koperasi meliputi aktiva lancar, dan aktiva tetap. 16. Omzet koperasi adalah total nilai penjualan/pendapatan barang/jasa koperasi pada tahun buku yang bersangkutan. 17. Modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal equity dan berasal dari simpanan pokok,simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. 18. Modal Pinjaman adalah modal yang diperoleh anggota, koperasi lainnya dan/atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah, yang wajib dikembalikan oleh koperasi.

19. Modal penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan koperasi dalam meningkatkan kegiatan usahanya. 20. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara koperasi dengan badan usaha lainnya dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha mikro dengan usaha besar. 21. Tim Monitoring dan Evaluasi dalah Tim yang bertugas memantau dan mengevaluasi kinerja capaian Koperasi Inti dan Koperasi Unggul yang diprogramkan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah Kabupaten/Kota. BAB II MAKSUD, TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP Bagian Kesatu Maksud dan Tujuan Pasal 2 Maksud Peraturan Gubernur ini adalah untuk mewujudkan Koperasi Inti, Koperasi Unggul dan memberikan dorongan, fasilitasi dalam memantapkan kelembagaan dan usaha Koperasi. Tujuan Peraturan Gubernur ini adalah: Pasal 3 a. agar anggota, pengurus, pengawas dan karyawan Koperasi berupaya untuk mengembangkan Koperasi menjadi Koperasi Inti dan Koperasi Unggul; b. mendorong keberpihakan pemangku kepentingan dalam membantu anggota, pengurus pengawas dan karyawan untuk menciptakan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul ; dan c. meningkatkan kemitraan untuk mempercepat terjadinya arus dana (keuangan) dan distribusi barang sebagai pemicu kontribusi Koperasi dan upaya alih teknologi dalam peningkatan pembangunan perekonomian Provinsi. Bagian Kedua Sasaran Pasal 4 Sasaran dari Peraturan Gubernur ini adalah: a. terwujudnya Koperasi Inti di Tingkat Kabupaten/Kota dan Koperasi Unggul di tingkat Kecamatan; dan

b. terwujudnya partisipasi /keberpihakan para pemangku kepentingan dalam rangka penciptaan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul disetiap Kabupaten/Kota. Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pasal 5 Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini: a. kriteria Koperasi Inti dan Koperasi Unggul; b. program dalam mewujudkan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul; c. peran Pemerintah Daerah dan dunia usaha; dan d. monitoring dan evaluasi. BAB III KRITERIA KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL Kriteria Koperasi Inti meliputi: Pasal 6 a. anggota minimal 500 (lima ratus) orang; b. aset minimal Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah); c. omzet/penyaluran kredit minimal Rp. 9.000.000.000,- (sembilan milyar rupiah); d. mempunyai unit usaha yang layak; e. pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan /RAT tepat waktu berturut-turut 3 (tiga) tahun terakhir; dan f. likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dinyatakan sehat. Kriteria Koperasi Unggul meliputi : Pasal 7 a. anggota minimal 250 (dua ratus lima puluh) orang; b. aset minimal Rp. 1.000.000.000,-(satu miliyar rupiah); c. omzet/penyaluran kredit minimal Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah); d. mempunyai unit usaha yang layak; e. pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan /RAT tepat waktu berturut-turut 2 (dua) tahun terakhir; dan f. likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dinyatakan sehat.

BAB IV PROGRAM MEWUJUDKAN KOPERASI INTI DAN KOPERASI UNGGUL Pasal 8 Program dalam rangka mewujudkan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul meliputi: a. pemantapan aspek kelembagaan Koperasi; b. penumbuhan usaha Koperasi; c. pengembangan/penguatan keuangan (permodalan) Koperasi; dan d. peningkatan pelayanan Koperasi kepada anggotanya dan masyarakat. Pasal 9 Program pemantapan aspek kelembagaan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, meliputi : a. penguatan organisasi dan manajemen, sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi; b. peningkatan kemampuan dan keterampilan pengurus dan pengelola Koperasi; c. pendidikan dan pelatihan anggota koperasi; d. peningkatan sinergitas antar anggota, antara anggota dengan pengurus, pengawas dan pengelola usaha; dan e. peningkatan akuntabilitas dan transparansi Koperasi. Pasal 10 Program penumbuhan aspek usaha Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, meliputi : a. peningkatan aset dan omzet Koperasi; b. pertumbuhan surplus hasil usaha; c. penyediaan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan usaha; d. promosi dan pemasaran; e. pencadangan usaha yang beriorentasi produksi dan pengolahan; f. penerapan hak kekayaan intelektual hasil produksi Koperasi dan sertifikasi halal; dan g. pemberian insentif anggota yang punya partisipasi besar. Pasal 11 Program pengembangan/penguatan keuangan (permodalan) Koperasi sebagaimana dimaksud Pasal 8 huruf c meliputi : a. pemupukan modal yang bersumber dari anggota (modal sendiri); b. penambahan modal yang bersumber modal pinjaman dan modal penyertaan; dan c. pengembangan sumber permodalan melalui badan layanan umum lembaga keuangan bank maupun non bank. Pasal 12 Program peningkatan pelayanan koperasi kepada anggotanya dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf d meliputi :

a. penyediaan/pelayanan sarana produksi bagi anggota; b. pelayanan kebutuhan bahan pokok anggota dan masyarakat; c. penampungan dan penjualan produk yang dihasilkan anggota dan masyarakat; d. penyediaan modal kerja bagi anggota; dan e. penampungan tenaga kerja. BAB V PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN DUNIA USAHA Pasal 13 Pemerintah Daerah dan dunia usaha dalam mewujudkan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul berperan dalam: a. melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota dan Dewan Koperasi Indonseia Wilayah guna memperoleh keterpaduan pembinaan Koperasi Inti dan Koperasi Unggul; b. mendorong dan memfasilitasi kemitraan dengan dunia usaha; c. memberikan peluang dan kesempatan kerja sama dalam aktivitas usaha; dan d. pemberian dukungan fasilitas tanggung jawab sosial perusahaan/ Corporate Social Responsibily dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan/PKBL oleh badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah dan usaha besar. BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Pasal 14 (1) Pemerintah Daerah dan Dewan Koperasi Indonsesia Wilayah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian Koperasi Inti dan Koperasi Unggul yang diprogramkan yang wilayah keanggotaannya lintas Kabupaten/Kota atau dalam Kabupaten /Kota. (2) Pemerintah Kabupaten/Kota dan Dewan Koperasi Indonesia daerah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian Koperasi Inti dan Koperasi Unggul yang diusulkan yang wilayah keanggotaannya dalam Kabupaten/Kota. Pasal 15 (1) Pelaksanaan monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu tahun dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. (2) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikoordinasikan oleh Dinas sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Diundangkan di Makassar pada tanggal 15 Maret 2016 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN, Ditetapkan di Makassar pada tanggal 15 Maret 2016 GUBERNUR SULAWESI SELATAN, ttd Dr. H. SYAHRUL YASIN LIMPO, SH., M.Si., MH. ttd Ir. H. ABDUL LATIF, M.SI,MM. BERITA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 NOMOR 18