Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

dokumen-dokumen yang mirip
meliputi pemilihan: pola tanam, tahapan penanaman (prakondisi dan penanaman vegetasi tetap), sistem penanaman (monokultur, multiple cropping), jenis

STUDI TEKNIS REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG PT BERAU COAL, BERAU, KALIMANTAN TIMUR PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 4/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN REKLAMASI HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PENGATURAN BENTUK LERENG DAN PERLAKUAN REKLAMASI. Perlakuan Konservasi Tanah (Reklamasi) Guludan. bangku. Guludan - Teras Kredit

BAB II LANDASAN TEORI

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2002 TENTANG

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

DAFTAR ISTILAH Air lebih: Bahan pembenah tanah ( soil conditioner Bangunan terjunan: Bedengan: Berat isi tanah: Budidaya lorong ( alley cropping

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN BAB IX REKLAMASI HUTAN

Analisis Program Rehabilitasi DTA Saguling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Samudera, Danau atau Laut, atau ke Sungai yang lain. Pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

STUDI PENGARUH SEDIMENTASI KALI BRANTAS TERHADAP KAPASITAS DAN USIA RENCANA WADUK SUTAMI MALANG

BAB III LANDASAN TEORI. Jika dirumuskan dalam suatu persamaan adalah sebagai berikut : R=.(3.1) : curah hujan rata-rata (mm)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode MUSLE

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Erosi. Rekayasa Hidrologi

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

Identifikasi Daerah Rawan Longsor

PENINGKATAN EROSI TANAH PADA LERENG TIMBUNAN OVERBURDEN AKIBAT KEGIATAN PENAMBANGAN DI DAERAH CLERENG, PENGASIH, KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

BAB I PENDAHULUAN. Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

BAB III LANDASAN TEORI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

VIII. KONSERVASI TANAH DAN AIR

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN. perubahan morfologi pada bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

07. Bentangalam Fluvial

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manfaat Penelitian. Ruang Lingkup Penelitian

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 93

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal

EROSI DAN SEDIMENTASI

BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan. VI = = = 11 m

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 63 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya alam ialah suatu sumberdaya yang terbentuk karena kekuatan

BIOFISIK DAS. LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI PENGENDALIAN LONGSOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PEMANFAATAN LAHAN BEKAS TAMBANG UNTUK TEMPAT REKREASI DENGAN REKLAMASI DI SUNGAI BINGAI KECAMATAN BINJAI SELATAN KODYA BINJAI.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebelah Tenggara Kota Yogyakarta dengan jarak sekitar 39 km. Kabupaten

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan

KEJADIAN GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG PADA TANGGAL 20 APRIL 2008 DI KECAMATAN REMBON, KABUPATEN TANA TORAJA, PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DENGAN PROGRAM AGNPS

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN REKLAMASI HUTAN PADA AREAL BENCANA ALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENAMBANG TANPA MERUSAK LINGKUNGAN Oleh : Adang P. Kusuma (Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral)

Transkripsi:

Pengendalian Erosi dan Sedimentasi Disusun untuk melengkapi tugas TIK Disusun Oleh: Bachrul Azali 04315046 Tugas TIK Universitas Narotama 2015 http://www.narotama.ac.id 04315044 Bachrul azali Page 1

Erosi adalah suatu proses pengelupasan dan pemindahan partikel-partikel tanah atau batuan akibat energi kinetis berupa air, salju, angin. Sedimentasi adalah jumlah material tanah berupa kadar lumpur dalam air oleh aliran air sungai yang berasal dari proses erosi di daerah hulu, yang diendapkan pada suatu daerah di hilir dimana kecepatan pengendapan butir-butir material suspensi telah lebih kecil dari kecepatan angkutnya. Kerusakan lingkungan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Erosi dapat disebabkan oleh: 1. angin; 2. air. Erosi angin Daerah yang peka terhadap erosi angin antara lain pantai pasir, daerah semi kering/kering (Nusa Tenggara), atau pada lahan tambang yang dibuka sangat luas. Dampak utama dari erosi angin antara lain: 1. Penurunan produktivitas lahan; 2. Gangguan debu; dan 04315044 Bachrul azali Page 2

3. Terjadinya endapan debu pada selokan, kanan kiri jalan, pagar dan bangunanbangunan. Untuk mengendalikan erosi dalam jangka yang lama digunakan tanaman tahunan dan/atau tanaman penutup tanah (cover crop). Sebelum tanaman berfungsi dilakukan tindakan : 1. Menggunakan mulsa sebagai penutup lahan; 2. Membuat kondisi tanah tahan terhadap erosi dengan cara membiarkan tanah tetap menggumpal, membasahi permukaan tanah dan membuat lekukanlekukan tanah; dan 3. Mengurangi kecepatan angin dengan membuat pemecah angin. Pemecah angin ini dapat berupa deretan pohon atau semak belukar yang dibiarkan tumbuh atau ditanam tegak lurus arah angin, pohon atau semak belukar yang ditanam sebaiknya dari jenis tanaman yang cepat tumbuh dan kuat atau dapat pula dengan membuat pagar. Dalam penempatan dan pemilihan pemecah angin harus dipertimbangkan faktorfaktor : 1. Arah angin erosive. 2. Tinggi dan jarak tanam. 3. Permeabilitas atau kelolosan angin (paling tinggi 40 %). 4. Kontinuitas dan panjang pemecah angin dan turbulensi pada daerah yang akan direklamasi. Erosi air Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah curah hujan, kemiringan lereng 04315044 Bachrul azali Page 3

(topografi), jenis tanah, tataguna lahan (perlakuan terhadap lahan) dan tanaman penutup tanah. Beberapa cara untuk mengendalikan erosi air antara lain: 1. Meminimalisasikan areal terganggu. Membuat rencana detail kegiatan penggunaan lahan tambang dan reklamasi; Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan pengembangan; Penebangan pohon sebatas areal yang akan dilakukan penggunaan lahan tambang; Pengawasan yang ketat pelaksanaan penebangan pepohonan. 2. Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan: Pembuatan teras; Pembuatan saluran diversi/pengelak (saluran yang sejajar garis kontur); Pembuatan Saluran Pembuangan Air (SPA) 3. Meningkatkan infiltrasi (peresapan air) Pembuatan rorak/saluran buntu berupa lubang-lubang atau saluran buntu yang dibuat di antara tanaman pokok untuk menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah Penggaruan tanah searah kontur. Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagai media perakaran tanaman. 4. Menampung sedimen Untuk menampung sedimen akibat erosi yang terjadi dapat dibuat dam penahan atau dam pengendali Bila endapan sedimen telah mencapai setengah dari badan bendungan sebaiknya sedimen dikeruk dan dapat dipakai sebagai lapisan tanah atas. 04315044 Bachrul azali Page 4

5. Memperkecil erosi Untuk memperkecil erosi terutama pada saat baru selesai penataan lahan dapat dilakukan melalui kegiatan penanaman cover crop (tanaman penutup). Pada lahan yang relatif datar penanaman cover crop dapat dilakukan secara manual, sedangkan pada lahan yang mempunyai kelerengan sedikit terjal dapat dilakukan penanaman cover crop dengan menggunakan hydroseeding. 6. Pengelolaan air yang keluar dari areal penggunaan lahan tambang. Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan permanen yang dilengkapi saluran pengelak. Letak bendungan ditempatkan sedemikian rupa sehingga air larian mudah ditampung dan dibelokkan serta kemiringan saluran air jangan terlalu curam. Dalam membuat bendungan permanen sebaiknya dilengkapi dengan saluran pelimpah (spillways), pipa pembuangan (out let), dan lain-lain yang dianggap perlu. 04315044 Bachrul azali Page 5