BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN BERDASARKAN KONDISI TERTENTU OBJEK PAJAK PADA RUMAH DAN TANAH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa Rumah sebagai tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan lahir dan bathin penghuninya, sehingga perlu diberikan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; b. bahwa dalam rangka melindungi tanah pertanian di wilayah Kabupaten Badung dari alih fungsi lahan dan agar tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya maka perlu diberikan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; c. berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (2) huruf e dan ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Bupati dapat mengurangkan ketetapan pajak terhutang berdasarkan kondisi tertentu obyek pajak, pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan berdasarkan kondisi tertentu objek pajak pada Rumah dan Tanah Pertanian merupakan kewenangan dan kebijakan Pemerintah Daerah; d. bahwa Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun 2013 tentang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan untuk Kondisi Tertentu pada Tanah Pertanian, tidak lagi sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat, sehingga perlu dilakukan pengaturan kembali;
-2- e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Berdasarkan Kondisi Tertentu Objek Pajak pada Rumah dan Tanah Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
-3-7. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (Lembaran Daerah Kabupaten Badung Tahun 2012 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 3); 8. Peraturan Bupati Badung Nomor 67 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN BERDASARKAN KONDISI TERTENTU OBJEK PAJAK PADA RUMAH DAN TANAH PERTANIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Bupati adalah Bupati Badung. 2. Objek Pajak adalah Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. 3. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB P2 adalah Pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan. 4. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. 5. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. 6. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar dalam tahun pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
-4- BAB II PENGURANGAN PBB P2 Pasal 2 (1) Pengurangan PBB P2 berdasarkan kondisi tertentu objek PBB P2 pada Rumah dan tanah pertanian. (2) Kondisi tertentu objek PBB P2 pada Rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu : a. obyek PBB P2 yang telah terdata dalam database Sistem Informasi Manajemen Obyek Pajak (SISMIOP) sampai dengan Tahun 2016. b. obyek PBB P2 sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan jenis penggunaan bangunan (JPB) perumahan dengan luasan bangunan sampai dengan 500 m 2 (lima ratus meter persegi). c. obyek PBB P2 yang belum terdata dalam database Sistem Informasi Manajemen Obyek Pajak (SISMIOP) atau dengan luasan bangunan melebihi 500 m 2 (lima ratus meter persegi) sepanjang dimanfaatkan untuk rumah tinggal. (3) Objek Pajak pada tanah pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu: a. tanah pertanian lahan sawah, meliputi : 1. lahan sawah irigasi, merupakan lahan sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi; dan 2. lahan sawah tadah hujan, merupakan lahan sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah hujan. b. tanah pertanian bukan sawah, meliputi : 1. tegal/kebun, merupakan lahan kering yang ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman sekitar rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah; 2. ladang/huma, merupakan lahan kering yang biasanya ditanami tanaman musiman dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi, kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan kembali jika sudah subur; 3. perkebunan, merupakan lahan yang ditanami tanaman perkebunan/industri seperti : karet, kelapa, kopi, teh, dan sebagainya baik yang diusahakan oleh rakyat/rumah tangga ataupun perusahaan perkebunan yang berada dalam wilayah kecamatan;
-5-4. lahan yang ditanami pohon/hutan rakyat, merupakan lahan yang meliputi lahan yang ditumbuhi kayu-kayuan/hutan rakyat termasuk bambu, sengon dan angsana, baik yang tumbuh sendiri maupun yang sengaja ditanami misalnya semak-semak dan pohon-pohon yang hasil utamanya kayu, kemungkinan lahan ini juga ditanami tanaman bahan makanan seperti padi atau palawija, tetapi tanaman utamanya yaitu bambu/kayu-kayuan; 5. padang penggembalaan/padang rumput, merupakan lahan yang khusus digunakan untuk penggembalaan ternak, lahan yang sementara tidak diusahakan dibiarkan kosong lebih dari 1 (satu) tahun dan kurang dari 2 (dua) tahun tidak dianggap sebagai lahan penggembalaan/padang rumput meskipun ada hewan yang digembalakan disana; 6. lahan yang sementara tidak diusahakan, merupakan lahan yang tidak ditanami apapun lebih dari 1 (satu) tahun tetapi kurang atau sama dengan 2 (dua) tahun. lahan sawah yang tidak ditanami apapun lebih dari 2 (dua) tahun digolongkan menjadi lahan pertanian bukan sawah yang sementara tidak diusahakan. Pasal 3 Pengurangan PBB P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada Wajib Pajak atas PBB P2 yang terutang sebesar 100% (seratus persen) untuk Rumah dan tanah pertanian. Pasal 4 (1) Pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan terhadap Objek PBB P2 Rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal. (2) Pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan terhadap Objek PBB P2 tanah pertanian yang seutuhnya tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. (3) Pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dikecualikan terhadap Obyek PBB P2 pada Rumah dan tanah pertanian yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh Wajib Pajak Perseorangan atau Badan Usaha yang tujuannya untuk komersil, investasi atau pengembangan usaha dan modal. (4) Pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat dibatalkan atau ditinjau kembali apabila terdapat ketidaksesuaian antara data pada database Sistem Informasi Manajemen Obyek Pajak (SISMIOP) dengan kondisi riil di lapangan.
-6- Pasal 5 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Badung Nomor 29 Tahun 2013 tentang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan untuk Kondisi Tertentu Objek Pajak pada Tanah Pertanian (Berita Daerah Kabupaten Badung Tahun 2013 Nomor 29) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 6 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Badung. Ditetapkan di Mangupura pada tanggal 18 April 2017 BUPATI BADUNG, TTD I NYOMAN GIRI PRASTA Diundangkan di Mangupura pada tanggal 18 April 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG, TTD I WAYAN ADI ARNAWA BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2017 NOMOR 24 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM, TTD Komang Budhi Argawa,SH.,M.Si. NIP. 19710901 199803 1 009