LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 44 TAHUN : 2000 SERI : D NO.38 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 87 TAHUN 2000 TENTANG PROGRAM BIMAS INTENSIFIKASI PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2000 GUBERNUR BALI Menimbang : a. bahwa Program Bimas Intensifikasi Pertanian bertujuan untuk meningktkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kesejahteraan, meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan produksi guna memantapkan swasembada pangan, memperkuat ketahanan pangan nasional, mengembangkan sistem agribisnis, dan mendorong terbukanya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha terutama di pedesaan;
b. bahwa untuk mewujudkan tujuan sebagaimana dimaksud huruf a, dipandang perlu menetapkan kebijaksanaan Program Bimas Intensifikasi Pertanian Tahun Anggaran 2000; c. bahwa untuk tercapainya kebijaksanaan sebagaimana dimaksud huruf b ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Bali. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali. Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 10; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2814); 3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 46; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3229); 4. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8478); 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 116; Tmabahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502);
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 1999 tentang Kerjasama antara Pemerintah dan Bank Umum dalam rangka Pembiayaan Kredit Usaha Tani; 10. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 1997 tentang Badan Pengendali Bimas: 11. Keputusan Presiden Nomor 176 Tahun 1999 tentang Penerbitan Surat Hutang Pemerintah dalam Rangka Pembiayaan Kredit Program; 12. Instruksi Presiden Nomor 18 Tahun 19986 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan Perkoperasian; 13. Instruksi Presiden Nomor 32 Tahun 1998 tentang Penetapan Harga Dasar Gabah serta Harga Pembelian Gabah dan Beras;
14. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian Nomor : 54 Tahun 1996 Nomor : 301/Kpts/LP.120/4/96 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian; 15. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 732/Kpts/OT.210/7/1996 tentang Tata Hubungan Kerja Kantor Wilayah Departemen Pertanian dengan Unit Kerja Departemen lainnya; 16. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 93/Kpts/Ot.210/3/1997 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok tani Nelayan; 17. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 20/Kpts/OT.210/10/1997 tentang Pedoman Usaha Kemitraan; 18. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 26/MPP/Kep/I/1999 tentang pendistribusian pupuk untuk Petani Tanaman Pangan di daerah yang sulit dijangkau; 19. Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali Bimas Nomo r378/kpts/ot.210/3/1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Satuan Pembina Bimas Propinsi Daerah Tingkat I; 20. Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali Bimas Nomor 997/Kpts/OT.210/9/1999 tentang Pedoman Penerapan Teknologi/Paket Teknologi Pertanian dalam Pelaksanaan Program Bimas Intensifikasi; 21. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 487/KMK.017/99 tentang Penunjukan BUMN sebagai Koordinator Penyalur Kredit Program;
22. Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali Bimas dengan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Nomor 1087/Kpts/BM.530/10/1999 20/SKB/M/X/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan KUT; 23. Keputusan Bersama Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali Bimas dengan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Nomor 05/Kpts/Mentan/Bimas/III/1999 tentang Pemberian 03/SKB/N/III/1999 KUT yang telah diubah dengan Keputusan bersama Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali Bimas dengan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Nomor 09/Kpts/BM.530/10/1999 21/SKB/M/X/1999 24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 542/KMK.017/1999 tanggal 16 Nopember 1999 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.017 tentang Pendanaan Kredit Usaha Tani. 25. Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali Bimas Nomor 01/Kpts/Mentan/Bimas/III/2000 tentang Program Bimas Intensifikasi Padi, Jagung, Kedelai dan Hortikultura Tahun Anggaran 2000; 26. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 375 Tahun 1991 tentang Petunjuk Umum dan Pelaksanaan Koordinasi di Daerah; 27. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 523 Tahun 1998 tentang Satuan Pembina Bimas Propinsi Daerah Tingkat I Bali;
28. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pembentukan Organisasi Penyelenggaraan Program Gerakan Mandiri Padi, Kedelai dan Jagung 2001 di Propinsi Daerah Tingkat I Bali. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR BALI TENTANG PENETAPAN PROGRAM BIMAS INTENSIFIKASI PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2000 Pasal 1 (1) Menetapkan Program Bimas intensifikasi pertanian Tahun Anggaran 2000; (2) Ketentuan pokok kebijaksanaan penyelenggaraan program Bimas intensifikasi pertanian dimaksud ayat (1), sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Program Bimas intensifikasi pertanian sebagaimana dimaksud pasal 1 ayat (1) terdiri dari : a. Intensifikasi program Bimas Nasional terdiri dari : - padi, palawija (jagung dan kedelai) di semua Kabupaten/Kota di Bali; - hortikultura (pisang, nenas, pepaya, semangka, melon, markisa, jeruk, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kentang, kubis, jamur kuping, gladiol, jahe, kencur, kunyit, lengkuas dan temulawak) di beberapa Kabupaten/Kota di Bali;
b. Intensifikasi program Bimas Wilayah meliputi : - Palawija lain (kacang tanah dan kacang hijau), intensifikasi mina padi, sapi potong dan ayam bukan ras di semua Kabupaten/Kota di Bali; - Intensifikasi tambak di beberapa Kabupaten/Kota di Bali; Pasal 3 Koordinasi penyelenggaraan kebijaksanaan program Bimas intensifikasi pertanian sebagaimana diimaksud pasal 1, agar memperhatikan pedoman pembinaan program Bimas intensifikasi pertanian dari Gubernur/Ketua Satuan Pembina Bimas Propinsi Bali dan ketentuan lain yang berlaku. Pasal 4 Setelah penetapan keputusan ini, anggota Satuan Pembina Bimas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing segera menyusun: a. petunjuk teknis dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, dan Dinas Perikanan Propinsi Bali; b. petunjuk/pedoman Koperasi/KUD dalam mendukung program Bimas dari Kantor Wilayah Departemen Koperasi, Pembinaan Pengusaha Kecil dan Menengah Propinsi Bali; c. Petunjuk/pedoman perkreditan dari Bank pemberi kredit; Pasal 5 (1) Penanggungjawab penyelenggaraan program Bimas intensifikasi pertanian sebagaimana dimaksud pasal 2, di Tingkat Kabupaten/Kota berada pada
Bupati/Walikota/Ketua Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten/Kota: (2) Bupati/Walikota/Ketua Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten/Kota segera menetapkan keputusan tentang pelaksanaan program Bimas intensifikasi pertanian serta menyusun petunjuk pelaksanaannya. Pasal 6 Pemimpin dan anggota Satuan Pembina Bimas Propinsi Bali sesuai dengan fungsinya masing-masing melaksanakan tugas: a. mengadakan pembinaan kepada Aparatur Daerah serta menyelenggarakan penyuluhan pertanian kepada para petani/kelompok tani/subak, menyusun rencana operasional, monitoring dan evaluasi dalam upaya pencapaian sasaran program intensifikasi; b. dalam melaksanakan tugas agar selalu memperhatikan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam bentuk Posko, kelompok kerja maupun Tim Interdep; c. membuat laporan secara berkala kepada Gubernur Bali tentang hasil penyelenggaraan program Bimas intensifikasi pertanian. Pasal 7 Segala biaya yang timbul sebagai akibat penetapan Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Perbankan, Swasta dan swadaya masyarakat.
Pasal 8 (1) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2000. (2) Dengan berlakunya Keputusan ini maka Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 30 Maret 1999 Nomor 76 Tahun 1999 tentang Program Bimas Intensifikasi Pertanian Tahun Anggaran 1999/2000 dinyatakan tidak berlaku lagi. Ditetapkan di : Denpasar Pada tanggal : 29 Maret 2000 GUBERNUR BALI. ttd. DEWA BERATHA Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Menteri Dalam Negeri di Jakarta. 2. Menteri Pertanian di Jakarta. 3. Menteri Negara Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah di Jakarta; 4. Menteri Perindustrian dan Perdagangan di Jakarta; 5. Menteri Pemukiman dan Pengembangan Wilayah di Jakarta; 6. Menteri Keuangan di Jakarta; 7. Menteri Kehutanan dan Perkebunan di Jakarta; 8. Kepala Badan Urusan Logistik di Jakarta; 9. Kepala Badan Pusat Statistik di Jakarta; 10. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian di Jakarta; 11. Inspektur Jenderal Departemen Pertanian di Jakarta; 12. Sekretaris Pengendali Bimas di Jakarta (2 eksemplar);
13. Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultural Departemen Pertanian di Jakarta; 14. Direktur Jenderal Peternakan Departemen Pertanian di Jakarta; 15. Direktur Jenderal Perikanan Departemen Eksplorasi Laut dan Darat di Jakarta; 16. Kepala Badan Agribisnis Departemen Pertanian di Jakarta; 17. Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Pertanian di Jakarta; 18. Deputi Produksi Menteri Negara Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah di Jakarta; 19. Direktur Utama Bank Indonesia di Jakarta; 20. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia di Jakarta; 21. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Bali di Denpasar; 22. Bupati/Walikota se Bali; 23. Pimpinan dan Anggota Satuan Pembina Bimas Propinsi Bali di Denpasar; 24. Staf Lengkap Gubernur Bali di Denpasar (11 eksemplar); 25. Asisten Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah/Ketua Harian Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten/Kota se-bali; 26. Sekretaris Pelaksana Bimas Kabupaten/Kota se-bali Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Bali Nomor : 43 tanggal : 23 Mei 2000 Seri : D Nomor : 37 Sekretaris Daerah Propinsi Bali, ttd. PUTU WIJANAYA, SH PEMBINA UTAMA NIP. : 600002026