BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. berkembang merupakan makna dari pendidikan. Membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tri Sulistiani Yuliza, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB I PENDAHULUAN. Publishing, 2015), 17. Kencana Prenada Media Group, 2013), 186

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas sebagai manusia yang hidup di tengah manusia yang lain dan. untuk menjadikan hidupnya lebih bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung memberikan dampak pada perubahan sistem pendidikan, seperti halnya terjadinya perubahan kurikulum. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Kurikulum berubah mengikuti perkembangan jaman dan menyesuaikan keadaan lingkungan. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting. Tujuan pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan memegang peranan penting 1 Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media Group, 2009), hlm. 32 1

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadillah : 11) Allah SWT akan meninggikan orang yang beriman dan berilmu (berpendidikan) di atas orang yang tidak berilmu, begitu halnya dengan masyarakat atau suatu bangsa, sehingga dapat dianggap betapa pentingnya sebuah pendidikan dilihat dari segi agama Islam. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh peserta didik terutama sejak usia sekolah dasar. Tujuan pembelajaran matematika di SD/MI agar peserta didik peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut, (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat 2

generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh,(4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelaskan keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Namun dalam kenyataannya penguasaan matematika baik oleh peserta didik sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah (SMP dan SMA) selalu menjadi masalah besar. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian nasional (UN) terlihat rendahnya presentasi kelulusan peserta didik dalam ujian tersebut. Salah satu faktor yang menjadi penyebab ketidaklulusan peserta didik dalam ujian nasional ini adalah rendahnya kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran matematika. Selain itu asumsi peserta didik mengenai matematika itu sulit juga berakibat buruk pada proses pembelajaran, yakni mereka hanya belajar matematika dengan mendengarkan penjelasan guru, menghafalkan rumus, mengerjakan latihan soal dengan rumus yang sudah dihafalkan. Dalam perkembangannya matematika menjadi bidang ilmu pengetahuan yang ditakuti dan dibenci karena dalam proses pembelajaran selama ini dinilai 3

kurang dalam pembelajaran matematika. Proses ini mengenai strategi, metode, model dan media yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Belajar merupakan kegiatan yang berproses. Keberhasilan proses belajar di pengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah metode belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilakukannya. Oleh sebab itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan yang ditetapkan maka hasil belajar meliputi terjadi perubahan pengetahuan, pemahaman tingkah laku, ketrampilan dan kemampuannya. Implikasi hasil pengajaran yang baik haruslah bersifat menyeluruh, artinya bukan sekedar penguasaan pengetahuan (kognitif) semata, tetapi juga nampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku (afektif maupun psikomotor) peserta didik. Pembelajaran yang efektif memerlukan strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat. Guru dalam pembelajaran sebaiknya dapat menciptakan lingkungan belajar yang dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Akan tetapi, pada kenyataannya dalam mengajarkan matematika pelaksanaan proses 4

pembelajarannya masih berpusat pada guru. Guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran, sedangkan peserta didik hanya pasif menerima pengetahuan dari guru. Hal ini menjadikan peserta didik kurang maksimal dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dirinya, karena pembelajaran yang terjadi hanya satu arah. Seperti halnya yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas V MI Miftahul Akhlaqiyah proses pembelajarannya masih berpusat pada guru. Adapun salah satu materi yang dianggap masih rendah tingkat pemahamannya adalah peserta didik dalam menguasai materinya dalam menghitung luas bangun datar. Bangun datar merupakan bangun yang berbentuk datar, dua dimensi yang tidak memiliki ruang, tetapi hanya memiliki panjang, lebar dan tinggi. Pada materi bangun datar ini peserta didik harus mengetahui macam-macam sifat yang dimiliki tiaptiap bangun datar. Beberapa contoh bangun datar adalah bangun persegi, persegi panjang, segitiga, jajaran genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat dan lingkaran. Selain mengetahui sifat-sifat bangun datar, peserta didik juga harus bisa mencari keliling dan luas suatu bangun. Ada rumus-rumus yang digunakan dalam menghitung keliling dan luas bangun datar. Untuk menghitung luas suatu bangun datar peserta didik harus mengetahui terlebih dahulu nama bangunnya, ukuran panjang, lebar dan tinggi sisi-sisinya hingga kemudian dapat dilanjutkan dengan menggunakan rumus mencari luasnya. Namun, rendahnya 5

keterampilan menghitung peserta didik menyebabkan peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menghitung perkalian dan pembagian, kurang memahami kalimat-kalimat dalam soal, mengubah kalimat soal menjadi kalimat matematika, menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanya. sehingga tingkat kecerdasan masing-masing peserta didik berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran suasana kelas cenderung teacher centered, tidak menggunakan alat dan bahan peraga, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar, dan setelah itu memberikan tugas untuk peserta didik tanpa memperhatikan sampai sejauh mana pemahaman dan keterampilan menghitung peserta didik tentang materi tersebut, sehingga peserta didik menjadi pasif dan kurang terampil. Pembelajaran yang berpusat pada guru apabila sering diteruskan maka akan membuat guru semakin cerdas sedangkan peserta didik hanya memiliki pengalaman mendengarkan paparan penjelasan dari guru. Output yang dihasilkan tidak lebih hanya menghasilkan peserta didik yang kurang mampu mengapresiasikan ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani mencoba dan akhirnya cenderung menjadi peserta didik yang pasif. Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu adanya strategi yang dapat membantu peserta didik agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berpusat pada peserta didik (student centered). Pembelajaran yang 6

berpusat pada peserta didik dapat melibatkan peserta didik secara langsung, diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didiknya. Oleh karena itu, sebaiknya guru dapat memilih metode yang tepat sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat diperoleh melalui pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi tujuan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran efektif adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku peserta didik ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2 Kegiatan pembelajaran melibatkan komponen guru, peserta didik, metode, lingkungan, hlm. 164-165 2 Supardi, Sekolah Efektif, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), 7

media, sarana dan prasarana pembelajaran yang saling terkait antar satu dengan lainnya. 3 Metode pembelajaran sangat berperan dalam kegiatan pembelajaran guna tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Untuk itu diharapkan guru dapat memilih metode yang tepat dalam pembelajarannya. Pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran. Dalam memilih metode pembelajaran harus mempertimbangkan tujuan pembelajaran, fasilitas, waktu, serta kesesuaian dengan materi. Metode pembelajaran giving question and getting answer adalah metode pembelajaran yang dapat melatih peserta didik memiliki kemampuan ketrampilan bertanya dan menjawab pertanyaan. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pokok pikirannya sendiri dan berdiskusi mengenai konsep yang belum dimengerti. Guru dapat mengetahui penguasaan peserta didik terhadap materi yang disampaikan, mendorong keberanian peserta didik untuk berpendapat serta menumbuhkan sikap saling menghargai dan memotivasi peserta didik agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian pada pembelajaran matematika kelas V di 3 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 73 8

MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang dengan menggunakan metode giving question and getting answer pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah yang akan diteliti adalah Apakah metode giving question and getting answer efektif terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika kelas V materi pokok menghitung luas bangun datar di MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang?. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efektivitas menggunakan metode giving question and getting answer terhadap hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika kelas V materi pokok menghitung luas bangun datar di MI Miftahul Akhlaqiyah Semarang. 2. Manfaat Penelitian Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : a. Bagi Peserta didik 1) Meningkatkan motivasi serta minat belajar peserta didik 9

2) Memberikan suasana yang berbeda dalam pembelajaran 3) Meningkatkan hasil belajar peserta didik 4) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam keterampilan bertanya dan menyampaikan pendapat b. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan pemikiran bagi guru dalam penggunaan metode giving question and getting answer dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. c. Bagi Madrasah Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. d. Bagi peneliti Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam proses belajar mengajar. 10