BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

Carilah ilmu pengetahuan itu semenjak kamu dalam buaian hingga meninggal dunia. 2

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh perkembangan pendidikan bangsa itu. Firman Allah Swt. Dalam surah Al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1. nasional (sisdiknas), pasal 1 ayat 1. hlm. 43.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. 2. dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui

الل ه ك ث ير ا BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu, kesempatan belajar bagi peserta didik (grown learning) harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia. merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk meningkatkan kualitas manusianya

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. 1 Proses pendidikan sangatlah penting, karena dari pengalaman belajar itulah yang bisa mengubah siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik. Pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting pendidikan dalam Islam, sehingga merupakan suatu kewajiban perorangan. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. 2 Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak macamnya. Satu diantaranya ialah dengan cara mengajarnya, yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu ditempuh juga usaha lain, yakni memberikan contoh (teladan) agar ditiru, memberikan pujian dan hadiah, mendidik dengan cara membiasakan, dan lain-lain yang tidak terbatas jumlahnya. Kesimpulannya, pengajaran adalah sebagian dari usaha pendidikan. Pendidikan adalah usaha mengembangkan seseorang agar terbentuk perkembangan yang maksimal dan positif. 3 1 Heri Jauhari Muchtar, fikih Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008, hlm. 1 2 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002, hlm. 4 3 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hlm, 28 1

2 Begitu juga secara kelembagaan pendidikan pun suatu kewajiban. Bila kita perhatikan dalam proses belajar-mengajar yang berlangsung dilembaga pendidikan (formal, informal, maupun non formal) dari segi unsur manusianya terdapat empat kelompok, yaitu: pendidik, peserta didik, pendengar/ mustami, pecinta ilmu. Janganlah hendaknya kita menjadi anggota kelompok yang kelima, yaitu tidak termasuk satupun dari keempat kelompok tersebut. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW: ا غ د ع ا ل م ا ا و م ت ع ل م اا و م س ت م ع ا ا و م ب ا و ال ت ك ن ا ل ا م س ف ت ه ل ك Artinya : Jadikanlah dirimu sebagai pengajar, atau pelajar, atau pendengar (misalnya dalam majlis ta lim), atau pencipta (ilmu). Dan janganlah kalian menjadi orang kelima (tidak termasuk keempat kelompok sebelumnya) maka kalian akan celaka (HR. Al Bazzar dan Thabrani). 4 Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus-menerus dalam perilaku atau pemikiran. Pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan. Pengetahuan dan pembelajaran bisa saja muncul sendiri-sendiri tanpa kehadiran salah satu dari mereka: para siswa bisa saja mendapatkan pengetahuan dari pengalaman-pengalaman dan usaha-usaha pribadi mereka, dan usaha-usaha pembelajaran para guru tidak selalu berhasil menghasilkan pengetahuan. Para guru biasanya mampu menerima kenyataan dari proses pertama diatas, namun tidak dengan proses kedua. Rencana sedemikian juga akan membantu memastikan proses belajar-mengajar yang lebih tertata. 5 Pengelolaan proses pendidikan harus memperhitungkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu setiap guru wajib mengikuti dengan seksama inovasi-inovasi pendidikan terutama yang diseminasikan secara meluas oleh pemerintah, salah satunya seperti cara belajar siswa aktif. 4 Ibid, hal 2 5 Kelvin Seifert, Pedoman Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.5

3 Cara belajar siswa aktif tidak berarti cara mengajar guru pasif. Tidak berarti bahwa apabila siswa belajar secara aktif maka guru semakin pasif. Justru supaya siswa aktif maka guru harus aktif. Karena kualitas interaksi belajar mengajar tergantung pada intensi kegiatan mengajar guru dan intensi kegiatan belajar siswa. 6 Peran seorang guru dalam kegiatan pembelajaran harus dapat mengetahui dan memahami bagaimana peserta didik dapat menyerap ilmu yang diberikan oleh guru agar pembelajaran tidak membosankan. Selama ini masih banyak guru-guru yang menyampaikan materi dengan ceramah, sehingga peserta didik tidak aktif, tidak kreatif, bahkan peserta didik menjadi bosan dan menjadi kurang semangat dalam pembelajaran. Dominasi guru dalam pembelajaran menyebabkan siswa terlibat secara pasif, sehingga siswa kurang mampu meningkatkan potensi diri baik secara individu maupun kelompok. Penggunaan metode baru sering dijumpai pada mata pelajaran umum, sedangkan pelajaran gama seringkali menggunakan metode yang klasikal yang banyak membut para siswa jenuh. Padahal materi dalam pendidikan agama sangatlah penting untuk disampaikan kepada siswa. Karena tujuan dari pendidikan agama adalah terbentuknya kepribadian yang luhur sesuai dengan ajaran kitab suci. Pendidikan agama, dan disini yang dimaksud adalah pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didi untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan al hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman. 7 Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman 6 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, PT Grasindo, Jakarta 2002, hlm.80 7 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2005, hlm.21

4 peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 8 Tercapainya tujuan pendidikan agama Islam yang telah dipelajari peserta didik diharapkan mampu menjadikan peserta didik memahami apa yang telah disampaikan oleh guru yang menjadikan peserta didik tidak hanya paham akan materi yang disampaikan tetapi juga dapat mempraktikan/ mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Agar tujuan dari pembelajaran itu tercapai, guru menyampaikan dan siswa memahami sekaligus mengamalkan apa yang telah di sampaikan oleh guru. Maka jelaslah pentingnya orang yang menuntut ilmu kemudian mengamalkan ilmunya tersebut dengan cara mengajarkannya (memberi peringatan) kepada kaumnya. Sehingga ilmu tersebut bisa berguna bagi dirinya dan orang lain. Dalam masyarakat sekarang ini pendidikan akhlak sangatlah penting, mengingat seiring perkembangan zaman banyak tindakan-tindakan yang dinilai menyimpang dari norma agama dilakukan oleh anak yang masih duduk dibangku sekolah. Bisa jadi hal ini disebabkan mereka kurang akan pengetahuan agama dan akhlak yang lebih utamanya. Disinilah secara tidak langsung ini adalah pekerjaan rumah bagi seorang pendidik untuk memaksimalkan pembelajaran. Ketika seorang pendidik ingin menyampaikan pelajaran tentang etika dan nilai disini terdapat satu metode yaitu billboard ranking yang dirasa tepat dalam penyampaian materi ini. Selain mengaktifkan guru, metode ini juga tepat untuk mengaktifkan siswa. Sehingga pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru tetapi juga pada siswa. Metode billboard ranking merupakan metode cooperative learning. Billboard ranking merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran yang melibatkan siswa untuk saling menukar pengalaman antar siswa sehingga terjadi keaktifan dalam proses pembelajaran. 8 Novan Ardi Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa, Teras, Yogyakarta, 2012, hlm. 89

5 Guru mata pelajaran aqidah akhlak di MA NU Nurul Ulum Jekulo Kudus telah mempersiapkan metode pembelajaran, yaitu metode billboard ranking. Dalam penerapan metode ini guru menggunakan sistem kelompok diskusi. Selanjutnya keaktifan siswa terbentuk dalam diskusi tersebut. Disini siswa dapat berfikir kreatif, kritis dalam memecahkan suatu masalah. Sedangkan ketika menggunakan strategi yang lain misalkan dengan menggunakan metode ceramah atau yang lain peserta didik kurang begitu menanggap materi yang disampaikan karena dalam penyampaian materi tersebut tidak terfokus pada satu anak saja melainkan satu kelas oleh karena itu materi yang disampaikan dengan metode tersebut kurang begitu efektif dibanding dengan menggunakan metode billboard ranking yang terfokus pada individu peserta didik sendiri yang membuat para para peserta didik bisa berfikir kreatif dalam materi yang telah disampaikan. 9 Atas dasar tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI METODE BILLBOARD RANKING DALAM MENGEMBANGKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MA NU NURUL ULUM JEKULO KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 B. Fokus Penelitian Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah. Dan batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut fokus penelitian. Fokus penelitian memuat rincian tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap atau digali dalam suatu penelitian. Sebagaimana telah disampaikan dalam latar belakang diatas yang mendasari penelitian ini. Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk menghindari pembiasaan dalam memahami pembahasan, maka penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut: 9 Hasil Observasi pembelajaran aqidah akhlak di MA NU Nurul Ulum Jekulo Kudus pada tanggal 10 September 2016

6 1. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan keaktifan belajar siswa melalui metode billboard ranking pada mata pelajaran aqidah akhlak 2. Penelitian hanya dilakukan terhadap guru mata pelajaran aqidah akhlak, dan peserta didik MA NU Nurul Ulum Jekulo Kudus C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran billboard ranking dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran aqidah akhlak di MA NU Nurul Ulum? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penerapan metode billboard ranking dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak di MA NU Nurul Ulum Jekulo Kudus? D. Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk agar penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui tentang penerapan metode billboard ranking pada mata pelajaran aqidah akhlak di MA NU Nurul Ulum Jekulo Kudus tahun pelajaran 2016/2017. b. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mendukung dan menghambat penerapan metode billboard ranking pada mata pelajaran aqidah akhlak di MA NU Nurul Ulum Jekulo Kudus tahun pelajaran 2016/2017. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Manfaat dari penelitian ini, secara kongkrit dapat dikategorikan atas dua manfaat yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut dipaparkan sebagai berikut :

7 1. Secara teoretis, a. Dapat menambah wacana bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam mengembangkan proses pembelajaran billboard ranking pada mata pelajaran aqidah akhlak di MA NU Nurul Ulum Jekulo Kudus. b. Memberi sedikit sumbangan pemikiran pada pihak lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. c. Sebagai wacana bagi masyarakat yang peduli dengan dunia pendidikan agar dapat memperluas khasanah keilmuan. 2. Secara praktis a. Bagi madrasah Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau sumbangan untuk perbaikan sistem pelaksanaan pembelajaran di madrasah. b. Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada guru untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di madrasah. c. Bagi peserta didik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik terutama dalam mengembangkan kcerdasan spiritualnya.