BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan, dimana penulis mengadakan penelitian dalam permasalahan petani dan hasil pertaniannya. 1. Kondisi Geografis Desa Bendoharjo Desa Bendoharjo adalah bagian dari Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah. Jarak Desa Bendoharjo dari pusat pemerintahan kecamatan kurang lebih 4 km. Jarak dari Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II kurang lebih 45 km dan jarak dari Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I kurang lebih 110 km. Dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Kabupaten Blora b. Sebelah Selatan : Desa Tahunan c. Sebelah Barat : Desa Kalipang d. Sebelah Timur : Kabupaten Blora. 1 1 Observasi tentang Deskripsi Wilayah Desa Bendoharjo, 30 Juli 004 35
36 Desa ini terletak di dataran dengan luas 79.53 Ha berpenduduk 7.474 jiwa, terdiri atas 1.753 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 46 Rukun Tetangga (RT) dan 7 Rukun Warga (RW). Adapun luas tanah dan penggunaannya meliputi: a) Persawahan : 411.410 Ha b) Pekarangan/bangunan : 169.030 Ha c) Tegalan/kebunan : 131.83 Ha d) Tanah lain-lain (sungai, jalan, kuburan) : 9.400 Ha. 3 Keadaan tanah di wilayah Desa Bendoharjo merupakan tanah yang gersang, pada musim penghujan jalan yang masih berupa tanah dan sebagian berbatu menjadi licin dan becek. Pada musim kemarau penduduk mengalami kekurangan air dan jalan menjadi berdebu.. Kondisi Demografi Desa Bendoharjo Menurut data laporan monografi bulan Agustus 004 bahwa jumlah penduduk di wilayah Desa Bendoharjo terdiri dari 7.474 jiwa. Jumlah penduduk tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Menurut Jenis Kelamin Sumber Data Demografi Kantor Kepala Desa Bendoharjo, 30 Juli 004 3 Sumber Data Monografi Desa Bendoharjo, 30 Juli 004
37 Tabel 1.3 Penduduk Wilayah Desa Bendoharjo Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 4.153 orang Perempuan 3.31 orang Jumlah 7.474 orang Sumber data demografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo,1 Agustus 004 4 b. Menurut Kelompok Umur Adapun penduduk Desa Bendoharjo dalam kelompok umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut: Tabel.3 Penduduk Desa Bendoharjo Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin No. Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1 3 4 5 6 7 8 9 0 4 5 9 10 14 15 19 0 4 5 9 30 39 40 49 50 59 418 404 407 411 401 403 414 411 417 343 33 315 37 30 331 31 317 31 761 736 7 738 71 734 735 78 738 4 Sumber Data Demografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo, 1 Agustus 004
38 10 60 + 460 401 861 Jumlah 4.146 orang 3.38 orang 7.474 orang Sumber data statis Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo tahun 004 c. Mata Pencaharian Kehidupan masyarakat di Desa Bendoharjo ini tergantung pada sektor pertanian, baik lahan sawah maupun perladangan tanah kering. Di samping itu ada juga sektor lain seperti pedagang, pegawai negeri dan pertukangan. Berikut ini akan penulis sajikan data rincian mata pencaharian penduduk Desa Bendoharjo sebagai berikut: Tabel 3.3 Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian No. Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase 5 1 3 4 5 6 7 8 Tani Buruh tani Karyawan sipil / ABRI Wiraswasta Pertukangan Jasa Pensiunan Lain-lain 3.713 orang 51 orang 117 orang 80 orang 45 orang 9 orang 5 orang.910 orang 49.68% 6.85% 1.57% 1.07% 0.60% 1.3% 0.07% 38.93% Jumlah 7.474 orang 100 % Sumber data monografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo tahun 004 6 5 Sumber Data Statis Desa Bendoharjo, Tahun 004 6 Sumber Data Monografi di Kantor Desa Bendoharjo, Tahun 004
39 d. Klasifikasi Penduduk Menurut Pendidikan Tabel 4.3 Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah 1 3 4 5 Tamat Perguruan Tinggi Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD Belum tamat SD orang 15 orang 0 orang 7 orang 1.497 orang Sumber data monografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo tahun 004 7 e. Sarana Peribadatan Tabel 5.3 Sarana Peribadatan di Desa Bendoharjo No. Jenis Jumlah 1 Masjid Musholla 7 buah 16 buah Jumlah 3 buah Sumber data monografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo tahun 004 8 7 Ibid 8 Ibid
40 f. Klasifikasi Penduduk Menurut Agama Tabel 6.3 Klasifikasi Penduduk menurut Agama No. Agama Jumlah 1 Islam 7.465 orang Kristen 9 orang Jumlah 7.474 orang Sumber data monografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo tahun 004 g. Sarana Pendidikan 9 Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan penduduk di Desa Bendoharjo dilakukan dengan penyediaan sarana pendidikan, yang meliputi gedung sekolah dan tenaga pengajarnya. Tabel 7.3 Sarana Pendidikan di Desa Bendoharjo No. Bentuk Sekolah Gedung Guru 1 Taman Kanak-kanak 3 buah 3 orang Sekolah Dasar 4 buah 5 orang 3 Madrasah buah 8 orang Jumlah 9 buah 36 orang Sumber data monografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo tahun 004 10 9 Ibid 10 Ibid
41 h. Kondisi Keberagamaan Penduduk di wilayah Desa Bendoharjo hampir 90% semuanya beragama Islam, meskipun ada beberapa orang yang non Islam tetapi hanya sekitar 1% saja. Aktivitas keagamaan di Desa Bendoharjo ini belum cukup maju, padahal terdapat tempat peribadatan yaitu Masjid 7 buah, Musholla 16 buah, Majlis Ta lim 8 kelompok dan Majlis Masjid 5 kelompok. 11 Tetapi sarana yang tersedia tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Desa Bendoharjo. Ini dibuktikan tidak adanya kegiatan keagamaan seperti pengajian bulanan, tahlilan dan ceramah agama. Di samping itu, meskipun terbentuk Remaja Masjid yaitu ada 7 kelompok yang anggotanya 60 orang tetapi pembinaan terhadap remaja untuk mengembangkan kualitas keberagamaan tidak banyak dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa kurangnya kesadaran keberagamaan masyarakat di Desa Bendoharjo. Di lihat dari kondisi di atas secara tidak langsung akan berakibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan perintah yang telah diwajibkan oleh agama dalam hal ini kewajiban mengeluarkan zakat. B. Petani dan Buruh Tani Luas wilayah Desa Bendoharjo sekitar 79.53 Ha tersebut terdiri dari areal pekarangan atau bangunan, tegalan, persawahan, dan lain-lain. Tanah 11 Sumber Data Monografi Desa Bendoharjo, Tahun 004
4 yang ada itu untuk tempat tinggal dan di gunakan sebagai lahan pertanian. Berikut adalah rincian penggunaan tanah Desa Bendoharjo. Tabel 8.3 Rincian Penggunaan Tanah Desa Bendoharjo No. Jenis Penggunaan Tanah Luas / Ha 1 Sawah tadah hujan Tanah kering 411.410 Ha - Pekarangan / bangunan 169.030 Ha - Tegalan / kebunan 131.83 Ha 3 Tanah lain-lain (sungai, jalan, kuburan, dan lain-lain) 9.400 Ha Sumber data monografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo tahun 004 Perekonomian di Desa Bendoharjo ini lebih banyak ditunjang oleh sektor pertanian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut: 1 Tabel 9.3 Mata Pencaharian Penduduk Desa Bendoharjo No. Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase 1 Tani 3.713 orang 49.68% Buruh tani 51 orang 6.85% 3 Karyawan sipil / ABRI 117 orang 1.57% 4 Wiraswasta 80 orang 1.07% 5 Pertukangan 45 orang 0.60% 6 Jasa 9 orang 1.3% 1 Ibid
43 7 Pensiunan 5 orang 0.07% 8 Lain-lain.910 orang 38.93% Jumlah 7.474 orang 100 % Sumber data monografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo tahun 004 Dari tabel di atas jelas sekali bahwa mata pencaharian penduduk Desa Bendoharjo bersifat heterogen artinya terdiri dari beberapa jenis mata pencaharian seperti petani, buruh tani, pegawai negeri sipil dan lainlain.jumlah petani adalah paling besar prosentasenya yaitu 49.68 % dan buruh tani 6.85 %. C. Penggunaan Tanah Pertanian dan Jenis Tanaman Jenis tanaman yang dikembangkan dalam pertanian penduduk Desa Bendoharjo pada umumnya adalah padi. Tabel 10.3 Penggunaan Tanah Pertanian dan Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman Luas 1 Padi dan palawija 411.410 Ha 13 3 Sayur-sayuran Buah-buahan 0.5 Ha 0.5 Ha Sumber data daftar isian potensi Desa Bendoharjo tahun 004 14 13 Ibid 14 Ibid
44 Angka dalam tabel 10.3 di atas menunjukkan suatu aktivitas produksi pertanian yang beraneka ragam. Tidak jarang para petani memanfaatkan dan menyisipkan tanaman sayur-sayuran di sela-sela tanaman dan lahan pertanian untuk menambah penghasilan mereka, meskipun jenis tanaman yang dominan ditanam adalah padi. D. Hasil Pertanian, Biaya Produksi dan Jumlah Pendapatan Kondisi sosial budaya petani merupakan masalah utama dalam fungsi sektor pertanian. Perbedaan pendapatan masyarakat desa berpengaruh sekali terhadap produktivitas hasil pertanian mereka, yang tidak dapat dilepaskan antara lain faktor luas lahan yang di miliki oleh petani. Luas lahan pertanian yang di miliki oleh petani di Desa Bendoharjo pada umumnya antara seperempat hektar (1/4 Ha) sampai setengah hektar (1/ Ha). ¼ Ha tanah sawah yang disewa biayanya sekitar Rp. 700.000 setahun. 15 Dan tanah yang luasnya ½ Ha maka biaya sewanya sekitar Rp. 1.400.000 setahun. Biasanya lahan ½ Ha tersebut menghasilkan panen sekitar ton gabah =.500 Kg gabah, dengan perhitungan 1 Kg gabah = Rp. 1000. Jadi jika diuangkan,.500 Kg x Rp. 1000 = Rp..500.000. Penghasilan sebesar Rp..500.000 per ½ Ha sifatnya masih kotor, karena belum dikurangi biayabiaya seperti : Biaya : Bibit padi : Rp. 40.000 Pupuk 1 ½ kwintal : Rp. 0.000 004 15 Wawancara dengan Bapak Juari, petani dan buruh tani di Desa Bendoharjo, 30 Juli
45 Penggarapan : Rp. 100.000 Penanaman : Rp. 75.000 Perawatan : Rp. 350.000 Menuai padi : Rp. 150.000 Jumlah : Rp. 935.000 Untuk mengetahui hasil panen bersih petani adalah penghasilan kotor dikurangi biaya-biaya selama bertani, sebagai berikut : Penghasilan kotor Rp..500.000 Biaya pengeluaran Rp. 935.000 Jumlah Rp. 1.565.000 Jadi hasil bersihnya adalah Rp. 1.565.000. - Penghasilan bersih Rp. 1.565.000 = 1.565 Kg gabah. - Nisab zakat petani tadah hujan = 1.350 Kg gabah - Kadar zakat yang dikeluarkan = 1/10 Jadi 1/10 x 1.350 = 1.35 Kg Atau kalau diuangkan menjadi 135 Kg x 1.000 = 135.000. Penghasilan bersih tersebut sudah mencapai nisab zakat pertanian yaitu sebesar 1.350 Kg gabah atau 750 Kg beras. Maka secara hukum, petani dikenakan hukum wajib mengeluarkan zakat hasil pertaniannya. Karena salah satu syarat mengeluarkan zakat pertanian adalah mencapai nisab.
46 Mengenai biaya serbuk dan obat-obatan ditanggung bersama, untuk sementara biaya serbuk pada prakteknya selama masa pemeliharaan tanaman dibebankan pada penggarap, namun pada waktu musim panen hasil semuanya terlebih dahulu diambilkan biaya serubuk sebelum dibagi dua antara pemilik sawah dengan penggarap. Peralatan yang dibutuhkan masih dibebankan pada para penggarap dan peralatan yang lainnya. Bahkan sampai benihpun kebanyakan masih dibebankan pada para penggarap. Sedangkan pemilik tanah hanya sebatas memberikan tanahnya untuk sekedar dikelolanya dan sambil menunggu hasilnya. Kemudian sistem perhitungannya adalah dihitung dari jumlah keseluruhan hasil panen termasuk bagian yang diambil oleh para pemetik padi sebagai upah dari hasil kerjanya dan biaya-biaya lain yang harus segera dibayarkan 16. Bila hasil panen tersebut sudah terkumpul maka yang pertama dilakukan adalah mengambil hasil panen sebelum dibagi dua untuk ongkos pembiayaan serubuk dan obat-obatan. Kemudian hasil yang sudah dipotong untuk biaya-biaya itu dibagi dua antara pemilik tanah dan penggarap. Lalu dalam hal ini zakat adalah dibebankan pada waktu setelah dibagi. Sedangkan bagi pemilik tanah jika hasil panen semua sudah terkumpul, maka pemilik tanah juga mengeluarkan zakat. 17 16 Wawancara Dengan Bapak Suwarno, Petani Di Desa Bendoharjo, Agustus 004 17 Wawancara Dengan Bapak Saman, Petani Di Desa Bendoharjo, 6 Agustus 004
47 E. Keadaan Perekonomian Petani Pertanian, peternakan dan penghasilan dari sayur-sayuran selalu memainkan peran utama di bidang perekonomian Desa Bendoharjo. Meskipun tumpuan utama perekonomian Desa Bendoharjo adalah pertanian namun masyarakat Desa ini tidak memprioritaskan pada sektor pertanian padi saja tetapi juga pada sektor lain yang merupakan pekerjaan serabutan seperti menarik dokar, sopir dan lain-lain. Penduduk Desa Bendoharjo yang 49.68 % adalah sebagai petani, bukan berarti setiap petani mempunyai lahan pertanian sendiri. Karena ada yang bertani dengan cara menyewa lahan milik orang lain. Maka petani di sini dibedakan menjadi petani sendiri dan petani buruh atau penggarap. Petani sendiri adalah bagi mereka yang mempunyai lahan, penggarap maupun buruh tani sehingga menghasilkan sebagian maupun seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. 18 Sedangkan petani adalah buruh adalah bagi mereka yang bertaninya dengan cara menyewa lahan milik orang lain dan dalam jangka waktu tertentu. 19 Lingkungan memaksa mereka mencari jalan guna mendapatkan penghasilan tambahan. Karena sumber tambahan penghasilan dan tingkat pendapatan berbeda-beda menurut lingkungan setempat. Hasilnya adalah suatu peta sosial ekonomi yang berupa potongan kecil-kecil serta suatu struktur ekonomi terpadu yang kurang baik. Prosentase yang tinggi di bidang 18 Francis Wahono, Hak-Hak Asasi Petani Dan Proses Perumusannya, Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, 00, Hlm. 9 19 Ibid
48 pertanian dan pekerjaan serabutan seperti menarik dokar, sopir, dan lain-lain di Desa Bendoharjo ini tidak menunjukkan bahwa prospek pertanian dan bidang pekerjaan serabutan adalah yang terbaik, melainkan mencerminkan tiadanya alternatif pekerjaan lain yang lebih mencukupi. Keadaan sosial ekonomi Desa Bendoharjo sangat tergantung pada sektor penciptaan lapangan pekerjaan. Dari hasil survei yang dilakukan melalui wawancara kepada para petani penduduk di Desa Bendoharjo, upah seorang buruh tani yang bekerja setengah hari dari jam 07.00 WIB sampai jam 11.30 WIB adalah sekitar Rp. 10.000,- sampai 15.000,. per hari. Jika seorang buruh tani hanya dapat bekerja selama sekitar 0 hari, maka rata-rata pendapatan perbulan buruh tani masyarakat di Desa itu adalah sekitar Rp. 00.000,- sampai Rp. 300.000,- atau Rp 6.000,- sampai Rp 1.000,- per hari. 0 Walaupun rata-rata tingkat kemakmuran masyarakat di Desa Bendoharjo pada umumnya berada pada tingkat kemakmuran menengah ke bawah, tetapi jika dilihat dari kepemilikan barang elektronik, hampir setiap rumah memiliki barang-barang elektronik. Berikut adalah data kepemilikan barang-barang elektronik termasuk juga sarana komunikasi dan transportasi di Desa Bendoharjo: 0 Sumber Data Dari Hasil Wawancara Dengan Bapak Parjan, 06 Agustus 004
49 Tabel 11.3 Data Kepemilikan Barang-barang Elektronik dan Sarana Komunikasi dan Transportasi di Desa Bendoharjo No. 1 3 4 5 6 7 8 9 Jenis Sarana Komunikasi dan Transportasi Radio Televisi Sepeda Sepeda motor Mobil dinas / pribadi Truk Colt Dokar Becak Jumlah 13 buah buah 653 buah 199 buah 7 buah 8 buah 6 buah 16 buah 1 buah tahun 004 Sumber data monografi Desa Bendoharjo di Kantor Desa Bendoharjo 1 F. Persepsi Petani tentang Ketentuan 10% atas Zakat Pertanian Hasil panen hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tentang ketentuan sepuluh persen untuk zakat pertanian belum pernah dilaksanakan dikarenakan lahan sawah yang tidak begitu subur. Hasil panen yang kadangkadang baik sehingga panennya lebih dari cukup tetapi setelah dihitung-hitung 1 Sumber Data Monografi Data Dinamis Desa Bendoharjo, Tahun 004 Wawancara dengan bapak Damakun, petani di Desa Bendoharjo, 7 Agustus 004
50 untuk biaya pengurusan sawah dan lain-lain maka sisanya tidak cukup satu nisab untuk itu zakatnya tidak dapat di keluarkan. 3 Setelah panen ada sebagian petani yang menjual padinya dengan cara ditebaskan. Kemudian untuk zakatnya setelah dikurangi biaya obat-obatan dan lain sebagainya. Tetapi karena kadar zakatnya sepuluh persen tersebut dirasa memberatkan maka zakatnya tidak dapat di keluarkan. 4 Oleh beberapa petani hasil panen mereka sengaja di timbun untuk persediaan sampai jangka waktu setahun setelah panen. Seperti yang di ungkapkan oleh ibu Saman bahwa zakat di keluarkan pada saat bulan puasa yaitu zakat fitrah dan itupun sudah berupa beras. 5 Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk ketentuan kadar zakat pertanian lima persen dan sepuluh persen terus terang belum tahu karena pengetahuan agama yang sedikit. Pertanian di Desa Bendohajo ini hanya mengandalkan tanaman padi. Di musim kemarau tanah sawah ditanami jagung atau palawija. Panen yang diperoleh meskipun lebih dari cukup tapi biaya produksi dan tenaga kerjanya mahal. Untuk zakat atas pertanian yang kadarnya sepuluh persen menurut bapak Suwarjo hal ini memberatkan. Alasannya keinginan untuk mengeluarkan zakat atas panen itu ada tetapi jika ketentuan sepuluh persen itu tidak dapat di kurangi maka kewajiban zakatnya pun tidak dapat di laksanakan. 6 Lebih lanjut di katakan bahwa kondisi perekonomian masyarakat desa Bendoharjo adalah rata-rata, maksudnya tingkat ekonominya rendah. Upah yang di berikan kepada pengetam setelah 3 Wawancara dengan bapak Sujiyanto, petani di Desa Bendoharjo, 7 Agustus 004 4 Wawancara dengan bapak Prapto, petani di Desa Bendoharjo, 8 Agustus 004 5 Wawancara dengan ibu Saman, tani di Desa Bendoharjo, 8 Agustus 004 6 Wawancara dengan bapak Suwarjo, buruh tani di Desa Bendoharjo, 8 Agustus 004
51 kegiatan memanen selesai yaitu ada yang di berikan berupa gabah dan ada yang berupa uang dengan perhitungan setelah di bagi untuk bagian pemilik sawah dan penggarap sawah. 7 Dari beberapa persepsi di atas jelas sekali bahwa ketentuan zakat yang kadarnya sepuluh persen tersebut secara umum belum dapat di laksanakan di karenakan kondisi pertanian dan perekonomiannya yang hanya mengandalkan curah hujan dan tidak adanya perbaikan khususnya dalam pertanian. 7 Wawancara dengan bapak Yanto, petani di Desa Bendoharjo, 8 Agustus 004