BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. Analsis keuangan dan keekonomian ini dilakukan berdasarkan konsep aliran kas diskonto (discount cash flow analysis). Sebagai dasar analisis, komponen-komponen biaya kapital dan biaya produksi merupakan masukan utama. Selain itu laju produksi batubara dan perkiraan harga jual batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. Beberapa asumsi yang digunakan dalam menganalisis aspek keuangan dan keekonomian adalah : a) Struktur pembiayan adalah 70% pinjaman (lembaga keuangan finansial) dan 30 % modal sendiri; b) Suku bunga pinjaman rupiah adalah 20%, per tahun c) Bagian Pemerintah (Royalti) sebesar 7,5% per tahun d) Faktor eskalasi bervariasi 7%, per tahun untuk komponen biaya dan Rp 859.211,- per ton batubara harga di stockpile tambang e) Harga batubara konstan selama perhitungan. f) Target Penambangan sebesar 110% dari penjualan g) Metode perhitungan depresiasi adalah linier 47
h) Metode perhitungan untuk amortisasi aktiva tak berwujud adalah linier dengan tarif sebesar 10% per tahun, dimulai dari tahun pertama produksi. 5.1.1 Biaya Produksi Biaya produksi dibedakan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tak langsung. Biaya produksi langsung dibedakan menjadi biaya penanganan overburden dan batubara. Biaya ini dihitung berdasarkan biaya operasi alat-alat tambang yang terlibat langsung pada kedua kegiatan tersebut (tahun pertama), sebesar Rp. 11,053,624,400,- Biaya produksi tak langsung terdiri dari biaya-biaya operasi peralatan yang lain dan kendaraan serta tenaga kerja pendukung yang terlibat dalam proyek ini, termasuk biaya pengelolaan lingkungan, pajak pajak yang berlaku dan sebagainya (untuk tahun pertama), besarnya = Rp. 23,325,500,000,- Jadi total biaya operasi produksi sebesar Rp. 34,379,124,400,- (lihat lampiran B). 5.1.2 Pendapatan Penjualan Dalam perhitungan analisis sensitivitas di gunakan asumsi harga batubara di stockpile mulut tambang sebesar Rp. 859.211,- per ton (konstan selama perhitungan). Berdasarkan rencana produksi, maka dapat diproyeksikan besarnya penerimaan penjualan batubara (lihat lampiran B). 48
5.1.3 Cash Flow Proyeksi aliran uang kas disusun dari hasil proyeksi laba rugi, selanjutnya dipergunakan untuk menentukan penilaian investasi. Skema aliran uang kas dapat dilihat pada lampiran B (cash flow). 5.1.4 Perhitungan Discounted Cash Flow Rate of Return /Interal Rate of Return (DCFROR/IRR) Tingkat Bunga Pengembalian (Internal Rate of Return/IRR atau DCFROR). IRR dari suatu investasi dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang akan menyebabkan nilai ekuivalen biaya investasi sama dengan ekuivalen penerimaan atau tingkat suku bunga yang dapat menyebabkan nilai sekarang bersih (NPV) sama dengan nol. Perhitungan arus uang kas menunjukkan bahwa bila PT. XYZ menginvestasikan uang sebesar Rp. 118,175,000,000,-, maka pada akhir tahun ke-30 akan mendapatkan uang dengan nilai sekarang bersih (NPV) sebesar Rp. 446,578,808,758,-. Berdasarkan pemaparan di atas, didapatkan IRR sebesar 43,34%. 5.1.5 Waktu Pengembalian Modal Payback period (PBP) menunjukkan periode waktu yang digunakan untuk menutup kembali modal yang telah diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh dari aliran kas bersih dari investasi tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan PBP adalah selama 2,1 tahun. 49
Tabel 5.1 Besarnya PBP untuk 5 Tahun TAHUN CASH FLOW (Rp) CASH FLOW (Rp) KE KOMULATIF 0 (118,175,000,000) (118,175,000,000) 1 103,015,123,756 (15,159,876,244) 2 143,720,745,093 25,545,745,093 3 175,761,542,870 57,586,542,870 4 187,206,976,457 69,031,976,457 5 301,565,852,683 183,390,852,683 Pay Back Period (PBP) = 2 tahun + 15.159.876.244 : (15.159.876.244 + 143.720.745.093) = 2 thn + 15.159.876.244 / 158,880,621,337 = 2 + 0,1 Tahun = 2,1 Tahun 5.1.6 Analisa Kepekaan dan Resiko Dalam Analisis kepekaan akan dikaji sejauh mana perubahan parameter harga jual batubara dan perubahan biaya produksi akan berpengaruh terhadap penilaian kelayakan yang dilakukan. Analisis kepekaan dan resiko digunakan untuk melihat pengaruh perubahan harga batubara (+ 5%, dan 10%), perubahan biaya investasi (+ 5%, dan 10%) dan biaya operasi (+ 5%, 10%) terhadap perubahan nilai IRR (internal rate of return), NPV (net present value), dan PBP (pay back period). Dimana nilai perubahan harga diperoleh dari nilai rata-rata kenaikan atau penurunan harga batubara pertahunnya, sehingga diasumsikan nilai peruabahan yang dijadikan acuan batubara (+ 5%, dan 10%). 50
Tabel 5.2 Analisis Kepekaan Terhadap Perubahan Harga Batubara Persen Harga Batubara Rp IRR NPV PBP 10% 935,000 47.68% 299,935,858,129 27 bulan 5% 892,500 45.51% 286,302,410,032 28,5 bulan 0% 850,000 43.34% 272,668,961,935 30 bulan -5% 807,500 41.17% 259,035,513,838 31,5 bulan -10% 765,000 39.01% 245,402,065,742 33 bulan Tabel 5.3 Analisis Kepekaan Perubahan Biaya Operasi Persen Biaya Produksi Rp. IRR NPV PBP 10% 37,817,036,840.00 19.39% 299,935,858,129 27 bulan 5% 36,098,080,620.00 18.75% 286,302,410,032 28,5 bulan 0% 34,379,124,400.00 43.34% 272,668,961,935 30 bulan -5% 32,660,168,180.00 47.12% 259,035,513,838 31,5 bulan -10% 30,941,211,960.00 47.21% 245,402,065,742 33 bulan 51
5.2 KELAYAKAN EKONOMI PROYEK Berdasarkan hasil analisis ekonomi dimana Nilai IRR 43.34 % dan Perusahaan akan menerima proyek apapun yang memberikan hasil 10% atau lebih sebelum dikurangi pajak dengan MARR = 10%/tahun. Dengan Nilai IRR > MARR (43.34 % > 10 % terbukti bahwa proyek penambangan batubara milik PT. XYZ di Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan dinyatakan Layak Tambang. 52