BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Perpajakan No 16 Tahun 2009, tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut beberapa ahli pengertian pajak antara lain: Pengertian pajak menurut Adriani (2005) Pajak adalah iuran masyarakat pada negara (yang sifatnya dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas-tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
6 Pengertian pajak menurut Soemitro (2006) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang sifatnya dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 2.1.2 Fungsi Pajak Menurut Undang-Undang Perpajakan No. 16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum perpajakan, fungsi pajak adalah sebagai berikut : 1. Fungsi anggaran (budgetair) Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak. 2. Fungsi mengatur (regulerend) Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas
7 keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri. 3. Fungsi stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien. 4. Fungsi redistribusi pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. 2.1.3 Ciri-Ciri Pajak Menurut Undang-Undang Perpajakan No. 16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum perpajakan, Ciri-ciri perpajakan adalah sebagai berikut: 1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan, "pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang." 2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar
8 pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor. 3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan. 4. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan. 5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif). 2.2 Subjek Pajak Menurut Undang-Undang Perpajakan No. 16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum perpajakan subjek pajak terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. Orang Pribadi Subjek pajak orang pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
9 2. Badan Pengertian Subjek Pajak Badan adalah badan yang harus melaksanakan kewajiban Pajak Penghasilan berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak Badan tersebut dikenai pajak penghasilan apabila menerima atau memperoleh penghasilan jadi kalau tidak menerima penghasilan tidak akan dikenakan pajak penghasilan, apabila sudah mempunyai NPWP hanya mempunyai kewajiban pelaporan pajak saja. 2.3 Objek Pajak Menurut Undang-Undang Perpajakan No. 16 tahun 2009 tentang ketentuan umum perpajakan, Objek Pajak adalah segala sesuatu yang menurut undang-undang dikenakan pajak. 2.4 Jenis-Jenis Pajak Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perpajakan Jenis-Jenis Pajak adalah sebagai berikut: 1. Pajak langsung 2. Pajak tidak langsung 2.4.1 Pajak Langsung Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perpajakan, Pajak Langsumg adalah pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain atau orang lain.
10 2.4.2 Contoh Pajak Langsung Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perpajakan, contoh pajak langsung adalah sebagai berikut: 1. Pajak Penghasilan (PPh). 2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). 2.4.3 Pajak Tidak Langsung Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perpajakan, Pajak tidak Langsung adalah Pajak yang Pembayarannya bisa dilimpahkan kepada pihak lain. 2.4.4 Contoh Pajak Tidak Langsung Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perpajakan, contoh pajak langsung adalah sebagai berikut: 1. Pajak Penjualan atas Barang Mewah 2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 3. Bea Materai 4. Cukai 5. Bea Impor 6. Ekspor 2.5 Pajak Daerah dan Retribusi Menurut Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah adalah pajak yang kewenangan pemungutan dilakukan pemerintah daerah.
11 Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintahan daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. 2.6 Jenis-Jenis Pajak Daerah 2.6.1 Pajak Provinsi Menurut Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Provinsi adalah sebagai berikut: 1. Pajak Kendaraan Bermotor 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Permukaan 5. Pajak Rokok 2.6.2 Pajak Kabupaten/kota Menurut Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan batuan 7. Pajak Parkir
12 8. Pajak Air Tanah 9. Pajak Sarang Burung Walet 10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 11. Bea Perolehan hak Atas Tanah dan/atau Bangunan 2.7 Pajak Air Permukaan Menurut Undang-Undang Pajak Air Permukaan Nomor 34 Tahun 2000, Pajak Air Permukaan adalah Pajak atas pengambilan atau pemanfaatan air permukaan. Objek Pajak Air Permukaan adalah pada permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut ataupun di darat. Pajak Air Permukaan semula bernama pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan (PPPABTAP) berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Hanya saja berdasarkan Undang-Undang Tahun 2009, PPPABTAP dipecah menjadi dua jenis yaitu Pajak Air Permukaan dan Pajak Bawah Tanah.Pajak Air Permukaan dimasukan sebagai Pajak Provinsi, sedangka Pajak Air Bawah Tanah ditetapkan menjadi pajak kabupaten/kota. Air permukaan adalah air yang berada di atas permukaan bumi tidak termasuk air laut kecuali air laut tersebut telah dimanfaatkan di darat.air bawah tanah adalah semua air yang terdapat dalam lampiran pengaduan air bawah permukaan tanah termasuk mata air yang muncul secara alamiah di atas permukaan tanah. 2.7.1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas UU No.18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
13 2. Peraturan Pemerintahan Nomor 65 Tahun 2001 Tentang pajak Daerah. 3. Peraturan Dearah Provinsi Papua Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. 2.8 Syarat Pemungutan Pajak Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, pemungutan pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Pemungutan Pajak Harus Adil (Syarat Keadilan) Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undangan, dan pelaksanaan pemungutan harus adil.adil dalam arti perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umumdan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.sementara adil dalam pelaksanaannya, yakni dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada majelis pertimbangan pajak (MPP). 2. Pemungutan Pajak Harus Berdasarkan Undang-Undang (Syarat Yuridis) Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi Negara maupun warganya. 3. Tidak Mengganggu Perekonomian (Syarat Eknonomi) Pemungutan tidak boleh menggangu kelancaran kegiatan produksi ataupun perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.
14 4. Pemungutan Pajak Harus Efiesien (Syarat Financial) Sesuai dengan fungsi budgetair, baiaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutan. 5. Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewjiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi dalan Undang-Undang perpajakan yang baru. 2.8.1 Asas Pemungutan Pajak Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh Negara sebagai asas dalam menentukan wewenangnya untuk memungut pajak. Asas utama yang paling sering digunakan oleh Negara sebagai landasan untuk memungutan pajak adalah : 1. Asas Domisili atau Kependudukan. Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang berdomisili atau bertempat tinggal di wilayahnya baik atas penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.asas ini dipakai pada pajak penghasilan orang pribadi atau badan di Indonesia sehingga setiap wajib pajak dalam negeri dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang diterima atau di perolehnya dari Indonesia dan dari luar Indonesia. 2. Asas Sumber. Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang berdumber atau berasal dari wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak, baik diwilayah tanpa
15 memperhatikan tempat tinggal wajib pajak, baik di wilayahnya ataupun di luar wilayahnya. 3. Asas Kebangsaan. Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan status kewarganegaraan atau kebangsaan seorang wajib pajak.contohnya adalah pajak bangsa asing yang dahulu pernah berlaku di Indonesia, besarnya pajak ini berbeda sesuai dengan kewaganegaraan atau kebangsaan seorang wajib pajak. 2.8.2 Sistem Pemungutan Pajak a. Official Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya : 1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus 2. Wajib pajak bersifat pasif 3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus b. Self Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah : 1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri
16 2. Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. 3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. c. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga pihak selain fiskus dan wajib pajak.