BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB IV HASIL PENELITIAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

Keselamatan Kerja di Laboratorium

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

Paparan Pestisida. Dan Keselamatan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM

LAMPIRAN XI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 24/Permentan/SR.140/4/2011 TANGGAL : 8 April 2011

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

TONGGIROH, ST. MT JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER,

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan

Tips Mencegah LPG Meledak

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM KIMIA. Oleh : Sunarto * Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

Proteksi Bahaya Kebakaran Kebakaran Kuliah 11

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum.

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO

ASISTENSI PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI FARMASI. Endah Puspitasari

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

KPS DIR Instruksi Kerja Lab Teknik Elektro: Kesehatan dan Keselamatan Kerja di TFME

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

BAB I KONSEP PENILAIAN

Nova Nurfauziawati

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

MSDS (SAVETY DATA SHEET)

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

4 Konsep dan Implementasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat...

BAB III METODE PENELITIAN

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN SALAK

Schematic Diagram. Keterangan : : lampu indikator power : lampu indikator filamen : Relay

Transkripsi:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

BAB I. K3 DALAM KEGIATAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) Menerapkan K3 dalam kegiatan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) : 1. Memprediksi jenis-jenis bahaya kegiatan di laboratorium pengujian mutu benih dan kultur jaringan tanaman 2. Memprediksi jenis-jenis bahaya kegiatan di tempat pembiakan tanaman dan lahan produksi benih 3. Menganalisis prosedur keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium pengujian mutu benih dan kultur jaringan tanaman 4. Menganalisis prosedur keselamatan dan kesehatan kerja di lahan produksi benih tanaman 5. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan di laboratorium pengujian mutu benih, laboratorium kultur jaringan tanaman, dan lahan produksi benih Uraian Materi 3.1 Jenis-jenis bahaya dan prosedur K3 di laboratorium kultur jaringan tanaman Kecelakaan dapat terjadi apabila seseorang yang sedang bekerja di laboratorium mengabaikan keselamatan kerja. Jenis bahaya potensial di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman dapat disebabkan oleh bahan kimia, radiasi ultraviolet, bahan yang mudah terbakar, kontaminan, dan peralatan yang sedang digunakan. Pada saat membuat media kultur dan sterilisasi eksplan pekerja selalu berhubungan dengan penggunaan bahan-bahan kimia bersifat racun yang dapat menciderai dirinya, baik melalui pernafasan maupun sentuhan kulit. Beberapa bahan kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi pelaksana di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman adalah: 1

1. Bahan yang bersifat abrasive: Al2O3 (alumina Oksida), Kapur/calcium carbonat (CaCO2), Silica dari alumina, Besi, cobalt, magnesim, dan lain-lain. 2. Cairan electrolit seperti H2SO 4, HCl, NaOH. 3. Bayclin, pestisida, dll. Agar terhindar dari kecelakaan selama bekerja menggunakan senyawa kimia beracun, maka laboran harus menggunakan masker pada mulut dan hidung untuk mencegah masuknya senyawa tersebut melalui pernafasan. Untuk mencegah cidera pada kulit ataupun masuknya racun melalui kulit, maka laboran harus menggunakan alas kaki, sarung tangan, dan jas laboratorium. Pada saat melakukan penanaman atau isolasi eksplan menggunakan LAF, resiko kecelakaan yang mungkin terjadi adalah terkena radiasi UV, kebakaran, dan tersengat arus listrik. Oleh karena itu pada saat akan bekerja menggunakan LAF, laboran sudah menggunakan jas labor, sarung tangan karet, sendal (kondisi kering), dan masker.. Sebelum mulai bekerja, terlebih dahulu lampu UV dimatikan dan segera dijalankan blower. Posisi lampu spritus dengan botol yang berisi peralatan diseksi dan alkohol diatur tidak berdekatan untuk mencegah terjadinya kebakaran. Di dalam LAF selalu disediakan pinset yang diletakkan di luar botol yang berisi alkohol. Apabila terjadi nyala api dalam botol yang berisi alkohol (tempat alat-alat diseksi), maka pinset tersebut dapat digunakan untuk mengeluarkan peralatan tanam yang terdapat dalam botol dan segera menutup botol yang ada nyala api tersebut dengan cawan petri. Nyala api akan mati dengan sendirinya karena tidak ada oksigen. Jadi tindakan yang harus diambil jika terjadi nyala api di dalam botol wadah peralatan tanami adalah (1) jangan panik, (2) ambil pinset yang sdh disediakan di luar botol, (3) keluarkan peralatan tanam yang terdapat pada botol yang sedang menyala, (4) ambil cawan petri dan segera tutupkan pada botol tersebut. Kecelakaan lain yang mungkin dapat terjadi pada saat bekerja di laboratorium kultur jaringan adalah terbakarnya tangan dan muka/wajah pada saat membuka autoklaf setelah proses sterilisasi selesai. Kecelakaan ini sering terjadi karena pada saat akan mengeluarkan peralatan atau media yang sudah disterilkan, tekanan pada autoklaf belum diturunkan sampai tuntas sehingga pada saat autoklaf dibuka uap panas langsung 2

menerpa tangan dan muka. Hal yang harus dilakukan untuk mencegah kejadian ini adalah (1) SOP penggunaan alat harus dilaksanakan, (2) laboran harus menggunakan baju lab dan sarung tangan tahan panas, (3) sebelum membuka autoklaf turunkan tekanannya secara perlahan sampai nol, (4) buka tutup secara perlahan dan hati-hati. Sumber kecelakaan lain yang jarang diperhatikan namun dapat menyebabkan penyakit serius pada organ pernafasan seperti paru-paru adalah spora jamur yang sudah memenuhi botol. Media yang terkontaminasi jamur jika tidak segera dikeluarkan dan dibuang, jamurnya akan berkembang memenuhi botol. Pada saat tutup botol dibuka, maka spora jamur berterbangan dan dapat terhisap melalui hidung. Oleh karena itu pada saat mencuci botol kultur selalu menggunakan masker. Sebaiknya botol-botol yang sudah terkontaminasi, sebelum medianya dikeluarkan dari botol disterilkan terlebih dahulu menggunakan autoklaf yang hanya khusus digunakan untuk botol-botol yang terkontaminasi. 3.2 Jenis-jenis bahaya dan prosedur K3 di laboratorium pengujian mutu benih Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen untuk memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan untuk mencegah, mengurangi, bahkan meniadakan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Semua unit pekerjaan baik di rumah tangga, laboratorium, kebun, ataupun di kantor selalu berpeluang terjadi kecelakaan selama bekerja. Oleh karena itu setiap pekerja harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja pada saat bertugas. Jenis bahaya yang mungkin terjadi di laboratorium pengujian mutu benih pada saat menetapkan kadar air benih dengan metode oven adalah tersengat listrik dan terkena cawan panas. Jika oven yang digunakan kondisi tidak baik atau terdapat kabel jaringan listrik dalam kondisi terbuka, apabila tersentuh hal ini dapat menyebabkan pekerja tersengat arus listrik. Selain itu stop kontak yang terkena air dapat menyebabkan korsleting pada alat yang dapat mengakibatkan tersengat listrik bagi yang menyentuh alat tersebut. 3

Prosedur penerapan keselamatan kerja ketika sedang menetapkan kadar air benih menggunakan metode oven: (1) pada saat di dalam laboratorium, laboran harus menggunakan alas kaki yang tidak dapat mengantarkan arus listrik. Alas kaki yang digunakan harus dalam keadaan kering. (2) Laboran menggunakan jas labor yang dilengkapi sarung tangan tahan panas. (3) Menggunakan penjepit cawan saat memasukkan dan mengeluarkan cawan ke/dari oven. 3.3 Jenis-jenis bahaya dan prosedur K3 di tempat pembiakan tanaman dan lahan produksi benih Kemungkinan bahaya yang terjadi pada saat kegiatan pembiakan tanaman atau pembibitan adalah jatuh dari pohon pada saat mencangkok, terluka benda tajam (pisau) pada saat memotong entris atau menyayat kulit batang. Sedangkan pada saat di lahan produksi benih kemungkinan kecelakaan yang terjadi adalah terkena radiasi matahari dan keracunan pestisida pada saat pengendalian hama secara kimiawi. Prosedur penerapan K3 pada kegiatan pengendalian OPT menggunakan bahan kimia adalah (1) pekerja mengenakan sepatu boot, (2) menggunakan pakaian lapang (wearpack), (3) masker, (4) penutup kepala (caping), (5) jika menyemprot pestisida, arah semprotan searah angin. Apabila saat pengendalian OPT pestisida mengenai kulit, tindakan yang harus dilakukan adalah (1) mengganti pakaian dengan yang bersih, (2) mandi atau mencuci bagian yang terkena pestisida dengan air yang bersih, (3) minum air putih yang banyak, (4) segera ke petugas kesehatan terdekat. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan K3 1. Mensosialisasikan kebijakan K3 pada seluruh karyawan dan tenaga kerja 2. Menyediakan sarana kesehatan kerja. Kebersihan adalah dasar dari cara bekerja yang aman dan sehat. Beberapa faktor di bawah ini juga harus dijalankan berkaitan dengan kebersihan lingkungan: a. Merokok hanya diperkenankan di suatu tempat yang telah ditentukan. 4

b. Untuk keperluan air minum bagi karyawan, hanya diperbolehkan menggunakan air mineral dalam kemasan yang telah terjamin kualitas kebersihannya. c. Ventilasi udara dan penerangan harus cukup, perawatan terhadap AC harus diperhatikan untuk menghindari pertumbuhan bakteri. d. Sarana obat-obatan (kotak P3K) harus tersedia di setiap ruangan dan isinya harus diperbaharui dan dilaksanakan pemeriksaan berkala. e. Tempat kerja mempunyai ruang yang cukup lapang dan bebas halangan dari bahaya. f. Di laboratorium harus ada tabung kebakaran yang selalu diperiksa pada kurun waktu tertentu. 3. Mensosialisikan penggunaan alat pelindung diri. 4. Menyediakan alat pelindung diri bagi semua tenaga kerja dan karyawan. Merupakan kewajiban setiap karyawan untuk memakai alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, sehingga semua SDM yang ada dapat melindungi diri dari segala resiko yang mungkin terjadi. Jenis-jenis alat pelindung diri adalah sebagai berikut: a. Pakaian pelindung : baju lab, pakaian lapang b. Pelindung respirator : masker c. Pelindung mata : kaca mata, disesuaikan dengan tempat dan resiko pekerjaan yang dilakukan. d. Pelindung tangan : sarung tangan, disesuaikan dengan tempat dan resiko pekerjaan yang dilakukan. e. Pelindung kaki : sepatu boot, sandal, disesuaikan dengan tempat dan resiko pekerjaan yang dilakukan 5. Mensosialisasikan petunjuk penggunaan paralatan 6. Menetapkan kebijakan perlindungan lingkungan, diantaranya melalui: a. Sistem manajemen pengelolaan limbah. Sampah harus dibuang dalam tempat sampah yang disediakan serta sesuai dengan kode warna (colour coding) dan sampah makanan hanya boleh dibuang ke dalam tempat sampah makanan dan tidak diperbolehkan berada 5

selama lebih dari 24 jam di tempat sampah. Warna Hijau Warna Kuning Warna merah b. Penghematan sumber daya alam. : untuk sampah organik (makanan, dedaunan, kertas, dll). : untuk sampah anorganik (plastik, mika, kaca, kain, sisa bahan tanam, dll). : untuk sampah yang mengandung bahan berbahaya (tinta, bahan kimia, tinta printer, spidol, sisa polimer, sisa monomer, dll). Melakukan usaha-usaha penghematan sumber daya dengan cara penghematan terhadap pemakaian listrik dan air. 7. Mengadakan pelatihan K3. Pendidikan dan pelatihan karyawan/laboran diperlukan untuk memastikan bahwa setiap karyawan mempunyai keahlian yang sesuai dengan pekerjaannya. Begitu pula dengan pelatihan dibidang K3, diharapkan semua karyawan dapat memahami pentingnya K3 dilingkungan tempat bekerja. 8. Mensosialisasikan keadaan darurat pada semua karyawan misalnya bahaya kebakaran. 6